Bab 6
Jika Aku Tidak Memilikimu
Neil Pov
Ponselku terdengar terus bergetar menandakan bahwa ada pesan yang masuk.
Hal itu membuat aku terbangun dan mengambilnya. Aku membuka ponselku dan membaca pesan yang masuk sejenak, lalu menghela napas ringan. 😔
Him
Aku sudah siap untuk pergi ke asrammu.
Aku memang kemarin sudah membuat janji akan bertemu dengan Him hari ini, tetapi.. aku lupa memberitahukan kepadanya bahwa dia tidak perlu datang hari ini karena aku sedang sakit. 😔
Jadi aku tidak akan bisa melakukan apa yang Him inginkan dariku hari ini.
Neil
Maafkan aku.. Aku baru saja bangun.
Aku lupa mengatakan kepadamu bahwa kamu tidak perlu datang kesini hari ini.
Him
Kenapa?
Neil
Tidak apa-apa. Aku hanya sedang demam.
Him
Ayo kita pergi ke dokter.
Neil
Tidak perlu. Aku hanya perlu tidur sampai malam dan tidak berkuliah saja hari ini.
Sejak tadi pagi aku merasa mual dan kedinginan sampai badanku menggigil. Aku juga merasakan tubuhku terasa panas sehingga aku merasa sangat tidak nyaman. 😣
Aku tidak menyangka bahwa ketika aku mengunjungi Chao kemarin bisa membuat aku juga ikut terkena demam.
Him
Baiklah.. Aku akan tetap pergi ke asrama mu.
Aku ingin melihat keadaanmu.
Aku sudah sampai di depan gedung asramamu.
Neil
Aku benar-benar tidak apa-apa.
Pulanglah.. Aku hanya terkena demam saja.
Tetapi.. tetap saja Him tidak mendengarkan perkataanku. 😔
---
Kamar Asrama Neil
Him Pov
“Ayo makan satu suapan lagi na…”
Aku mendesak Neil untuk memakan sisa bubur yang aku belikan dan masih hangat ini.
“Tidak mau.. Aku sudah kenyang..”
Neil mengatakan itu sambil mengerutkan keningnya dan mendorong sendok yang aku berikan menjauh darinya.
Aku sebenarnya merasa khawatir saat tahu bahwa Neil sedang sakit, tetapi aku tidak ingin memaksanya. 😔
Neil juga menolak untuk aku ajak pergi ke dokter. Mungkin jika aku tidak ada janji untuk menemuinya hari ini, dia mungkin saja tidak akan makan dan meminum obatnya.
Meskipun Neil mengatakan kepadaku bahwa dia sudah bangun dan makan, tetapi dia hanya makan sedikit karena dia mengatakan bahwa tenggorokannya terasa sakit.
Saat mendengar perkataannya itu, aku segera membelikan bubur untuknya. Tetapi.. Neil hanya makan sedikit dan mengatakan bahwa dia sudah kenyang serta tidak ingin makan lagi.
“Ayo makan satu suapan lagi dan aku tidak akan memaksa kamu makan lagi na..”
Aku mengatakan itu kepada Neil.
Meskipun aku melihat Neil memasang wajah cemberut, tetapi dia setuju untuk kembali makan bubur ini dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Wajahnya terlihat lucu saat dia cemberut dan merasa tidak senang karena aku memaksanya. 🤭
“Hm.. Anak baik. Sekarang minum obat dan tidurlah lagi..”
Aku mengatakan itu dan menyodorkan segelas air dan obat penurun panas kepada Neil.
“Hm.. Terima kasih..”
Neil mengatakan itu dan segera meminum obatnya lalu meminum airnya. 😊
Aku hanya tersenyum dan mengangguk saat mendengar perkataan terima kasih darinya serta memperhatikan Neil sampai dia kembali menaruh gelasnya lagi. Wajahnya saat ini terlihat pucat. 😔
Pipinya yang terasa lembut yang biasanya berwarna putih sekarang terlihat memerah karena dia sedang demam.
Aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan, tetapi menurutku.. saat ini Neil terlihat sangat lucu.
“Sekarang tidurlah lagi..”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan kembali melanjutkan perkataanku lagi.
“Aku akan mencuci mangkuknya..”
“Aku sudah tidur sepanjang hari ini..”
“Kamu sudah tidur sepanjang hari tetapi kamu masih sakit?”
“Hm.. Yaeh.. sedikit..”
“Maka dari itu lebih baik kamu tidur lagi dan beristrahat. Tidur atau tidaknya, aku tidak ingin kamu melakukan apapun..”
Aku mengatakan rasa kekhawatiranku dengan jelas kepadanya. Aku tidak pernah menyembunyikan perasaanku kepada Neil, tapi dia memilih untuk mengabaikan perkataanku.
Aku bisa mengerti bahwa Neil belum bisa bersikap terbuka kepadaku saat ini. 😔
Akulah yang mengatakan bahwa kami akan baik-baik saja dengan memiliki hubungan seperti ini. Aku juga yang bersedia untuk menjadi mainan untuknya.
“Kamu sebaiknya pulang saja nanti kamu akan terlular olehku..”
Neil mengatakan itu dengan suara serak mungkin karena dia sedang sakit tenggorokan.
“Aku tidak ingin pulang..”
Aku sangat ingin dekat dengan Neil, meskipun dia sepertinya ingin melarikan diri dariku. Tetapi.. aku tidak akan memberikan dia kesempatan untuk melakukan hal itu untuk saat ini.
“Kamu bisa tertular demam dariku..”
Neil sudah mengatakan perkataan itu berkali-kali padaku.
“Aku sangat sehat dan menurutku, aku tidak akan mudah sakit..”
“Tetapi.. aku merasa khawatir..”
Neil mengatakan itu sambil menundukkan wajahnya. Saat mendengar perkataan ‘khawatir’ keluar dari mulut Neil, membuat hatiku merasa berdebar-debar.
Meskipun aku tahu bahwa Neil mungkin saja merasa khawatir secara umum dan tidak ada yang istimewa. Tetapi hatiku tetap saja terasa berdebar-debar. 🥰
Aku melihat Neil sedang menatap kosong.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?”
Aku bertanya kepada Neil, sambil meletakkan daguku diatas bahunya yang kurus.
“Aku sedang memikirkan P’Jay. Dia masih saja suka menggangguku. Dia masih suka mengirimkan aku pesan dan ingin berbicara denganku. Terkadang aku menjawabnya dan terkadang tidak. Aku tahu bahwa kami berdua sangat sibuk sehingga kami berpisah seperti ini..”
Meskipun aku hanya diam dan memperlihatkan tatapan Neil yang kosong saat mengatakan semua itu. Tetapi siapa yang mengatakan bahwa saat mendengar hal itu hatiku tidak terasa hancur? 😔
Yeah.. Perasaanku kepada Neil bukan bahan untuk bercandaan saja.
Aku benar-benar sangat merindukan Neil..
Aku sangat merindukannya..
Entah apa yang bisa membuat aku begitu menyukainya.
Mungkin saja suaranya merdu saat mengerang di bawahku, bisa jadi matanya yang menatapku atau mungkin wajahnya mirip dengan mantan pacarku.
Ya... Blue mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Neil yang masih aku ingat sampai saat ini.
Aku menyadari bahwa Blue sudah meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Jika aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya sekali lagi, aku ingin menebus kesalahanku padanya.
Tetapi.. saat aku bertemu dengan Neil, lalu saat aku benar-benar mengenalnya. Aku menyadari bahwa hanya wajahnya saja yang mirip, tetapi dia tidak sama dengan Blue sama sekali.
“Baiklah..”
Saat aku mendengar suara Neil, menyadarkan aku kembali lagi dari lamunanku. Aku melihat Neil menoleh kepadaku dan daguku masih menempel di bahunya yang kurus. Hal ini membuat jarak antara wajah kamu sangat dekat.
Neil masih terlihat pucat, suaranya saat berbicara terdengar serak.
“Kamu boleh tetap disini bersama-sama denganku..”
“Hm.. Kalau besok kamu masih belum sembuh, aku akan membawamu ke dokter..”
“Aku tidak mau pergi ke dokter..”
“Jangan keras kepala..”
“Aku tidak suka pergi ke dokter..”
“Kalau kamu terus sakit maka tubuhmu akan kurus..”
“Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?”
“Yeah.. Bisa saja. Jadi kamu harus pergi ke dokter bersamaku jika kamu masih belum sembuh ok?”
Aku mencoba menjelaskan kepada Neil yang lebih tua dariku, meskipun dia masih terlihat mengerutkan keningnya.
“🤨”
“Jadi lebih baik sekarang kamu kembali tidur dan istirahat agar kamu bisa sembuh besok dan aku tidak perlu membawa kamu ke dokter..”
“Hm.. Baiklah..”
Neil mengatakan itu sambil menganggukkan kepalanya.
Kiss 😘
Aku tidak bisa menahan diri untuk menempelkan bibirku ke bibir Neil karena aku tidak tahan dengan kelucuannya. Dengan Neil... Aku tidak pernah bisa menahan diriku sama sekali.
Kiss 😘
Kali ini, Neil yang lebih dulu menempelkan bibirnya ke mulutku. Aku sudah menjauh darinya dan kembali menatap wajahnya. Aku merasakan jantungku kembali berdebar-debar dengan kencang karena tindakkannya.
“Sepertinya kamu tidak ingin istriahat sama sekali..”
Aku benar-benar tidak bisa menahan keinginanku. Neil kembali membalas ciumanku dan pada saat yang sama dia bangun lalu duduk diatas pangkuanku.
Bibirnya melekat erat di bibirku, dan mengungkapkan kepadaku bahwa aku bisa memasukkan lidahku untuk merasakan rasa pahit dari obat yang baru saja Neil minum.
Kaki Neil, dia lilitkan di sekelilingku agar dia tidak jatuh dari tubuhku. Neil merangkul leherku dan menciumku seolah-olah dia tidak ingin berhenti di sini. Wajahnya terlihat sangat menggoda.
Pipinya merah dan matanya terlihat berbinar karena akibat demam, tapi entah kenapa Neil terlihat begitu erotis. Aku menjadi tidak yakin apakah dia sakit atau kepanasan.
Pada akhirnya, kami hanya berciuman.
Aku tidak mau melakukannya karena aku takut Neil akan semakin sakit. Tidak peduli seberapa besar keinginanku untuk melakukannya, aku tetap harus menolaknya... karena Neil sedang sakit sekarang.
Kami bisa melakukannya saat Neil sudah sembuh. 😊
Setelah itu, Neil kembali ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Setelah beberapa saat, aku kemudian pergi ke dalam kamar tidurnya untuk melihatnya. Neil tadi mengatakan bahwa dia sudah tidur seharian, tetapi sekarang dia terlihat kembali tertidur lagi. 😅
Neil terlihat tertidur sangat nyenyak dan tidak terbangun meskipun ponselnya berdering di dekat telinganya.
Aku lalu segera berjalan untuk mengangkat ponselnya agar tidak membangunkan Neil. Ternyata yang menelepon Neil adalah Chom.
Aku mengatakan bahwa Neil sedang sakit.
“Tolong jaga sahabatku..”
“Baiklah..”
Aku mengatakan itu kepadanya dengan tegas karena aku memang berniat untuk merawat dan menjaganya dengan baik. ☺️
Setelah Chom memutuskan panggilannya, aku kembali meletakkan ponsel Neil di tempat semula. Neil masih terlihat tertidur nyenyak dan aku kembali duduk di tempat tidurnya untuk menatapnya.
Neil terlihat cantik.. bahkan saat dia sedang tertidur tetap terlihat cantik. 🥰
Saat kami tidur bersama-sama, aku sangat suka memandanginya seperti saat ini. Entah sebelum aku tertidur atau saat aku terbangun dari tidurku. Namun.. sekarang aku memandangnya karena dia adalah Neil bukan Blue mantan pacarku yang sudah meninggal.
Yeah.. Sejujurnya aku harus mengakui bahwa pada awalnya saat melihat Neil mengingatkan aku kepada Blue. Hal ini karena wajah Neil sangat mirip dengan Blue.
Sekarang aku menyukai Neil karena dia adalah Neil bukan karena dia mirip dengan Blue lagi. ☺️
Aku lalu mengambil handuk basah untuk membersihkan tubuh Neil untuk meredakan rasa panas tubuhnya dan aku juga memeluknya karena dia mengatakan bahwa dia merasa kedinginan sampai seluruh tubuhnya terlihat gemetar. Aku rasanya sangat ingin membawa dia ke Rumah Sakit saja. 😔
Tetapi.. untungnya Neil sudah lebih baik pada tengah malam sehingga aku bisa bernapas dengan lega.
Saat mendengar Neil mengerang karena demam, aku merasa sedikit sedih karena aku tidak bisa melakukan banyak hal untuk membantunya. 😣
Aku hanya bisa memeluknya agar membuat dia merasa nyaman. Aku juga baru menyadari bahwa merawat orang sakit itu sangat melelahkan. 😅
---
Keesokan Paginya
Him Pov
Aku tidak tahu kapan aku tertidur. Tetapi.. ketika aku terbangun, aku melihat Neil sudah menatapku dengan matanya yang terlihat cerah karena dia berbaring di sebelahku.
“Apakah aku membangunkanmu?”
Aku mendengar Neil bertanya dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipiku dengan lembut.
Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil menatapnya.
“Apakah kamu merasa lelah?”
Aku kembali menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.. ☺️
“Terima kasih..”
“Hmm?”
Aku mengangkat alisku dengan penuh tanda tanya ketika Neil mengatakan hal itu. 🤨
“Kamu sudah mau menjagaku sepanjang malam..”
Aku melihat Neil menundukkan kepalanya saat mengatakan itu seperti terlihat merasa bersalah dan kembali berkata lagi.
“Aku minta maaf na..”
“Tidak masalah..”
Aku mengatakan itu dan semakin memeluk tubuh Neil. Tubuh kami berdua saat ini menempel dengan erat sampai tidak ada celah lagi.
“Aku bersedia dan tidak merasa keberatan menjagamu asalkan kamu baik-baik saja dan selalu sehat sudah cukup untukku..”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan kembali bertanya lagi.
“Apakah kamu sudah merasa sehat sekarang?”
“Iya..”
Neil menjawab dengan pelan sambil menatapku.
Aku lalu mengangkat tanganku dan dengan lembut mengecek keningnya untuk merasakan suhu tubuhnya. Saat ini aku merasakan suhu tubuh Neil sudah tidak sepanas semalam. Tetapi.. masih terasa hangat sehingga aku masih belum percaya dia sudah sembuh sepenuhnya.
“Apakah kamu merasa yakin?”
“Yeah.. aku benar-benar sudah sembuh..”
“🤨”
“Benar Him..”
“Sebaiknya kita pergi ke dokter untuk memastikannya..”
“Aku benar-benar sudah sembuh..”
Aku melihat Neil mengatakan itu dan masih memasang wajah tidak mau mengalah di dalam pelukanku.
“Benarkah?”
“Iya.. Aku sudah benar-benar sembuh dan tidak sakit lagi..”
Neil mengatakan itu dengan perasaan yakin sambil menatapku. Jadi.. aku segera mengesampingkan rasa khawatirku kepadanya. Biasanya aku tidak pernah mau mengalah.
“Kamu mandilah dulu agar kita bisa makan sesuatu..”
Neil mengatakan itu dengan suara yang masih terdengar serak. Sehingga suaranya terdengar sangat seksi.
“Tersenyum dulu maka aku akan turun dan mengambil bajuku di dalam mobil..”
Aku mengatakan hal itu kepada Neil. Yeah.. terkadang aku memang harus menginap di rumah sahabatku secara tiba-tiba sehingga aku selalu membawa beberapa pakaian di dalam mobilku.
“☺️”
“Bagaimana kalau kita mandi bersama-sama?”
Aku bertanya dan Neil segera menggeliat di dalam pelukanku.
Wajahnya yang cantik itu mendekati wajahku dan kami saling bertatapan untuk sementara waktu. Aku hanya merasa sangat nyaman dan menatapnya dengan tatapan memohon.
“Kenapa kita harus mandi bersama-sama?”
Aku mendengar Neil pura-pura bertanya kepadaku, hal ini bukan karena dia tidak tahu apa maksudku. 😏
Mata Neil terlihat jelas tahu apa yang aku inginkan darinya.
“Hm..”
“Him ingin memakanku di dalam kamar mandi..”
Neil mengatakan itu dan melihat pipinya berubah menjadi merah. Hal ini adalah salah satu alasan mengapa aku sangat menyukainya.
Apapun yang Neil inginkan dan pikirkan, dia akan selalu mengatakannya dengan jujur. Meskipun Neil sangat mirip dengan Blue dalam hal wajah, tetapi.. kepribadian mereka sangat bertolak belakang.
Hal ini membuat aku semakin tertarik dengan Neil seutuhnya.
“Tetapi.. Neil baru saja sembuh..”
Aku mengatakan hal itu untuk mengingatkan Neil yang masih ada di dalam pelukanku.
“Tidak masalah..”
“Lalu bagaimana kalau kamu kembali demam nanti?”
“Apakah kamu tidak ingin mencobanya?”
Neil mengatakan itu sambil tersenyum dengan manis sehingga matanya terlihat hampir terpejam dan aku segera menyerah. 😅
Siapa yang tahan dengan sikap Neil yang sangat menggoda seperti ini? 😣
Pipi Neil yang terasa lembut sangat dekat dengan hidungku dan aku bisa merasakan hembusan napasnya.
Tidak lama.. aku mendengar Neil tertawa karena dia telah berhasil merayuku. 😅
Neil benar-benar sangat lucu..
Bagaimana mungkin aku tidak merasa jatuh cinta kepadanya?
---
Neil Pov
Sementara aku sedang menunggu Him yang sedang mengambil pakaiannya di dalam mobil. Aku memutuskan untuk pergi ke dalam kamar mandi dan menunggunya.
Butuh beberapa waktu sampai Him bergabung denganku di dalam kamar mandi sehingga kami bisa mandi bersama-sama.
Sejujurnya.. aku cukup merasa terkesan karena Him selalu memelukku sepanjang malam kemarin. Dia menjagaku sepanjang malam. ☺️
Sekarang aku sudah merasakan lebih baik jadi.. aku ingin sedikit menyenangkan hatinya. Meskipun pada awalnya Him tidak mau karena aku baru saja sembuh, tetapi.. mau bagaimana lagi.
Aku juga ingin melakukannya.. 😏
Kali ini bukan hanya untuk menyenangkan Him saja, tetapi.. untuk menyenangkan diriku juga.
---
Kamar Mandi
Neil Pov
Tok! Tok! Tok!
Aku mendengar suara pintu kamar mandi di ketuk beberapa kali sebelum akhirnya terbuka. Aku melihat Him hanya melilitkan handuk di pinggangnya..
Lalu setelah pintu kamar mandi terbuka.. Dia segera berjalan ke arahku. Tatapan matanya setajam silet hanya tertuju kepadaku.
Aku melihat juniornya terlihat sudah menegang di balik handuknya menampilkan bentuk yang sempurna.
“Aku masih belum bergairah..”
Aku mengatakan itu sambil bercanda.
“Sepertinya.. kamu masih tidak memiliki mood meskipun kamu sudah melihatnya..”
“Aku hanya melihatnya.. Apakah ada masalah?”
“Jangan lupa sekarang aku dalam keadaan telanjang..”
“Bukankah itu bagus..”
Aku tersenyum dan menggerakkan jariku di tubuhku agar Him berjalan ke arahku. 😏
Him segera melepaskan handuknya dan menaruhnya di gantungan kamar mandi, lalu berjalan dengan tenang ke arahku.
Him segera memeluk tubuhku dan mencium leherku dengan lembut.
Kiss 😘
“Bolehkah aku meninggalkan tanda di tubuhmu?”
Him berbisik dengan pelan di dekat telingaku.
“Hm.. Mengapa kamu sangat suka meninggalkan tanda di tubuhku?”
“Apakah kamu tidak menyukainya?”
Him bertanya dan mengecupi kulitku. Setiap sentuhannya membuat tubuhku merinding.
“Ah.. Bukannya aku tidak menyukainya..”
Cup.. Cup..
“Um.. Tetapi aku tidak tahu mengapa kamu begitu suka meninggalkan tanda di tubuhku..”
“Hal ini seperti memberikan tanda bahwa kamu adalah milikku..”
Him mengatakan itu dengan terus terang sambil berbisik lembut di telingaku.
Aku sebenarnya sangat suka tersenyum saat melihat tanda yang ditinggalkan Him di tubuhku. Tanda itu terlihat lucu.. Meskipun ada tanda kiss mark di tubuhku, aku tetap belum menjadi miliknya.. 😔
“Baiklah..”
Aku akhirnya mengizinkan Him melakukan apa yang dia inginkan agar dia merasa puas. Him lalu segera membelai tenggorokanku.
Cup.. cup..
“Hm.. Kamu mau aku memberikan tanda di leher, dada, perut atau dimana?”
“Uh… kamu bisa melakukan dimanapun yang kamu mau..”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum.☺️
“Kamu sudah memberikan aku izin na..”
“Hm.. Mengapa kamu begitu sangat ingin menggodaku?”
Aku mengatakan itu dengan nada suara yang menggoda dan tanganku bergerak ke arah juniornya yang sudah terlihat ereksi penuh.
“Biasanya.. hm.. kamu hanya berbicara dan tidak memperbolehkan aku melakukannya..”
“Bukankah kamu sangat menyukaiku?”
Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menggodanya. Him terlihat sangat bersemangat.
“Yeah.. Aku sangat menyukaimu lebih daripada apa yang aku kira..”
“Oh.. Benarkah?”
Setelah itu bibirku segera dicium oleh Him.
Kiss 😘
Lalu setelah kami berciuman.. seks yang penuh gairah di bawah shower segera dimulai dan semua itu hanya memakan waktu beberapa menit saja.
Meskipun aku sudah bersiap-siap saat menunggu Him mengambil pakaiannya tadi karena aku perlu waktu untuk mempersiapkan diriku.
Ini adalah seks pertama kami tanpa memakai kondom dan aku merasa suka rela melakukannya meskipun tahu Him tidak memakai kondom. ☺
Aku menggunakan dinding kamar mandi untuk menjaga keseimbangan tubuhku. Saat ini hanya terdengar erangan dan helaan napas yang keras melawan suara air shower yang kami biarkan menyala. Ini pertama kalinya Him melepaskan spermanya di dalam diriku.
Setelah semuanya selesai, Him menjauhkan dirinya dariku dan aku menggunakan tanganku untuk membersihkan spermanya di dalam lubangku. Tentu saja.. Him juga ikut membantuku. Dia menggunakan jarinya untuk menyodok lubangku sampai spermanya bersih.
Setelah kami berhubungan seks.. kami berdua mandi bersama-sama..🥰
Aku baru menyadari bila ada seseorang yang menggosok punggungku akan terasa sangat baik.
---
Kamar Neil
Neil Pov
Him tidak membiarkan aku berendam di dalam bathtub terlalu lama. Setelah kami selesai, Him segera menggendongku keluar dari kamar mandi dan dia mencarikan pakaian untuk aku pakai.
Setelah itu Him mengeringkan rambutku sampai benar-benar kering karena dia merasa takut aku akan kembali sakit lagi. Meskipun kami masih ingin melakukannya lagi, tetapi Him mengatakan bahwa dia takut aku akan sakit lagi dan terkena flu lagi. Makanya dia membatasi diri kami berdua.
Him benar-benar merawatku dengan baik.
Him juga menjagaku sejak tadi malam.
Aku benar-benar sangat terkesan dengan perhatian yang dia berikan kepadaku. ☺️
Saat ini kami berdua selalu bersama-sama sepanjang hari karena aku yang menahan Him untuk pergi dan tampaknya dia merasa senang karena aku menahannya.
Kami berdua lalu memesan makanan untuk kami makan bersama-sama, menonton film bersama-sama, tidur bersama-sama dan saling bercerita. 🥰
Hari ini adalah hari yang tidak aku ingin berlalu dengan cepat. Jika aku bisa melakukannya, maka aku ingin waktu berjalan lebih lambat sedikit. 😅
Tetapi.. tidak semua keinginanku bisa terkabul. 😔
Saat ini langit sudah mulai kembali gelap dan Him harus pergi karena dia memiliki pekerjaan yang harus dia selesaikan. Meskipun aku sebenarnya masih ingin dia tetap tinggal bersama-sama denganku.
Tetapi.. aku tidak bisa melakukannya karena Him harus mengerjakan bahan untuk dia presentasikan. 😔
Kami berdua saling menatap dengan mata penuh kerinduan, seolah-olah tidak ingin berpisah satu sama lain. 🥺
Tentu saja.. aku benar-benar tidak ingin Him pergi saat ini. Saat Him kembali mencium bibirku, aku merasa putus asa karena tidak ingin di tinggal pergi olehnya.
Kiss😘
Ketika aku mengatakannya, maka Him terus mencium bibirku lagi.
Kami akhirnya berciuman lama dan ini adalah ciuman selamat tinggal. Kami hampir tidak mengucapkan selamat tinggal.
TBC
Vote and comment 🥰🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro