04. Katakan kalau ini mimpi!
"Pertemuan singkat kita...
Setelah puas jalan-jalan, mereka memutuskan untuk istirahat duduk dibangku dipinggir danau. Disana pemandangannya tak kalah indah.
"Ne Mikey-kun, apa kau tertarik dengam bunga mawar?" Tanya (Name) random, namun Mikey menggeleng.
"Huh kenapa?"
"Aku ini bukan wanita."
Benar juga, (Name) menanyakan hal yang salah padanya.
"Tch, padahal aku hanya meminta pendapatmu." Nada bicara (Name) berubah pemarah seperti maung yang kesurupan.
Mikey gelagapan sendiri akhirnya.
"Yah, mawar itu cantik. Tapi sayangnya berduri."
(Name) menyunggingkan senyumnya dan menoleh ke Mikey.
"Benar kan? Yappari, aku bertanya pada orang yang tepat."
Setelah itu, hening. Tidak ada yang bersuara. Hanya meninggalkan Mikey yang tengah melamun soal (Name).
Tidak disangka, pertemuan singkat nan ajaib kemarin dapat membuatnya melekat jauh bahkan jatuh cinta pada gadis ini.
"Peletnya kuat sekali.." Lirih Mikey sembari melirik (Name) yang kepalanya goyang-goyang entah kenapa.
Ternyata gadis itu mengantuk, terbukti dengan tindakannya yang tiba-tiba bersandar pada pundak Mikey.
Lelaki itu kaget tentunya, pundaknya kaku layaknya dahan pohon.
Mikey mencoba menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah (Name) sebab tertiup angin.
Melihat raut wajah sang gadis yang tenang menghangatkan hati Mikey. Matanya terpejam dan bibir mungilnya yang sedikit terbuka.
Plakk!!
"Sadar bodoh! Dia kekasih Mitsuya." Mikey menampar dirinya sendiri.
Mikey khilaf, mencium seorang gadis yang tengah tidur adalah tindakan berbahaya.
"Ah aku ingat sesuatu!"
Mikey hampir terjungkal sebab kaget dengan tindakan (Name) yang tiba-tiba. Ternyata gadis itu tidak tidur huh?
"Ini! Aku membelikanmu ini!" (Name) menunjukkan sebuah kalung berbandul, dimana ada gambar bunga dandelion yang terukir.
Mikey menatap kalung itu sejenak lalu beralih menatap (Name) heran.
"Lihat ini! Sama!" Ujar (Name) girang sembari memperlihatkan kalung yang dipakainya.
Sebentar, mereka memakai barang couple seperti ini. Hei, tapi bukankah (Name) sudah memiliki kekasih?
Pikir Mikey.
"Aku juga membelinya untuk Mitsuya-kun." (Name) mengeluarkan satu bungkusan kalung dandelion lagi dari sakunya.
Ah Mikey terlalu banyak berharap, ia kira ia yang paling diistimewakan.
"Kita bertiga memakai barang yang sama, aku senang! Sudah seperti dandelion saja!" Nada bicara (Name) terdengar bersemangat.
"Katanya dandelion itu bukan bunga favoritmu."
"Ya, memang. Tapi lihat ukirannya! Sangat cantik!"
"Bocah aneh." Batin Mikey.
"Tapi aku tidak ingin kita seperti dandelion." (Name) menoleh heran ke arah Mikey.
"Kita nantinya akan terbang terpisah dan menjauh saat diterjang angin." Ujar Mikey sembari menatap langit.
Tiba-tiba (Name) menjambak surai pirang Mikey hingga dirinya terpaksa menengadah.
"Baka na no?! Seharusnya itu hal baik. Kau bisa hidup mandiri dengan sendirinya dan kembali menciptakan bunga yang indah. Itu sudah sangat hebat tahu!"
"Itte yo ba-ka!" Mikey ngamuk.
Ada hal aneh, mimik wajah (Name) tiba-tiba berubah. Gadis itu menunduk, tapi kemudian dia malah memeluk Mikey secara tiba-tiba.
"Gasp! Sudah kubilang jangan tiba-tiba, hatiku belum siap!" Gerutu Mikey dalam hati.
"Mikey-kun, aku.. putus dengan Mitsuya-kun."
Itu ucapan terakhir (Name) sebelum ia jatuh pingsan dipelukan Mikey.
***
(Name) membuka matanya perlahan, tangannya kembali sakit. Ah, ternyata dia diinfus lagi.
"Kau sadar? Bagaimana keadaanmu?" Itu suara Mikey, lelaki itu dengan sabar menunggu (Name) sadar dengan duduk disamping ranjang.
"Sedikit pusing, apa aku kebanyakan makan ya.."
Mikey melotot marah dan menjitak pelan dahi (Name).
"Kau kelelahan dasar bodoh!"
(Name) mendesah pelan, "Eh tunggu, bagaimana caranya aku bisa kembali kesini?" Tiba-tiba dia panik.
"Aku yang menyeretmu."
"Heh, uso.."
"Ya memang."
(Name) cemberut kesal, dia meraih remot televisi yang ada dinakas dan berniar untuk menonton film.
"Ini sudah malam, sebaiknya kau istirahat." Tegur Mikey.
"Aku tidak bisa tidur tanpa guling." Balas (Name) yang perhatiannya masih ke arah televisi.
Terdengar helaan nafas pelan dari Mikey. Namun, secara tiba-tiba lelaki itu naik ke atas ranjang (Name).
"EH EH KAU MAU APA?! AKU MASIH SD─Uhuk uhuk!" Panik (Name).
Mikey tetaplah Mikey, dia merapatkan tubuhnya pada (Name) dan membuat gadis itu berbaring miring menatapnya.
"Aku akan menjadi gulingmu, gunakan aku saja."
"Gila, ide yang gila!"
"Shuussh!"
Mikey mengisyaratkan (Name) untuk diam, tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk gadis itu sedangkan yang kanan digunakan sebagai bantal tidurnya.
Tidak apa-apa, Mikey rela.
Tapi, perhatian Mikey penuh pada film yang terputar bukan pada (Name) yang saat ini wajahnya memerah padam.
"Wow, kau langsung memakainya." Ujar (Name) kala melihat sebuah kalung yang melingkar dileher Mikey.
"Ya tentu saja, kau rela memilih satu jam untukku." Jawab Mikey, "Ah, dan Mitsuya."
Mendengar nama Mitsuya disebut entah kenapa perasaan bersalah kembali hinggap di dalam hati (Name).
"Mitsuya-kun saat ini sedang apa ya.." Gumam (Name) lirih.
"Tanyakan saja!"
"Tapi aku─ugh!" (Name) memegang dadanya yang terasa sesak, "Ne Mikey-kun, ada hal yang harus kau ketahui soal dandelion. Dia.. meskipun terhempas kuat oleh angin, bagian bunganya sama sekali tidak rusak. Hebat kan? Dia bisa mempertahankannya."
"Jadi, jangan menyerah ya! Jadilah seperti dandelion, mengikuti takdir yang ada dengan tetap mempertahankan perasaan dan semangat hidup saat dunia menjauhimu."
"Kalau kau tidak sanggup, mintalah pertolongan!"
Mikey dapat merasakannya, (Name) yang menyembunyikan wajah didadanya. Gadis itu semakin mendekat pada Mikey. Dan lelaki itu juga ikut mendekapnya dalam pelukan.
"Mikey-kun, apa filmnya berakhir happy ending?"
"Hm, sepertinya iya." Jawab Mikey jujur, habisnya yang tengah tayang ditelevisi adalah film bergenre komedi, suara hati suami.
"Souka, syukurlah."
"Oh ya, aku ingin minta tolong padamu. Tolong berikan kalungnya pada Mitsuya-kun dan katakan kalau aku menyayanginya."
Bagai ditebas pedang Akame, tenggorokan Mikey tercekat tak kuasa untuk menjawab ataupun menyanggupi permintaan (Name).
Gadis itu menyukai Mitsuya, bukan dirinya.
"Gomenne, Manjirou."
Mikey kembali terdiam, ia kaget sebab gadis itu dengan tiba-tiba memanggil nama depannya.
Setelah itu hening, hanya terdengar suara dari televisi.
"Hei, kau tidur?" Tanya Mikey dan tidak ada jawaban dari (Name).
"Kalau begitu, tidurlah dengan nyenyak."
Ya, siapa sangka. Dipelukan Mikey, gadis itu pergi, tidur untuk selamanya.
...berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro