Blue Rose ; Milk
Langit Dini hari di Tokyo sedang berawan dengan kata lain, cuaca lumayan mendukung untuk tidur untuk para Siswa yang kerjaan nya 'molor' di sekolah tersebut. Berbeda bagi 4 serangkai yang sedang sibuk ber gosip tentang Crush nya terdapat 2 Gadis dan 2 Laki-Laki yang membuat buletan untuk berbincang-bincang santai sembari makan bekal dari Rumah. Gadis yang berambut panjang berwarna (Your Hair Colour) sedang menyeruput Susu kotak Coklat favorit yang selalu diselipkan oleh sang Ibunda di Tas Gadis itu sedangkan disebelahnya, Gadis berambut Coklat sedang menatap 'Gebetan' nya yang sedang lari pagi.
Mereka berada di kelas 2-6, Kelas Anak Pinter. Meskipun, Mereka seringkali membuat onar atau memalukan nama baik circle pertemanan Mereka dengan melakukan hal gila di luar nalar. Contohnya saat sedang Drama ada backsound suara Monyet yang hilang, terpaksa salah satu dari Mereka membuat suara monyet bahkan Juri bilang bahwa mirip sekali dengan Monyet. Ya memang pelaku pengisi suaranya tingkah nya mirip monyet, sih.
Gadis berambut panjang itu menepuk bahu sahabatnya untuk melihat jendela bahwa Gebetan nya sedang strecthing membuatnya terlihat keren dimata sahabatnya. Gadis itu menunjuk dengan dagu nya.
"Mayako, lihat 'tuh Komori-san sedang stretching," ujarnya dengan pelan.
Mayako, seperti nama brand dispenser Miyako. Gadis dengan sifat 'If you dare to hurt people i loved, i kick your ass!' , tipikal penyayang seringkali menjadi rival Shinji yang menjadi Anjing dan Kucing, rambut merah gelap nya selalu menjadi perhatian semua orang dan Ia termasuk Siswa cerdas dan pemenang ajang Cerdas-Cermat di sekolah. Ia sangat menyayangi semua sahabatnya dengan cara nya sendiri (baca: cara akhlakless).
Mayako, Gadis berambut merah gelap yang Gengsi nya tinggi alias malu-malu langsung berdiri. "UWAH! Tam.." Ia memikirkan kembali, bahwa Ia harus tetap keren, "...ekhem, Maksudku ya dia cukup keren,"
Sahabat laki-laki nya yang tampan itu---Pelaku suara Monyet---langsung panas. Memang seberapa tampan nya Komori si Libero sekolah Mereka, sih? Laki-Laki itu termasuk Murid populer si Sekolah karena Tampan, Pintar dan---Gila. Sangking kelakuan nya yang freak dan absurd guru di Itachiyama seringkali binggung bagaimana Ia memiliki Otak super encer padahal kelakuan lebih mirip ke siswa kelas 2-1 dibandingkan 2-6 yang tergolong cukup pintar.
"Tcih, Tampan-an juga Aku mau bagaimana pun. Iya gak, sayang?" tanya Shinji melirik Mayako namun Mayako melihat Komori.
Sungguh, Drama apa lagi ini?
Mayako berdecak, Tangan nya siap menonjok Shinji kapanpun itu. "Diamlah! Dasar Kancut Tayo!" ejek Mayako.
Shinji tak terima langsung tertawa, "Apa pendek?"
Mereka berdua asik bertengkar, lupa kalau sebelahnya ada Sahabat Perempuan nya yang teledor sibuk minum susu Coklat sembari bincang dengan Lelaki tampan dan rajin disebelahnya. "(YourName), Bagaimana Kita beli popcorn sebabis ini?" tawar Lelaki itu sembari tersenyum lesung pipitnya perlahan muncul.
Yurozu (YourName) yang memiliki artian 'Yu' dari Yugure yaitu senja dan Rozu yaitu mawar. Mawar di senja hari. Gadis berambut panjang yang memiliki sifat extrovert dan pribadi yang kuat, Siswa rajin dan teladan menjadi Rival semua Siswa yang tergolong pintar di Itachiyama seringkali mengikuti Olimpiade Matematika, Inggris dan Debat yang paling menunjukan bahwa Kamu memiliki sifat seolah 'calon politikus' yang baik hanya satu kelemahanmu yaitu terlalu baik tak jarang Kamu tak pernah membenci orang yang tidak menyukaimu. Mereka bebas untuk menilaimu, seperti itu.
They just see what They want to see
They never know.
(YourName), Gadis itu meangguk setuju. "Sepertinya menyenangkan melihat Mereka bertengkar seperti Anjing dan Kucing, kan?"
"Awas nanti suka," celetuk Lelaki itu.
"TIDAK AKAN MAKAMPRET!" ujar kedua nya dengan lantang.
(Makampret ---> Makoto-Kampret)
Makoto, Sahabat lelaki kedua yang tergolong Dewasa, Sabar dan gentleman dikalangan Perempuan banyak sekali yang menyukai dirinya. Sudah tak jarang pula laki-laki satu ini mendapatkan gelar juara sekolah dan luar sekolah apalagi Ia memiliki badan sporty tak lupa badan nya yang pelukable seperti guling dikamarmu dan terakhir Ia adalah Ketua OSIS Itachiyama. Memang cukup Sempurna hanya dengan ucapan Tegas dan berwibawa semua orang tahu Ia tipikal laki-laki berwawasan luas.
Sekelas tak perlu terheran-heran lagi, Kelas Mereka yang merupakan kelas Pinter juga hampir mirip Kebun Binatang yang penuh tontonan dan hal gila.
Makoto, Lelaki itu tak terima jadi ingin memisahkan keduanya. "Hei awas! nanti (YourName) kenap-,"
Bruk!
Oh, sial nya Gadis itu. Susu nya tumpah ke bawah.
Mengenai Orang.
Alhasil kedua nya makin ribut, Mayako yang makin panas dan Shinji yang makin tak terima. Makoto baru sadar kalau itu mengenai Seseorang yang harus hati-hati bila di dekatnya.
"Kalian berdua, Bisa diam?" ujar Makoto, tegas.
(YourName) hanya panik, Ia tak tau harus bagaimana.
"Tunggu, Shinji! Itu yang kena Susu coklat nya (YourName)..."
"Sakusa..?"
Ke empatnya terdiam bisu, seolah terhantam batu. Lelaki bernama Sakusa melirik ke arah (YourName) bahkan memicing tidak suka, (YourName) menahan nafas nya untuk persekian detik. Sakusa berjalan naik keatas, untuk ke kelas 2-6.
"Siapa yang membuat bajuku kotor?" tanya Sakusa saat sudah sampai di Kelas tersebut, sekelas hanya sunyi.
Lelaki itu memiliki Surai hitam pekat keriting, Ia memiliki mata yang tegas dan tak lupa badan nya yang tegap. Lelaki itu menatap tajam (YourName) , (YourName) yang di tatap hanya mengikutinya.
"Sa-Sakusa-san, Aku benar benar Minta Maaf!" ucapnya saat sudah di rooftop.
Lelaki itu menjauh dari Gadis di depan nya. "Tak usah dekat-dekat, Aku jijik."
Gadis itu mengrenyit heran, "Maaf, bagaimana Seragam mu ku cuci?" tawar (YourName).
"Tidak usah, tambah kotor yang ada kalau dicuci dengan tanganmu yang penuh bakteri."
"Sakusa-san, Bagaimana les privat saja?" tawarnya, Gadis itu benar-benar berharap agar kesalahan nya di maafkan apapun caranya, tipikal tidak enakkan.
Sakusa mendecih kesal, "Aku tidak sebodoh teman-temanmu."
Ayolah, Sakusa ini cukup pintar alias tidak sebodoh itu. Ia cukup Pintar dikelas meskipun kadang harus di omelin Yuuna-Sensei karena tak mendengarkan pelajaran karena tertidur dan Sakusa terheran-heran kenapa Gadis ini segininya? padahal yang salah bukan dirinya melainkan teman-teman nya. Sakusa tahu karena meskipun dilantai atas suara 4 serangkai itu sangat berisik apalagi murid-murid yang lain makin membuat kelas itu makin riuh.
Gadis itu menghela nafas untuk sabar yang sebenarnya Ia sudah ingin membogem wajah milik laki-laki tersebut. Punggung Laki-Laki itu semakin menjauh namun pada akhirnya Sakusa berpikir dua kali seperti nya tidak buruk juga apalagi Gadis itu lumayan Pintar siapa tau bisa memudahkan nya dalam belajar.
"Sepertinya tidak buruk juga. Ku tunggu dirumahku, Sabtu besok pukul 10 pagi. Jika telat akan Ku tolak tawaranmu secara langsung."
Lelaki itu meninggalkanmu sendiri di Rootop lalu datanglah ke tiga sahabatmu, Mayako lari cepat ke arahmu lalu merengkumu seolah Ibu yang kehilangan anaknya. Shinji dan Makoto hanya menghela nafas merasa tidak enak membuat sahabat nya terjatuh dalam masalah apalagi dengan Sakusa, ACE andalan Itachiyama. "(YourName)! Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya dirinya, sorot matanya penuh kekhawatiran dan Ia memutarkan tubuhmu memastikan bahwa si Sakusa itu tidak menyakitimu.
"Sakusa-san tidak menyuruhmu minum Hand Sanitizer miliknya 'kan?" celetuk Shinji yang langsung dibalas pukulan bahu dari Makoto.
"Jangan gila disekolah, Kau lebih cocok di kebun binatang," ejek Makoto.
"HEI APA-APAAN ITU?!"
Dewa-dewi apakah sedang marah padamu? tidak pasti, yang pasti Sahabatmu sungguh berisik menambah beban di kepalamu. "Bisa diam sebelum ku lempar Kalian semua?" ancam mu.
-----------------------------------------------------------------------------------
Pagi dini hari di hari bermalas-malasan yaitu hari Sabtu, Hari surgawi bagimu karena ini hari Istirahat tanpa Sekolah, Les dan hal yang menganggu. Sayangnya harus Kamu lewati karena Hari ini Kamu akan membantu mengajarkan Materi Pembelajaran untuk Sakusa, Kamu menatap malas buku-buku yang Kamu bawa terkadang Belajar membuatmu muak juga pada akhirnya. Kamu memasukan buku-buku tersebut di totebag milikmu dan menguncirkan rambutmu agar tak gerah lalu bersia-siap menuju halte bus.
Kamu melihat Ibumu yang sedang mencuci piring di dapur, "Bu, Apa perlu ku bantu?" tawarmu.
Ibumu menggeleng lalu tersenyum, "Tidak apa apa, Ibu bisa sendiri. Hari ini mau ke rumah teman mu 'kan? Bergegaslah, kasihan Ia menunggu lama," ujarnya dengan lembut.
Kamu mengangguk, "Baiklah, Aku berangkat dulu ya Bu!"
"Ya, berhat-hatilah! Salam untuk temanmu dari Ibu!"
Kamu melihat Seorang Laki-Laki dengan rambut hitam keriwil di depan Halte rupanya itu Sakusa, Ia sedang memakai kaus hitam dan celana Jogger abu-abu, sekilas Ia melirikmu. Kamu baru sadar kalau seharusnya Kamu yang mendatangi nya bukan Sakusa.
"Sakusa-san? Bukan nya mau belajar bareng nya di rumah?" tanyamu.
Ia mensemprotkan Hand-Sanitizer ke telapak tangan nya, "Iya, Aku cuman tak ingin ribet nanti Kau segala nyasar nanti Aku juga yang repot." ujarnya.
"Ah, Begitu. Sakusa-san tadi dapat salam dari Ibuku,"
Ia hanya berdeham sebagai jawaban sedangkan (YourName) diam entah harus bicara apa pada akhirnya Ia membuka mulut, "Sakusa-san, Kamu bagian materi mana aja yang enggak paham?" tanya nya.
Sakusa berfikir sebentar, "Sepertinya saat bab 5 semester 2, seingatku begitu,"
Gadis itu tersenyum sumringgah, "Kebetulan sekali, Aku paham betul soal itu!"
Sakusa hanya menatapnya datar biasa nya Orang tidak terlalau tertarik untuk berbincang basa-basi dengan nya karena tahu saja, Sakusa menjauh dari segerombolan sosial pertemanan. Sakusa penasaran dengan Gadis satu ini entah kenapa, Aura nya mengganggu fokus Sakusa sekali apalagi tingkah nya dari tadi tidak bisa kalem seperti cacing kepanasan saja.
Sakusa menggaruk leher belakang nya---enggan untuk bertanya tanya (basa-basi).
"Aku sebelum nya tidak percaya kalau Kamu termasuk kelas pintar unggulan," celetuk nya.
(YourName) menoleh, netra nya berkilau an. Sakusa baru saja berbicara!
"Memang nya kenapa Sakusa-san?" tanya nya.
Sakusa mendesis, "Habisnya dilihat dari sedotan manapun tidak ada aura-aura siswi Pintar atau Unggulan malahan aura mu menjelaskan Kebodohan dirimu," ujarnya lalu melihat ke arah lain.
Gadis itu mengrenyit tak paham, apa Sakusa ingin mengajak bertengkar?
Sakusa menunjuk pada Kaus Kaki yang dipakai olehmu menggunakan telunjuknya, "Sadarlah, Kaus kakimu beda satu sama lain."
(YourName) dengan cepat lihat kaus kaki nya, "Astaga ini beda sebelah!" gumamnya lalu menutup wajahnya dengan rambut.
Tanpa Kamu ketahui, Sakusa tersenyum melihatmu.
"Dasar Gadis bodoh."
[][][]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro