Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ೃ⁀➷@pingkyysakura

Pepepepe Sakura!
Happy Valentine desu~!
Jangan lupa senyum dan bersemangat dear.

For: Sakura
From: Ruichi

14 - 02 - 2022

Tittle: Love You
Genre: romance, hurt
Word: 910+ word
Note: pairing, Sakura x You x Ruichi. happy reading!

🍫

Aku dan kau menyukai orang yang sama
Aku dan kau sama-sama memperjuangkan dia dalam diam
Aku dan kau mendapatkan takdir yang sama

Hahaha, kita sama-sama terjebak dalam pesonanya yang tak akan pernah tergapai.

________

"Aku menyukainya."

Satu kalimat yang Sakura bilang hari itu selalu membuatku was-was, apalagi yang spontan berkata lantang, "aku juga suka dia!" Benar-benar mengganggu pikiran. Jujur, aku takut Sakura jadi membenciku karena kami sama-sama menyukai satu orang yang sama, yaitu kamu.

"Yah, siapa sih yang nggak suka dia. Malahan aneh kalau misalnya Rui juga nggak suka," lirih Sakura merespon usai keheningan beberapa saat.

Tersenyum, aku pula mengagguk menyetujui. Yah, kamu itu luar biasa. Satu-satunya laki-laki selaksa pesona, daya tarik yang kuat bak idola dunia. Kamu, hanya kamu seorang yang kukenal yang begitu terkenal. Dipuja dan disegani, penuh dengan nilai tinggi.

"Jadi, kita main sehat nih? Kalau tiba-tiba salah satu dari kita gak bisa gapai kita tetap teman, kan?"

Hari itu kami saling menyetujui. Siapapun nanti yang dipilih kamu, entah aku atau Sakura semuanya akan tetap sama.

Semuanya akan sama. Tidak akan ada yang berubah.

________

Warna ping menghiasi kota, harum bunganya pun semerbak mendamaikan jiwa. Ini adalah masa dimana musim semi tiba, tak hanya bunga sakura, bunga-bunga lainpun mekar dengan segarnya, benar-benar membawa semangat termasuk aku maupun Sakura.

Tinggal dalam satu apartemen sama membuat aku dan Sakura selalu bersama. Apalagi kami sekelas, ah--itu tahun lalu. Hari ini, tepat kita hidup sebagai pelajar SMA tahun ketiga, aku dan Sakura tak sekelas lagi kini aku justru sekelas denganmu.

Ah--astaga bolehkah aku berharap? Sekelas denganmu loh. "Waw, kalau begini tiap hari aku akan makan bento bareng Rui di kelasmu, caper boleh kali ya?" Sakura terkekeh, menaik turunkan alis menggodaku.

Aku terkekeh, membayangkan kami makan bento bersama seperti sahabat pada umumnya namun kali ini sembari memperhatikan kamu yang jua menyantap bento bersama teman laki-lakimu. "Tapi Sakura, akan aku pastikan yang menjadi kekasihnya itu aku!" seruku semangat.

Kali ini respon Sakura tertawa terbahak. Tawanya mengalun begitu lembut namun jua tegas, rasanya damai mendengar tawa gadis bernama bunga khas negeri matahari terbit ini, pun aku ikut tertawa entah mengapa rasanya aku benar-benar definisi badut yang sebenarnya.

Yah, padahal aku tahu. Sakura tengah backstreet denganmu.

Berminggu-minggu telah dilalui di musim semi ini, semuanya indah dengan gores yang tak sengaja aku torehkan tiap-tiap kamu dan Sakura tak sengaja masuk dalam frame perjalananku. Sungguh, aku mulai berusaha untuk berhenti menyukai, namun rasa ini sulit sekali untuk dihapus seolah sudah tumbuh terlalu besar bak pohon yang kokoh sulit untuk dimatikan apalagi dicabut. Menebangnya? Itu akan butuh proses yang menyakitkan dan penuh luka dalam.

Tapi hari ini ...,

ah, kenapa?

Sakura menunduk lesu, tadi dia mengirimiku email untuk pulang bersama usai kegiatan klub kami masing-masing.

Aku menghampirnya, merengsek maju sembari refleks berekspresi khawatir. "Ada apa Sakura? Kamu lesu sekali," lirihku. Mencengkram kedua bahu, menatap mata Sakura yang nampak liquid lipidnya menumpuk siap tumpah.

"Aku hanya kelelahan, hari ini kegiatan klub padat banget, hahaha."

"O-oh, baiklah."

Aku tau Sakura berbohong. Aku pula tahu kalau kamu lah yang membuat Sakura begini.

Walau aku bertekad berhenti mencintaimu tapi aku masih memperhatikanmu. Salahmu, malah menjalin asmara dengan gadis yang merupakan sahabat baikku.

Kami berjalan pulang sore itu dengan langkah berbarengan, menikmati senja yang menyakitkan.

Malamnya Sakura bercerita semuanya. Tahu respon utamaku tatkala ia berterus terang mengatakan tentang ia yang sudah lama bersamamu dan baru saja kamu putuskan? Iya, aku menangis. Nampaknya raut kecewa ketara sekali di wajahku membuat Sakura ragu untuk melanjutkan ceritanya.

"Astaga, Sakura aku mengerti, patah hati memang sangat menyakitkan, tapi sudah ya ... jangan nangis lagi!" Aku membawanya dalam pelukan, pun Sakura ikut menangis jadinya. Ia membalas pelukku, dengan aku yang terus menyalurkan emosi kalau aku tidak masalah tentang hubungan kalian.

Sakura diam dalam tangisnya. Kali ini dengan gumaman maaf yang kadang terdengar lirih di telingaku.

Sakura melanjutkan cerita kalau kamu memutuskannya karena sudah kehilangan rasa cinta alias bosan. Kamu jahat ya? Ah--entahlah, makhluk sepertimu rasanya aneh bisa digapai dengan mudah. Merasa ada didekatmu saja itu sudah lebih dari indah, jadi kamu tidak jahat.

Hanya saja kami terlalu berharap, bermimpi kelewat tinggi menyukai kamu yang mustahil tergapai.

"Sakura, tenanglah. Aku ada untukmu oke, lupakan dia. Aku juga tidak masalah kamu merahasikannya."

Menenangkan Sakura akibat tingkahmu yang mungkin tak kamu sadari setelah menyakitinya adalah hal sulit. Hah ... kamu paham bukan? Kau senyum saja sudah bisa mematahkan banyak hati, padahal aku tahu pasti kau tidak bermaksud begitu.

Hei kamu. Maaf ya, padahal kamu tak pernah bermaksud membuat seseorang menangis akibatmu.

Tapi mau bagaimana lagi. Berani cinta, berani luka. Berani cinta, berani mengambil resiko sakit hati.

Ya.

Cinta memang semenyakitkan itu.

Tertanda,
Aku.

-finnally-

Bahagia secukupnya, luka selamanya.

Tapi itu bukan berarti luka adalah segalanya.

Kamu berhak bahagia, jadikan bahagia terasa banyak dengan abai pada alasan kamu sakit.

Cukup jalanlah menuju ruas positif, karena,

Dengan luka satu haripun berlalu begitu pun dengan bahagia. Hari akan tetap berlalu.

Jadi, mengapa tidak memilih untuk terus bahagia, karena semuanya sama saja bukan?

Aku tau luka itu pasti akan tergores, entah sudah betapa hati-hatinya dirimu mengiris jejak rasa.

Tapi tenang saja, luka akan sembuh walau bekasnya masih ada. Jadikan bekasnya pelajaran pun kenangan indah.
Ingat mengapa kamu bisa terluka, Ingat apa yang mengobatinya, ingat mengapa kamu bisa sembuh. Ingat prosesnya.

Dari sana kamu bisa melangkah lebih tenang dan menjalani semuanya dengan lebih hati-hati. Dan kala luka kembali menggores, obati lagi dengan segala proses positif. Percayalah mereka akan sembuh seperti luka-luka yang dahulu.

-FIN-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro