L I T T L E B I T C H
HARI ke 25
Avgustin sudah sembuh dari memar, dia tidak ambil pusing saat Callum menyatakan permintaan maaf--yang kedengaran jelas bukan permintaan maaf tulus dari hati. Kami semua sebal tentu saja, malahan Hide sampai berkomentar. "Kalau kau mau main adu jotos, Callum. Kurasa kita bisa menjadi lawan yang sepadan."
Aku tidak tahu apakah Hide serius atau hanya bercanda dengan kata-katanya barusan. Pria itu menyunggingkan senyum ganjil. Aku lupa dia selalu begitu. Tersenyum sok misterius. Mata bulan sabitnya tidak teralihkan dari punggung Callum saat pemuda itu bergegas pergi dengan mulut komat-kamit menyerukan sumpah serapah tanpa kata.
Aria yang kukira bakal ada di pihak netral, ternyata menyusul Callum. Pengkhianat. Sundal.
Surren menatap dua kubu secara bergantian, kemudian dia mengendikkan bahu. Kembali berkutat pada mesin-mesin. Sementara aku menatap hampa tanganku yang sepucat mayat. Aku masih tidak mengerti mengapa Michaels meloloskan Callum dengan suasana hatinya yang jelek begitu.
Lihat saja dirimu sendiri, Denta, desis pikiranku.
Aku kenapa memangnya?
Aku normal. Aku tak terkalahkan.
FAKER
-Your Fav Author, Prasanti
Call me Pras or Kahnivore
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro