Jadi, Mau Apa?
Previously on Chapter 15
"Berhubungan seks itu, adalah kegiatan yang sangat menyenangkan-"
"Kau dan Chanyeol terlihat sangat cocok, tahu. Yah, walaupun terlihat sedikit pedofil, tapi ... bukan masalah."
"Jangan bilang kalau kau ingin seks juga?"
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Enjoy!
Mereka kini tengah menatap satu sama lain dalam diam di kamar. Sekarang sudah malam, waktunya tidur. Namun, suasana kali ini mendadak canggung.
Bukan hal yang sederhana yang menjadi penyebab keterdiaman mereka kali ini. j
Justru hal rumit yang dipikirkan keduanya siang tadi.
Baekhyun mengajak Chanyeol berhubungan seks, tapi pria itu belum siap. Ia takut menyakiti Baekhyun dan takut 'gagal'. Ia tidak pernah tahu kemampuannya dalam bersetubuh. Terlebih dengan orang yang dikasihi.
Yang lebih kecil justru dibuat bingung. Kenapa pria berumur seperti Chanyeol tidak berani berhubungan seks? Sementara dirinya, memaksa ingin berhubungan.
"Sebenarnya ada apa denganmu, Chan?" Tanya Baekhyun.
Chanyeol nampak gemetar, tidak punya nyali untuk menjawab. Ia malu mengatakan bahwa ia yang tidak siap. "Aku—aku hanya ..."
"Kau ... tidak siap?" Tanya Baekhyun lagi. Dengan itu, pria yang lebih besar mengangguk malu. Baekhyun tersenyum lembut dan mengusap usap rambut pria nya itu, "Tidak mengapa. Lain kali saja. Malam ini kita tidur awal saja, okay?"
Baekhyun langsung mengambil posisi untuk tidur dan menarik selimut. Namun, ia berhenti karena panggilan dari Chanyeol. Ia bangun kembali dan bertanya, "Ada apa?"
"H-hal yang membuatku tidak siap ... adalah, um—aku takut menyakitimu." Kata pria itu.
Mendengarnya, pipi Baekhyun bersemu dan itu sangat nampak di temaramnya lampu malam ini.
"A-ah. Tidak apa kalau begitu, lakukan lain kali saja. Sekarang kita tidur." Balas Baekhyun sambil tersenyum.
"Ayo lakukan."
Sekretarisnya itu terdiam dengan kepala yang dimiringkan ke kanan seolah menyuruhnya mengulangi kalimatnya. Chanyeol benar mengulangnya, "Ayo kita lakukan."
"Lakukan apa?"
"Seks."
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Chanyeol memulai dengan canggung. Ia mencium Sekretarisnya itu dengan tambahan lidah sesuai video porno yang selama ini dia tonton. Ia sempat blank sebentar, namun insting prianya bergelora secara mendadak.
Ia menindih tubuh yang lebih kecil dengan siku sebagai tumpuan. Dari dagu, turun ke leher, semua dikecupnya. Tangan besarnya meraih kancing yang terkait di kemeja Baekhyun dan membukanya dengan perlahan. Berjaga-jaga takut kulit lembut sekretarisnya itu tergores.
"Ahh."
Baekhyun melenguh nikmat. Kedua tangannya menyentuh punggung yang lebih besar dan mengelusnya seolah menyalurkan rasa nikmat yang ia dapat. Chanyeol menghentikan ciumannya dan bangkit. Baekhyun membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.
Srett
Bosnya itu melepas kemejanya dengan tampilan yang membuat pipi Baekhyun bersemu dalam gelap. Ia merasa malu sekali. Namun, matanya tidak bisa lepas dari pahatan tubuh dengan otot yang menonjol menantangnya.
"Tataplah sampai kau puas." Ujar Chanyeol dengan nada rendahnya.
Baekhyun dibuat malu dua kali lipat dengan kalimat itu. Ia menyentuh perlahan enam balok yang terbuat dari otot itu. Terasa hangat dan berkeringat. Ia menyukainya.
Chanyeol kembali mengecup leher putih pria yang lebih kecil. Memberinya tanda berupa tanda merah hasil karyanya, "Milikku." Bisiknya.
"Nghh" Baekhyun melenguh tiap detiknya.
Pemanasan yang mereka lakukan terjadi dengan perlahan namun terasa cepat bagi Baekhyun. Ia menginginkan lebih. Bosnya itu menjilat area perutnya dengan sensual dan memutar. Ia melenguh kencang. "Ah, aku lupa sesuatu." Kata Chanyeol.
Pria tinggi itu kembali mendekatkan wajahnya pada leher Baekhyun dan menjilatinya hingga ke belakang telinga dan belakang leher sekretarisnya itu.
"A—ahhh!" Lenguhnya keras.
Chanyeol tersenyum dalam diam, merasa mendapat jackpot yang ia inginkan.
Ia kemudian menuju ke celana pendek yang Baekhyun kenakan. Menatap sebentar pada netra indah itu seolah meminta ijin. Baekhyun hanya bergeming dan itu dianggap Chanyeol sebagai lampu hijau. Tangannya meraih karet celana Baekhyun dan menariknya kebawah.
Baekhyun menutup wajahnya dengan kedua tangan lentiknya. Malu, Chanyeol telah melihat bagian privasinya. "Cha—Chanyeol. Ahhh."
Tangan besar meraih tangan lentiknya, menyingkirkannya guna melihat wajah bersemu Baekhyun. Dengan seringai lembutnya, ia menggenggam penis mungil itu. Membelainya perlahan hingga membuatnya berdiri tegak.
Baru stimulasi sekian persen, penis itu sudah basah sepenuhnya, "Kau basah sekali." Ujar Chanyeol. Baekhyun membalasnya hanya dengan tatapan sayu yang memabukkan.
Park Chanyeol mengecup perlahan benda tegak itu, menjilatinya perlahan.
"Nghh—ahh, Chanyeol—hh."
Setelah puas bermain dengan onderdil itu. Chanyeol beralih ke lubang sempit mengkerut nan merah muda yang menjadi targetnya sejak tiga hari yang lalu. Akhirnya ia bisa bertatapan langsung dengan lubang surga miliknya itu. Dengan rakus, ia menjilatinya memberikan stimulasi.
Lenguhan kenikmatan semakin sering terdengar, membuat Chanyeol merasa lebih giat menjilatinya. Tidak ada rasa jijik maupun risih, karena telah ia telah tuli oleh lenguhan sekretarisnya.
Sementara Baekhyun, disana ia berjuang menerima kenikmatan yang diberikan Chanyeol. Lidah besar itu menembus kerutannya hingga terasa di dalam.
"Ni—nikmat ... Ahhh!"
Puas ia bermain dengan tubuh si kecil. Ia kembali mendekatkan wajahnya pada Baekhyun. Memberinya ciuman yang entah keberapa kalinya. Ia kemudian melepaskan celana yang yang ia kenakan. Terasa sangat tidak adil apabila hanya Baekhyun yang telanjang bulat.
Baekhyun malu-malu melihat onderdil Chanyeol yang mulai menampakkan diri. Dimulai dari bulu halus yang turun dari pusarnya.
Ia meneliti bentuk penis Chanyeol dan membandingkan dengan miliknya. Besar, kokoh, dan tegas. Beda dengan miliknya yang sering kali lembek bahkan tanpa ditemani bulu. Kalau milik Chanyeol seperti Anaconda in Amazon.
"Aku akan menamai penismu, bolehkan?" Tanya Baekhyun. Chanyeol mengernyit tanda tak paham, "Apa maksudmu?"
"Melihat penis ini ..." Tangan lentiknya terulur untuk menyentuh cacing besar tegak itu dan mengurutnya perlahan. Dibalas dengan geraman khas dari Chanyeol.
"Mengingatkanku pada ular di hutan yang rindang." Lanjutnya.
Bosnya itu tertawa kecil. Sebenarnya ia sangat ingin tertawa terbahak-bahak, namun ia harus mengontrol diri karena sebentar lagi mereka akan bersetubuh.
Layaknya seorang profesional, Baekhyun berubah dari pemuda pasif menjadi sangat liar. Ia menjilati lubang urin itu hingga mengkilap dan nampak glow in the dark. Memang betul, nampak terang di temaramnya lampu.
Ia kemudian beralih ke leher kepala ular itu. Melingkarinya hingga Chanyeol menatap langit-langit dengan mata tertutup. Menikmati jilatan sensual sekretarisnya dengan dirinya yang bersimpuh di samping Baekhyun.
Baekhyun benar-benar mampu memainkan miliknya itu hingga ia merasa tengah terbang. Benar kata si hitam. Seks bukan hanya tentang kenikmatan, namun ia juga merasa lebih dekat dengan Baekhyun.
Mereka saling mencintai, dan dari setiap gestur yang mereka ciptakan, rasa cinta itu mengalir jauh tak terputus.
Merasa akan ada yang keluar, Chanyeol menghentikan isapan Baekhyun pada penisnya, "Cukup. Aku belum mau keluar dulu."
Ia menuruti nasehat Jongin untuk menggunakan pengaman. Ia tidak ingin suatu hal terjadi secara mendadak nantinya. Pahamilah, preventif.
Chanyeol meraih meja nakas dan membuka lacinya. Terdapat satu sachet kondom juga pelumas. Ia tahu, Baekhyun harus merasa sangat nyaman ketika berhubungan seks. Ia tidak memikirkan dirinya seorang.
"Kau sudah mempersiapkannya ternyata." Ujar Baekhyun.
"Hanya jaga-jaga. Buktinya, akan berguna, 'kan?" Balas Chanyeol.
Dengan sensual, bos perusahaan besar itu membuka plastik kondom dan memasangnya pada penis tegaknya. Agak kesusahan di awal karena kondom itu sangat ketat. Ia bahkan berkeringat.
Merasa sudah siap, ia mengambil pelumas dan mengoleskannya pada lubang Baekhyun. Memberikan stimulasi lagi dengan memasukan satu jari telunjuknya. Baekhyun yang kaget pun berteriak singkat, "A—ahh!"
Baekhyun merasa aneh. Belum ada benda yang pernah mengobrak-abrik salurannya itu. Namun, ia mulai terbiasa ketika jari itu menusuk lebih dalam. Menumbuk titik manisnya yang sedikit digapai.
"Lakukan terus, Cha—Chan! Ahh!"
Chanyeol berinisiatif untuk menambah jumlah jarinya. Menyesuaikan ukuran penisnya agar Baekhyun terbiasa. Bukannya tambah sakit, justru sekretarisnya itu semakin merasa nikmat tak berujung.
Merasa sudah siap. Ia mengeluarkan dua jarinya dan ia mendapat respon cemberut dari Baekhyun, "Tenanglah, hal yang lebih menyenangkan akan dimulai." Ucapnya.
Perlahan ia mengoleskan pelumas pada penis berkondomnya. Ia memasukkannya perlahan dengan dorongan kecil. Baekhyun malah meringis.
"Ahh! Sakit!"
"Huh? A—apakah sakit? Ingin berhenti?" Tanya Chanyeol. Ia sungguh khawatir.
Baekhyun menggeleng, "Tidak! Lanjutkan! Aku—tidak apa-apa." Balasnya. Mendapat ijin, Chanyeol kembali menekan penisnya dalam-dalam. Hingga berhasil tertanam seluruhnya.
Sekretarisnya itu merasa penuh. Suatu hal asing tengah bertapa di dalam lubangnya. Merasa sudah nyaman, ia mengangguk tanda menyuruh Chanyeol untuk menggerakkannya.
Chanyeol menarik pelan penisnya dan mendorongnya lagi. Ia lakukan berulang dalam tempo lambat. Tidak ingin menyakiti Baekhyunnya lebih lagi. Baekhyun mendesah keras, "Ahh! Chanyeol—ahhh!"
Pemilik onderdil pun merasa nikmat juga. Penisnya dijepit dengan ketat. Ia merasa telah menemukan surga lainnya yaitu Baekhyunnya. Karena gemas, ia sengaja mempercepat gerakannya. Kepala penisnya itu ternyata menumbuk tepat pada titik manis yang membuat Baekhyun menggelinjang.
"Ahhh! Mmhh!"
"Enak?" Tanya Chanyeol dengan keringat disekujur tubuhnya. Dibalas anggukan sayu oleh Baekhyun.
Waktu kian berjalan dan tumbukan kian dipercepat. Hingga mata Baekhyun kadang hanya menampakkan bagian putihnya saja. Saking nikmatnya. Chanyeol menunduk dan memeluknya, dibalas pelukan yang sama oleh Baekhyun. Ia menumbuk semakin kencang tanda ingin meledak.
"Se—semakin besar!" Ujarnya.
Penis Chanyeol terasa semakin hangat dan besar. Tempo semakin cepat hingga Chanyeol mengeluarkan semua tampungannya di dalam lubang Baekhyun dilapisi kondom, "Ahhh...Grhh."
Chanyeol menggeram nikmat. Permainan hampir selesai. Baekhyun mengambil nafas panjang seolah lelah dengan kegiatan panasnya sejak tadi. Rambutnya nampak basah begitu pula dengan Chanyeol. Mereka tersenyum dan memagut bibir satu sama lain setelahnya. Menyalurkan rasa nikmat yang keduanya dapatkan.
"Ini pertama kali untukmu?" Tanya Baekhyun.
Chanyeol mengangguk, "Bagaimana denganmu?"
"Ini pertama untukku juga."
"Jadi aku mendapat seorang perawan."
Mereka tertawa kecil setelahnya. Chanyeol pun mencabut penis berkondomnya dari lubang surga Baekhyun. Sekretarisnya itu menatap penis Chanyeol yang nampak basah dan mengkilap. "Perutku terasa hangat." Ujarnya.
Menyadari apa yang diucapkan Baekhyun, Chanyeol melirik penisnya. Kondomnya—
Robek!
Mata panik Chanyeol juga membuat Baekhyun ikut panik, "Ada apa?" Tanyanya. Ia ikut melirik ke penis Chanyeol dan menyadari kondomnya robek.
"Astaga! Jadi—" kata Baekhyun.
"Ma—maafkan aku—aku ..." Mereka berdua panik sekarang.
"Ba—bagaimana ini!?" Baekhyun dengan nada tinggi. Kini mereka berdua berdiam dan memikirkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi.
Semoga tidak akan menjadi masalah.
"Kondom sialan!"
Ngentot
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro