Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 9 🔞🔞


Menjadi Milikku

Neil Pov

Minggu-minggu sudah berlalu dan aku sudah semakin dekat dengan ujian akhirku. Him masih menyempatkan diri untuk menemuiku, kami akan saling mengunjungi apartmentku ataupun apartemennya. Terkadang bahkan kami akan tidur bersama-sama.☺️

Meskipun kami sekarang berpacaran, tetapi.. kami tetap menjalani kehidupan normal kami seperti dulu dan aku yang mulai beradaptasi dengannya.

Aku segera membalas pesan yang Him ketika dia mengirimkan aku pesan tidak seperti sebelumnya. Aku juga tidak lagi berusaha untuk mengabaikannya. ☺️

Aku sekarang membiarkan jantungku terasa berdebar-debar dengan kencang tanpa berpikir untuk menyembunyikan atau menyangkalnya seperti dulu.

---

Apartment Him

Neil Pov

"Apakah enak?"

Aku meletakkan botol air dingin di atas meja kaca rendah dan membiarkan Him duduk di dekatku.

Kami saat ini sedang duduk di atas sofa yang ada di dalam apartmentnya. Him sekarang duduk dan mulai menyuapiku semangka.

"Hm.. Enak.."

Aku menjawabnya meskipun mulutku penuh dengan semangka.

Tadi malam aku menginap di apartmentnya dan sekarang aku masih berada di dalam apartmentnya. ☺️

Kami sarapan bersama-sama saat hari menjelang siang lalu duduk sambil berbaring menonton film. Kami melakukan berbagai hal bersama-sama di dalam apartmentnya menunggu untuk pergi makan malam bersama-sama.

Him mengecat kukuku.

Ini adalah cat kuku yang aku beli beberapa hari yang lalu ketika aku sedang berjalan-jalan ke pasar loak bersama-sama dengan Chao Chom.

Aku lupa mengeluarkannya dari dalam tasku dan kata Chao warnanya sangat cantik. Jadi aku berencana untuk memakainya bersama-sama dengannya. Tetapi.. hari ini aku tidak memiliki urusan, makanya aku memakainya duluan.

Tentu saja Him melakukan hal itu sambil tersenyum. ☺️

Him sangat suka memanjakanku dan sering membawa aku berjalan-jalan.
Hal ini sangat lucu. 😅

"Berikan aku makan.."

Him mengatakan itu dan aku segera mengambil garpu untuk menusuk semangka yang ada di dalam piring dan mengarahkan ke mulut Him sambil tersenyum. ☺

Tetapi.. Him menggelengkan kepalanya sebagai penolakkan. Dia segera meraih garpu yang ada di tanganku dan meletakkannya lagi di piring seperti sebelumnya.

"Aku ingin memakannya dari mulutmu.."

"Ouh.."

Him lalu segera mendekatkan wajahnya dan menjilati bibirku dengan lidahnya lalu mencium bibirku.

Kiss 😘

Aku lalu segera membuka bibirku agar Him bisa memasukkan lidahnya dan mengambil semangka yang ada di dalam mulutku.

"Ugh.. ahh.."

Him mengambil semangka yang ada di dalam mulutku dan menelannya ke tenggorokannya. Dia masih terus menciumku dan kami saling bertukar rasa manis dengan mulutku tanpa merasa lelah.

Lalu tangannya yang besar menarik pinggangku untuk naik dan duduk di atas pangkuannya. Posisi ini sangat berbahaya bagiku. 😅

Him masih tetap tersenyum dan menciumku. Dia lalu menatapku dan memangil namaku dengan suara yang terdengar manis.

"Neil.."

"Hm.."

"Aku ingin.."

"Apa yang kamu inginkan? Semangka?"

"Aku ingin memakanmu.."

Saat mendengar perkataan Him, aku segera tersenyum dan bertanya kepadanya lagi.

"Apakah kamu masih belum cukup memakanku tadi malam?"

Yeah.. Tadi malam kami sudah melakukannya berkali-kali. ☺️

Tetapi Him hanya tersenyum dan melingkarkan tangannya di atas pinggangku agar aku tidak beegerak dengan terburu-buru.

"Bisakah kita melakukannya lagi? Hanya satu putaran saja.."

Aku mendorong diriku untuk duduk diatas pangkuannya dan menggerakan pinggulku ke bawah untuk merasakan juniornya yang sudah mengeras.

"Apakah hanya satu putaran saja cukup?"

"Hmm. 😏"

Him bergumam dan menyiungkan senyuman di sudut mulutnya sebelum dia menyelipkan wajahnya di atas dadaku lalu aku lalu memeluk tubuhnya.

Him segera mencium dadaku tanpa tergesa-gesa. Meskipun saat ini dia mencium dadaku saat aku masih memakai pakaianku, tetapi.. rasanya sangat menyenangkan. 🤭

"Uhm.."

Aku mulai merasakan Him mulai memasukkan tangannya ke bawah bajuku dan mengusap punggungku lalu seluruh tubuhku.

Him segera mengangkat baju yang aku pakai dan mengunakan matanya untuk menyuruhku menahannya dengan mulutku. Aku tentu saja tidak menentang keinginannya.

"Uh.. ah.."

Aku segera mengerang saat bibir Him mulai menghisap putting dadaku.
Him terlihat tersenyum tanpa merasa malu. ☺️

Bibirnya yang terasa panas mulai menghisap putting dadaku sampai mengeras lalu berpindah ke satu sisi yang lain juga. Hal itu sangat menggelitik diriku sehingga aku harus menggigit bajuku dengan sekuat tenaga untuk menahan suaraku yang terdengar sangat memalukan. 😣

"Neil.."

Pada saat yang sama, aku mendengar Him memangil namaku dan dia menurunkan tangannya untuk meremas serta mengelus tubuhku dengan cara yang menyenangkan.

"Neil.. aku sudah kehabisan kondom.. Kotak yang terakhir yang kita gunakan tadi malam.."

Him mengatakan itu dan aku segera menegakkan tubuhku setinggi mungkin. Aku berhasil melepaskan celana pendek dan CD ku. Lalu aku kembali mengangkanginya dan mengatakan kepadanya..

"Tidak masalah.. Kamu tidak harus menggunakannya.."

Jadi kali ini kami bisa tetap melakukan seks meskipun tidak memiliki kondom. Lagi pula memakai kondom tidak wajib untuknya sekarang.

Hal ini karena.. aku tidak bisa memungkiri lagi sebab aku mulai merasa terangsang dengan apa yang Him lakukan.
Aku merasa yakin bahwa Him tidak akan pergi kemanapun atau meninggalkan aku. Jadi melakukan penetrasi tanpa menggunakan kondom sama sekali bukan menjadi masalah bagiku.

Ini adalah keinginan kami berdua. 🥰

Aku lalu mulai mengangkat juniornya yang sekarang sudah benar-benar membengkak dan menyelipkannya di antara kedua kakiku. Aku lalu mulai mencium bibirnya sambil menggerakan tanganku dengan nada menggoda.

Kiss 😘

Him juga segera meraih juniorku dan mulai mengocoknya dengan kecepetan yang tidak terlalu lambat atau cepat.

Kami membutuhkan beberapa saat melakukan hal ini dan rambut Him sekarang sudah sedikit rontok sampai acak-acakan. Sedangkan tanganku benar-benar masih besih dari cairan pre cum Him. Tetapi kedua pahaku terasa lengket dan sedikit terasa kesemutan karena junior Him terus menggoda lubangku.

Him terus menggesek-gesekkan jarinya yang sudah terasa basah sebagai pengganti gel di dalam lubangku. Jarinya terus saja keluar masuk dengan kikuk dan hal itu membuat aku merasa sedikit tergelitik.

Setiap kali kami berhubungan seks, aku tidak bisa tidak tersenyum karena Him selalu mempersiapkan tubuhku terlebih dulu sampai aku merasa siap. Him selalu sabar menunggu dengan tenang setiap saat dan dia tidak pernah sekalipun memaksaku. ☺️

Kami bukan hanya melakukan seks, tetapi ini adalah caranya bercinta sejati.

"Uhm.. Him.."

Aku membuka sedikit mataku yang tadinya terpejam dan berbicara dengan berbisik.

"Ah.. Aku sudah siap.. um.. kamu bisa melakukannya sekarang..ah.."

Aku mengatakan hal itu sambil mendesah dan Him berhenti memainkan juniorku. Him lalu tersenyum jahat sebelum mengatakan kepadaku.

"Baiklah.." 😏

"Ah.. Apakah kamu tidak merasa bosan.. um.. kalau kita.. ah.. sering melakukannya?"

Aku bertanya saat aku bergerak untuk memegang juniornya dan mengarahkannya untuk masuk ke dalam lubangku. Aku lalu mulai menurunkan diriku secara perlahan dan dengan canggung memasukkan juniornya ke dalam lubangku.

"Uhmm.. ah.."

Aku selalu merasa sesak berapa kali pun junior Him memasuki diriku. Aku merasa sesak sampai merasa kesulitan bernapas.

"Aku tidak pernah merasa bosan.."

"Uhm.."

"Kamu sangat nikmat dan hebat.. ah.. siapa yang bisa mengalahkanmu?"

"Um.. Bagaimana jika suatu saat kita berdua kehabisan cara dan kita akan merasa bosan.. um."

Aku berpura-pura sedih sambil menatap Him. 🥺

"Siapa yang akan merasa bosan jika kamu menjadi bagian dari diriku?"

Him mengatakan itu dan wajahnya terbenam di lekukan leherku. Dia mulai mengendus leherku dan mengusapkan hidungnya secara bergantian.

"Him tidak akan pernah bosan.. Tidak akan pernah merasa bosan.."

"Uhm.. ah.."

Aku segera mendongakan leherku dan menjahui wajahnya. Aku lalu meletakkan tanganku di atas dadanya.

"Sudah cukup Him.."

"Baiklah.. aku akan mulai bergerak.."

"Hmm.. Lakukan apapun yang kamu mau.."

"Tetapi.. kamu harus mencium aku dulu.."

Sebelum Him bergerak, dia memohon kepadaku.

Kiss 😘

Aku segera memberikan ciuman lembut di bibirnya lalu menarik diriku. Aku mulai menggerakkan pinggulku ke atas dan ke bawah dengan gerakan beritme.

Aku melihat Him tersenyum dengan sangat puas dan tangannya melingkar di pinggangku membantu aku untuk mengontrol ritme gerakkanku.

Aku menabrak lubangku ke arah junior Him sehingga terasa lebih penuh daripada sebelumnya. Napas kami perlahan-lahan mulai meningkat seiring dengan emosi yang kami rasakan dan juga terdengar suara daging yang saling bertabrakan yang terdengar sangat vulgar tetapi.. cukup erotis.

Perasaan kami berdua berangsur-angsur memulai meningkat dan keringat mulai bermunculan di wajah kami berdua. Tubuh kami juga terasa panas.

"Ah.. um.. Ah.."

Aku mengangkat kepalaku sambil terus bergerak. Saat ini lubangku sudah penuh dengan junior Him yang terus bergerak menabrak titik spotku. Getaran yang aku rasakan membuat aku mengerang dengan gembira.

"Um.. ah.. ah.. Him.."

"Uhm.. ah.. Neil.."

"Ah.. um.. yeah.. disana.. ah.."

Aku menyitikan mataku dan memandang Him yang berada di bawah tubuhku.

"Ah.. ah.. um.."

Begitu mata kami bertemu, Him menghantam lubangku dengan kuat dan meraih pinggangku untuk bergerak sesuai dengan kekuatan gerakkannya.

"Bolehkah.. um.. aku mengeluarkannya di dalam?"

"Yeah..."

Aku menganggukkan kepalaku kuat-kuat dengan sikap pasrah.

Saat ini bukan hanya diriku yang mengerang dengan perasaan bahagia, tetapi Him juga sama. Aku bisa mendengar erangan lembut dari tenggorokannya dan kami akhirnya mencapai Klimaks bersama-sama.

Spermanya sangat banyak sampai keluar dari lubangku dan mengalir ke juniornya.
Lalu Him segera mengubah posisi dengan mendorongku untuk berbaring di atas sofa, meskipun bagian inti tubuh kami masih saling terhubung.

Aku masih meraskan junior Him masih membesar dan belum kembali seperti semula. 😅

Him segera melepaskan t-shirt putihnya dan melemparkan ke sebelah tumpukan celana pendekku.

Tubuh Him selalu sangat menarik perhatianku.

"Bolehkah aku mengeluarkan di wajahmu kali ini?"

Saat mendengar perkataannya, aku segera tersenyum dengan geli sebelum menjawab dengan suara yang terdengar memprovokasinya. 😏

"Yeah.. Jika kamu ingin menyemprotkannya di wajahku sampai teredam.."

"Bagus sekali.."

Him terlihat menggerakan mulutnya sebelum menepukkan tangannya ke pantatku sambil berkata lagi.

"Kamu sangat pintar memprovokasi aku seperti ini dan jika kamu tidak bisa berjalan. Jangan salahkan aku.."

"Tidak masalah.."

Aku mengatakan itu sambil melingakarkan lenganku di lehernya dan membujuk Him lagi dan lagi.

"Aku tidak masalah tidak bisa berjalan asalkan aku merasa puas.. bukankah itu baik!"

Hal ini bahkan belum waktunya bagiku untuk mengatakan itu.

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan.."

Him segera membungkukkan badannya dan mencium bibirku dengan lembut sampai aku tidak bersuara lagi.

Kiss 😘

Lalu setelah beberapa saat, Him menarik dirinya dan meraih kedua pergelangan kakiku untuk melingkari tubuhnya lalu menggerakan juniornya dengan sangat keras.

Aku hanya bisa mengigit kaos tipisku untuk melampiaskan rasa yang aku rasakan. Suara erangan kembali menggema di seluruh ruangan ini dan terdengar suara daging yang saling berbenturan.

Yeah.. kami melakukannya lagi dan aku merasa sangat puas meskipun jenis kelamin kami sama. Him.. tidak pernah berubah sama sekali. 🥰

Dari pertama kali kami melakukan hubungan seks sampai sekarang.. aku selalu merasa puas.

Aku sudah mengatakan bahwa hanya satu putaran saja tidak akan cukup. 😅

Aku sampai merasa benar-benar kenyang.. Tidak peduli berapa banyak yang kami lakukan, aku tidak akan pernah merasa cukup.

---

Beberapa Hari Kemudian

Neil Pov

Aku adalah seorang mahasiswa dan hari ini aku memiliki kelas. Aku memiliki kelas terakhir sampai sore karena sudah akan mendekati ujian akhir.

Hari ini adalah kelas terakhirku dan aku harus membaca untuk ujian sambil tersenyum. ☺️

Aku dan Him menyelesaikan kuliah kami di sore hari dan waktunya hampir bersamaan. Jadi aku meminta Him untuk menjemputku agar kami bisa pergi makan bersama-sama dan bertemu satu sama lain. ☺️

Hari ini bukanlah hari yang istimewa karena kami memang biasa makan bersama-sama.

Aku memang bukan pacar Him, tetapi aku sangat menyukainya. Apapun yang Him akan katakan?

Dia adalah pria yang baik dan terkadang terlihat lucu. Dia bisa bersikap baik dan keras kepala tanpa bisa aku prediksi sama sekali pikirannya. 😅

"Neil.."

Sebelum aku dan Him memasuki restoran a la carte, aku mendengar suara yang sangat aku kenal menyapaku.

Aku berdiri diam dan menatap langsung ke arah Jay. Dia mengenakan pakaian santai yang telihat nyaman dan di sebelahnya tidak terlihat ada orang yang menemaninya dan dia terlihat datang sendirian.

Aku lalu membalas sapaannya dengan sopan. Aku bahkan hampir lupa kalau dia masih hidup di dunia ini. 😅

Saat ini di dalam kehidupanku hanya ada Him, Him dan Him. Namun ketika aku melihat wajah Jay, perasaan buruk yang pernah di lakukan Jay yang sudah melukai hatiku, tiba-tiba terbayang lagi.

Aku benar-benar tidak ingin melihatnya lagi. 😒

"Apakah kamu datang bersama dengan pacarmu?"

Jay bertanya sambil menatapku dengan senyuman yang terlihat licik. 😏

"Tidak.."

Aku menjawabnya dengan jujur. Him meremas tanganku dengan lebih erat daripada sebelumnya.

"Benarkah?"

Jay kembali bertanya sambil tersenyum lalu berkata lagi.

"Apakah dia calon pacarmu yang baru? Kamu sangat cepat menemukan penggantiku.."

"Aku tidak secepat Jay yang langsung menemukan penggantiku.."

Aku mengatakan itu sambil tersenyum. Senyuman palsu yang bisa aku tampilkan saat ini. 🙂

"..."

Jay tidak mengatakan apapun, tetapi ekspersi wajahnya terlihat berubah.

Tatapannya mulai terlihat menggoda dan menjadi lembut.

Tetapi.. aku segera meraih tangan Him dan berjalan masuk ke dalam restoran ini, tanpa memperhatikannya lagi. Aku memilih tempat duduk di daerah belakang restoran.

---

Restoran Ala Carte

Neil Pov

Sulit untukku untuk melihat Him menjadi pendiam seperti saat ini. Saat kami berdua sudah memesan makanan, aku baru memulai percakapan.

"Maafkan aku tadi mengatakan hal itu.."

Aku yang memecah keheningan di antara kami berdua dan menatap wajah Him karena aku merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa.. aku mengerti.."

Him mengatakan seperti itu sambil tersenyum sedikit. 🙂

"Apakah kamu tidak merasa tersinggung karena aku masih memiliki perasaan kepadanya? Maksudku rasa amarah bukan cinta.."

"Tidak.. aku tidak merasa seperti itu.. Lalu kenapa kamu tidak memperkenalkan aku sebagai pacarmu?"

Him kembali bertanya sambil tersenyum. 🙂

"..."

"Kamu bisa mengatakan bahwa aku pacarmu untuk membuat dia merasa menyesal.."

"Tidak.."

Aku langsung menolak perkataan Him dan melanjutkan lagi.

"Aku tidak ingin mengatakan itu karena hanya ingin pamer kepadanya.."

"Tetapi.. Him benar-benar pacarmu.."

"Kita hanya pergi keluar bersama-sama dan belum memiliki status yang jelas bukan?"

Yeah.. Meskipun aku dan Him selalu rukun dalam segala hal.

Walaupun ada beberapa perbedaan pendapat, kami berdua akan selalu mendengarkan pendapat satu sama lain dulu dan siap untuk saling memahami, meskipun sebenarnya kami tidak terlalu mengerti. Kami mencoba untuk menghormati pemikiran satu sama lain. ☺️

Saat kami bersama-sama hal ini lebih baik daripada yang aku pikirkan dan kira.

"Apakah ini akan menjadi hari yang spesial bagi kita?"

Him segera bertanya dengan cepat dan dia seolah-olah sedang membicarakan tentang cuaca dan tidak terlihat ekspersi yang serius di wajahnya. 😅

Him mengatakan bahwa seolah-olah ini adalah suatu sebab akibat.

"Apa maksudmu?"

"Apakah ini artinya aku bisa memintamu menjadi pacarku?"

Him mengatakan itu dan tangannya yang terlihat kasar segera meraih tanganku yang sedang berada di atas meja.

"Phi Neil.. Maukah kamu menjadi pengantin Him yang selalu tersenyum hari ini?"

"☺️"

Saat mendengar perkataan Him, aku segera tersenyum tidak terkendali.

Aku benar-benar tidak tahu dan tidak pernah berpikir bahwa Him akan bertanya seperti ini kepadaku.

Hal ini adalah permintaan untuk mendapatkan pendapatku bukan permintaan untuk memaksaku. Permintaan ini benar-benar sangat cocok dikatakan oleh Him.

"Maukah kamu menjadi pacarku?"

Him bertanya lagi. Lalu dia menyerahkan cincin berlian berwarna perak yang dia pakai di jarinya sementara dia menunggu jawabanku.

"Iya.. Aku ingin kita berpacaran.."

Aku mengatakan itu dan segera menganggukkan kepalaku dengan penuh semangat. 🥰

Aku benar-benar tidak bisa menahan senyumanku. 😄

"Apakah kamu yakin?"

"Tentu saja.."

"Kalau begitu.. Mulai sekarang kita akan berpacaran dan menjadi pacar.."

"Hmm.."

"Kita sudah resmi berpacaran.."

Him kembali mengulangi lagi kata-katanya. Him sendiri juga tersenyum dengan lebar sama sepertiku. 😄

Aku sangat suka melihat senyuman di pipi Him karena dia memiliki lensung pipit seperti saat ini. Him terlihat sangat tampan dan menarik secara visual.. sehingga aku tidak ingin berpaling darinya sama sekali.

Rasanya sedikit aneh.. 🤔

Tetapi.. akhirnya aku menghindari tatapan Him karena wajahku benar-benar terasa panas luar biasa saat ini.

Hal ini bukan karena aku belum pernah berpacaran sama sekali. Lalu kenapa aku mengalami gejala seperti ini? 🙄

Rasanya jantungku terasa berdebar-debar dengan sangat kencang.

Him terlihat tersenyum dan segera tertawa terbahak-bahak.

"Apakah ada hal lain yang perlu kita lakukan lagi?"

"Aku tidak tahu.."

"Kamu benar-benar terlihat sangat manis, Neil.. Aku rasanya sangat ingin memeluk istriku dengan sangat erat-erat saat ini.."

"Memang kenapa?"

Aku bertanya kepada Him dengan suara yang pelan.

"Aku benar-benar merasa sekali lagi jatuh cinta kepadamu secara berulang-ulang kali sampai hatiku rapuh.."

"Oh.. Bagus sekali.."

Aku mengatakan hal itu sambil tersenyum. ☺️

Aku benar-benar hampir lupa bahwa tadi suasana hatiku sangat buruk. Him bisa membuat aku melupakan segalanya dan hanya fokus kepadanya saja.

Aku selalu begitu saat aku bersama-sama dengannya. Aku akan semakin banyak tersenyum dan aku sangat menyukainya.. dan aku juga menyukai diriku sendiri saat bersama-sama dengannya. ☺️

"Kamu adalah pacarku.."

"Yeah.. Aku tidak bisa membantahnya lagi sekarang. Aku adalah pacarmu sekarang.. ah bukan.. sekarang kita berpacaran.."

Kita sekarang bukan hanya pasangan di atas ranjang saja tetapi berpacaran. 🥰

TBC

Vote and comment..

Tinggal beberapa bab lagi Him selesai nie.. gk terasa ya.. 🥰🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro