Prolog 🔞🔞
Hai.. Kali ini aku akan coba translate karya New Account ya.. 😄
Kalian pasti udah gk asing lagi sama ini judul karena sudah pernah di jadiin drama.. Jadi.. Happy Reading..
---
Biarkan Aku Mencintaimu
Klub Flower
Neil Pov
Berapa kali kalian berpacaran dengan seseorang dan merasa kecewa?
Berapa kali kalian harus kembali duduk di klub karena putus dengan seseorang?
Berapa kali kalian melakukannya..
Brak!
Tiba-tiba.. sebuah gelas wiski dengan es batu aku taruh di atas meja kaca.
Lalu setelah itu, bartender yang memiliki rambut sebahu menatapku dengan perasaan jijik sambil menyiapkan segelas wiski baru dan meletakkannya lagi di hadapanku.
“Kamu minum sebanyak ini, benar-benar terasa menyedihkankan kah?”
Chao Chom yang merupakan bartender di klub ini bertanya kepadaku karena merasa prihatin.
Dia adalah sahabat baikku di Universitas. Sekarang, Chao melakukan pekerjaan tambahan sebagai bartender di klub ini setiap harinya. Itu sebabnya aku bisa datang kesini dan melampiaskan semua yang ada di dalam pikiranku. 😣
Chao akan selalu mendengarkan keluh kesahku, meskipun sebenarnya aku ingin duduk bersamanya di tempat yang lebih tenang.
"Apakah kondisiku tampak begitu memperhatinkan, Chao?”
“Yeah.. Dengan kelakuan yang kamu lakukan tidak sulit untuk melihatnya, Neil..”
“…”
“Apa yang terjadi padamu kali ini?”
“Aku ditinggalkan..”
“Hah?!”
Aku melihat Chao merasa terkejut dan pandangan matanya kosong. Aku tidak berpikir untuk menyembunyikan hal ini darinya. 🙁
Aku tidak heran dia menatapku seperti itu karena aku putus dengan kedua mantan pacarku karena aku memergoki mereka berkencan dengan orang lain juga dan aku bukan tipe orang yang mudah memaafkan dan memberikan kesempatan dua kali kepada seseorang.
Tetapi.. kali ini berbeda.. 😥
Jay sudah membohongi aku dan aku tidak mengetahuinya. Sampai pada hari dia datang dan berkata kepadaku bahwa dia sudah berpacaran dengan orang lain yang sudah kencani selama dua bulan ini.
Kami sudah berpacaran selama hampir satu tahun dan berakhir dalam waktu singkat. 😣
Hal ini membuat aku merasa terkejut, sedih, marah dan mengasihani diriku sendiri. Perasaan itu terus aku rasakan sejak aku berpisah dengannya sampai sekarang. 😔
“Aku putus dengan Jay karena dia sudah memiliki pacar lagi..” Kataku.
“Semudah itu?!”
“Yeah.. Bagi dia itu mudah..”
“Apakah kamu baik-baik saja?”
Chao bertanya sambil berpegangan pada konter bar. Dia lalu mendekati badannya untuk menatap mataku dari jarak dekat. Aku hanya bisa menghela napas dan berkata lagi.
“Sejujurnya, aku bahkan tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini.”
“…”
“Aku merasa sedih, tetapi juga sangat bingung..”
Aku mengatakan itu sambil menggoyangkan gelas minuman kerasku dengan pelan, saat aku menceritakan perasaanku kepada sahabatku.
“…”
“Jay tiba-tiba datang dan berkata bahwa dia ingin berpisah denganku karena sudah memiliki orang lain..”
“…”
"Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk bertanya kepadanya..."
"Oh, Hal itu sangat lucu..”
"Apa yang lucu? Aku merasakan patah hati."
"Yah, Tetapi.. kamu sama sekali tidak terlihat sedih.."
Chao kembali menegakkan tubuhnya dan kembali berkata lagi.
"Aku yakin kamu sudah terbiasa dibodohi."
"Siapa yang terbiasa?"
Aku putus dengan tiga pacarku karena satu alasan setiap kali. Tidak heran dia mengira aku bersikap acuh tak acuh. 😔
Tapi siapa yang bisa terbiasa dengan semua ini?
Atau…aku seharusnya tidak mengikatkan diriku pada siapa pun. Berapa banyak pacar yang selingkuh dariku? 🙄
Aku tidak tahu apakah hal ini karena aku yang buruk atau siapa. Kenapa aku harus selalu merasakan hal ini?
"Tolong bantu aku.."
Aku mendengar suara seorang pelayan muda dengan suara menawan berteriak kepada sahabatku untuk membantunya di belakang.
"Aku akan segera kembali.."
Hanya itu yang Chao katakan kepadaku dan dia meninggalkan aku minum sendirian. Tapi aku tidak sendirian lama-lama. 😏
"Hai.."
Klub ini sangat ramai, tetapi anehnya sekarang aku bisa mendengar suara seorang pria yang tinggi duduk di depanku menyapaku dengan jelas.
Aku hanya tersenyum dan melambai kepada pria itu yang saat ini sudah pindah duduk di kursi sebelahku.
Dia lalu meletakkan segelas alkohol di meja bar dan berbalik untuk mengajakku berbicara.
"Apakah kamu sendirian?"
Aku mengangguk dengan lembut sebagai jawabannya.
Aku biasanya bukan orang yang sedikit bicara, tapi aku tidak banyak bicara. Aku hanya tahu harus bicara dengan siapa dan seberapa sering dan hari ini aku sedang tidak mood untuk berbicara dengan siapa pun atau menjawab pertanyaan siapa pun. 😒
Aku baru saja diputuskan...
Aku sama sekali tidak berniat datang ke klub ini. Tetapi aku baru saja ingat bahwa Chao Chom bekerja di sini, jadi aku datang menemui sahabatku.
Penampilanku biasa saja. Aku hanya memakai celana jins selutut dan kaos putih berukuran besar.
Entah apa yang membuatnya merasa tertarik dan berjalan ke arahku. 🙄
“Aku merasa kalau begitu kamu mengizinkan aku menemanimu disini kan?”
Kata-kata itu membuatku menoleh untuk melihat ke arah pria yang berambut abu-abu yang duduk di sebelahku, yang juga sedang menatapku.
“Apakah begitu jelas aku sedang sendirian disini?”
“Hm.. Tidak juga..”
“…”
“Aku tadi baru saja mendengar pembicaraanmu dengan bartender itu..”
“Dasar tidak sopan!”
Aku mengatakan itu karena aku pikir dia tidak serius denganku.
“Hahha.. Maafkan aku..”
Pria yang memiliki wajah yang tampan segera tersenyum lebar dan memperlihatkan lesung pipi di kedua pipinya. ☺️
“😒”
“Yeah.. sebenarnya aku tidak ingin mendengarkannya, tetapi pembicaraan kalian terdengar di telingaku..”
Dia terlihat sangat tampan..
Senyumannya..
Wajahnya..
Aku bisa mencium bau samar alkohol dan rokok tercium dari tubuhnya.
Apalagi saat dia menatapku dengan tatapan yang menggodanya itu, hal itu semakin membuatnya terlihat menawan dan.. membuatku ingin bersama-sama dengannya meskipun hanya sekali saja. 😅
Penampilan yang dia tunjukkan saat ini bukanlah tampilan yang mengancam, tetapi.. lebih seperti sedang menggodaku.
Selain itu, kata-kata yang dia katakan kepadaku telihat sopan dan ramah.
Him.. Yeah.. itulah namanya.
“Bisakah aku membelikan kamu minuman?”
Aku suka saat Him memperkenalkan namanya dan namanya terlihat lucu. ☺️
“Kenapa kamu ingin membelikan aku minuman?”
Aku bertanya dengan tegas. Yeah.. aku tahu bahwa dia merasa tertarik kepadaku, tetapi.. aku tidak tahu kenapa dia mau mendekatiku.
Kenapa dia mendekatiku? 😒
Aku bukan orang yang terlalu naif.
“Karena kamu sedang sendiri dan sudah ditinggalkan..”
Saat mendengar jawabannya membuat aku merasa tertarik.
“Apakah itu berarti kamu juga datang kesini sendirian?”
“Tidak.. Aku datang kesini dengan teman-temanku, tetapi mereka sudah pergi..”
Him menjawab dengan ekspersi yang terlihat santai.
“Kalau begitu.. kita bisa sama-sama disini..”
Aku mengatakan hal itu kepadanya dan mendekatkan jarak diantara kami berdua sedikit. Aku menatapnya dengan daguku yang aku miringkan kearahnya sebelum aku kembali bertanya hal yang sudah aku ketahui.
“Baiklah..”
“Apakah itu artinya kamu akan pulang sendirian?”
“Yeah.. Mungkin saja..”
“Tetapi.. saat ini aku tidak ingin pulang sendirian..”
Aku bisa menebak kalimat yang akan Him katakan padaku selanjutnya.. 😏
“Jika kamu tidak sedang bersama-sama dengan siapapun..”
Him terlihat menyipitkan matanya dan menatap bibirku tanpa berpikir ingin menutipi keinginanya sebelum dia melanjutkan perkataannya dengan suara lembut. Tetapi.. suaranya terdengar keras dan sangat jelas di telingaku.
“Aku ingin pulang bersama-sama denganmu..”
Tatapan matanya terlihat begitu memabukkanku.. sehingga membuat aku melupakan sejenak bahwa aku baru saja di tinggalkan oleh mantan pacarku. 😑
Hal ini hampir saja membuat aku lupa dengan apa yang membuat aku duduk di klub ini. Aku tahu bahwa jika kami pulang bersama-sama, maka.. aku bisa berakhir di atas ranjangnya atau ranjangku.
Tetapi.. tetapi saja aku menanggapi keinginannya..
“Baiklah.. Kita bisa pulang bersama-sama.. Kita berdua sedang tidak terikat dengan siapapun..”
---
Apartment Him
Neil Pov
Kiss 😘
“Ugh..”
Bibirnya basahnya yang sebelumnya mencium dan menghisap bibirku sekarang turun dan menempel di leherku. Hal ini membuat aku mengerang karena merasa bahagia.
Tangannya meluncur untuk merasa ke seluruh tubuhku, memainkan juniorku sampai mengeras. Him terlihat senang melihat reaksi tubuhku dan melihat tubuhku memerah.
“Apakah kamu merasa kesakitan?”
Him bertanya pelan kepadaku.
“Iya.. sakit..”
Aku menjawabnya dengan jujur sebelum berkata lagi padanya.
“Ayo lakukan dengan santai saja, ok?”
Lalu aku mendorong dadanya yang telihat kuat.
Beberapa menit yang lalu, kami masih berada di klub. Kami saling berbicara untuk mengenal satu sama lain lebih jauh, aku sangat menyukainya. Him terlihat sangat menawan dan rayuannya, dipadukan dengan rasa ketertarikanku, membuat kami berdua berakhir di apartmentnya. ☺️
Hubungan satu malam yang kami jalani saat ini bukanlah hal yang aneh. Ini juga bukan pertama kalinya aku melakukan hubungan seperti ini.
Ketika aku tidak punya pacar, aku selalu merasa kesepian dan hal itu membuat hatiku merasa sakit untuk sementara waktu. Tetapi… ketika aku memiliki seseorang di hatiku, aku akan menyerahkan segalanya.
Aku tidak tahu apa yang mendorong aku untuk melakukan hal yang lagi seperti saat ini. Yeah.. bisa jadi karena aku merasa kekurang kasih sayang, makanya aku mabuk-mabukan, karena merasa kesepian.
Atau mungkin karena aku hanya tertarik melihat senyuman seseorang saat bersama-sama denganku.
“Seberapa santai yang kamu inginkan?”
Him bertanya dan lengannya yang kuat melingkari pinggangku,menarikku lebih dekat hingga tubuh kami merapat. Lalu Him menggerakkan bibirnya untuk berbisik di dekat telingaku.
"Katakan.. agar aku bisa menyenangkanmu dengan baik..."
Pada kalimat terakhir, Him segera menggendong tubuhku sehingga tubuhku terasa melayang.
Aku segera melingkarkan kedua kakiku ke pinggangnya dengan erat-erat dan kedua lenganku segera melingkari melingkari lehernya yang kuat. Aku tahu Dia tidak akan membiarkanku jatuh dari pelukan-Nya, tapi mau tak mau aku merasa takut.
"Jangan biarkan kita terjatuh.." kataku dengan nada khawatir.
Tapi sepertinya kata-kataku sepertinya membuat Him berpikir dan aku melihat dia tersenyum tanpa menjawabku. 😏
Wajah yang tampan dihiasi senyuman yang membuat aku merasa terhipnotis…
Sekali lagi, senyumannya sungguh menawan.
Him lalu dengan perlahan mendudukan tubuhku di atas tempat tidurnya yang telihat luas. Dia lalu menatapku dan berkata dengan nada memohon.
“Sudah waktunya tidur, apa yang harus aku lakukan sekarang?”
"..."
Aku tidak menjawab apa pun. Cukup mengelus sisi tempat tidur dengan tanganku menyuruh Him duduk di sebelah-ku, dia menuruti dengan mudah.
“Lalu selanjutnya..”
Him yang sudah duduk di sebelahku kemudian menundukkan lehernya untuk menatapku.
Him bukanlah orang yang naif dan dia pasti merasa geli menanyakan apa yang akan aku lakukan selanjutnya kepadaku, namun ternyata tidak seperti itu.
Aku lalu segera naik dan mengangkang di atas pangkuannya. Aku mencium bibirnya yang saat ini sedang tersenyum.
Kiss 😘
Him membalas ciumanku dengan tangannya melingkari pinggangku agar aku tidak terjatuh.
Tangannya yang nakal dan kasar mulai meluncur ke bawah kaus putih bersihku. Mengelus seluruh tubuhku dengan tangan, dari punggung hingga pinggul, meremasnya sebelum memukulnya dengan ringan seperti taring.
Aku lalu menarik diri dari ciuman kami dan perlahan turun dari atas pangkuannya.
Him duduk di atas tempat tidur dengan aku yang berlutut di lantai. Kedua tanganku bergerak membelai lembut selangkangan celananya.
Setiap gerak tubuhku terlihat di mata-Nya.
Resleting celananya susah dibuka karena ada yang sudah terbangun di balik celananya.
Juniornya terlihat sudah membengkak dan berdiri tegak ke arahku setelah aku menariknya keluar dari celananya.
Aku lalu mulai mendekati wajahku dan menggunakan mulutku untuk membelai dengan lembut juniornya.
“Aku tidak akan memasukkan semuanya ke dalam mulutku..”
Aku mengatakan itu sambil mencium juniornya yang besar itu.
"Kalau begitu lakukan apa yang kamu bisa."
“Jadi.. apakah sekarang sudah cukup?”
“Yeah.. Cukup dan kamu tidak perlu memaksanya..”
Lalu tangan Him yang kasar memegang wajahku dia melakukan kontak mata denganku. Him dengan lembut mengusap kulit pipiku dengan ibu jarinya. Aku lalu bertanya lagi.
“Benarkah?!”
“Yeah.. Benar..”
Selesai berbicara, aku menggunakan lidahku untuk menjilat dari pangkal hingga ujung juniornya tanpa bersusah payah. Aku mengalihkan pandangan mataku dari mata tajamnya sejenak.
Mukanya…
Matanya…
Suara nafasnya saat aku membelai juniornya dengan mulutku..... Segala sesuatu tentang dia saat ini sangat menarik dan aku menyukainya sepenuhnya..
"Kamu sangat pandai menggunakan mulutmu..."
Kami masih belum mengalihkan pandangan satu sama lain. Dia mengucapkan kata-kata itu dengan tatapan kekaguman yang tulus di matanya.
“…”
Tentu saja aku tidak menjawabnya. Aku terus menggunakan mulutku untuk memanjakan juniornya, cium dan menghisap sampai juniornya yang sudah mengembang sepenuhnya seolah-olah terasa suguhan sangat manis.
Aku mengunakan lidahku untuk menelusuri ujung juniornya yang berair. Kemudian mencoba menggunakan mulutku untuk bermain-main dengan bola dan lubang juniornya.
Karena ukuran juniornya yang terlalu besar untuk bisa dimasukkan seluruhnya ke dalam mulutku, maka aku juga perlu menggunakan tanganku.
Tolong bantu aku untuk mengetahui bagian mana yang terasa enak.
“Um.. Um.. Apakah enak?”
Aku mengerang dengan suara yang dalam dan merasa puas.
Him menggunakan punggung tangannya untuk membelai lembut pipiku saat dia bertanya dengan tidak serius.
“Bagaimana kamu bisa memanjakan aku dengan begitu baik dengan mulutmu?"
"…"
Mana mungkin aku bisa melepaskan Juniornya ini, aku sama penasarannya dengan dia.
“Kemarilah.”
Aku harus melepaskan bibirku dan mendorong diriku setinggi mungkin karena aku ditahan oleh tangannya yang kasar. Bahkan sebelum aku bisa bernapas, Him segera melepaskan celana dan celana dalamku dengan mudahnya.
Him yang bertubuh besar segera duduk dengan tegak dan menciumku dengan lembut lalu mendorong tubuhku untuk berbaring ke atas tempat tidur.
Kiss 😘
Bibir yang panas dan lembab memperdalam ciuman kami. Dia memasukkan lidahnya yang ramping ke dalam mulutku. Aku untuk sementara merasakan manisnya ciuman kami, sementara tanganku yang kasar masih memegang juniorku.
Dia adalah pencium yang sangat baik.
Aku hampir kehabisan napas berkali-kali saat kami berciuman saat kami dalam perjalanan ke sini, di tempat parkir mobil, di lift, di depan pintu.
Sampai sekarang...
Him mengambil sebagian besar napasku.
“Ah!”
Aku mengerang saat bibirnya mulai bergerak ke bawah hingga berada bagian atas puttingku. Meskipun dia menghisapnya melalui kaos tipis yang kupakai, hal ini terasa tidak kalah menggairahkan.. 😣
Tangan besarnya sama sekali tidak berhenti bergerak di dalam lubangku terus menerus.
Sungguh mendebarkan sampai-sampai aku harus merapatkan kedua kakimu. Tapi Him terus saja menahannya.
Mulutnya yang tidak bisa diam terus saja bergerak dari atas sampai atas pusarku. Dia menggunakan lidahnya untuk menggoda pusarku sebentar sebelum bergerak lebih rendah lagi.
“Oh…”
Aku mengerang karena merasa senang yang berlipat ganda saat juniorku ada di dalam mulutnya. Bibirnya mulai bergerak dan tangannya tidak lagi terasa kasar.
“Apakah kamu menyukainya?”
Him menarik diri dan bertanya dengan suara keras, lalu mulai menggunakan Bibirnya untuk membelai juniorku.
Aku tidak perlu menjawab, dia pasti sudah tahu apakah aku suka atau tidak.
“Um.. ah..ah.. um..”
Saat ini suara erangan manisku tidak sulit untuk melihat apakah aku menyukainya atau tidak?
Selain pandai berciuman, Him juga bisa sangat pandai menggunakan mulutnya untuk memanjakan aku.
Aku tidak mau menyamakan dia dengan mantan pacarku Jay. Tapi aku benar-benar tidak bisa menahan diri untuk soal gairah dan memanjakan.... Mantan pacarku benar-benar kalah darinya.
“Ah!”
Aku dikejutkan oleh jari-jari dingin Him yang mulai masuk ke lubang di bagian belakang tubuhku.
Aku tidak bisa melihat kapan dia menuangkan gel pelumas ke tangannya.
"Jika sakit, beritahu aku dan lupakan.."
Aku mengangguk begitu dia mengatakan itu.
Jari-jari ramping panjang menyelinap ke dalam tubuhku. Bergerak masuk dan keluar dengan ritme yang lambat pada awalnya sebelum mempercepatnya seiring berjalannya waktu. Dia melakukan hal itu dan menggunakan bibirnya untuk mencium dan menghisap bagian sensitif tubuhku. Hal itu membuatku mudah untuk orgasme.
Aku tidak bisa menerima semua perlakuan yang dia berikan padaku karena terlihat sangat memabukkan. 😣
Dia terus melakukan kedua hal itu secara bersamaan dan rasanya sangat enak!
“Maaf..”
Aku mengangkat diriku dan menggunakan jariku untuk menyeka air maniku yang keruh yang terkena bibirnya. Tetapi sepertinya dia tidak merasa tertekan, tidak merasa keberatan, bahkan dia menggunakan lidahnya untuk menjilat spermaku itu lalu menelannya dengan ekspresi kosong.
Dia tampak seperti mempertimbangkannya sejenak sebelum tersenyum.
“Rasanya manis.”
Kata-kata itu membuat pipiku memanas tak terkendali.
Setelah mencicipinya, dia masih tega memberikan review lagi.
Dia benar-benar layak untuk dikalahkan!
Aku bahkan tidak ingin mendengar bagaimana rasanya.
"Hhhhaha.."
Tawa cerah dari pihak lain membuatku meringis lebih dari sebelumnya.
Jantungku terasa Berdebar-debar!
Him bergegas mendekat dan mendorongku sehingga aku berbaring di tempat tidur dengan dia yang mengangkangiku. Bibirnya yang bergelombang memberikan ciuman lembut ke bibirku, lalu dia menarik diri dan bertanya dengan suara lembut.
Kiss 😘
“Apakah kamu siap untuk dimakan, cantik?”
“Aku sudah siap sejak lama, cepat lakukan.”
“Dengan mulut bagus seperti ini, kamu mungkin akan baik-baik saja jika kita melakukan sepanjang malam, kan?”
“Kamu harus menunggu dan melihat.”
“Baiklah..”
Him menyunggingkan senyuman di sudut mulutnya.😏
Aku tidak ingin berbicara dengannya.
Aku merasa senyumnya tidak normal. Meski penampilannya tidak terlihat jahat, banyak tindakannya yang terkesan lembut, namun yang terlihat hanyalah jati dirinya atau bukan, entahlah.
“Berikan aku kondom, aku akan memakaikannya untukmu.”
“…”
Him tidak mengatakan apa-apa, dia menarik diri dan mengambil kondom dari saku belakang celananya lalu menyerahnya kepadaku.
Aku mengangkat tubuhku dan membuka bungkus kondom untuk aku pakaikan di juniornya dan sementara itu tanganku bergerak untuk mengelus tubuh dan otot-otot indah tubuhnya.
Otot-ototnya begitu indah sehingga aku harus mengulurkan tangan dan membelainya mulai dari dada yang kuat hingga ke perut yang dipenuhi otot-otot indah yang berjajar seperti gambang.
Aku mengusapnya sampai aku merasa puas lalu aku memasang kondom di juniornya agar kami bisa melanjutkan kegiatan kami.
Him lalu segera mengangkangi tubuhku dan mendekatiku lagi. Dia lalu mencium bibirku dan menggunakan jarinya untuk kembali bermain di lubang bagian belakang tubuhku lagi.
Kiss 😘
Hal ini membuat perutku seperti kesemutan karena dia terus menggerakkan jarinya keluar masuk lubangku. Sampai.. akhirnya aku meminta dia untuk melakukannya.
“Kamu bisa memasukkannya dan melakukannya sekarang...”
"Apakah kamu pasti baik-baik saja?"
Awalnya aku tidak mengerti apa yang dia tunggu.
Tetapi dia masih mempersiapkan diriku, aku seperti menunggu tubuhku benar-benar sudah siap.
Sebenarnya tubuhku sudah lama siap dan menunggunya.
“Ayo.. masukkan..”
Aku memintanya tanpa malu-malu.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan..Aku bilang tidak masalah dan tidak apa-apa.
Ini bukan pertama kalinya.
"Baiklah.."
Him segera menerima permintaanku dan kemudian dia mulai memasukkan juniornya ke dalam lubangku.
Aku merasakan lubangku terasa sangat penuh sehingga aku tidak lagi bisa berkata apa-apa lagi. 😣
Aku mencoba untuk menarik napas dan membuangnya napasku secara perlahan-lahan.
Junior sangat besar daripada siapapun yang pernah memasuki tubuhku.
Him.. benar-benar sangat terlatih dan liar.
Him tidak langsung bergerak begitu dia memasukkan juniornya ke dalam tubuhku. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mencium aku dengan lembut sekali lagi.
Kiss 😘
Kemudian mulai gerakkan pinggangnya secara perlahan dengan ritme yang lambat.
Tidak ada salahnya bergerak lambat.
Tapi dia tidak mencoba langsung melakukannya dengan kasar sekaligus.
Dia terus tersenyum dan perlahan mulai menambah kecepatannya sesuai perasaannya, aku sendiri terus saja mengerang bahagia dengan setiap dorongan yang disodorkannya padaku.
“Um.. um.. ah.. ah..”
Rasanya seperti terisi, aku tak tahu caranya.
Mungkin karena akhir-akhir ini aku dan mantanku tidak lagi berhubungan badan sama sekali. Jadi saat ini membuat aku merasakan seks ini terasa sangat menyenangkan. 🥰
Tubuh kami berdua menyatu dan bergerak dalam ritme yang sama. Hal ini menjadi semakin panas sesuai dengan kekuatan emosi kami berdua.
Him sama sekali tidak bersikap egois padaku. Dia akan selalu bertanya..
"Apakah aku menyukainya? Apakah sakit? Apakah terasa enak? Apa yang aku suka? Apakah posisi ini enak?"
Aku sangat menyukai pria ini. ☺️
Kekuatan emosi kami terus meningkat, AC yang menyala. Sama sekali tidak bisa mengurangi sedikit pun panas di antara kami berdua. Semuanya sekarang terasa sangat baik.
Suara tempat tidur bergetar..
Suara nafas yang cepat..
Dan ada juga suara daging yang saling beradu yang terdengar kasar....semuanya kencang... Benar-benar membuat aku merasa semakin terangsang.
Meski aku menyesal hal ini akan berakhir hanya dalam satu malam.
Namun malam ini tidak berakhir hanya dalam satu putaran.
---
Keesokan Paginya
Neil Pov
Aku mengambil kesempatan ini untuk menggunakan kamar mandi-Nya untuk membersihkan tubuhku.
Hal ini karena sebentar lagi sudah waktunya aku kembali ke apartemenku sendiri.
Kami melakukan tiga putaran tadi malam. Terkadang Him yang memimpin, terkadang aku yang menungganginya. Kami bergantian melakukan hal seperti itu tanpa merasa bosan.
Aku dapat mengatakan bahwa seks yang terbaik adalah seks dengan-Nya.
Tadi malam sangat indah. 😊
“Bisakah aku meminjam T-shirt mu?”
Aku menoleh ke arah Him yang memiliki rambut berwarna abu-abu dan bertanya kepadanya. Dia sedang duduk bersandar di kepala tempat tidur sambil merokok.
Tadi malam saat kami melakukannya untuk kedua kalinya, bajuku robek sehingga sudah tidak dipakai lagi.
Jadi.. hari ini aku harus meminjam bajunya, meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya aku mengembalikan bajunya nanti. Kemungkinan besar kami tidak akan bertemu lagi.
One night stand hanya untuk satu malam.
“Aku akan meminjamkannya kepadamu..”
“…”
Saat mendengar perkataannya, aku segera menoleh dan melihatnya tersenyum.
“Tetapi.. kamu harus mengembalikannya lagi..”
“…”
“Kalau begitu tuliskan alamatmu dan berikan padaku agar aku bisa mengambilnya.."
Hanya itu yang dia katakan padaku. Aku lalu berjalan ke arah lemarinya dan melihat bajunya tertata dengan rapih sesuai warnanya dari yang gelap sampai yang berwarna cerah.
Setelah menentukan pilihanku, aku lalu mengeluarkan kaos berwarna polos dan memakainya tanpa terlalu peduli.
“Khun..”
“Hah..”
Aku menjawab tanpa berbalik untuk melihat kearahnya.
“Neil..”
Baru setelah dia memanggil namaku dengan nada serius, aku baru berbalik.
Him belum memanggil namaku sejak kami berbicara tadi malam. Hanya aku yang terus memangil namanya Him.. Him.. disini.
Ini adalah pertama kalinya Him memanggilku dengan namaku.
"Kenapa?"
Aku menatap wajahnya, menunggu untuk mendengar pertanyaan selanjutnya.
“Bisakah kita bertukar Line?”
"Apakah kamu ingin menggodaku?"
Aku tidak merasa percaya diri bahwa Him akan melakukannya, tetapi... aku hanya bertanya untuk memastikan.
"Apakah kamu ingin aku menggodamu?"
“Tidak..”
Aku segera menjawabnya tanpa berpikir sama sekali. Aku tidak menginginkan siapa pun saat ini.
Bahkan hanya bisa berhubungan seks dengannya sudah cukup bagus. Tapi aku tidak ingin berhubungan siapa pun saat ini.
Aku sudah bosan dengan perasaan kecewa yang terus aku alami. 😔
“Jadi…”
Him terlihat sedikit kecewa saat aku menjawab dengan penolakan yang begitu blak-blakan, tapi dia segera menawarkan jenis hubungan lain.
“Bagaimana jika kita memiliki hubungan yang berbeda?”
“…”
“Kamu juga merasa baik tadi malam, kan?”
"Yah, rasanya enak.. sangat baik... Sepertinya hubungan seks kita berjalan dengan baik…"
“Kalau begitu, bolehkah jika kita bertukar pesan untuk membuat janji agar bisa saling membuat merasa nyaman bersama lagi?”
“…”
Aku hanya tertawa sebelum berjalan mendekat dan duduk di ranjang lebarnya lagi. Aku memakai pakaianku dengan benar.
“Jika kamu hanya menukarnya dengan janji bertemu lagi, maka aku akan baik-baik saja.”
“…”
“Tapi aku harap hal ini tidak memberimu sebuah harapan.”
“…”
“Aku benar-benar tidak menginginkan siapa pun..”
“Baiklah..”
Him mengangguk dengan mudah, lalu berkata lagi.
“Kalau kamu mengatakan begitu.... ayo kita lakukan saja..”
“…”
“Kita hanya akan melakukan saja tanpa ada hubungan, ok..”
“Kalau begitu berikan ponselmu.”
Aku mengulurkan tangan dan mengambil ponsel dari tangannya.
Aku lalu menambahkan id Lineku dan mengembalikan ponselnya.
Setelah itu, aku segera bagun dari atas tempat tidur dan berjalan ke depan cermin untuk memeriksa diriku untuk terakhir kalinya.
Aku dikejutkan oleh bekas isapan di leherku yang tidak akan cepat hilang. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada apa pun di kamar ini yang bisa menutupinya.
“Apakah kamu akan pulang sekarang?”
"Ya.."
“Apakah kamu ingin aku mengantarmu, Neil?”
Him segera mematikan rokok yang baru saja dihisapnya setengah. Dia lalu turun dari tempat tidur dan berdiri di belakangku di depan cermin.
Aku bisa mencium aroma rokok dipadukan dengan aroma samar dari dirinya membuatnya tampak sangat menawan.
Him berbadan tinggi dan tidak memakai kemeja. Sepertinya dia tahu bahwa aku menyukai tubuhnya, jadi dia melepas bajunya untuk menggodaku. Hanya tubuh bagian bawahnya saja yang ditutupi celana piyama panjang.
“Tidak perlu...”
Aku bersikap seolah-olah aku tidak terlalu peduli padanya meskipun kami berbadan tegap. Saat kami berdiri bersama-sama punggungku menempel erat pada dada kuat Him.
“Apakah kamu tahu cara mengemudikan mobil?”
“Iya.. Tahu..”
“Apakah kamu sudah punya SIM?”
“Punya...”
“Kalau begitu kamu bisa memakai mobilku saat pulang..”
Saat mendengar perkataannya, membuatku menatap matanya melalui cermin yang ada di depanku sebelum bertanya..
“Apakah kamu benar-benar mempercayai aku?”
“…”
“Jika aku mencuri mobilmu dan menjulanya lalu aku melarikan diri, apa yang akan kamu lakukan?”
Him segera membungkuk dan berbisik pelan di dekat telingaku lalu menatapku. Kami masih saling bertatapan melalui cermin seperti sebelumnya.
“Melacakmu tidaklah sulit...Neil.”
Entahlah.. apakah aneh jika aku mengatakan bahwa aku suka ketika Him memanggil namaku.
Neil yang dipanggil orang lain dan Neil yang Him panggil terasa sangat berbeda. 🥰
TBC..
Vote and comment.. 🙏😄
Aku cek arus dulu.. kl byk yg like aku terusin heheh3..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro