FEW LATER

Chanyeol barusaja menghadiri acara grand opening restoran ternama yang baru-baru saja ini membuka cabang di kotanya, dan menjadi trending terhangat, terutama anak milenial.

Lelaki itu menselonjorkan tubuhnya di sofa berbantal boneka chimmy. Aah, rasanya disini boneka BTS21 tinggal memilih bentuk apa yang disukainya. Mungkin, karena beberapa dari mereka pengemar boneka lucu tersebut.

Di meja panjang, Lay dan tim lainnya sibuk membicarakan proyek colaboration yang Chanyeol adakan.

Hari deadline semakin cepat, meski tidak memungkiri peserta sangatlah antusias.

"Chanyeol. Lihatlah ini." Sang casting director melambaikan tangan kepada lelaki itu.

Chanyeol segera bergegas ke arahnya. Lay, berada di salah kerumunan itu menepuk pundaknya dengan mengisyaratkan sesuatu. Sayangnya, Chanyeol tidak paham akan hal itu.

Sang casting editor itu masih berkutat dengan mouse dan handset di kedua telinganya memberitaukan Chanyeol suatu hal.

"Wajahnya gak asing." Chanyeol menjeda video yang telah diunggah di feed instagram peserta itu namun mereka telah menyimpannya sehingga memudahkan pengelihatan.

Bagaimana tidak asing, belakangan ini Chanyeol sering bertemu dengannya. Gadis yang belakangan ini seolah terobsesi hanya dengan mengusiknya hanya meminta dia terpilih-setidaknya diberi lampu hijau--itulah perkataannya.

Siapa lagi, kalau bukan ... "Roses? Rose, bunga layu itu?" tanya Chanyeol kembali. Lelaki itu belum memastikan.

Asisten lainnya juga ikut mengonfirmasi data yang ada, dengan mencari formulir peserta tersebut.

Jawaban yang disampaikan dengan asisten tersebut, membuat Chanyeol membulatkan mata. "Bukankah kalian mengenalnya? Roses Rossalyn, vlogger youtubers, foodie, food blogging peraih pendali diamond play button ... bersekolah di Agency Internasional Accademy, memiliki---"

"Stop! Stop!"

Asisten berambut pendek itu kembali terdiam, dan salah satu asisten pun ikut mencelah, "Dia berhasil, Ceye."

Seketika Chanyeol syok.

"Ada yang salah denganmu?" Lay menepuk bahunya ketika ekspesi Chanyeol mendadak pucat.

Lelaki itu membayangkan kemungkinan yang ada. "Yang ada ... hidup gue gak bakal tentram."

***