Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

x x x v

Chanyeol mengirimkan pesan kepada Rose. Ia kira gadis itu telah kembali ke asmara, mengingat Rose telah online di roomchat whatssap.

Karena tidak mendapat balasan, Chanyeol segera menekan tombol video.

Disana, Rose barusaja akan menaruh otot-otot badannya di atas seprei selagi meraih layar tablet. Dikarenakan ponselnya sedaritadi berbunyi menampakkan bunyi rightone dengan layar pop-up. Ia sedikit terkejut karena si pemanggil mengenakan display picture bersamanya.

"Ganggu waktu gue, dua jam!"

Rose bercelatuh memperlihatkan lama waktu panggilan hampir dua jam berlalu.

Apa yang mereka bicarakan?

"Kan lo bisa matiin sepihak," balas Chanyeol lirih.

Ini adalah panggilan ke tiga kalinya, setelah Rose mematikan sambungan telepon dua kali sebelumnya.

Bagaimana tidak? Keduanya hanya terdiam meski waktu panggilan terus berjalan.

Lay, berada di dekat Chanyeol hanya mengelengkan kepala selagi memperhatikan kedua remaja kasmaran itu. Kasmaran? Benarkah?

***

Tiga hari berturut semuanya berjalan membaik.

Rose dengan kegiatan sekolahnya selagi menghabiskan waktu bersama Nesaa dan Minho, tidak lupa membuat blongger terbaru.

Disana, Chanyeol harus disibukan dengan menendrostment barang-barang brand terbaru.

Satu bulan berlalu, kembali ke pergantian bulan Chanyeol dapat kembali ke Indonesia. So, hari ini adalah jadwal kepulangannya ke negara tercintah.

Selagi membuat kejutan, Chanyeol akan menemui Rose pertama kali usai kepulangannya kembali ke Indonesia.

09.25. Chanyeol telah berdiri di depan asrama sekolahannya, tidak jarang pula ia menginap di asrama ini.

Kerinduannya terhadap tanah air Indoesia, membuatnya tidak ingin lama-lama tingal di negara tetangga.

Tok ... Tok ... Tok ....

Rose yang lagi rebahan itu mendengus kesal, kali ini ia harus membukakan pintu. Membangkitkan tubuhnya dari lambaian tempat tidur. Selagi melihat kanan kiri mencari keberadaan Irene, teman satu kamar itu pun entah hilang kemana.

Lagi-lagi suara ketukan itu terdengar lebih keras.

"Iya-iya! Sebentar!" Rose berteriak selagi berjalan dengan tergesa-gesa.

"Chanyeol? Gue gak halusinasi, 'kan?" Rose berkata dengan gugup menepuk pipinya selagi mengucek kedua matanya.

Siapa tau pengelihatannya salah?

Lelaki itu bermata bulat dengan rambut coklat itu masih berdiri dihadapannya dengan sedikit menyerigai. Siapa lagi kalau bukan Chanyeol?

Yang membuatnya syok, lelaki itu memberikan vase bunga. 

Dengan refleks, Rose memeluk selagi mengucapkan terimakasih.

"Rose ... lo gak perlu terimakasih."

Sebelum gadis itu melepaskan pelukannya, Chanyeol membalas pelukan Rose selagi berujar, "Gue yang seharusnya bilang terimakasih ...."

"I hope you will be my friend ... forever."

Chanyeol berbisik dengan lembut. Jika boleh Chanyeol akan membuat Rose menjadi teman hidupnya.

Sebuah perjalanan dilalui dengan lika-liku sebuah cerita. Sebuah cerita telah dipertemukan dengan penulis alur skenario terbaik. Terimakasih karena telah meluangkan waktu membaca sebagaian dari ceritaku.

END

*

*

*

17-12-20


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro