DWC 4-Abadi
Prompt: Cerita bertema kiamat
Aku dan Wilhelm terbangun dengan keringat bercucuran deras dan jantung berdegup kencang. Kami sampai kompak memutuskan untuk tidak bangun dulu dari kasur lantaran mimpi kami tadi barusan.
Wilhelm yang akhirnya memutuskan untuk bangkit duluan dan mulai menyiapkan mesin tik.
"Ah, aku tidak mau melihat mimpi itu lagi," ujarnya.
Aku pun, maka dari itu sekarang aku berdiri dan beranjak di sampingnya, mulai menceritakan mimpi tentang manusia yang serakah.
*
Di awal penciptaan manusia, Tuhan membagi umur setiap makhluk hidup ciptaannya, maksimal selama 30 tahun putaran bumi, kemudian, Ia mengurangi umur setiap makhluk karena beban yang harus ditanggung. Misalnya, monyet yg harus dikurangi umurnya karena harus menghibur manusia, atau keledai yang harus dikurangi umurnya agar ia bisa beristirahat setelah sepanajng hidupnya mengantar para manusia.
Namun, manusia merasa kurang dengan umur 30 tahun itu, ia meminta lebih banyak dan Tuhan mengabulkannya, manusia hidup sepanjang 30 tahun dikalikan seluruh makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan.
Manusia pun hidup di dunia dengan kegembiraan yang tak terkira, hingga mereka pun menyulut perang, membabat habis hutan, dan di usia manusia yang keenam puluh tahun, mereka hanya bisa duduk di kursi, di usia mereka yang keseratus dua puluh tahun, mereka hanya bisa tertidur di kasur.
Di usia mereka yang sudah memasuki angka sepuluh ribu tahun lebih, badan mereka yang telah tinggal tulang dan kulit hanya bisa melihat dari balik jendela mereka–dengan samar-samar, sebuah meteor besar menghantam desa mereka.
Kemudian, dunia menjadi krematorium bagi manusia.
*
"Selesai," ujarku.
Wilhelm mengangguk dan menghembuskan napas lega.
*
Diceritakan ulang dari The Duration of Life karya Grimm Bersaudara.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro