"Gue gak bisa mukbang!" cecar Rose frontal akan mengomentari persyaratan perjanjian konyol di atas mantrai diatas enam ribu tersebut.

Mukbang adalah salah satu persyaratan wajib.

"Gue bisa ajarin lo mukbang dengan baik dan benar." Chanyeol menunjukan kertas itu menghadap ke arah Rose selagi menunjukkan persyaran terakhir. "Wajib."

Meski food blongger, gadis itu tidak terlalu menyukai tema 'mukbang' atau dengan istilah 'makan online' yang berartikan dimana ia harus memakan sejumlah besar makanan saat berinteraksi dengan audien disiarkan secara langsung.

Eyooo! Rose tidak pernah mencoba hal tersebut, dimana karena salah satu alasan porsi makanannya sedikit dan juga ia tidak mau terlihat gendur dihadapan public figure.

"Tapi, lo udah deal disini." Chanyeol menujukkan salah satu dari balik kertas tersebut dengan sedikit menyerigai penuh kemenangan.

"Enggak ...."

Itu adalah tandatangan Rose sendiri. Memang benar, itu adalah tandatangannya tercetak jelas dengan tulisan bold spidol.

Tetapi, gadis itu tidak merasa, ia mendatanganu perjanjian tersebut. Apalagi perjanjian tersebut, hanyalah sebuah kertas sobekan.

"Deal!" Chanyeol mengulurkan tangannya. Pertanda kesepakatan mereka sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

***

Chanyeol menjeret tubuh gadis itu memasuki swalayan. Membeli bahan apa yang dibutuhkan secara random lalu memasukkannya ke dalam keranjang pembelajaan.

Mie samyang satu lusin di keranjang pembelajaan membuat Rose berpikir, lelaki itu akan memakannya selama kurun kurang lebih satu bulan.

"Tiati, murus. Mencet, tau rasa," batin Rose.

Pemikiran itu seketika lenyap ketika Chanyeol mengatakan, "Gue ngajari lo, mukbang."

Terlihat perkataan tulus, tampak menyerigai sinis apalagi tatapan tajam yang ditunjukan Chanyeol beberapa hari yang lalu.

"Mukbang ..." lirih Rose.

Sudah dikatakan beberapa kali, gadis itu tidak bisa melakukannya. Namun dengan niat baik, Chanyeol akan mengajarinya.

Demi konten. Ingat itu!

***