Bab 8
Neil.. Aku Mencintaimu
Techint Pov
Setelah aku membayar tagihan yang Neil minum, aku membawanya keluar dari bar ini dan mencari taksi untuk membawa kembali ke apartemennya.
Aku tidak membawa mobilku hari ini karena aku tahu bahwa aku pasti akan mabuk. Tetapi.. aku sama sekali tidak minum alkohol hari ini karena aku tidak sengaja melihat Neil lebih dulu.
Dengan perlahan, aku memapah tubuh Neil yang kurus untuk berjalan bersama-sama denganku ke depan klub. Aku bahkan saat ini tidak bisa berjalan jauh dari depan pintu klub karena kepala Neil bersandar di bahuku.
Tetapi.. tiba-tiba..
Tubuh Neil dipeluk oleh seseorang dan orang itu mendorongku menjauh darinya. 🤨
“Apa yang sedang kamu lakukan?”
Aku mendengar suara sahabatku yang terdengar tidak senang dan tatapan matanya benar-benar sangat tajam menatapku seolah-olah Him ingin membunuhku.
Aku tidak menjawab apapun. Biasanya aku selalu melihat Him bersikap tenang dan tidak pernah marah seperti ini. Tetapi sekarang.. dia terlihat sangat marah. 🙄
“Neil.. Bangunlah..”
Him saat ini terlihat mengguncang tubuh Neil yang ada di dalam pelukkannya agar Neil sadar kembali, tetapi.. karena Neil sudah benar-benar kehilangan kesadaran karena sudah mabuk makanya dia hanya diam saja.
“Apa yang sudah kamu lakukan kepada Neil?” Tanya Him.
“Seharusnya aku yang bertanya apa yang sudah kamu lakukan kepadanya?”
Aku mengatakan hal itu agar Him berpikir dan alasan Neil seperti ini bukan karena ulahku. 😒
“Kamu tahu bahwa aku menyukai Neil, bukan?”
“Yeah.. Aku tidak buta..”
Aku menjawab itu karena aku selalu melihat betapa kerasnya Him berusaha untuk menyenangkan Neil. Aku mengakui bahwa aku adalah orang yang brengsek karena aku ingin ikut campur dalam hubungan mereka pada awalnya.
Tetapi.. Neil tidak memberikan aku kesempatan itu. Lalu saat aku berbicara dengannya beberapa kali, hal itu membuat aku sadar bahwa Neil adalah Neil. Meskipun dia sangat mirip dengan Blue, tetapi dia adalah Neil.
“Lalu.. kenapa kamu bisa bersama-sama dengannya sekarang?” Tanya Him lagi.
“Hanya sebuah kebetulan..”
Karena aku dan Him berteman, maka aku langsung menatap matanya.
“Aku tidak main-main dengannya..”
Him mengatakan itu sambil memeluk Neil dengan erat-erat. Aku bisa melihat dia merasa cemburu.
“Aku juga tidak berencana untuk merebutnya..”
Aku mengatakan itu dan tidak ada salahnya jika Him tidak mempercayai apa yang aku katakan ini.
Hal ini karena dulu aku pernah mempunyai perasaan dengan mantan pacarnya dan pada saat itu.. Him terlihat tidak mencintai Blue sebagai pacarnya, meskipun mereka berdua tidak putus dan mereka berdua tidak pernah berpisah. 😔
“Iya aku tahu..”
Him menjawab itu dan menganggukkan kepalanya begitu juga denganku.
“Neil memang seperti Blue tetapi.. Neil adalah Neil, apakah kamu tahu?”
Him kembali berkata dengan suara yang terdengar lembut.
Aku dulu hanya ingin mengingatkan Neil saja saat dia dekat dengan Him. Itu sebabnya aku pernah mendekatinya.
Tetapi Neil selalu menatapku dengan tatapan mata yang terlihat dingin sedangkan Blue tidak pernah menatapku dengan tatapan mata seperti itu. 🙄
“Yeah.. aku tahu.. aku tahu..”
Aku segera mengalihkan pandanganku dari Him sejenak sebelum aku kembali mengulangi perkataanku dengan suara yang rendah.
“Aku sudah tahu..”
Neil bukanlah Blue dan Blue sudah tidak ada lagi di dunia ini untuk aku cintai.
“Dia adalah milikku..”
Him mengatakan itu dan saat ini Neil terlihat hampir tenggelam di dadanya. 😅
Saat aku tahu bahwa Neil bukan Blue, aku tahu bahwa Him tidak menyukai Neil karena wajah Neil yang mirip dengan Blue, tetapi dia menyukai Neil karena dia adalah Neil.
Aku juga harus menemui kebahagianku sejak aku kehilangan Blue dan aku merasa ragu untuk maju.
“Apakah Neil mau menjadi milikmu?”
Aku bertanya kepada Him dengan nada kesal. 🤨
Bukankah Him hanya melihat Neil sebagai orang yang mirip dengan mantan pacarnya?
Tetapi… aku berpikir Neil mempunyai pemikiran yang lain dan Him belum menjadi miliknya.
“Aku tidak tahu..”
Him menjawab pertanyaanku dengan jujur sebelum berkata lagi.
“Tetapi.. aku rasa dia pasti akan setuju untuk menjadi milikku..”
“Ouh.. Kamu benar-benar terlihat sangat percaya diri sekali..”
Saat mendengar kata-kataku, membuat ekspersi Him berubah menjadi tidak senang.
“Apakah Neil terlihat seperti orang yang mudah menyerah?”
Him bertanya kepadaku dan aku tahu bahwa Him mengenal Neil dengan baik.
“Baiklah..”
Aku hanya menarik napas dalam-dalam dan mengikuti perkataannya saja lalu memotong perkataannya.
“Aku hanya berniat akan mengantarkan Neil kembali ke apartmentnya karena aku tadi melihat dia sangat mabuk. Tetapi sekarang kamu sudah ada disini.. Maka kalian harus saling menjaga..”
Aku hanya mengatakan itu dan segera berbalik untuk memunggungi Him.
Aku segera berjalan kembali untuk masuk ke dalam klub lagi dan mengabaikan banyak pertanyaan yang Him akan tanyakan kepadaku.
Aku tidak ingin membahas hal ini lagi.. ☺️
---
Apartment Him
Neil Pov
Aku terbangun dengan merasakan seperti kepalaku habis dipukul oleh palu dan terasa sakit, berat dan sangat kaku. Aku benar-benar merasa kesulitan untuk membuka mataku.
“Arghh..”
Aku membiarkan mataku kembali untuk fokus untuk sementara waktu dan merasakan bahwa aku tidak ada di dalam apartmentku sendiri serta bukan ada di atas tempat tidurku. 🙄
Aku saat ini berada di dalam kamar tidur yang aku sangat mengenalnya.
Aku mendengar suara yang sangat familiar denganku dan melihat selimut tebal yang selalu akan menyelimuti diriku saat aku datang kesini.
“Him..”
Aku segera memanggil namanya setelah aku bisa memfokuskan pandangan mataku dan duduk dengan tegak. Him yang memiliki rambut abu-abu terlihat sedang duduk di dekat meja yang ada di dalam kamarnya ini dan menatapku.
Him segera memutar kursinya, berbalik menatapku. Dia terlihat sedang menelepon. Wajahnya terlihat memandangku dengan lembut dan dia terlihat tampan.
Tetapi.. matanya tidak terlihat penuh dengan kasih sayang seperti dulu. 😔
Aku benar-benar tidak tahu mengapa aku bisa sampai berada disini. Aku hanya ingat bahwa terakhir kali aku berbicara dengan Techint setelah itu semuanya terasa kabur.
Bukankah aku semalam mengatakan kepada Chao Chom bahwa aku akan tetap ada disana? Dia mengatakan kepadaku agar aku pulang bersama-sama dengannya?! Sialan!
Apa-apaan semua ini?! Mengapa aku bisa berada di dalam apartment Him?!
“Apakah kamu mau minum?”
Him bertanya kepadaku dengan suara yang terdengar datar dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
Saat ini aku merasakan bahwa tenggorokanku terasa kering dan kepalaku benar-benar sangat sakit hingga tidak terlukiskan rasanya. 😣
Aku ingat bahwa aku mabuk seperti ini terakhir kali saat pacar pertamaku menipuku. 😔
Him lalu segera berdiri dengan tegak lalu berjalan mendekatiku dengan membawa sebotol air dan menyerahkannya ke depan wajahku. Aku segera mengambilnya dan membukanya.
Him lalu segera duduk di atas tempat tidur dan matanya tertuju kepadaku. Him lalu mulai menjelaskan kepadaku dengan cara yang sederhana tanpa basa basi terlebih dulu.
“Neil memang terlihat seperti Blue.. Tetapi Him menyukaimu karena Neil adalah Neil..”
“…”
“Maaf jika Him tidak memberitahukan hal ini terlebih dulu kepadamu..”
Him mengatakan itu dan matanya terlihat bergetar. Him menatapku dengan dalam-dalam.
“Him tidak menyukai Neil karena kamu mirip dengan mantan pacarku, Blue..”
Aku tidak tahu apakah aku harus mempercayai perkataan Him atau tidak. 🙄
Tetapi tatapan matanya terlihat sangat serius.
“…”
“Him benar-benar ingin meminta maaf karena sudah membuat Neil merasa tidak enak dan Him tidak ingin hubungan kita seperti ini..”
Jika aku tidak menyukai Him, maka aku pasti juga tidak akan merasa seburuk ini. 😣
Aku tidak ingin menyukai Him.. Aku bertekad untuk tidak terlalu menyukainya.
Mataku mungkin terlihat seperti menyampaikan sesuatu saat menatap Him. Namun pada akhirnya Him berkata lagi.
“Him minta maaf na..”
“Jika Him tidak menyukaiku karena aku mirip dengannya.. Lalu kenapa Him bisa menyukaiku?”
Aku mengatakan itu dan Him tidak segera menjawab pertanyaanku itu.
Tetapi.. Him segera meraih tanganku dan memegangnya. Dia menjelaskan kepadaku dengan sikap yang lembut dan ramah.
“Entahlah.. Tetapi aku sangat suka melihat Neil tersenyum kepadaku dan mengatakan kepadaku apa yang kamu suka atau tidak kepadaku dengan terus terang. Aku juga suka saat kamu memberikan aku kejutan dengan memberikan aku kue ulang tahun. Aku suka saat kamu menatapku dengan penuh kasih sayang dan suka saat kita menghabiskan waktu bersama-sama..”
Him mengatakan itu dengan tersenyum tipis lalu melanjutkan lagi. ☺
“Him benar-benar sangat suka saat bersama-sama dengan Neil..”
“…”
“Sebenarnya masih ada ratusan alasan yang bisa aku katakan kepadamu..”
“…”
“Yeah.. memang salah satu fakta bahwa Neil sangat mirip dengan Blue membuat Him menghampirimu pada hari itu. Tetapi.. setelah kita bertemu dan aku tahu tentang Neil, Neil bukan Blue..”
“…”
“Phi Neil.. Apakah kamu tahu bahwa Him tidak pernah berbohong sama sekali kepadamu?”
Him mengatakan itu dan tangannya dia letakkan di sisi tubuhku. Mata kami berdua saling menatap dan berkomunikasi satu sama lain.
“Him tidak pernah berbohong kepada Neil?”
“Iya.. Him tidak pernah melakukan itu dan selalu berbuat baik..”
Aku yang mendengar perkataan Him hanya bisa menghela napas menyerah mendengarkan semua perkataannya itu.
Sepertinya Him bukan hanya pintar mengucapkan perkataan yang manis untuk membujuk diriku, namun ini adalah ungkapan dari hatinya dan dia tersenyum saat mengatakannya meskipun dia terlihat serius serta menatapku dengan tulus. 😔
“Aku tidak ingin menyukai Him lagi..”
Aku mengatakan dengan terus terang seperti biasanya kepadanya.
“Tetapi.. bukankah kita saling menyukai?”
“Ayo kita hentikan hubungan yang kita jalani sekarang..”
“Neil!!”
Aku melihat Him merasa kesal dengan perkataan yang aku ucapkan ini. Tetapi memang hal ini yang ingin aku katakan kepadanya.
Aku akan berhenti bersikap tegas kepada diriku sendiri dan ingin memulai hubungan yang baru. ☺️
“Aku tidak ingin Him hanya menjadi teman di atas ranjang saja..”
Hug!
Aku merasakan tubuhku segera di peluk dengan erat oleh Him, meskipun aku belum menyelesaikan perkataanku.
“Kamu benar-benar mengatakannya na..”
Him berulang-ulang kali mengatakan itu meskipun dia masih memelukku. Him lalu menatap mataku.
“Apakah kamu mengatakan dengan serius, Neil?”
Aku bisa merasakan nada suara Him terdengar sangat gembira dan dia juga terasa bersemangat.
“Hm.. aku serius..”
Aku mengatakan hal itu dengan pelan. Aku tidak tahu.. biasanya aku tidak pernah seperti ini. 🥰
Jika aku terluka sekali lagi, aku mungkin akan mengingatnya sampai aku mati dan tidak akan memberikan kesempatan kedua bagi siapapun lagi.
Tetapi.. saat aku bersama-sama dengan Him.. aku tidak tahu mengapa aku bisa mengambil keputusan seperti ini.
Aku sangat mudah mempercayai perkataannya dan membuka hatiku dengan begitu mudah untuknya. Jika semua yang Him katakan itu benar, maka aku sangat ingin mengenalnya lebih jauh lagi dan aku ingin belajar lebih banyak tentang Him. 🥰
Hal ini karena kami berdua saling menyukai dan mari kita memberikan status baru..
Jika aku merasakan sakit hati lagi, maka biarlah sakit..
Aku benar-benar tidak merasa keberatan dan aku tidak ingin menahan perasaanku lagi.
“Terima kasih..”
Him mengatakan itu dan sedikit memundurkan tubuhnya untuk menatap wajahku.
“Terima kasih.. Neil…”
“Terima kasih untuk apa? Apakah kamu ingin menggodaku?”
“Hal ini benar-benar sangat berarti bagiku..”
“Hm..”
“Aku tidak akan membuat kamu merasa kecewa..”
“Jangan mengatakan hal itu.. Kita berdua sama-sama sangat buruk..”
Aku mengatakan itu sambil berpikir.
Berapa banyak aku sudah berpikir bersama-sama dengan orang yang aku cintai tetapi pada akhirnya aku putus dan selalu merasa sendirian. 😔
“Him tidak akan pernah memandang Neil sebagai pengganti siapapun dan Him tidak akan menyukai orang lain lagi..”
Him mengatakan seperti itu kepadaku.
“Benarkah Him tidak pernah menganggap aku sebagai pengganti siapapun?”
“Iya.. Benar..”
“Ah..”
Aku hanya bergumam dan mengganggukan kepalaku.
“Kalau begitu.. ayo kita lupakan masa lalu..”
“Baiklah.. Lupakan masa lalu maupun mantan kita..”
Aku segera meraih tangan Him dan memegangnya.
“Yeah.. Kita cukup fokus saja dengan apa yang ada di depan kita dan cukup mengingat masa lalu sewajarnya saja..”
“Hm.. Masa lalu biarlah berlalu dan masa depan adalah segalanya..”
“Lalu bolehkan aku menciummu, Neil?”
Him merapihkan rambutku dan matanya terlihat memohon sehingga membuat jantungku terasa lebih keras bekerja.
“Hm…”
“Bolehkah aku mencium bibirmu?”
“Yeah.. kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan..”
Kiss 😘
Bibirku segera tertutup meskipun aku belum menyelesaikan kalimatku.
Kata-kata yang seharusnya aku ucapkan kembali tertelan di tenggorokanku.
Saat ini aku hanya bisa mengangkat kedua tanganku dan melingkarkannya di leher Him yang kuat lalu membalas ciumannya.
Kami saling menatap mata satu sama lain meskipun bibir kami masih berciuman. ☺️
Aku merasakan lidah Him yang tipis mulai keluar dan menyapa bibirku, seolah-olah dia ingin meminta izin dan hal itu membuat aku membuka bibirku sehingga Him bisa melakukan apapun yang dia mau.
Kami berdua berusaha untuk mengatur napas satu sama lain saat berciuman dan tentu saja kali ini aku kalah lagi darinya. 😅
Baiklah.. Him melakukannya dengan sangat baik.
Him tetap mencium bibirku saat kami saling menatap dan terus menciumku sampai dia merasa puas.
“Aku benar-benar sangat mencintaimu..”
Aku hanya bisa tersenyum malu-malu saat mendengar Him mengatakan itu. ☺️
Itu bukanlah sekedar kata-kata saja.. Jika yang mengatakan Him, maka dia pasti akan melakukan apa yang dia katakan itu.
Aku tidak tahu seberapa percaya dirinya aku saat ini karena yang aku tahu bahwa sekarang aku sangat mempercayainya.
Aku sudah bersama-sama dengan Him cukup lama, meskipun bisa dibilang tidak terlalu lama juga.. Tetapi aku merasa yakin bahwa Him adalah orang yang baik hati. 🥰
Aku berharap semuanya akan berjalan dengan sangat baik bagi kami berdua.
---
Siang Hari
Neil Pov
Him menurunkan aku di apartmentku ketika hari sudah menjelang siang. Hal ini karena saat sore hari, aku memiliki janji untuk mengerjakan tugas dengan Chao Chom.
Jadi aku harus kembali ke apartmentku untuk bersiap-siap.
Him meninggalkan aku begitu saja di depan apartmentku dan segera pergi.. Meskipun kami sudah saling mengungkapkan perasaan kami satu sama lain dan senyumannya tidak berubah. Sikapnya masih tetap sama. 😅
Him tidak pernah membuat aku merasa tidak nyaman dan tetap seperti itu.
Yeah.. Him memang orang seperti itu. Him akan melakukan semua yang dia bisa untuk menyenangkan aku. ☺️
---
Apartment Neil
Neil Pov
“Aku sudah hampir gila setiap hari karena kamu..”
Aku mendengar perkataan Chao yang sudah menungguku di bangku lobi apartmentku. Dia segera berdiri dan mengikutiku untuk ke apartmentku.
Kami lalu saling memandang satu sama lain dan Chao kembali berkata lagi.
“Aku sudah mengatakan kepadamu untuk menungguku dan kita akan pulang bersama-sama kemarin..”
“Yeah.. aku memang ingin melakukannya..”
“Lalu?”
“Hehehe.. Aku benar-benar minta maaf..”
Aku meminta maaf kepada Chao karena merasa bersalah kepadanya. Kemarin aku benar-benar sangat mabuk berat sehingga aku tidak bisa mengendalikan kewarasanku. 😅
Him tadi sudah memberitahukan kepadaku alasan kepada aku bisa berada di dalam apartmentnya saat aku mabuk di dalam klub sampai tidak sadar.
Lalu apa yang terjadi kepadaku?
Tentu saja.. Him mengatakan kepadaku bahwa aku tidak peduli dengan diriku sendiri jika bukan karena Techint yang membawa aku keluar dari dalam klub pasti akan buruk jadinya.
Tetapi.. tetap saja, aku tidak pernah mengira bahwa aku akan menjadi mabuk berat dan berakhir seperti ini.
Pada awalnya.. aku tidak mengerti mengapa Techint sangat suka menatapku dengan tatapan yang terlihat sangat aneh. 🙄
Namun setelah aku mendengar alasannya dari Him, aku menjadi tahu mengapa Techint bersikap seperti itu setiap kali kami bertemu.
Siapa yang menyangka bahwa Him dan Techint mempunyai kisah cinta yang begitu rumit? 🤔
Sejujurnya hal itu sangat menyebalkan..
Him mengatakan bahwa dia memandangku bukan karena aku mirip dengan mantannya Blue begitu juga dengan Techint.
“Aku tidak akan menyalahkanmu..”
Aku mendengar Chao berkata dan kembali melanjutkannya lagi.
“Jika aku tidak melihat halaman Facebook Him yang mengatakan bahwa dia sedang bersama-sama denganmu, maka aku akan menjadi gila karena kamu tiba-tiba menghilang dari klub semalam..”
“Hah?!”
“Iya.. Itu benar..”
Aku dan Chao Chom berbicara sambil menunggu lift.
“Terus saat kamu tahu aku ada dimana. Lalu apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku segera meninggalkan apartemenku dan menunggumu disini untuk memukul kepalamu!!”
Chao lalu segera mencubit lenganku dengan marah. Meskipun dia tidak mencubit lenganku dengan serius, tetapi dia mendorong tubuhku sedikit.
“Agrhh.. Sudah cukup Chao.. Maafkan aku..”
Aku segera bergerak menjauhinya.
Lalu lift di depan kami terbuka dan kami berdua segera masuk kemudian aku menekan tombol lantai dimana kamarku berada.
Sementara itu, Chao kembali bertanya kepadaku yang mungkin sudah dia ketahui.
“Lalu kamu benar-benar bersama-sama dengan Him semalam?”
“Hm..”
“Apa yang sudah terjadi?”
“Tadi malam.. kamu meminta aku untuk mengakhiri hubunganku dengan Him, maka aku melakukannya..”
“Hah?”
“Hm.. Tetapi sekarang aku dan Him sudah berpacaran..”
Lalu aku melihat Chao segera tersenyum begitu aku selesai berbicara. Senyumannya bukan senyuman mengejek seperti dulu. ☺️
“Aku senang akhirnya kamu mau kembali membuka hatimu lagi..”
“Kenapa kamu merasa senang?”
“Yeah.. Karena semalam aku masih berusaha untuk menyemangatimu..”
“Maksudmu?”
“…”
Chao tidak menjawab, tetapi dia segera menyodorkan ponselnya kepadaku. Aku melihat bahwa Chao mengirimkan pesan kepada Him. Aku mulai membacanya dengan teliti dan mendengar Chao menjelaskannya.
“Tadi malam.. Aku memberanikan diriku untuk memaki Him karena dia sudah membuatmu merasakan jatuh cinta kepadanya dan juga membuat kamu merasa sedih karena perbuatannya. Aku seperti sedang menulis esai pada hari Ibu. “
Chao berusaha untuk bercanda.
“😅”
“Tetapi.. aku bisa merasakan ketulusan dari Him. Aku tidak tahu..”
“Hm.. Him sudah menjelaskan semuanya kepadaku..”
Setelah aku membacanya, aku melihat bahwa pesan itu sama dengan yang Him jelaskan kepadaku tadi pagi. ☺️
“Aku sudah membantumu untuk menyemangatimu bukan?”
Chao mengatakan itu dan mengambil kembali ponselnya lalu dia memasukkan lagi ke dalam saku celana jeansnya. Lalu aku melihat Chao membuat muka serius sebelum berkata lagi.
“Him menyukaimu.. Tetapi dia bukan hanya menyukaimu saja dan dia juga ingin kamu menjadi miliknya..”
“Yeah.. mulutmu benar-benar sangat manis..” Kataku sambil bercanda.
Bukan aku tidak menyukai bantuan dari Chao Chom, tetapi.. mantan pacarku sebelumnya tidak terlalu bersikap baik saat bertemu dengannya.
Jadi aku selalu menghindari mantan pacarku bertemu dengan sahabatku ini. Tetapi.. Him tidak seperti mantanku dan dia sangat ingin bertemu dengan sahabatku sehingga aku mengajaknya bertemu dengan Him.
Him tidak hanya peduli kepadaku seperti yang dia katakan, tetapi Him juga sangat menghormati sahabatku. Bahkan Him masih mau menjelaskan kepada Chao meskipun hal itu tidak perlu. Him terus memberitahukan kepada Chao tentang aku karena dia merasa bahwa sahabatku mengkhawatirkan aku. ☺️
Him tahu bahwa aku sangat mencintai Chao Chom dan memahami bahwa Chao juga sangat mencintaiku sehingga dia sangat ingin melindungi aku dari segala hal yang membuat aku merasa menyesal. Termasuk merasa menyesal dengan apa yang sudah disebabkan oleh Him.
“Hei Neil..”
Chao menyadarkan aku kembali dengan suaranya.
“Hm.. apakah kamu sudah tidur?”
Aku segera bertanya kepada Chao dan mengganti topik pembicaraan kami saat kami berdua berjalan keluar dari lift. Aku segera berjalan menuju kamarku sendiri.
“Aku hanya sempat tidur sebentar dan sangat ingin memukul kepalamu.. Beraninya kamu mengatakan itu kepadaku sekarang?!”
Chao mengangkat tangannya untuk berkacak pinggang sambil menunggu aku membuka pintu.
“Jika aku tidak tinggal disini, maka aku akan tetap meninggalkan pekerjaanku untuk mencarimu..”
“Aku benar-benar sangat khawatir kepadamu..”
Aku menggodanya karena menurutku Chao adalah orang yang manis.
“Yeah.. Hal ini karena aku hanya mempunyai satu sahabat..”
Saat aku mendengar Chao mengatakan itu, aku mau tidak mau mengulurkan tanganku dan mengusap rambutnya dengan lembut sampai rambutnya terlihat mengembang. 😅
Sejujurnya aku juga merasa senang memiliki Chao Chom sebagai sahabatku.
Meskipun kami hanya seorang sahabat.
Hal ini sangat baik dan tidak akan pernah berubah. 🥰
“Aku akan menyelesaikan pekerjaan kita di sore hari dan setelah itu kita akan pergi makan Shabu untuk menebus kesalahanku..”
“Benarkah!”
Chao mengatakan itu sambil tersenyum. ☺️
“Um.. Ayo kita pergi dan menonton film..”
“Yeah.. Ayo kita pergi berkencan lagi..”
Chao mengatakan itu sambil melompat dan memeluk lenganku dengan pipinya lembut menempel di lenganku. 😅
Sebelum dia berkata lagi..
“Aku akan memaafkanmu kali ini.. Neil..”
“🙄”
“Hahaha.. Shabu adalah yang terbaik..”
Dasar sahabat macam ini. 😒
TBC
Vote and comment 😊🙏
I'm back again after New Year.. Happy New Year all.. Hope this year will be better again than last year na.. 🎉🥰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro