Blue Rose ; Day with full of Suprises
Sore hari yang Indah ditemani oleh beberapa kicauan burung dan angin yang mendukung. Kali ini, (YourName) dan Sakusa berfikir untuk memakan udon---dengan traktiran olehnya tentu. Yang gratis tentu tidak boleh di lewatkan, benar begitu? Yaa meskipun itu sebenernya nilai sebagus itu karena memang dari sana Sakusa itu pintar kelemahan nya juga hanya beberapa materi matematika yang dengan kata lain tidak semua materi matematika Ia tak paham. Lumayan pintar, Nama nya juga Sakusa. Serba bisa, yang gak bisa Ia lakukan hanya satu---mencintaimu. Jiah.
Sakusa membuka dompet, mengecek apa aman atau tidak. Rupa nya tebel. Maklum single, gak pernah traktir orang. Ia mengusap wajahnya secara kasar, kok bisa dekat dengan (YourName) yang pecicilan? Entahlah hanya tuhan yang tau, kita mah hanya tempe.
Contohnya tingkah absurd (YourName) dan kawan kawan absurd nya sedang di kantin. Yaa memang awal nya aman tentram seperti sebelum nya tapi yang membuat Sakusa geleng geleng karena Kuzumaki-Sensei mengincar buronan yang menukar celana milik nya saat di kamar mandi---yang awal nya berwarna gede jadi kekecilan.
Flashback [Sebelum kejadian 1 jam sebelumnya pukul 09.00 waktu jepang.]
"Duh, kebelet." dumel nya, Ia menahan tapi tidak enak juga ditahan yang ada dia pipis di celana bisa bisa nanti ada rasa ingin menghilang dari dunia, saja.
Ia menyibakkan rambutnya kesal pasalnya Guru Bahasa Inggris nya ini seringkali memarahi murid nya jika ingin ke toilet saat waktu pelajaran tiba. Panggil saja Shiro-sensei, Ia memang baik tapi benar benar kejam jika marah kelemahan nya hanya satu--gombalan.
Oh kalau itu mah Shinji bisa!
Playboy tingkat akut ini gak usah ditanya seberapa hebat nya meski agak cringe tapi tetap menembus hati para gadis oh bahkan bibi bibi juga bisa.
Shinji, laki laki itu mengangkat tangan. "Miss, Saya izin ke toilet, boleh?"
Shiro-sensei mengayunkan pelan penggaris besi miliknya lalu menepuk kaki nya pelan pelan, "Tidak, boleh." jawabnya singkat.
Waktunya jurus buaya darat!
Shinji berjalan kedepan, mengibaskan rambutnya seolah dibelakangnya ada cahaya yang membuatnya tampan lalu mengedipkan mata nya sebelah dan tersenyum manis kepada Shiro-sensei. Shiro-sensei terpojokki sedangkan para murid pura pura gak lihat karena sudah muak oleh sikap Shinji yang diluar jangkauan gila itu, Shiro-sensei berdegup kencang dan rona merah muncul di pipinya. Shiro-sensei meski galak tetap lah wanita muda yang gampang bawa perasaan.
"Shiro-sensei, Aku ingin test bahasa inggris ku," ujarnya sambil berbisik.
"Y-Ya Silahkan saja, apa itu?"
"Are you my keyboard because you're my type?" Ujarnya lalu memasang muka 'swag' andalanya.
Seisi kelas tertawa melihat Shiro-sensei sudah merah padam seolah melayangkan bendera menyerah, "Baiklah, ku anggap berhasil yaa. Aku ke toilet dulu, Terimakasih!"
"SHINJI SINI KAMU! DASAR MURID KURANG AJAR!" pekik nya tak terima tapi tetap membiarkan nya kabur.
"Kuberi waktu 5 menit! Jika tidak lekas datang, jangan harap dapat masuk kelas?!"
Shinji dengan kecepatan lampu bergegas ke kamar mandi, Ini gawat! Sudah di ujung bisa bisa harga diri ganteng nya turun karena ngompol. Ia pun ke kamar mandi dan yah pastinya buang air kecil dong tidak usah di perjelas. Ia pun melihat sudah 5 menit, Ia pun tanpa melihat celana yang ada dua disana.
Dan untungnya Shinji sampai tapi ada yang aneh dari seragam nya, seperti kebesaran?
Mayako menyadari itu, "Hoi, Kau ambil celana siapa?" Tanya Mayako.
"Hoh?" Ia membuat wajah jelek dengan memajukan gigi nya dan melebarkan hidung nya.
"Aku serius bodoh!"
Shinji mengendikan bahu, "Entah, biarlah. Paling juga siswa," jawabnya enteng.
(YourName) dan Makoto datang, (YourName) terlihat terengah-engah. "Shinji! Hah...Hahh.."
Shinji berdiri langsung seperti komat kamit membaca doa dan memegang puncak kepala milik sahabatnya, "Wahai setan cantik atau ganteng, pergilah!"
(YourName) dengan cepat menepuk tangan nya, "Dasar bodoh! Aku ini tidak kesurupan, ituloh! Kazuma-Sensei mencarimu, celana mu tertukar," jelasnya.
Jelaslah, Kazuma-Sensei merupakan Guru sejarah yang gendut yang paling di hindari murid apalagi pertanyaan nya, "Hah? Memang iya?"
Makoto menyikut Shinji dan menyodongkan dagu miliknya menunjuk ke Kazuma-sensei yang membawa pengki entah dari mana, "Tuh, badai nya datang. Selamat bersenang-senang," ucapnya lalu tertawa terbahak bahak.
"Temen sialan! Bukan nya bantuin,"
Mayako menertawai celana milik Shinji, "Mangkannya sudah kubilang, Kau ini seperti badut yang memakai celana kebesaran saja," lalu menaikan alis nya berkali kali. Meledek.
(YourName) menghela nafas dan menepuk Shinji, "Tenanglah, Aku ada ide."
"Apa itu?" Tanya ketiganya.
"Lihat saja nanti," Ia melipat kedua tangan nya, (YourName) seperti komandan perang dan kawan tiga belakangnya seperti anak buah yang juga tak kalah kuat melawan badai.
"ORICHI SHINJI! MANA BOCAH INGUSAN ITU HAH?"
Shinji dengan santai menaikan tangan nya, "Saya sensei, gak usah pakai 'hah' bau mulut bapak bau bawang jahat,"
"Heh! Bahasamu jaga ya!"
Shinji cengengesan, "Aduh, iya sensei maaf. Kalo kata adik saya, kalo ada cowok marah marah kayak Sensei artinya pms."
Kazuma-sensei menahan amarah, mencoba tidak menenggelamkan murid kampret nya ini, "Tidak usah basa basi! Ikut saya kamu!"
(YourName) tiba tiba menghentikan itu dengan tangan nya mengkode agar berhenti, "Maaf Sensei, begini...,"
"Begini apa?" Tanya beliau, amarahnya sudah puncak mungkin kalo gunung itu sudah tenggelam lava semua.
"Celana resleting Sensei kebuka!" Ucap (YourName) lalu menarik Shinji dan kedua teman nya yang tercenggang.
"Astaga! Beneran?!" Kazuma Sensei langsung kabur takut terbang kali.
Flashback ends.
Sakusa ada disana dan benar benar menahan tawa untung saja pakai masker jadi tidak terlihat. Saat Kazuma-Sensei berlari, Semua siswa yang ada disana tawa terbahak bahak. Yah, sedikit terhibur. Boleh juga.
Sakusa capek. Gatau mau ngomong apa lagi. Kok bisa itu gadis kayak modelan dia itu ada?
Ngomong Ngomong, Sakusa sedang menunggu kedatangan (YourName) karena sebagai Pria yang baik harus menunggu, begitu kata Google. Sakusa tiba tiba nge search hal hal aneh, Ia juga nyesal. Mana mencari nya di wiki how, kan kocak. Sakusa mengscroll handphone nya padahal tidak ada yang nge chat sih biar kelihatan sibuk aja walaupun dari tadi open-close-open-close aplikasi berulang kali karena ya---gatau mau ngapain.
Seorang Gadis terengah-engah karena berlari, Ia pun tersenyum, "Kukira Kau yang telat,"
Sakusa hanya berdeham.
"Pilih lah yang Kau suka, Aku sudah pesan tadi," ucapnya.
"Aku Nori Pedas Udon saja, deh."
"Baik! Satu Nori pedas Udon dengan minum nya apa?"
"Ocha dingin ya, Paman!"
"Siap ojou-san!"
(YourName) terkekeh sebab Paman penjual sangatlah lucu baginya. Sakusa menopang dagu nya, Ia sudah tenang karena meja sudah di sterilkan sebelumnya. Netra nya menangkap kaki (YourName) yang mengayun-ayun kesenengan, Sakusa hanya tersenyum gemas dibalik maskernya
"(YourName)," panggil Sakusa.
(YourName) memegang dada nya, terkejut karena Ia sibuk memperhatikan Paman yang sedang menyiapkan Udon. "Ada Apa? Kau mengangetkan ku saja bodoh,"
"Siapa laki laki yang bersama mu waktu itu?" tanya nya to the point.
(YourName) menaikan alis nya tak paham, "Hah?"
Sakusa menghela nafas, "Siswa yang dengan tinggi sekitar 180 dan rambut mangkuk itu. Ia salah satu Anggota OSIS," jelasnya.
(YourName) mempetikkan kedua jari nya dan bibir miliknya membentuk huruf 'O', "Itu Makoto!"
"Siapa dia?"
"Dia sahabatku kok, kenapa? Kau menyukai nya ya?" Tebak (YourName) dengan tatapan jail.
Sakusa pun menjitak kening milik gadis itu pelan, "Kau gila. Aku masih menyukai perempuan," ucapnya.
(YourName) mengedipkan kedua mata nya, Sakusa menjitaknya tapi tak ada sakit sama sekali. (YourName) hanya cengengesan melihat Sakusa kesal.
(YourName) membulatkan matanya dan menunjukan wajah kaget dengan dramatis, "Oh! Jangan jangan Sakusa menyukai ku ya!" tebak gadis itu blak-blak an.
Sakusa melihat arah lain sembari menopang dagu mencoba menutupi kemerahan di telinga nya dan meyakinkan bahwa Ia tak menyukai gadis aneh itu sama sekali kalau sampai beneran suka dengan gadis itu yang artinya Sakusa gila.
Gila karenamu, jiah.
Bukan begitu konsepnya. Sakusa hanya berfikir bahwa Ia akan menyukai Gadis yang bersih, kalem, tidak grasak-grusuk, feminim, dan tentu nya lemah lembut.
Tapi (YourName) berbeda. Ia jauh dari sikap itu---Ia bawel, petakilan, feminim? bisa juga, tukang buat masalah namun termasuk siswi terpintar di kelas.
Sakusa mendengus kesal, "Tidak. kamu bukan tipeku," ucapnya.
(YourName) mengangkat alisnya, "Jangan jangan tipemu gadis dengan dada yang bes-,"
Sakusa dengan cepat menutup mulut gadis itu dengan tangan nya sedangkan tatapan nya dalam membuat (YourName) terasa jatuh dalam netra berwarna hitam itu. "Jangan blak-blak an begitu, bodoh!"
(YourName) tertawa dan menepuk bahu Sakusa berkali kali sembari tertawa, Ia menghapus air matanya. "Maaf-Maaf, Sakusa-san lucu sih kalau di isengin."
"Lucu matamu."
Tanpa di sadari ramen kedua nya datang beserta minuman, kedua nya menyantap makanan dengan bercakap santai. Membicarakan Mayako yang kepergok lagi menyolong sendal Shinji untuk di umpetin di suatu tempat, (YourName) yang telat bersama Makoto karena (YourName) lupa bawa tas sekolah, Sakusa juga tak mau kalah untuk bercerita---Ia menceritakan peliharaan Ikan nya saat Ia kecil dan berakhir mati di kubur di belakang rumahnya. Lucu sekali.
Kedua nya damai dan tertram tapi tidak bagi Gadis yang melihat Mereka berdua mengeratkan rok yang Ia pakai dan menggeretakkan gigi nya kesal.
"Hmph, lihat saja. Aku akan buat mu menyesal."
Gadis itu pun pergi karena kesal dengan pemandangan sialan itu, Ia menuju ke market kecil yang tak jauh dari sana. Ia menemukan laki laki yang sedang memilih minuman juga, Ia pun menepuk nya.
"Izumi-san?" panggilnya lembut.
Netra raven miliknya melirik gadis yang lebih pendek darinya, "Oh, Mizuki-san, ada apa?" tanya nya, tidak terlalu tertarik untuk berbincang.
Gadis itu melipat kedua tangan nya, "Mungkin kau tidak tertarik bicara denganku tapi mungkin kali ini akan menjadi perbincangan yang seru."
Makoto mengrenyitkan dahi, Ia tak terlalu perduli. Ia tetap mencari cemilan udang kesukaan nya. "Cepat katakan, Aku tak ada waktu."
"Kau menyukai (YourName) 'kan?" Tebak Mizuki.
Makoto membulatkan matanya bahkan Ia berhenti mencari cemilan--tangannya membeku untuk beberapa saat, enggan untuk menjawab. "Iya, apa ada masalah?"
Mizuki tersenyum, Ia mengulurkan tangan nya. Makoto kebingungan. "Bagaimana kalau kita kerja sama memisahkan Sakusa dan (YourName)?"
🌊🌊🌊
Beberapa hari kemudian, Sakusa dan (YourName) bagaikan teman dekat. Komori saja sampai kebingungan bagaimana bisa Ia bisa dekat dengan Sakusa?
Kini (YourName) sedang ada di kelas yang sepi dan tentu nya bersama ketiga teman koplak nya itu.
"Oi, Oi. Mayako dimana sih?" Tanya Shinji.
(YourName) menggeleng, "Aku sudah cari daritadi. 15 menit yang lalu, Ia mengirim pesan bahwa Ia ada di toilet,"
"Toilet mana?" Tanya Makoto, sebab disini ada 3 lokasi toilet--atau mungkin lebih.
(YourName) mengecek pesan nya kembali lalu melihat kedua teman nya lagi, "Katanya sih yang ada di lantai 3 Kelas kita ada di lantai 2 jadi Ia cukup malas ke lantai 4,"
"Aih kenapa harus kesana, sih? Kudengar sedang ada penampakan disana,"
Makoto yang sedang membaca novel langsung menaruhnya, "Benarkah? Sejak kapan?"
Shinji hanya mengendikan bahu tidak tahu, Ia malah aneh kepada Makoto bukannya takut malah suka. Shinji khawatir kalau ada modelan Perempuan dengan rambut panjang menyukai Makoto 'kan Makoto ganteng meskipun tidak seganteng Shinji, katanya nya sih.
Ingatlah bahwa Shinji itu merasa dirinya, 'Aku paling tampan disini!!'
Namun sayangnya berakhir lemparan buku tebal maut milik Mayako. Kasihan.
(YourName) tersenyum jail dan melirik Shinji, "Hayoloh Shinji, nanti diambil tante hantu di toilet~" canda nya.
Shinji mencoba (sok) berani, "Siapa takut!"
Makoto langsung menyikutnya, "Kalau begitu ayo kita ke lantai 3, Aku takut Mayako kenapa kenapa."
Ketiga nya langsung menuju ke lantai tiga karena sebagian siswa sibuk untuk pengambilan nilai olahraga sedangkan mereka ber empat sudah selesai lebih dahulu. Lebih awal lebih baik. Ketiga nya berjalan seperti biasa, angin yang menerpa dengan lembut, dan mentari yang mendukung untuk foto.
Akhirnya pun Mereka sampai disini. Yah, tidak ada yang berbau hal mistis sih berjalan biasa saja. Lagipula ini kelas 3, Mereka semua sedang ada di ruang Lab.
"Rupanya tak seram, dasar hoax," ucap Shinji, Ia menaruh tangan nya diantara saku nya. Biar keren.
"Yasudah, itu toilet nya kan?" Ucap Makoto.
(YourName) mengangguk. "Biar aku cek ya, siapa tau masih di dalam,"
(YourName) baru saja di depan pintu sedang mendapati Mayako disana tapi Ia terdiam bahkan tatapan nya kosong dengan cepat (YourName) menahan nya. "Mayoko, Kau kenapa?" Tanya nya tapi Mayoko tidak menjawab dan masuk ke toilet.
Mayako juga terlihat aneh, Ia seperti pucat pasi apalagi jalan nya aneh seperti melayang.
(YourName) pun kembali ke Shinji dan Makoto lalu menghela nafas, "Mungkin Ia sedang ada masalah. Tadi kupanggil tidak di jawab,"
"Yasudah tak apa, bukan salahmu. Kita biarkan Ia sendiri dulu," ucap Makoto dan mengelus pelan puncak kepala milik (YourName).
Shinji merasa khawatir, Ia rasanya ingin memeluk gadis kesayangan nya. Tapi biarlah, biar Ia tenang dahulu.
Tiba tiba sebuah jemari kecil menepuk Shinji, Shinji terlonjak kaget untung tidak teriak.
"LOH?! MAYAKO?" Ucap Shinji terkejut.
Ketiga nya terkejut, bukan nya Mayako tadi di toilet dan mengunci dirinya disana?
"Kalian kenapa?" Tanya Mayako tidak paham.
Shinji lemas, (YourName) gemetar apalagi Makoto. Terus kalau Mayako disini, siapa yang tadi?
"Ta-Tadi kau sedang ada di toilet kan?" Tanya (YourName).
Mayako mengrenyitkan dahi, "Hah? Aku sudah selesai beberapa menit yang lalu kok, tadi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ku pinjam saat ku kembali kalian tidak ada. Ku tanya Hideaki, Kalian sedang di lantai tiga."
"Berarti...yang tadi siapa?"
[][][]
bonus ;
Shinji : Hei, Aku menemukan kembaranmu!
Mayako : Siapa?
Shinji: Penunggu toilet, AHAHAHHA
Mayako: Bohong sekali tsk
Makoto: Sayangnya...itu beneran.
(YourName) : /lemes karena Ia ketemu langsung/
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro