Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

i luv yu ft. Mark( ◜‿◝ )♡

Mark Fuego Azul. 21 tahun. Kekasih Rui Kiyounara.

Mark, dia punya sesuatu yang berbeda dari laki-laki lain yang pernah Rui temui.

Pemuda itu galak namun penyabar. Pemuda itu kejam tapi manis. Tak heran, seorang Rui Kiyounara terpesona, jatuh begitu dalamnya dan sangat bucin.

Mark selalu memberikan takaran cinta yang begitu pas. Tidak berlebihan tapi juga tidak kurang. Ah, walau bagi Rui, Mark selalu kurang memberikannya cinta.

Seperti hari ini, pelukan dari belakang Rui hujamkan untuk Mark namun pemuda itu tidak merespon, malah asik dengan pikiran dan handphone-nya.

"Mark," Rui memanggil manja. Dari balik punggung Mark, gadis 160 cm itu merengut dengan kesal, meminta atensi, meminta perhatian yang banyak.

"Mark! Sayang! Ganteng! Ayang! Sialan!"

"Heh, tapi kamu bilang apa?" tanya Mark. Menyadari kata yang tak seharusnya muncul dari mulut seorang gadis manis. Mark berbalik badan, menatap kekasihnya dengan datar.

"Ehe." Rui melepas pelukannya segera dan mundur perlahan.

"Mark sialan," ujarnya dengan senyum polos tak berdosa. Rui menunduk, menatap ujung sepatunya dengan masih mundur perlahan, aura Mark mencekam dan pemuda itu diam entah sedang apa.

Rui jadi penasaran hingga dengan keberanian yang tersisa seujung kuku ia menatap wajah Mark bertepatan itu pula punggungnya menyentuh dinding.

Mark menyunggingkan senyum dan mengurung Rui dengan kedua tangannya.

"Mulutnya nakal ya." Nada suara Mark dingin dan maaf-maaf saja karena bagi Rui itu terdengar seksi walau menyeramkan.

Rui refleks merinding. Ia memainkan kedua tangannya dengan senyum yang pura-pura polos.

"Siapa yang mengajarimu bicara begitu, hm?" tanya Mark. Bibir pemuda itu kini berada di dekat telinga Rui, berbisik dengan sayu dan sekali lagi maaf, membuat Rui tergoda.

"M-maaf," cicit gadis itu.

Rui memajukan dirinya dan langsung memeluk pemuda itu . Kepala Rui bersandar dengan nyaman di dada bidang Mark merasakan detak jantung yang bertalu terdengar kencang, mendobrak rusuk.

"Maaf ya," ucap Rui lagi, kali ini mengeratkan pelukannya menghirup wangi Mark yang selalu menjadi candunya. Mark membeku.

Berikutnya Rui tersenyum, mendongak menatap Mark yang memalingkan wajah yang memerah. Gadis ber-iris ruby ini seketika cekikikan dan tak tahan untuk mengecup bibir pemuda yang merupakan kekasihnya itu.

"Mark, aku sayang kamu!" seru Rui lantang. Ia memegang kedua pipi Mark usaha agar pemuda itu tidak menjauhkan wajarnya, senyum gadis itu perlihatkan dengan manis dan ceria hingga Mark tak bisa lagi menyembunyikan wajahnya yang makin merah padam.

"Rui ..." Suara Mark masih berat tapi kali ini terasa berbeda. Rui mengerjap polos, menatap Mark menunggunya mengatakan sesuatu lagi.

"Aku akan 'memakan' mu," ucap Mark.

Rui melotot selanjutnya mendorong Mark menjauh dan berlari pergi dan berteriak. Mark melengos jadinya, merotasikan mata malas. Berikutnya pemuda itu tersenyum miring, melangkah mencari keberadaan Rui yang tadi berlari entah ke mana.

Tenang saja, gadis itu tidak akan lari ke mana-mana. Apartemen Mark ada di lantai sepuluh dan Rui tidak punya keberanian naik lift sendirian gadis itu takut dengan ruangan sempit jadi sudah jelas gadis itu tak akan kemana-mana. Ah, bagus juga kalau meminta gadis itu menginap di apartemennya ini, menakut-nakuti gadisnya itu terdengar sebagai balas dendam yang bagus.

"Rui." Mark memanggil gadisnya yang kini mengambil desert dalam kulkasnya. Terpanggil, Rui tersenyum memperlihatkan sebuah kue lembut berwarna cokelat dalam sendok kecil.

"Mark, minta ya," ucap Rui semangat. Nadanya terdengar biasa seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

Mark mengangguk, mendudukkan diri di disalah satu kursi makan yang mana langsung dihampiri oleh Rui dengan toples desert di tangan.

"Mau duduk di situ," ucap Rui, menunjuk bangku yang Mark duduki.

Mark mengangguk. "Bo--"

Tapi Mark tidak menyangka maksudnya itu duduk di pangkuan Mark.

Pemuda itu terkekeh. "Astaga Rui ...," lirihnya meletakkan dagunya di pucuk kepala Rui yang lembut.

Rui tertawa, ia mengambil tangan Mark dan mengarahkannya untuk melingkari pinggangnya, meminta Mark memeluknya.

"Tewima kachi." Nampaknya Rui tengah dalam mode manja-manja nya. Gadis itu tertawa manis, bersandar pada dada bidang Mark, memakan desert lembut Mark dengan tenang dan mood yang ceria.

Yah, Rui suka itu. Mark, pelukannya dan desert nya.

Momen indah yang tak akan pernah Rui lupakan selamanya.

|FIN|

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro