DWC 17 - Mimpi Buruk Jacob
Aku terbangun dengan napas yang putus-putus, beberapa detik kemudian aku baru menyadari bahwa badanku telah basah oleh keringat dingin yang mengucur deras. Saat aku menengok ke samping, aku melihat saudaraku masih tertidur, ini tandanya kami sedang tidak memimpikan hal yang sama lagi.
Aku meremas dadaku dan mengatur napas, sebisa mungkin aku harus tenang dan tidak membuat saudara kembarku khawatir cuma karena bunga tidur.
Namun, mimpi tadi terasa begitu nyata dan aku tidak mau jika itu nanti terjadi. Di mimpiku, aku mengenakan sepasang baju yang berat dan sesak, kemudian sebuah helm dan membawa senjata laras panjang, begitu juga dengan Wilhelm, dan saat kami berada di medan pertarungan, kami benar-benar terpisah dan babak belur.
Sampai akhirnya aku menemukan Wilhelm, sudah tergeletak di atas tanah dan membawa liontin berisi foto kamu berdua, badannya sudah kaku.
Saat itu lah aku terbangun.
“Kau sudah bangun?” tanya Wilhelm, membuyarkan lamunanku.
“Iya, aku akan mandi dulu.”
“Baiklah.”
Aku pun meninggalkan kamar, sambil berharap bahwa kejadian itu tidak akan terjadi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro