Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

03.

"Baiklah, mari kita bertemu di hujan berikutnya, Tuan Zoro."

***

Waktu merangkak begitu cepat. Jarum jam masih terus berdetak, mengejar masa yang enggan berhenti. Dedaunan yang mulai menguning bertebangan dibawa angin musim semi. Mewarnai sepanjang bahu jalan. Baskara agung mulai lengser dari takhtanya, meninggalkan semburat jingga melukis mega.

Semua orang sedang berisik membicarakan tentang rumor hujan yang tidak turun untuk beberapa tahun dari surat kabar. Sibuk berbisik satu sama lain. Tentu membuat risau hati, namun apa mau dikata.

Zoro yang mencuri dengar hanya bisa percaya pada (Name) bahwa ia akan menepati janjinya. Janji untuk menjawab lamarannya di hujan selanjutnya.

Hari ke-182, sejak cincin kelikir tertambat di jari si manis. Namun langit tak kunjung menunjukkan tanda akan turun hujan. Zoro masih terjebak dalam kaca transparan. Setia menunggu, berteman dengan risau dan ketidakpastian. Sembari mengamati tiap aksi gadisnya. (Name) sedang melukis hari itu.

Berlanjut pada hari ke-365. Kali ini sedang berlatih kendo.

Hari ke-544.

Hari ke-730.

Hari ke-910. Masih tidak ada tanda tanda akan turun hujan. Gelisah semakin menjadi. Namun harap belum pupus.

Hari ke-1095.

Hari ke-1245.

Dan akhirnya, hari ke-1460.

Cincin itu kini tergantikan dengan logam perak yang lebih menawan. Lepas dari jari sang puan, pun sebagai tanda lepasnya janji.

(Full name) ingkar.

Kini ada lelaki lain di hatinya yang akan menggantikan posisi Roronoa Zoro. Lelaki lain yang akan berdiri bersama (Name) di atlar megah mengucap sumpah suci. Lelaki lain yang akan melangkah bersama (Name) hingga maut memisah.

Hati berkecamuk, memporak-porandakan emosi. Rasa ingin meluap, namun tak dapat melakukan apa-apa. Mulut membisu, mata menilik kosong.

Roronoa Zoro hancur, menyaksikan rentetan kejadian seolah sedang menonton film, terjadi dengan sangat cepat. 4 tahun hanyalah sia-sia.

Mega berubah kelabu. Angin kencang membawa dedaunan kering. Hari itu upacara suci digelar. Gaun putih yang terlilit di tubuh puan amat menawan. Senyum penuh bahagia dan ucapan selamat bersahutan. Momen yang harusnya dialami Zoro.

Namun semesta berkata tidak. Maka, ketika tetesan pertama jatuh ke bumi, disusul jutaan lainnya, ketika akhirnya kaca transparan itu menghilang, didepan gadis itu Zoro berkata,

"Kita sudah bertemu di hujan berikutnya. Jadi, apa jawabanmu, Nona (Full name)?"

End.


Sumpah ga tau ini aku nulis apaan, pengen delsoon tp project...
Sebenernya mau kubuat long ff tapi aku keburu males.
Ya, maap. Bye.

14 September 2022
380 words

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro