For You, My Romeo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"For You, My Romeo"
Pani's Mini Challenge
Haikyuu!! Fandom
Iwaizumi x Idol!Reader
"Untukmu, Romeo-ku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KONSER TAHUN BARU BERSAMA IDOL, SANG JULIET!
(Name) memandang poster tersbut dengan alis berkerut.
"Rizu," (Name) menoleh pada laki-laki yang duduk di sebelahnya, "Kau tau mengenai ini?"
Rizu, laki-laki yang lebih muda dan merupakan adik dari (Name) hanya mengangkat kedua bahu.
"Aku tidak tau, kak. Bukannya kontrak konser ini kakak yang menyetujuinya tanpa sepengengetahuanku?"
(Name) bersandar ke sofa yang sedang mereka duduki dengan pasrah lalu menghela napas.
"Mulai sekarang ingatkan aku kalau posisimu sebagai manajer itu sangat penting."
Rizu hanya tersenyum kecil lalu meminum secangkir coklat hangat buatannya.
"Baiklah, kak."
"Sekarang beritahu aku kenapa aku mendapat julukan Juliet? Aku bahkan tidak mempunyai Romeo." gumam (Name).
"Jangan tanya aku," sahut Rizu meletakkan cangkirnya di atas meja di hadapan mereka, "Aku hanya tau kalau kakak sangat membenci julukan tersebut."
(Name) tersenyum miring, "Aku tidak membencinya, aku hanya heran kenapa aku bisa mendapat julukan Juliet."
"Mm, mungkin karena kakak tidak memiliki pasangan?"
(Name) mengangkat sebelah alisnya lalu meninju bahu Rizu sambil tertawa, "Hahaha, alasan yang lucu, adikku."
Rizu hanya terdiam sambil memegang bahu yang ditinju sang kakak, karena tinjuan sang kakak tidak main-main walaupun ia tadi tertawa, yang berarti Rizu sedang menahan rasa sakit di bahunya.
(Name), sang idol terkenal yang mendapat julukan 'Sang Juliet' akan melakukan konser penyambutan tahun baru.
__________
"Sudah kubilang berapa kali kalau aku menolak, Kusoikawa!"
"Tapi, Iwa-chan~ Ini konser sang idol terkenal itu lho! Sang Juliet!"
"Urusai, aku tetap tidak mau ikut."
"Tapi ini VIP lho..."
Iwaizumi menatap teman masa kecilnya tersebut dengan heran, "Aku penasaran kenapa kau bisa mendapat tiket konser dari Sang Juliet."
Oikawa lalu melakukan pose khas miliknya, "Tentu saja dari fans-ku~"
Iwaizumi memutar bola matanya, "Aku kasihan pada mereka yang menghabiskan banyak uang untuk kusoyaro sepertimu."
"Iwa-chan, bilang saja kau iri karena tidak memiliki—Ack!!"
"Urusai, Kusoikawa."
__________
"Apa kakak yakin ingin menyanyikan lagu ini?" Rizu menatap lama lirik lagu yang baru saja (Name) berikan.
"Sesuai dengan julukanku, kan?" tanya (Name) tersenyum sambil bergumam menanyikan nada lagu yang dimaksud.
"Sepertinya aku tau alasan kakak mendapat julukan Sang Juliet." ucap Rizu meletakkan kertas yang dia pegang ke atas meja lalu duduk di sebelah (Name).
"Oh, ya?" (Name) menoleh dengan penasaran, "Apa alasannya?"
"Setiap konser kakak selalu menyanyikan lagu yang kakak bawa dengan sepenuh hati dan penuh cinta, seperti cinta seorang Juliet kepada Romeo." jelas Rizu, "Dan jika dugaanku benar, percayalah bahwa julukan kakak akan hancur saat menyanyikan lagu ini."
"Jika dugaanmu benar, eh?" tanya (Name) tersenyum, "Tapi dugaanmu selalu 90% benar, adikku."
Rizu membalas senyuman (Name), "Benar."
__________
"Sampai kapan kau akan mengangguku, Kusoikawa?" kesal Iwaizumi saat mereka sedang berada di atap sekolah untuk makan siang.
"Sampai kau mau!" jawab Oikawa mantap.
Iwaizumi hanya menatap tajam Oikawa, lalu kembali memakan makan siangnya.
"Kenapa kau tidak mengajak Hanamaki atau Matsukawa saja?"
"Oh," ucap Oikawa teringat sesuatu, "Aku lupa memberitahumu kalau tiket yang kudapat ada empat, Makki dan Mattsun sudah menerima ajakanku sebelum aku mengajakmu, Iwa-chan."
Iwaizumi hanya memberikan tatapan WTF pada Oikawa.
"Jadi aku tidak punya pilihan lain selain menerima ajakanmu?"
"Tidak akan pernah ada pilihan lain untuk masalah ini, Iwa-chan~"
__________
"Bagaimana dengan pakaianmu nanti, kak?" tanya Rizu.
(Name) yang sedang asik memakan kue hanya menatap Rizu dengan heran, "Seingatku kau hanya bertugas sebagai manajer-ku, Rizu. Manajer itu hanya mengatur jadwal, bukan mengurus pakaian. Itu adalah tugas penata rias, apa kau ingin mengambil pekerjaan mereka?"
Rizu hanya memuatar bola matanya, "Berarti semua sudah siap?"
"Mhm," jawab (Name) mengangguk lalu kembali memakan kue.
Rizu yang melihat sifat santai sang kakak hanya mengangkat sebelah alisnya, "Apa kau tidak bersiap untuk sekolah?"
"Kita berdua home schooling, apa kau lupa?" tanya (Name) menatap Rizu seolah Rizu adalah orang gila.
Rizu menepuk keningnya dengan sangat keras, "AKU TAU. Setidaknya bersiaplah, don't just wear undergrament when home schooling, stupid sister."
"Shut up, jerk brother!!"
__________
"Jadi konsernya dilakukan di gedung besar yang ada di dekat sekolah?" tanya Iwaizumi melihat poster yang Oikawa berikan.
Oikawa mengangguk sambil melakukan toss pada dinding.
"Sebelum ke konser, ayo ke kuil yang berada tak jauh dari sana." ajak Oikawa.
Iwaizumi hanya mengangguk lalu melihat Oikawa yang sedang fokus melakukan toss.
"Aku heran kau mau menonton konser ini, biasanya kau akan menolak jika itu bukan voli atau kue dari fans."
Oikawa menjulurkan lidahnya, "Tiket itu adalah pemberian dari fans, tidak mungkin aku akan menolak, kan?"
Iwaizumi hanya terdiam, lalu Oikawa menoleh pada Iwaizumi dengan tatapan polosnya.
"Ah, bilang saja jika Iwa-chan ingin diberi hadiah sepertiku—Ow!!"
"Heh, rasakan itu."
"Iwa-chan, hidoii."
"Salahmu tidak fokus jadi bola menghantam wajahmu, Kusoikawa."
__________
"Hei, bukannya pakaiannya sudah diantarkan tadi? Kenapa kakak memakai yukata?" tanya Rizu melihat (Name) sedang memakai yukata berwarna (f/c) dengan motif bunga berwarna-warni.
(Name) menoleh pada adiknya, "Tadi kulihat ada kuil di dekat tempat konser jadi aku berencana ke sana sebelum konser."
"Apa kau ingin membuat keributan di kuil dengan mengundang para fans ke sana?" tanya Rizu tidak suka.
"Pfft," (Name) lalu menatap adiknya, "Kau tau aku bukan orang seperti itu, lagipula aku yakin aku tidak akan bisa ke festivalnya."
Rizu mengerutkan dahinya, "Kalau begitu, kenapa kakak masih bersikeras pergi ke kuil?" tanyanya.
(Name) tersenyum tipis, "Rizu, tidak semua yang ada di kuil itu adalah kenangan buruk." jawabnya, "Aku hanya akan melihat keramaian festival dari kejauhan, itu saja."
Rizu mengangguk kecil, "Kakak suka melihat keramaian ya?"
(Name) hanya mengangguk.
__________
Iwaizumi menatap ketiga temannya, "Apa kalian yakin? Memakai yukata saat menonton konser itu terdengar aneh."
"Tck, tck, tck." Oikawa menggerakan jarinya, "Bukannya sudah kukatakan sebelumnya, kita akan ke kuil sebelum ke konser dan ke kuil itu lebih berkesan jika kita memakai yukata!" jelas Oikawa panjang lebar.
Iwaizumi menatap kedua temannya yang berada di kedua sisi Oikawa sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Dan kalian berdua mengikuti perkataan si kusoyaro ini?"
"Iwa-chan, berhenti memanggilku begitu!"
Hanamaki hanya mengangkat kedua bahunya, "Lagipula idenya cukup bagus."
Matsukawa hanya tersenyum, "Tenang saja, Iwaizumi. Kita berempat cukup tampan dengan pakaian apapun jadi orang-orang tidak akan bertanya mengenai pakaian kita." sambungnya.
Iwaizumi menatap teman-temannya dengan aneh, "Ingatkan aku kenapa aku bisa punya teman seperti kalian."
__________
"Aku sudah siap." ucap (Name) memasang topeng ke wajahnya, "Rizu, telpon aku jika waktu konser tersisa 45 menit lagi yaa."
"Oke, hati-hati kak." balas Rizu sebelum akhirnya fokus ke laptop yang ada di hadapanannya.
Untuk anak laki-laki berumur 14 tahun, Rizu terlalu professional untuk menjadi seorang manajer untuk idol yang berumur 18 tahun.
(Name) memandang langit yang sudah berwarna ungu-orange, "Semoga saja aku bisa menahannya sampai konser berakhir..." gumam (Name) sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke kuil terdekat, setelah memasang topeng bergambarkan kucing tersebut.
__________
Keninng Iwaizumi berkerut.
Lucu, dia tersesat dan terpisah dari teman-temannya.
"Haah," Iwaizumi menghela napas, "Aku akan menunggu di pintu keluar saja." gumamnya lalu berjalan menuju pintu keluar.
Sesampainya disana, dia mendengar suara isakan tangis seseorang.
Seorang gadis lebih tepatnya.
Iwaizumi dengan cepat mencari sumber suara, dan melihat seorang perempuan sedang duduk dengan memeluk kedua lututnya, sedang duduk di pohon yang berada cukup jauh dari keramaian.
"Hiks... Hiks..."
Iwaizumi sudah berada di depan perempuan itu, tapi sepertinya ia tidak menyadari keberadaan Iwaizumi.
Iwaizumi menarik napas, "Hei."
Perempuan itu terlonjak kaget dan dengan cepat memasang topeng kucingnya. Terlihat rambut (h/c)nya sedikit berantakan.
'Aku merasa familiar dengan warna rambut itu...' pikir Iwaizumi.
"H-halo," sapa perempuan itu singkat sambil sedikit menunduk.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Iwaizumi duduk di sebelah perempuan itu.
Perempuan itu hanya sedikit mengangguk.
Iwaizumi tau perempuan itu berbohong, jadi dia hanya mengangguk sebelum akhirnya berdiri.
"Kalau kau baik-baik saja, bagaimana kalau temani aku ke festival?"
Perempuan itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Sang Juliet atau (Name), hanya menatap Iwaizumi dengan sedikit terkejut.
"E-eh?"
"Jika kau baik-baik saja, temani aku ke festival. Jika tidak, aku akan kembali duduk dan tidak keberatan untuk mendengarkan semua masalah yang menimpamu, walaupun aku tidak bisa membantumu."
(Name) terdiam sejenak, sebelum akhirnya menepuk rumput yang ada di sebelahnya dengan malu-malu.
(Name) tidak baik-baik saja.
Iwaizumi lalu kembali duduk dan menatap (Name).
"Oke, ceritakan padaku."
"Apa kau baik-baik saja? Mendengarkan masalah orang asing sepertiku?"
Iwaizumi hanya mengangkat kedua bahunya, "Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut."
Perempuan tersebut hanya terdiam sebelum akhirnya sedikit menyingkirkan topengnya, memperlihatkan mulut dan hidung kecilnya.
"Aku... memiliki kenangan yang... tidak indah di tahun baru."
Iwaizumi hanya mengangkat sebelah alisnya.
'Orang pertama yang punya kenangan buruk saat tahun baru.'
"Orang tuaku dibunuh di tahun baru, di hadapanku dan adikku."
Iwaizumi tertegun, hal yang barusan diucapkan (Name) benar-benar diluar dugaannya.
"Mama dan Papa adalah orang yang kaya, dan sangat penting dalam dunia politik." (Name) lalu meletakkan kepalanya di atas lututnya, "Tentu saja banyak orang yang mengincar nyawa mereka."
"Lalu saat aku berumur 12 tahun dan adikku berumur 8 tahun, Mama dan Papa dibunuh." (Name) lalu mengigit bagian bawah bibirnya, "Saat itu kami sedang menunggu kembang api dan saat kembang api pertama diluncurkan—"
Tiba-tiba air mata kembali mengalir di pipi (Name) dan ia dengan cepat berusaha menghapus air matanya.
Iwaizumi yang melihat itu hanya bisa berdehem pelan, "Jangan dilanjutkan jika kau tidak bisa melanjutkannya."
(Name) hanya mengangguk lalu mengusap semua air matanya.
"Um..." ucap (Name) memanggil Iwaizumi, "Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku..." sambungnya sedikit tersenyum.
Iwaizumi hanya tersenyum, "Jika itu membuat gadis misterius sepertimu memasang senyum seperti ini, aku rela melakukannya."
Pipi (Name) langsung memanas, dan ia menoleh ke arah lain lalu tiba-tiba handphone-nya berdering. Dengan cepat (Name) mengangkatnya.
"Kak, konsernya tersisa setengah jam lagi. Aku lupa menelpon kakak—"
"A-aku akan kesana!" ucap (Name) langsung berdiri dan berlari meninggalkan Iwaizumi.
Iwaizumi hanya bisa menatap kepergian (Name) dengan heran sebelum akhirnya Oikawa, Hanamaki dan Matsukawa menyapanya.
"Iwa-chan?" panggil Oikawa saat Iwaizumi tidak membalas sapaan mereka.
"Aku rasa," Iwaizumi sedikit tersenyum, "Aku baru saja jatuh cinta."
__________
"Ah, ya ampun!" ucap (Name) begitu sampai di belakang panggung, "Aku lupa tanya siapa nama laki-laki tadi."
Rizu melihat tingkah kakaknya tersebut lalu tersenyum miring.
"Sudah menemukan 'Sang Romeo' tapi tidak tau namanya?"
"Shut up, jerk brother."
"Can't do that, stupid sister~"
(Name) langsung memakai pakaiannya untuk konser nanti, yaitu sebuah gaun merah darah dengan bagian roknya yang mengembang layaknya pakaian balerina. Bertepatan dengan masuknya para penata rias (Name) dan mereka mulai melakukan pekerjaan mereka, rambut (Name) ditata dengan model twin tail lalu diberi pita berwarna senada di sisi kanannya. (Name) juga diberi sepatu boneka dengan warna yang sama dengan gaun dan pitanya.
Wajah (Name) lalu sedikit dihias menyerupai wajah boneka alias doll face.
Setelah 15 menit dihias seperti boneka, akhirnya (Name) sudah siap. Rizu yang melihat penampilan kakaknya hanya bisa mengangguk singkat.
"Ah, ngomong-ngomong kak." ucap Rizu, "Aku tau terlambat untuk menanyakan ini. Tapi apa kakak yakin untuk menyanyikan lagu ini?"
(Name) menatap sejenak adiknya sebelum akhirnya tertawa kecil.
"Situasi sekarang antara aku dan 'Sang Romeo' sangat cocok dengan lagu yang akan kunyanyikan."
__________
Keempat siswa kelas 3 Seijoh itu sudah duduk di bangku VIP. Bangku mereka berada di dekat panggung.
Beberapa menit kemudian seluruh ruangan menjadi redup, dandari tengah panggung yang tertutupi tirai berwarna biru sudah berdiri seorang laki-laki.
Well, dia adalah Rizu.
"Selamat malam kepada para penonton yang terhormat." ucap Rizu dengan formal, "Terima kasih telah datang pada konser penyambutan tahun baru bersama 'Sang Juliet' dalam gedung ini." sambungnya sedikit membungkuk.
Tepuk tangan langsung memenuhi ruangan.
"Tentu saja Sang Juliet akan menyanyikan dan menarikan sebuah lagu yang berjudul 'Gaikotsu Gakudan to Riria' atau 'Skeleton Orchestra and Lilia'. Lagu ini spesial Juliet persembahkan untuk Sang Romeo. Selamat menikmati semuanya, dan selamat malam." lalu Rizu mulai menepi.
Perlahan tirai mulai membuka menunjukkan sosok (Name) yang mirip boneka, dan iringan lagu pun mulai terdengar.
"Mukuchi na kamisama ga oto o sutete katamuita
Nakimushi yozora namidagunda
Tsukiyo ni kikaseru no dare mo shiranai uta
Haiiro gekijou madobe no Orion to~"
"Nando datte kikoeru hitorikiri no tsutanai koe
Sabitsuita gakki ga unabara de gensou o kanadete'ta
Yume no naka oboeta neirotachi o tada atsumete
Mebuku you ni tsumuida
Hoshimeguri no uta ga todokanai~"
"Hora utatte'tatte naita hitori
Ukande matta ongakusai
Kimi wa kikoeru? Romio Romio
Nannen tatte aeta oto ni
Mahou mitai na koi o shitari
Ki ga tsukanai you ni~"
Sekilas (Name) melirik ke arah bangku penonton VIP dan melihat Iwaizumi, dan detak jantung (Name) sempat menjadi tak normal.
"Kotoba o nomihoshita taikutsu na kuni no hito ga
Nakushita mono o sagashite'ta
Kagami o fusaide'ta toketa antiiku na hibi
Kasei no haikyo mahiru no Kashiopea~"
"Nando datte kikoeru wasurete ita oto no ame ni
E ni kaita gaikotsu wa kodoku na souzou o umeru you de
Tooku natte oborete kasumu sora wa shiranai mama
Furisosogu sekai e tsurete itte~"
"Nee urunde saita tooi kuni ni
Haseru omoi kusunda hitomi
Hoshi ni negai o Romio Romio
Mon o kugutte kiri o nukete
Ubaisattatte ai ni ikou
Sasayaki o tayori ni~"
(Name) mulai menari layaknya boneka dan saat pandangannya dan Iwaizumi saling bertemu, detak jantung (Name) kembali meningkat, begitu juga dengan Iwaizumi.
'Apa dia sadar ini lagu untuknya?' batin (Name).
'Apa lagu ini... untukku?' pikir Iwaizumi.
"Aruku machinami garasubin no fuyu
Dokoka no eiga no you ne
Hosoku nagai senro no ue de sa
Watashi ni iro o tsukete~"
"Furete sugu hagarete shimau
Hakanaku shizuka na asa ni
Mitsuketa oto no kakera~"
"Hora utatte'tatte naita hitori
Ukande matta ongakusai
Kimi wa kikoeru? Romio Romio
Nannen tatte aeta oto ni
Mahou mitai na koi o shitari
Nemuru you ni sameru mae ni~"
"Me o tojite te o atete
Okusoko no kodou o kiita
Togirenai senritsu o
Na mo naki kimi e to~"
Tirai menutup, disusul oleh tepuk tangan yang meriah dan bahkan ada yang berdiri.
"Keren, hal yang diharapkan untuk Sang Juliet." puji Matsukawa.
"Tapi aku penasaran siapa Romeo yang MC maksud tadi..." gumam Oikawa.
Hanamaki hanya mengangguk setuju.
Iwaizumi hanya diam.
'Sudah kuduga aku mengenal warna rambut itu saat di dekat kuil, ia adalah Sang Juliet dan Romeo yang ia maksud adalah—'
"Aku?" gumam Iwaizumi sedikit syok.
"Eh, ada apa Iwa-chan?" tanya Oikawa.
Iwaizumi berdiri dari bangkunya, "Aku harus pergi dulu."
__________
"Disini rupanya kau." (Name) yang sedang memandang keramaian festival yang makin padat menoleh ke belakangnya.
"O-ooh," sahut (Name) sedikit syok.
Dengan cepat (Name) kembali menoleh ke depan.
Kenapa? Karena dia sedang menangis.
"Pemilihan lagu yang bagus, jika kau tanya pendapatku." ucap Iwaizumi.
"T-terima kasih." gumam (Name).
"Mulai dari beat lagunya dan arti lagunya."
(Name) sedikit terlonjak kaku saat mendengar pendapat Iwaizumi.
"Beat lagunya memang terdengar begitu ceria, tapi tidak dengan artinya, kan?"
(Name) hanya diam tak menjawab pertanyaan Iwaizumi.
Karena yang dia katakan itu benar.
Hora utatte'tatte naita hitori
Ukande matta ongakusai
Lihatlah, walaupun aku tetap bernanyi, aku masih menangis
Di festival musik dimana aku menari dengan gilanya
"Tapi tentu saja," ucap Iwaizumi memeluk (Name) dari belakang, "Sang Romeo mendengarkan alunan lagu dari Sang Juliet."
Kimi wa kikoeru? Romio Romio
Apakah suaranya sampai di telingamu? Romeo Romeo
Pipi (Name) sedikit memerah, dan detak jantungnya mulai tidak normal.
"Tak kusangka kau adalah salah satu penonton konserku, VIP lagi." gumam (Name) menenggelamkan wajahnya di lengan Iwaizumi.
"Mungkin aku harus berterima kasih pada Kusoikawa."
(Name) menoleh pada Iwaizumi, "Siapa?"
"Temanku, karena dialah aku dapat bertemu denganmu."
Iwaizumi memutar tubuh (Name), lalu tersenyum padanya.
"Iwaizumi Hajime."
Iris mata (Name) melebar, sebelum akhirnya dia menoleh ke arah lain dengan malu-malu.
"(Surname) (Name)."
Iwaizumi memegang dagu (Name) yang membuatnya menoleh pada Iwaizumi.
"Akemashite omedetou, (Name)."
Lalu Iwaizumi mencium kening (Name).
Duaaar...!!
"HAPPY NEW YEAR!!"
Suara orang-orang tampak bersorak gembira, tapi yang (Name) pikirkan adalah sekarang Iwaizumi sedang menciumnya, walaupun hanya di kening.
Detak jantungnya semakin tidak normal, bahkan saat Iwaizumi melepas ciumannya. (Name) bingung, tak tau harus berkata apa. Iwaizumi yang melihat tingkah (Name) hanya memutar bola matanya karena geram.
"Balaslah ucapanku, (Name)."
(Name) tersadar, dan ia langsung tergagap-gagap.
"A-ah, umm... etto, a-anoo..."
Iwaizumi hanya mengangkat sebelah alisnya, meminta (Name) untuk melanjutkan.
(Name) menarik napas panjang, sebelum akhirnya tersenyum lebar yang membuat wajah Iwaizumi menjadi semerah tomat.
"Akemashite omedetou, Hajime."
Begitulah cerita Sang Juliet bertemu dengan Sang Romeo. Pertemuan singkat yang mengubah segalanya.
Togirenai senritsu o
Na mo naki kimi e to~
Aku mengirim melody yang tak ada habisnya ini
Kepada dirimu yang tak kuketahui namanya~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fin
____________________
Akemashite omedetou, minna~
Happy New Year, everybody~
Selamat tahun baru, semua~
Ini adalah FF tahun baru, tantangan dari Pani.
Selamat menikmati~
____________________
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro