*・゜゚(^O^)↝Mark Fuego Azul
"Papa, kok mama belum pulang?" Adalah pertanyaan putri bungsu Mark, Davia Fuego Azul yang kini berusia 4 tahun.
Sudah pukul 9, berarti sudah jam malam untuk anak-anak tidur. Diliriknya semua anaknya yang tadi ngebet nungguin mamanya pulang. Jika mereka tetap dibiarkan begini Rui pasti marah ketika pulang nanti, pikir Mark.
"Kalian tidur ya, nanti mama marah kalau tahu kalian belum tidur jam segini."
"Tapi mama kapan pulang? Davia khawatir," jawab dan tanya Davia. Manik heterokom gadis itu nampak sayu sebab mengantuk.
Mark mengelus surai putri kecilnya lembut. "Mama pasti pulang nunggu hujannya reda, Davia harus tidur ya, yang lain juga!"
"Tapi Pa ..." Kali ini Arion yang merengek. Wajahnya bersungut murung, ia merindukan mamanya dan jelas khawatir.
"Mama akan baik-baik saja Arion. Justru jika kalian belum tidur, mama akan marah, mau mama marah?"
"T-tidak ..."
"Kalau begitu cepatlah tidur."
"B-baiklah Papa ..."
Mark tersenyum lega, akhirnya anak-anak mau diminta tidur. Mark mengantar keempatnya ke kamar, dengan Rumi dan David yang digendong sebab sudah tertidur dari tadi.
Usainya, pria itu menatap keluar jendela kaca depan dengan khawatir. Tidak bisa dipungkiri ia sangat khawatir, hujan begitu lebat ditambah ada suara petir yang menggelegar. Rui itu takut petir, Mark takut istrinya itu kenapa-kenapa.
Mungkin sekarang sudah hampir pertengahan malam. Mark hanya bisa mondar-mandir khawatir menunggu Rui, sesekali mengecek ponsel berharap Rui memanggilnya untuk menjemput.
Suara pintu yang dibuka membuat Mark segera menghampiri, seketika lega mengetahui siapa yang ada di sana.
"Loh Mark, belum tidur?" tanya Rui. Ia berdiri di sana dengan kondisi basah kuyup, kulit pucat kedinginan dan gemetaran yang membuat Mark frustasi.
"Kenapa bisa sampai basah begini? Mana mantel dan jaket hujan mu?" tanya Mark balik, ia menghampiri Rui.
"Ku pinjamkan ke teman, rumahnya jauh. Oh ya, anak-anak sudah tidur?"
"Sudah, kamu sudah makan malam?"
"Belum, buatkan aku mi instan ya, aku mau mandi air hangat dulu," jawab Rui. Mark mengangguk, ia tak banyak bicara sebab tak ingin menahan Rui lama-lama dalam keadaan kedinginan begitu.
Mark menuju dapur, namun ia tidak langsung memasak mi yang Rui pinta. Ia mengambil tahu di dalam kulkas, berniat membuat sup tahu.
Lima belas menit, wangi masakan dapat tercium jelas ketika Rui keluar dari kamar usai mandi dan berganti baju.
Rui mendengkus ketika sampai di depan meja makan. "Padahal aku mintanya mi instan saja, aku jadi merepotkannmu kan jadinya ...," lirihnya.
"Perutmu itu kosong, kamu perlu makan makanan sehat Rui, nanti sakit," ucap Mark.
Rui hanya bisa tersenyum dengan hati yang menghangat, tangannya yang masih agak gemetaran efek kedinginan masih bisa Mark lihat jelas. Belum lagi rambut wanita itu masih basah, dengan handuk yang masih menggantung di leher membuat Mark ingin segera membantunya mengeringkan.
Namun sebelum itu, Mark menyiapkan makan malam untuk Rui dengan benar yang membuat Rui terkekeh. "Harusnya tidak perlu begitu, aku bisa sendiri ..."
"Sesekali memanjakan istriku yang manja ini tidak boleh?" tanya Mark sembari meletakkan segelas air hangat di atas meja. Rui hanya bisa spontan tertawa, ia menyendok kan nasi hangat bersama kuah sup.
Rui tidak bisa bohong, masakan Mark adalah salah satu favoritnya.
"Aku sangat menyukainya. Oh ya, anak-anak makan malam dengan apa? Mark sudah makan?"
"Sudah, mereka sudah makan. Kami memesan makanan di luar."
"Syukurlah kalau begitu," final Rui.
________
"Enak banget! Makasih Mark," ucap Rui usai menuntaskan makan malamnya. Mark mengangguk sebagai jawaban.
"Sekarang, ayo tidur," ajak Mark.
Rui menggeleng. "Aku baru selesai makan, tidak mungkin langsung tiduran."
"Ah, benar juga. Tapi kamu selalu mengingatkanku untuk tidak tidur larut, walau akhirnya yang lebih cepat bangun di pagi hari itu aku."
"Hei, jangan buka kartu ya!" seru Rui bangun. Mark jadi ikut bangun juga, di mana tadi ia duduk di seberang Rui, memperhatikan si istri makan masakannya.
"Ayo ke kamar!" ajak Rui, melingkarkan tangannya di leher Mark, memeluknya.
Mark menghela napasnya dan menghembuskan nya dengan kekehan berat. "Ngapain peluk peluk?" tanya Mark.
"Teleportasi, atau gendong~"
Yah, mau bagaimana lagi. Istrinya ini memang semanja itu.
Sampai kamar Rui langsung masuk ke dalam selimut, membungkus diri dalam kehangatan dengan Mark yang hanya bisa geleng-geleng kepala, berusaha memakluminya. Apalagi ketika Mark mengambil tempat di samping Rui, wanita itu langsung memeluknya erat menyembunyikan diri di balik ceruk leher Mark yang terasa hangat.
Makan sup tadi memang berhasil menghangatkannya tapi dengan tambahan memeluk pria ini, kehangatannya lengkap. Sangat lengkap pula jika ditambah dengan balasan seduktif sang suami.
"Tanganmu dingin sekali, jangan sampai sakit Rui," ucap Mark ketika tangannya menggenggam salah satu tangan Rui.
Rui membalas dengan bergumam dan juga ngedusel bak kucing kecil di leher pria itu
"Mark, cepat tidur." Daripada ucapan ini lebih tepat di sebut bisikan.
Mark menghembuskan napasnya. "Kamu yang tidur."
"Hmmm ... omong-omong aku baru sadar ini sudah lewat pukul 12, selamat ulang tahun, sayang."
Sudah 23 April, ulang tahun Mark. Rui masih nyaman berada di posisinya menutup mata rapat, kenikmati visual gelap dan hangat, tapi ia penasaran raut wajah Mark saat ini seperti apa. Ia ingin melihat.
Dibukanya mata sembari kemunduran diri, memberi jarak dia dan Mark tanpa melepas tautan tangan yang saling menggenggam.
Oke, sejujurnya. Rui lemah dengan wajah tampan suaminya ini yang sedang tersenyum. Terlalu tampan, Rui tidak sanggup, rasanya ingin sekali ia peluk cium Mark sekarang juga.
"Sayang, aku sangat mencintaimu." Hingga akhirnya, kalimat yang selalu Rui tahan untuk tak diucap di sembarang waktu terucap.
"Aku juga," jawab Mark.
Oke, menurut Rui itu sangat mengesalkan. Singkat sekali, Rui ingin lebih dari kata "aku juga."
"Aku juga, apa?"
"Aku juga mencintaimu sayang, sangat-sangat mencintaimu!"
Dan satu kecupan yang didaratkan oleh Mark untuknya menjadi akhir untuk cerita ini.
-FIN-
Yappleich: Jiwa jombloku bergetar ._.)/
Mari siksa Rui kapan-kapan kalo ntu anak gak mau bagi-bagi Mark😄
Rui: *asah pedang
*Deathglare
...
C-canda Rui '-')
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro