1/3
Setiap orang pasti ingin menikah dengan orang yang dicintainya. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang diinginkannya, misalnya pernikahan karena perjodohan.
Seperti halnya kisahku kali ini.
Namaku [Full Name], atau mungkin marga itu sudah tidak dipakai karena mulai sekarang aku harus menempatkan marga suamiku tepat di belakang namaku.
Claude de Alger adalah nama suamiku. Dia adalah pria yang tampan. Rambutnya yang pirang, matanya yang indah bak batu permata, serta sifatnya yang bertanggung jawab membuat siapapun akan mudah untuk menyukainya.
Ah, aku lupa memberitahu.
Kami menikah karena perjodohan, jadi jangan heran jika kami tidak saling mencintai.
Sebenarnya tidak juga. Karena aku mencintainya. Mencintai orang yang nampaknya sekarang membenciku sejak saat ikrar itu diucapkan di altar pernikahan.
Kurasa Claude memang pantas untuk marah. Karena seharusnya memang bukan dia yang bersanding di sampingku untuk mengucap janji suci.
Harusnya yang sekarang resmi menjadi suamiku adalah Kakak laki-laki Claude, Anastasius. Tapi entah apa yang merasuki pria itu hingga dia tiba-tiba menghilang di hari pernikahan kami.
Karena baik keluargaku maupun keluarga Anastasius tidak ingin menanggung malu, akhirnya sang adik lah yang harus dikorbankan. Claude akhirnya menikah denganku, menggantikan Anastasius. Padahal tidak apa-apa jika aku batal menikah, karena jujur, aku tidak mencintai Anastasius. Pria itu terlalu ambisius, dan aku tidak menyukai sifatnya itu.
Tapi meskipun aku tidak menikah dengan Anastasius, kurasa aku tidak pantas untuk berbahagia karena pernikahan ini. Aku memang mencintai Claude, namun aku harus menyadari bahwa cintaku bertepuk sebelah tangan.
Claude tidak mencintaiku, karena hatinya telah dimiliki oleh wanita cantik berambut pirang yang kuketahui bernama Diana. Aku ingat wanita itu ada saat Claude mengucapkan janji suci bersamaku di hadapan pendeta.
Diana menangis.
Tentu saja itu hal yang wajar. Wanita mana yang rela pria yang dicintainya menikah dengan perempuan lain?
Sungguh, aku merasa seperti pemeran antagonis dalam kisah cinta mereka berdua.
"Pilihlah kamar yang kau mau. Kamarku ada di ujung lorong, jika kau butuh sesuatu katakan saja."
Aku sedikit tersentak saat Claude membuka suara. Begitu upacara pernikahan selesai, baik aku maupun Claude harus hadir di acara resepsi pernikahan yang telah disiapkan keluarga kami. Setelah acaranya berakhir, barulah kami pulang ke apartemen Claude yang akan menjadi tempat tinggalku juga kedepannya.
"Baiklah. Terimakasih," ucapku padanya. Kami tidak akan tidur dalam satu kamar. Itu adalah saran dari Claude yang telah disepakati olehku.
Aku sudah mengira bahwa hal ini pasti akan terjadi, jadi aku tidak terkejut mendengar permintaannya untuk tidur di kamar terpisah.
Kulihat Claude mulai berjalan ke lantai dua, namun baru beberapa anak tangga yang dipijak kakinya, pria itu berhenti dan berkata tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.
"Jangan jatuh cinta padaku, [Name]. Karena aku pun tidak akan jatuh cinta padamu."
Aku tersenyum getir mendengar kata-katanya.
Hey, Claude. Bisakah kau tidak memperjelas bagaimana perasaanmu padaku? Aku jadi merasa sangat menyedihkan, tahu.
"Kau tenang saja. Hal itu tidak akan terjadi," ucapku sembari menahan perih di hati.
Setelah mendengar jawabanku, Claude kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Kurasa aku harus terbiasa dengan semuanya. Karena mulai sekarang, aku akan terjebak dalam ikatan tanpa cinta serta perasaan sepihak yang menyesakkan ini.
.
.
.
Words : 501
Minggu, 19 September 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro