Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Chapter 24/part end]

^Play video diatas sambil membaca untuk pengalaman lebih baik^
-----------------------------------------------------------

???'s POV

Bosan rasanya dengan pekerjaanku.
Mencabut tiap nyawa seseorang yang berada diujung ajal.

Buku kematian bersampul hitam kubuka.
Mencari siapa yang akan menjadi 'klien' selanjutnya.

'Mari kita lihat siapa selanjutnya?'

Seorang gadis bersurai merah muda.
Beryukata merah muda pula tengah berdiri memunggungiku.

'Permisi nona,apa benar?'

Gadis itu membalikkan tubuh,berhadapan denganku.

Jiwa orang ini terasa menyedihkan,walau begitu dia tetap tersenyum padaku.
Apa orang ini memang menantikan kematian?

(y/n) : "Hai',aku (y/n).Kau pasti yang akan mengantarku,kan?"

Memang benar aku akan mengantarnya ke alam selanjutnya.
Tapi kenapa dia tak gentar sama sekali?

'Apa kau benar-benar menunggu kematian,sehingga kau senang sekali saat aku datang?'

Gadis itu hanya tersenyum.

Aku harus memastikan apa gadis ini benar-benar siap berjalan diatas dunia kematian.
Mungkin ada sepercik harapan yang tersembunyi dalam dirinya.

'Apa kau sudah selesai dengan segalanya?'

(y/n) : "Hai'!"

"Hinatsuru-san...

Makio-san..."

"Bahkan Suma-san...

Mereka semua pasti..."

"Pasti mereka hidup bahagia dengan Uzui-san sekarang."

"Aku senang,
Senang sekali~"

Gadis ini tersenyum.
Bukan untuk kebahagiaannya.
Tapi kebahagiaan orang lain.

Entah kenapa walau dia tersenyum,hawa kesedihan terasa dari dirinya.

'Kau sudah berjuang keras mewujudkan kebahagiaan mereka lewat janji sakura-mu.
Tapi apa kau tak sedikit saja mengharapkan kebahagiaan--'

(y/n) : "Memang siapa yang mengharapkanku bahagia?"

Dia menunduk,kemudian menatapku.

(y/n) : "Aku ini hanya ingin orang lain bahagia.
Karena aku tak membutuhkan kebahagiaanku lagi.."

'Tapi--'

(y/n) : "TAPI APALAGI?!"

Nadanya meninggi.
Emosinya mulai keluar.

(y/n) : "Apa menelan kesedihan masih belum cukup?!

Aku sudah memalsukan perasaanku hanya untuk membuat orang lain senang.
Aku sudah memenuhi tiap hati orang dengan kebahagiaan walau aku belum merasakan satupun.

Apa itu tak cukup untukku?!"

"Hidupku hanya sebagai 'pemuas' orang lain,'pemenuh' kebahagiaan orang lain,itu sudah takdir,kan?

Ibuku,
Kebersamaan keluarga,
direnggut semasa aku kecil.

Saat menginjak dewasa,aku menyukai seseorang.
Tapi orang itu sudah memiliki orang lain.

Apa aku masih perlu mengharapkan kebahagiaan datang padaku?

Aku tak percaya lagi dengan hal itu.
Yang kupercaya,aku memang ditakdirkan berjalan seorang diri.
Untuk menggadaikan diri sendiri demi memenuhi kebahagiaan orang lain.

Dan tujuan akhirku adalah membuat keluarga lelaki itu hidup dan bahagia.

Kalau aku mati,dia akan hidup bahagia dengan tiga istrinya,kan?

Kematianku adalah kebahagiaannya!"

Sang gadis frustasi.
Meratapi nasib yang ditanggung.
Juga melampiaskan apa yang dia sembunyikan semasa hidup.
Dia memegang dadanya yang terasa sesak saat ini.

(y/n) : "Nee,Shinigami-sama..."
//tuan pencabut nyawa//

(y/n) : "Bawa aku pergi.
Sudahi saja hidupku ini!
Aku...ingin merasakan kedamaian."

Sang gadis memohon padaku untuk membawanya bersama kematian.

'Tak ada pilihan lain,ya?'

Sabit kematian kuangkat,
Mulai kuayunkan pada jiwanya yang menangis di depanku.

Namun tiba-tiba sebuah pesan dari dewa muncul dihadapan.
Menghentikan ayunan sabitku yang beberapa inchi lagi menggores lehernya.

'Aku akan mengabulkan permintaanmu,tapi setelah kau melihat ini.'

Tanah dipijaknya kini berubah menjadi kumpulan awan.
Awan itu terbuka,memperlihatkan seorang pria tengah menangis bersama 3 wanita di sebelahnya.

Lensa gadis ini melebar,dia mengenal orang itu.

(y/n) : "Uzui...san? Kenapa dia menangis?"

'Kau bodoh,ya? Dia menangis setelah mendengar kabar kematianmu.'

Gadis ini tertawa,tapi aku tau itu dipaksakan.

(y/n) : "Pasti itu hanya sebentar,dia menangis karena aku meninggal itu saja!

Setelah ini pasti dia tersenyum bahagia menatap hidup damainya"

'Menurutku tidak begitu.'

Momen kuganti.
Bergulir mundur,dimana pria itu tengah berdoa di sebuah kuil.

Sepucuk doa mengharapkan gadis itu bisa merasakan kebahagiaan lagi.

'Kau bilang tak ada yang mengharapkan kebahagiaanmu.'

'Kau kira dia hanya memikirkan dia bisa hidup tentram setelah kau tiada.
Namun sepertinya perkiraanmu salah.'

'Dia justru mencintaimu,bahkan dia rela kau tak membalasnya.
Dia ingin kau hidup bahagia sesuai jalanmu sendiri.'

Momen kembali kugulir kebelakang.
Dimana pria itu bolak-balik menjenguk gadis disebelahku.

'Bahkan dia tidak makan beberapa hari hanya karena memikirkanmu.
Ah lihat,dia menggenggam tanganmu selama kau tak sadarkan diri.'

Gadis ini terdiam.
Lensanya mengikuti momen yang berputar.
Telinganya terus mendengarku.

'Sekarang mari kita melompat agak jauh,dimana pertama kalian bertemu'

Momen bergulir mundur sekali lagi.

Seorang bocah laki-laki berkostum shinobi tengah menikmati alunan musik.
Sedang seorang gadis grogi memainkan kato-nya dengan wajah menatap kebawah.

Bocah itu lama-lama kesal,dia menyambar dan memainkan kato gadis grogi itu.
Mengajarkan sesuatu padanya.

Sebelum pergi,bocah itu mengangkat wajah sang gadis.

"Kireii~"

"Wajahnya terlihat manis,tapi kenapa dia selalu menunduk kebawah?"

Di lain sisi,ternyata gadis ini menyukai bocah shinobi sedari dulu.
Namun dia tak mengungkapkannya,hanya dipendam.

Dia tak tau cara untuk menyatakannya.
Saat bocah shinobi akan pergi,gadis menanyakan namanya.

"Tengen Uzui,ingat nama itu baik-baik."

Mereka pun berpisah dan tak kunjung bertemu selama beberapa bulan.

Karena bocah shinobi memiliki banyak misi,bocah ini tak bisa berkunjung ke tempat sang gadis berada.

Mungkin sang gadis mengira perasaannya hanya ada di sebelah pihak.
Namun sebenarnya bocah shinobi sudah menanam rasa cinta pandangan pertamanya dengan sang gadis.

Bocah shinobi pun tak tau cara menyampaikannya.
Dua insan memendam rasa yang sama.

Cerita hidup yang bagus,menurutku.

'Kau sudah mengetahui kebenaran.
Sekarang apa jawabanmu?'

Gadis grogi kini lebih diam dari sebelumnya.
Lensa biru mudanya masih tertuju pada guliran memori.

'Dewa memberiku pesan,bahwa kau berhak untuk menjalani kebahagiaan setelah melewati berbagai rintangan hidup.'

'Sekarang,pergilah,nikmati happyending-mu.'

Punggungnya kudorong.
Jatuh diantara guliran memori.

Gadis itu jatuh bagai kelopak sakura yang gugur di depan sang pria shinobi.

'Bunga sakura mungkin gugur(mati), tapi bukankah benih dalam dirinya juga akan menyentuh tanah?

Dimana benih itu akan tumbuh menjadi pohon sakura yang baru.'

---------------------------------------------------------
Tbc...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro