Bab 10
Yang Aku Perlukan
Neil Pov
Akhirnya ujian sudah selesai dan tanpa Him aku merasa sekarat. 😔
Sekarang saatnya aku dan Him menghabiskan waktu luang kami. 🥰
Jadi kami memutuskan untuk sering jalan-jalan bersama, makan di luar, menonton film dan kami juga memiliki rencana untuk jalan-jalan ke provinsi lain bersama-sama.
Kami akan melakukan perjalan itu minggu depan. ☺️
---
Mobil Him
Neil Pov
“Apakah kamu ingin makan sesuatu yang spesial? Aku akan menelepon dan meminta pengurus rumah tangga membuatnya..”
Him bertanya kepadaku saat dia sedang mengendari mobilnya di jalan. Saat ini kami sedang pergi menuju kepemakaman.
Hal ini karena aku meminta Him untuk mengantarkan aku ke kuburan Blue. Aku ingin menaruh beberapa bunga untuknya karena aku tidak sempat bertemu dengannya.
Aku datang kesana bukan untuk mengejek atau bermaksud apapun kepadanya karena aku mengetahui kisahnya. Kisah kehidupan Blue benar-benar sangat tragis sekali. 😔
Jika aku menjadi dia maka aku tidak akan melakukannya. Apakah dia benar-benar mencintai Him?
Setelah kami pergi ke kuburan Blue, Him ingin mengajak aku mengunjungi rumahnya.
Aku hanya bermain-main di rumahnya dan tidak menginap. Hal ini karena kedua orang tuanya tidak ada di rumah dan ini bukan acara untuk memperkenalkan aku kepada kedua orang tuanya atau semacamnya.
“Tidak ada yang aku inginkan..”
Aku menjawabnya dengan nada santai.
“Apakah kamu yakin?”
“Hm…”
“Benar-benar yakin?”
“Yeah.. Tentu saja..”
Aku kembali mengulangi perkataanku dengan nada yang tegas serta menganggukan kepalaku.
“Jika kamu ingin makan sesuatu, maka kita bisa mampir dulu untuk makanan malam dalam perjalan pulang nanti..”
“Baiklah..”
Him adalah seorang pacar yang sangat manis. Apapun yang ingin aku makan, maka dia akan membawa aku ketempat itu. Him bisa menjadi pacar dan temanku. ☺️
Kami lalu tidak berbicara lagi dan hanya mendengarkan musik untuk memecahkan keheningan di dalam mobil ini.
Tetapi.. keheningan ini tidak terasa canggung karena aku tidak pernah merasakan hal itu saat bersama-sama dengannya. Him selalu membuatku merasa nyaman apapun situasinya.
Kami berdua membutuhkan sedikit waktu untuk sampai di kuburan Blue.
---
Kuburan Blue
Neil Pov
Saat ini Him berjalan dan memegang bunga matahari dan aku berjalan di belakangnya sampai Him berhenti di depan makam mantan kekasihnya.
Ternyata sebelum kami sudah ada yang datang ke makam ini.
Kami melihat ada bunga matahari yang masih baru ada di taruh di makam ini.
“Kadang-kadang Te suka datang kesini untuk menaruh bunga untuk Blue..”
Him mengatakan itu setelah kami berhenti di depan makam Blue.
“Yeah.. Aku tahu itu..”
Sejujurnya.. aku tidak tahu harus merasakan kasihan kepada siapa di dalam hubungan mereka bertiga.
Blue menjadi sangat terikat dengan Te karena Him terlalu sibuk dan akhirnya jatuh cinta kepadanya. Sedangkan Him masih merasa bersalah kepada Blue. 🙄
Pasti rasanya sangat tidak nyaman.
Aku lalu meletakkan bunga matahari di depan makam Blue dan melihat foto yang di pasang di makam ini untuk sesaat.
Lalu aku segera berbalik untuk berbicara dengan nada yang rendah kepada Him.
“Dia benar-benar sangat mirip denganku..”
Aku melihat Him menganggukkan kepalanya dan berkata.
“Hm.. Kamu benar..”
“Lalu kenapa dia pergi seperti ini? Apakah dia ingin menjaga kita?”
Aku bertanya karena penasaran. 🤔
Him sudah menceritakan dan memberitahukan segalanya tentang alasan Blue mengambil keputusan untuk mengakhiri nyawanya.
Hal ini karena banyak hal yang harus dia tanggung di dalam kehidupannya.
“Aku khawatir karena aku tidak bisa menjaganya dengan cukup baik saat itu..”
Aku tahu bahwa Him masih merasa tidak bisa menjagaku dengan baik dan merasa takut kehilanganku seperti dia kehilangan Blue.
Aku bisa merasakan ketakutannya dan Him sangat menyayangiku.. dengan begitu besar sampi aku merasa takut bahwa aku tidak akan mampu membalas semua perasaan cintanya. 😔
“Kamu tidak perlu berusaha terlalu keras. Kita jalani saja semua ini dengan sebaik-baiknya..”
Aku mengatakan itu dengan suara yang lembut sambil tersenyum agar Him yang menatapku merasa kembali nyaman.
Him balas tersenyum kepadaku dan matanya tidak berkedip. Mataku kembali menatap foto Blue, lalu aku segera melepasakan cincin yang aku pakai di jariku dan memasangnya bersama dengan bunga matahari yang aku bawa.
Itu adalah cincin yang Him berikan kepada karena cincin itu sengaja Him simpan untuk Blue. Cincin ini memang seharusnya milik Blue.
Him mengatakan bahwa dia membelinya karena terlihat cantik. Tetapi.. hal itu tidak sepenuhnya benar.
Him membeli cincin ini ketika Blue meninggal dan Him selalu memikirkan Blue. Aku tahu akan hal itu, tetapi.. aku tidak merasa marah. ☺️
Aku tidak tahu kenapa aku tidak marah kepadanya karena hal ini seperti kenangan yang tidak bisa kita hentikan.
“Neil akan membahagiakan Him.. Aku berjanji..”
Aku mengatakan itu dengan pelan di depan foto Blue.
Blue meninggalkan pesan perpisahan agar Him berbahagia dan aku yang akan membuat Him merasa bahagia. 🥰
Aku biasanya tidak suka membuat janji karena aku merasa takut bahwa aku tidak akan bisa menepatinya. Tetapi.. untuk hal ini, aku rasa aku pasti bisa melakukannya. ☺️
“Terima kasih..”
Him berkata dan tersenyum sampai matanya terpejam. Saat aku mengucapkan kata-kata itu. Aku membiarkan Him tahu bahwa aku tahu isi hatinya.
Apakah mungkin hal ini disengaja oleh Blue? 🙄
---
Jam 20.55
Rumah Him
Neil Pov
“Him.. ayo kita pulang..”
Aku mengatakan itu saat Him masuk ke dalam kolam renang, padahal sekarang sudah jam 21.00.
Tetapi.. Him tetap membujukku untuk berenang bersama-sama dengannya.
Yeah.. Hal ini memang menyenangkan. ☺️
Kolam renangnya sangat besar dan bukan hanya kolam renangnya saja, tetapi rumahnya juga besar. Aku tahu bahwa dia anak orang kaya, tetapi.. aku berpikir bahwa dia tidak terlalu kaya untuk tinggal di rumah yang sangat besar seperti ini. Rumahnya terlihat seperti mansion dan di dalam garasi mobilnya dia memiliki puluhan mobil yang di parkir dengan rapih.
“Aku benar-benar tidak membawa baju ganti. Aku harus memakai apa?”
Aku mengatakan itu dan menjukkan bajuku yang sudah basah. Him lalu melihat kemeja putih yang aku kenakan sudah menempel di tubuhku dan memperlihatkan tubuhku.
Aku sama sekali tidak merasa minder atau apapun saat di depannya. Tetapi.. aku tidak ingin menujukkan tubuhku.
“Kamu benar-benar terlihat sangat seksi..”
Him mengatakan itu dan berjalan mendekatiku lalu menggoyangkan pinggangku dan bertanya.
“Apakah kamu tidak menyukainya?”
“Menjauhlah dariku..”
Aku segera mendorong tubuh Him menjauh dan dia segera menyetujuinya tanpa menolak karena dia tahu aku melakukan hal ini karena aku merasa malu.
“Aku tidak sabar untuk melakukannya..”
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi..”
“Apakah aku bisa menolaknya?”
Aku mengatakan itu sambil menyipitkan mataku dan menatap penuh kasih kepada pacarku.
“…”
Him terlihat mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh dan aku tahu apa artinya.
“Bisakah besok saja..”
Aku mengatakan dengan suara tenang dan hal itu membuat Him segera menyerang tubuhku.
Dia segera melompat dan meraih pinggangku serta memeluk tubuhku dengan erat. Dia membenamkan hidungnya di pipiku dan bertanya.
“Kenapa? Apakah kamu hanya berpura-pura tidak mau?”
Him bertanya dan segera mencium pipiku. Aku hanya menggembungkan pipi.
“…”
“Ada apa, Neil.. Apakah benar-benar ingin menggodaku?”
“Hm.. iya..”
Aku mengatakan itu dan tersenyum lalu Him segera mengunci leherku sehingga aku tidak bisa melarikan diri sama sekali. 😅
“Aku tidak akan membiarkanmu pergi..”
“Sudah cukup..”
Aku segera menggerakan tanganku untuk memegangi wajah pacarku.
Him mengangkat alisnya dengan penuh tanda tanya. 🤨
Aku lalu segera tersenyum lebar dan berkata. 😄
“Aku hanya bercanda dan aku tidak akan menghentikanmu..”
Cup 😘
Him lalu segera mencium pipiku dan berkata kepadaku.
“Neil pacarku memang yang sangat lucu..”
“Tetapi..”
Aku lalu segera melirik ke kiri dan ke kanam lalu bertanya kepadanya.
“Kamu mengatakan bahwa ingin melakukannya, lalu apakah kamu ingin kita melakukannya disini?”
“Yeah.. di dalam kolam ini..”
Saat mendengar perkataan Him, aku merasakan pipiku segera terasa panas. Aku sama sekali tidak berpikir bahwa Him akan mengatakan hal itu kepadaku sekarang.
Ini bukanlah kamar tidur.. dan aku belum pernah melakukan hubungan seks di luar ruangan. 🙄
“…”
“Ada apa Neil?”
Aku merasakan hidung Him sekarang berada di dekat pipiku dan nada suaranya terdengar sangat bernafsu. Dia juga mulai menggerakkan tangannya.
“Kita akan melakukannya di dalam air. Apakah kamu pernah mencobanya?”
“Tidak.. Aku tidak pernah melakukannya..”
“Apakah kamu ingin mencobanya?”
Aku mendengar Him berbisik di samping telingaku dan dia berkata lagi.
“Tidak akan ada yang melihatnya..”
“Bagaimana jika ada yang melihatnya?”
‘’Ini adalah rumahku..”
Setelah Him mengatakan itu, aku dengan mudah mempercayai kata-katanya. Meskipun.. di dalam hatiku, aku merasa sedikit takut. Tetapi..
Aku juga ingin mencobanya karena sepertinya seru. 😅
“Neil..”
Namaku dipanggil oleh Him dan tangannya yang besar mulai mengusap pantatku dengan lembut dan kembali bertanya lagi karena dia sangat ingin jawaban dariku.
“Neil.. Apakah kamu ingin melakukannya disini?”
Him tidak akan melakukannya jika aku menolaknya. Tetapi.. karena tidak ada seorang pun disini, maka aku segera tersenyum.
“☺️”
Meskipun aku tidak bisa mengangkat kepalaku karena merasa malu. Him segera mengangkat wajahku agar kami bisa berciuman dan kami mulai bercinta di luar ruangan, tepatnya di dalam kolam renang.
Rasanya sungguh sangat menyenangkan dan mengasyikkan. 😅
Meskipun aku tidak bisa mengerang sekeras yang seperti aku lakukan saat kami sedang didalam kamar karena aku merasa takut akan ada yang mendengarkan suaraku. 😣
Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan melakukan hal seperti ini sebelumnya dan Him yang membuat aku mau melakukannya sehingga aku tidak bisa mengangkat kepalaku lagi. 🤣
---
Beberapa Minggu Kemudian..
Neil Pov
Aku menghabiskan waktu liburan kuliah bersama-sama dengan Him dan rasanya baru saja liburan, tetapi saat ini sudah saatnya untuk kembali berkuliah. 😔
Hari ini Him ada kelas pagi dan siang, sedangkan besok dia memiliki kelas pagi lagi. Jadi aku tidak mengizinkan Him untuk datang menemuiku karena aku ingin dia menghabiskan lebih banyak waktunya untuk beristirahat. ☺️
Yeah.. Meskipun dia sedikit protes, tetapi.. dia tetap menuruti perkataanku.
Hal ini membuat aku harus pergi keluar untuk makan sendirian.
---
Restoran
Neil Pov
Aku memilih untuk pergi ke restoran yang biasa aku suka datangin dan memesan makanan yang sama seperti biasa. Aku lalu memilih untuk duduk di meja yang ada di pojok restoran ini.
Pada awalnya, aku akan makan dengan cepat karena hari ini sangat banyak orang sehingga restoran ini terlihat penuh sesak.
“Bolehkah aku duduk disini bersama-sama denganmu?”
Tiba-tiba aku mendengar suara yang sudah sangat aku kenal, sehingga aku segera mendongakkan kepalaku.
“…”
“Semua meja di sini sudah penuh..”
Yeah.. Itu adalah suara Jay dan sebelum aku mengizinkan atau menolaknya, dia sudah duduk di depanku.
“Apakah makan sendirian?”
“Iya..”
Aku hanya menjawab singkat karena aku sebenarnya sangat tidak ingin berbicara dengannya. Aku bahkan sudah merasa lupa bahwa dia masih hidup di dunia ini. 😅
“Kemana pacarmu?”
Jay bertanya dan menandangku dengan pandangan mengejek, lalu kembali bertanya lagi.
“Apakah kamu sudah putus dengannya?”
“Tidak.. Aku masih berpacaran dengan Him..”
Aku mengatakan itu dan segera memberikan senyuman paling palsu kepada mantanku sebelum menjelaskan kepadanya. 🙂
“Aku dan Him sudah berpacaran..”
“Apakah kamu benar-benar sudah mempunyai pacar?”
Jay bertanya dan terlihat sedikit terkejut dengan apa yang baru saja aku katakan. Dia lalu tertawa kecil dan menatapku tanpa berkata apa-apa lagi.
“Hahaha..”
“Apa yang membuat kamu tertawa dan tersenyum seperti itu?”
“Aku hanya merasa senang bahwa kamu sudah bisa move on dan yeah.. meskipun aku merasa sedikit cemburu. Hal ini karena aku selalu merasa bersalah kepadamu..”
“Jangan mengatakan seperti itu..”
Aku segera menghentikannya sebelum Jay mengatakan hal-hal yang lebih menjijikan. Jay bukanlah orang yang setia dan dia yang meninggalkan aku duluan. 😒
“Apa yang membuatmu merasa bersalah? Jangan bersikap konyol..”
“Aku tidak suka jika kita bertemu dan kamu bersikap sinis kepadaku seperti dulu..”
Jay mengatakan itu dengan suara datar dan kembali berbicara lagi.
“Aku benar-benar tidak suka jika Neil membenciku..”
“Kamu sudah menyakiti hatiku dan meninggalkan aku begitu saja dan kamu tidak ingin aku membencimu!?”
“Maafkan aku..”
Jay mengatakan itu dan menatap wajahku. Dia memasang wajah bersalah dan hal itu benar-benar sangat menggangguku.
“😒”
“Aku memang pantas kamu benci. Tetapi sekarang kamu sudah bisa move on dan tolonglah berhenti membenciku..”
“Kamu bisa dengan mudah mengatakan itu?”
“Yeah.. Aku benar-benar merasa sangat menyesal karena dulu tidak berpisah dengan cara yang baik denganmu sebelum berkencan dengan orang lain lagi..”
“…”
“Apa yang harus aku lakukan jika aku masih menyukaimu dan aku juga menyukainya?”
“Kamu benar-benar pria yang sangat buruk..”
Aku mengataka itu dengan tatapan datar. 😑
Aku juga tidak tahu, meskipun aku sudah tidak merasa marah atau benci seperti dulu, tetapi.. aku tidak suka kepadanya. Aku tidak bisa lagi bersikap egois kepadanya lagi sekarang..
“Kamu yang mencampakkan aku..”
“Yeah.. Aku tahu dan aku tetap melakukannya..”
Yeah.. Jay akhirnya mengakuinya. Lalu bagaimana aku bisa memaafkannya dengan mudah? Saat dia melakukan hal itu kepadaku, aku merasa begitu terluka sehingga aku berusaha menutup hatiku dari yang namanya cinta. 😔
“Bisakah kita tetap berteman?”
“Tidak.. aku tidak bisa melakukannya..”
“Neil..”
Aku mendengar Jay memangil namaku dengan nada penuh kasih sayang.
“Jangan memangilku dengan nada seperti itu lagi!!”
Aku segera menatap mata Jay dengan mata datar. 😑
“Ouh.. Sakit.. Sangat sakit..”
Jay mengatakan hal itu dengan nada yang santai. Dia lalu mengambil gelas airku dan meminumnya sebelum berkata lagi.
“Baiklah.. Kamu bisa melanjutkan perkataanmu sekarang..”
“Kamu meminta maaf hanya untuk menghibur dirimu sendiri bukan?”
Aku bertanya dengan nada yang serius. Jika iya, maka aku akan merasa marah kepadanya sampai aku mati.
“Yeah.. Sebagian karena hal itu, tetapi.. sebagian lagi karena aku tahu bahwa aku sudah melakukan kesalahan berselingkuh darimu karena aku sudah tidak merasakan mencintaimu lagi..”
Jay memang hanya terlihat suka kepadaku sedikit dan peran dia tidak banyak di dalam hubungan kami dulu. Jadi ketika aku mendengar alasannya, aku merasa dia hanya sedang membuat lelucon.😅
“…”
“Aku benar-benar minta maaf padamu, Neil..”
“Hm.. Iya..”
Aku mengatakan itu dengan cepat karena aku sudah tidak mau mempunyai hubungan apapun lagi dengannya.
Aku benar-benar tidak ingin melihatnya lagi dan merasa terganggu karena aku sudah mempunyai Him sebagai pacarku saat ini. Bukankah memaaafkan dan melepaskan akan lebih baik untukku dan untuk dirinya juga.
“Kamu serius? Apakah benar-benar sudah memaafkan aku?”
“Iya..”
Aku mengatakan itu sambil menatap Jay yang duduk di depanku.
Saat aku bertemu dengan Jay, aku tidak ingin merasa marah lagi, meskipun dia mengatakan bahwa dia ingin berbaikan denganku. Tetapi.. aku sudah tidak ingin merasakan apapun lagi dengannya. 😒
“Apa yang akan kamu lakukan jika kamu masih belum mendapatkan pacar sampai saat ini? Apakah kamu akan kembali kepadaku?!”
“Hati-hati jika berbicara!!”
“Hm.. Iya..”
Jay mengatakan itu dengan sedikit merasa kesal dan mengangkat dagunya sedikit.
“Aku tidak akan kembali kepadamu..”
“Ah.. Aku merasa lega sekarang..”
“Apa yang membuat kamu merasakan hal itu?”
“Yeah.. sangat lega karena tahu bahwa kamu sudah bisa mencintai orang lain lagi selain diriku..”
“Apakah menurutmu aku tidak bisa melupakanmu?”
Aku mengatakan itu sambil mengambil gelas yang baru. Pemilik restoran ini membawakan gelas baru yang di taruh di samping Jay.
Aku rasanya tidak lagi ingin minum dari gelas itu karena aku merasa jijik saat mengingat bahwa itu dari bekas mulut mantan pacarku. 😑
Itu bisa saja di sebut ciuman tidak langsung atau apalah.. dan aku tidak ingin melakukannya.
“Yeah.. Siapa tahu kamu sangat mencintaiku sehingga kamu tidak bisa lagi mencintai orang lain..”
Yeah.. Dulu aku memang sangat mencintainya, tetapi sekarang aku sudah tidak seperti itu lagi.
Saat ini aku sudah membuka kesempatan untuk orang lain dan menjadi tahu bahwa betapa nikmatinya mencintai seseorang serta menerima cinta yang sama sebagai balasannya. ☺
Sayangnya Jay tidak bisa melakukan hal itu kepadaku sebaik yang Him lakukan kepadaku. Kalau ingin dibandingkan dengan Him, tentu saja Jay sangat kalah banyak. 😅
“Jangan terlalu menyanjung dirimu terlalu tinggi..”
Aku mengatakan hal itu dengan pelan sambil mengangkat gelasku untuk aku minum lagi.
Pada saat aku minum, aku melihat Jay memperhatikan cincin yang aku kenakan di jari manis kiriku.
“Cincin yang indah..”
Cincin ini Him belikan setelah aku melepaskan cincin yang sama untuk Blue. Rasanya cincin ini memang adalah milikku. ☺️
Saat mendengar perkataan Jay, aku segera meletakkan gelasku dan menujukkan cincin ini kepada Jay.
“Iya.. Dan tentunya ini adalah berlian asli..”
Aku mengatakan dengan ekspersi yang sangat senang.
“Wowo.. dia sangat kaya..”
“Iya benar..”
Him benar-benar sangat kaya sampai aku merasa gugup saat memasuki rumahnya. 😅
“Kamu putus denganku dan mencari orang kaya!”
“TIDAK!!”
“Tetapi.. Aku memiliki gudang beras..”
Saat Jay membandingkan kekayaannya dan Him dengan wadah nasi di depan kami, hal itu terlalu kecil jika dibandingkan dengan kekayaan yang Him miliki.
Setelah aku selesai makan, aku segera kembali ke apartmentku. Aku tidak ingin menunggu Jay sampai selesai makan.
Kami berdua bisa disini karena hanya sebuah kebetulan karena dia tidak mendapatkan tempat duduk lagi.
Meskipun aku sudah menyampaikan apa yang ingin aku katakan kepadanya dan aku rasa dia tidak akan macam-macam lagi denganku lagi. 😏
Kami berbicara agar merasa lebih nyaman saat suatu saat kami kembali bertemu lagi.
---
Apartment Neil
Neil Pov
Saat ini aku sedang berbaring di atas sofa yang empuk kurang dari 3 menit dan merasakan ponselku bergetar.
Drr.. Drr..
Hal itu menandakan ada pesan baru masuk ke dalam ponselku. Aku segera mengambilnya dan melihat bahwa yang mengirimkan aku pesan adalah Him. ☺️
“Hahah..”
Aku segera tertawa karena Him menulis pesan sangat lama.
Him
Kamu pasti saat ini sangat merindukanku.
Bolehkah aku meneleponmu?
Drr.. Drr..
Aku hanya tersenyum saat membaca pesan itu dan belum menjawabnya.
Tetapi.. Him sudah meneleponku dan ingin melakukan video call denganku sehingga aku segera menerimanya.
“Aku sangat merindukamu, Neil..”
“Benar-benar rindukah?”
“Hm.. Aku sangat ingin bertemu denganmu..”
Aku benar-benar merasa malu karena saat dengan Him, maka aku akan selalu merasa kenyang sepanjang waktu. 😅
Saat mendengar Him mengatakan itu, padalah aku sudah pernah mempunyai banyak pacar sebelum ini, tetapi Him benar-benar sangat berbeda sehingga aku merasa malu saat mendengar perkataannya.
Aku selalu merasa bersemangat saat dia menyentuh tubuhku.
Aku tidak tahu apakah ini karena kami berdua masih baru berpacaran atau tidak. Tetapi.. aku benar-benar merasakan seperti itu. 😅
“Sampai jumpa besok sepulang kuliah..”
Aku mengatakan itu dan menghindari tatapan mata Him yang ada di layar ponselku karena aku merasa sedikit malu.
“Yeah.. Besok kita akan bertemu. Tetapi.. Aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi belajar sama sekali..”
Saat mendengar perkataan Him yang ambigu, aku semakin malu.
“Aku benar-benar merindukanmu Neil..”
“Apakah benar-benar merindukanku?”
“Yeah.. Aku sangat ingin memelukmu..”
“Sudah cukup..”
Aku segera menghentikan perkataan Him sebelum aku merasa bertambah malu lagi atau wajahku benar-benar memerah seperti terbakar. Aku hanya bisa tersenyum dan tertawa sampai aku memejamkan mataku. ☺️
“Hahaha..”
“Saat kamu merasa malu, kamu terlihat sangat manis. Apakah kamu tahu itu, honey?”
Hmm.. Honey? 😳
Him selama ini tidak pernah memanggil aku dengan perkataan itu sehingga aku merasa terkejut karena tidak ada persiapan.
“Aku tidak tahu..”
Aku mengatakan itu sambil minum karena merasa malu dan sepertinya Him menyadari hal itu, makanya dia segera mengganti topik pembicaraan kami.
“Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?”
“Aku baru saja kembali dari makan dan apakah kamu sudah makan?”
“Belum.. Aku ingin memakanmu daripada makan nasi..”
“Kamu selalu bisa mengatakan hal itu..”
Meskipun aku mengatakan hal itu seperti aku merasa lelah, sebenarnya aku tidak merasa seperti itu. Aku hanya mengeluh karena aku merasa malu. 😅
“Hahhah..”
Setelah mengatakan itu, aku segera tertawa. 😄
“Kamu membuat aku merasa terkejut dan kamu malah tertawa seperti orang idiot..”
“Hahah.. Benarkah!”
“Yeah.. Aku rasanya sangat ingin mencari pacar lain saja..”
“Awas saja jika kamu melakukan hal itu!!”
Aku mengatakannya dengan tegas.
Tentu saja karena aku memiliki pacar yang tampan maka aku harus menjaganya dengan baik. Aku sangat bisa di percaya karena aku sudah pernah mengalami cinta yang tidak menyenangkan.
Tetapi.. aku sama sekali tidak marah atau merasa curiga sama sekali karena Him tidak pernah melakukan apapun yang membuat aku harus mencurigainya. ☺️
Him juga tidak pernah menganggap aku sebagai pengganti mantannya. Aku juga tidak akan membiarkan orang tuaku memutuskan hubunganku dengan Him.
Kami berdua saling belajar dengan cara kami sendiri.
“Memilikimu saja sudah lebih cukup untukku..”
Perkataan Him membuat wajahku memerah lagi.
Mengapa dia sangat manis? Sangat manis dan menarik saat dia tersenyum dan mengatakan hal itu. ☺️
“Hei.. Tetapi aku benar-benar bertemu dengan orang lain saat makan tadi..”
Aku mengatakan itu dengan wajah serius.
“Hah?!”
“Yeah.. Aku bertemu dengan Jay saat aku tadi pergi makan dan dia meminta tempat duduk karena di restoran itu sudah penuh..”
Aku mengatakan itu dengan jujur.
Aku melihat Him menganggukkan kepalanya dan menunggu aku menceritakan semuanya.
“Dia meminta maaf kepadaku dan meminta aku untuk memaafkannya..”
“Maksudmu.. Dia meminta kembali padamu?”
Aku melihat senyuman di wajah Him menghilang saat dia mendengarkan perkataanku dan dia terlihat marah.
“Aku sudah memaafkannya dan sekarang aku sudah tidak memiliki perasaan apapun kepadanya lagi. Aku bahkan tidak ingin merasa marah atau benci kepadanya. Aku benar-benar tidak ingin merasakan hal itu lagi..”
“Yeah.. Perasaan itu memang hanya akan menyakiti dirimu sendiri..”
“Hm..Aku ingin menghapus itu..”
“Kamu tidak perlu mengingat-ingat dia lagi di dalam hatimu..”
Him mengatakan itu sambil tersenyum. ☺️
“Apakah kamu benar-benar percaya dengan apa yang aku katakan padamu?”
Aku bertanya kepada Him karena merasa ingin tahu karena aku tidak bisa melihat bagaimana perasannya saat ini dengan jelas.
“Menurutmu? Memang sangat baik untukmu untuk melepaskan dia. Itu juga akan baik baginya. Aku tidak ingin melihatmu selalu merasa buruk saat harus tersenyum ketika bertemu dengannya..”
Setiap kali aku melihatnya.. 🙄
“Apakah kamu tidak mendengarkan perkataanku dengan baik? Aku duduk makan bersama-sama dengan mantan pacarku..”
Aku mengejeknya ketika aku melihat bahwa Him mengatakan itu dengan tulus. Aku melihat ekspersi wajahnya sudah terlihat membaik saat mendengar penjelasanku.
“Yeah.. aku mendengarnya. Kamu sudah mengatakannya dengan jujur dan aku bisa mengerti. Selain itu kamu juga tidak bersalah. Kamu tidak akan mengatakan bahwa kamu ingin kembali bersama-sama dengannya juga bukan?”
“…”
“Ini adalah alasan lain mengapa aku sangat menyukaimu, Neil..”
Yeah.. Him memang selalu siap untuk memahami diriku apapun yang terjadi. ☺️
“Iya.. Terima kasih atas pengertianmu..”
Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.
“Terima kasih karena kamu mau jujur kepadaku. Jika kamu ada di dekatku, maka aku akan mencium pipimu..”
“Kamu bisa menciumnya lewat layar ponsel..”
Aku mengatakan itu sambil mendekatkan wajahku ke layar ponselku. Lalu aku melihat Him mendekatkan hidungnya ke layar ponselnya juga.
Hal ini terlihat sangat lucu ketika kami melakukan hal ini melalui layar ponsel. 😅
“Baunya tidak enak kalau hanya lewat layar ponsel..”
“Kalau begitu besok kamu bisa datang dan mencium yang asli..”
“Kalau begitu kamu harus menyiapkan pipimu..”
Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataan pacarku. ☺️
“Aku tidak mau hanya satu pipi saja..”
“… apakah aku harus melakukannya sekarang!”
Him berusaha untuk memprovokasiku.
“Apakah aku tidak pantas berbicara seperti itu kepada pacarku sendiri?”
“Kalau begitu.. Tunggulah sebentar..”
Akhirnya pembicaraan kami menjadi serius dan aku akan menantikannya karena aku juga sangat ingin. 😄
TBC
Vote and comment. 😘🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro