Perubahan
Chapter 3
---
Sore itu, Azrial tengah menyandarkan kepalanya sambil sesekali menyesap rokoknya. Teman temannya, William, Naib, Joker, Jack, Luchino, Kevin, Mike, dan Hastur sepertinya tengah ribut tentang masalah, siapa yang tercepat dengan motor balap mereka.
Ya... setelah seminggu kabur dari pelukan Dua Penjaganya, ia pun terjun ke dunia balap jalanan. Yah, demi memenuhi kebutuhan hidup. Hastur... jangan tanya mengapa pemuda itu bisa ada di sini, ia hanya ingin menemani Jack yang akan melakukan balapan.
"Ah, Will..." William pun menoleh kearah Azrial yang membuang rokoknya, "aku pinjam motormu sebentar." Tururnya dengan santai dan dingin. William pun melemparkan kunci motornya pada Az dan pemuda bersurai coklat itu pun menangkapnya dengan cekatan seraya berdiri.
"Mau kemana kau?" Tanya Jack sambil melihati pemuda yang lebih muda darinya itu. "Jajan Eskrim. Motorku ketinggalan di rumahnya Mike." Beberapa dari mereka teetawa sementara yang lain hanya menggeleng. Sifat kekanak kanakannya memang sulit hilang.
-
Sesampainya ia di minimarket terdekat, ia pun segera menuju ke tempat Coldbox Icecream. Ah ini surga kecil baginya. Dan beruntungnya ia karena dapat menemukan eskrim matcha terakhir. "Akhirnya! Seletah sekian lama aku bisa makan eskrim lagi!" Tuturnya girang tanpa peduli orang yang menatapnya dengan aneh.
Tanpa ia sadari, seorang pemuda tinggi, dengan penampilan putihnya yang mencolok itu pun terus memperhatikannya. Pemuda itu ragu namun tatapannya menyiratkan rasa ke khawatiran yang besar kian membuncah.
Pemuda itu pun segera menghampiri sang Az dan dengan cekatan menariknya menuju ke pelukan hangatnya. Sontak, Az membeku. Ia tidak tau harus melakukan apa. Sejenak, pelukan itu terlepas. Terpampanglah wajah khawatir seorang Fan Bi'an di hadapannya. "Fan Azrial... akhirnya aku menemukanmu!" Serunya sambil menyeka airmatanya.
Penampilan Az telah berubah, surainya yang agak panjang dan acak acakan, tindik di salah satu telinganya, jaket kulit hitam sepinggang miliknya, dan mata yeng menggelap dan agak menghitam. Namin Bi'an masih saja tetap mengenalinya. Az memang tidak terlalu terkejut, namun ia tidak ingin melihat sang kekasih merasa sedih hanya karena sikapnya yang kekanak kanakan hingga bertengkar hebat dengan penjaga hitam.
"Kamu membeli apa saja?" Tanya Bi'an penasaran sambil duduk di sebelah Azrial yang bersandar pada kursi taman. Mereka memutuskan untuk ke taman sebentar. Banyak yang ingin Bi'an bicarakan. "Eskrim, dan rokok." Bi'an terkejut, pemuda yang dulunya imut dan tidak berani mencoba apapun yang berhubungan dengan asap itu pun menjadi perokok?
"Kamu merokok?" Azrial menyayukan pandangannya dan menghela nafas, "saat aku lelah saja... aku tidak sering menghisapnya." Jelasnya singkat. "Sekarang kamu tinggal di mana?" Az tidak menjawab ia membuka bungkus eskrimnya dan memakannya. "Itu bukan tempat yang baik. Jangan pernah kesana." Bi'an mengerutkan alisnya khawatir, "kamu tidak mau pulang? Ke rumah...? Kepada ka-" Az pun berdiri dan menatap ujung jalan.
"Aku belum bisa memaafkannya Bi'an... aku minta maaf..." tak lama segerombolan anak berpenampilan bak berandalan dengan motor mereka pun berhenti di pinggir jalan, persis de hadapan Azrial dan Bi'an. "Az-! Kau mau ikut?" Tanya salah satu dari mereka. Pemuda bersurai coklat itu memiringkan kepalanya. "Kemana?"
"Membalas geng sebelah. Mereka memukuli Jack dan merampas uangnya seusai balapan tadi!" Seru Hastur dengan nada marah dan kesal. "Respect for Us. Aku tidak akan terima, baiklah ayo, tapi aku menyusul ya, Will, kita kerumah Mike dulu, motorku tertinggal di sana." Yang di panggil William pun hanya mengangguk dan turun dari boncengan pemuda bersurai pirang.
"Aku duluan ya, Bi'an... ada urusan." Lalu ia pun pergi meninggalkan Bi'an sendiri di bangku taman. Tak lama gerombolan itu pun melesat pergi bersama Az. Ah, Bi'an mengutuk dirinya yang tidak mengehentikan Az. Kini ia kehilangan sosok kekasihnya lagi.
---
To be Continued
Typo Harap Lapor!
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro