Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"...KYAA–"

(Name) membekap mulutnya yang refleks berteriak. Jantungnya berdetak kencang, gadis mana yang tak berdebar-debar ketika ada mahluk indah tiba-tiba muncul dihadapannya?

Bagusnya lagi, laki-laki ini benar-benar tipenya!
Maafkan histeria (Name) karena lamanya ia mengalami fase jomblo.

Laki-laki itu memiringkan kepala, menatap sayu (Name). Ia mendekatkan wajahnya, tersenyum tipis lalu tiba-tiba oleng dan menumbruk tubuh mungil (Name).
(Name) gelagapan segera menahan tubuh laki-laki itu, tas besar yang ia bawa terjatuh disamping badan.

"Cantik seperti salju..."

(Name) membeku, sebelum ia menanyakan maksud dari perkataan laki-laki itu terdengar suara dengkuran pelan. (Name) mengerutkan dahi, sedikit menjauhkan tubuh laki-laki itu dari tubuhnya. Kepala bermahkota rambut kelabu dengan sedikit warna putih dihelai rambut sebelah kanan terkulai lemas, manik senada warna dominan rambutnya tertutup rapat oleh kelopak mata.

"Dia... Tertidur? "

(Name) menguncangkan badan laki-laki itu, berharap bahwa jika ia menguncangnya seperti itu maka laki-laki itu akan segera terbangun dari tidurnya. Sayangnya harapannya tak terkabul. Laki-laki itu masih pulas tertidur, tak berniat membuka kedua bola matanya.

(Name) mengumamkan suara tangisan pelan, ia semakin mengencangkan guncangannya. Masih berharap bahwa guncangannya berhasil kali ini.

"Krrt... Nyam-nyam... "
"..."

Dengan wajah datar (Name) menjatuhkan tubuh laki-laki itu dengan cara melepaskan pegangan tangannya. Suara benturan antara jalanan dan tubuh si rambut abu terdengar sedikit keras, (Name) berjongkok. Jemarinya mencubit-cubit pipi laki-laki itu.

Ajaibnya masih tak ada respon.

Baik, (Name) menyerah. Ia sudah lelah dengan segala hal diluar batas wajar pemikiran miliknya, sekarang ia harus segera pulang kerumah. Sambil membawa dua beban yang mau tak mau harus ia bawa.

"Tapi... Bagaimana caranya? "

(Name) bergumam pelan, menatap kosong makhluk asing yang masih mendengkur nyaman dijalanan yang baginya mungkin seperti ranjang empuk. Terbukti dari laki-laki itu yang beberapa kali mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya.

Bagus. Mental (Name) semakin gonjang-ganjing.

'•'

"Terima kasih atas bantuannya, Mas! "

(Name) melemparkan senyum penuh kelegaan, untunglah ada orang yang berbaik hati membantu dirinya untuk membawa orang asing ini bersama dirinya pulang kerumah. Jika tidak ia tak tahu lagi harus membawa laki-laki ini dengan cara apa.

Mau menyeretnya juga kasihan. Dia masih punya belas kasih, lagipula orang-orang dijalanan akan memandangnya dengan pandangan bertanya dan penuh kebingungan.

Tak normal saja seorang gadis menyeret seorang laki-laki yang sedang tertidur. Bisa-bisa ia gantian diseret ke tempat yang biasanya untuk mengurung para penjahat dengan tuduhan tindak kekerasan.

Ukh... Dia tak mau punya catatan kriminal hanya karena tindakan konyol yang ia lakukan.

"Sama-sama, mbak! Kita memang harus saling tolong menolong satu sama lain! "

(Name) mengangguk setuju, sekaligus kagum dengan laki-laki yang ada dihadapannya. Sudahlah tampan, baik budinya lagi. Sudah pasti idaman. Lalu lihat, taring mungil yang muncul ketika ia melebarkan senyum. Rambut belang miliknya juga terlihat pantas bersanding dengan parasnya yang terdiri dari perpaduan manis dan keren.

Astaga. Hari ini (Name) bertemu dengan dua orang tampan, minus si Haruto. Dia tidak tampan. Tak sudi dia memuji wajah orang yang menyiksa perempuan seperti dirinya. Untunglah keduanya seperti angin segar yang membawa kedamaian bagi hati (Name) yang memanas.

"Rezeki anak baik. "
"Eh? "

(Name) hanya tertawa canggung, meruntuki mulut sendiri yang terkadang berbicara ngawur. (Name) mengucapkan 'bukan apa-apa' dengan masih mengeluarkan tawa canggung. Syukurlah laki-laki itu hanya mengangguk pelan, tak mengungkit kembali perkataan yang baru saja dikeluarkan oleh (Name).

"Kalau begitu saya permisi dulu. Mari Mbak! "
"Mari, Mas. Sekali lagi terima kasih, ya! "

Laki-laki itu kembali melebarkan senyum dan memperlihatkan taring mungilnya. Sebelah tangannya melambai perlahan, memberi salam perpisahan.

(Name) ikut mengangkat tangan, membalas lambaian tangan laki-laki itu dengan senyum ikut mengembang.
Ketika orang yang telah membantunya menghilang dari pandangan satu pikiran terlintas diotak (Name), ia memasang ekspresi yang tak bisa dideskripsikan.

"Kenapa aku membawa orang  yang sama sekali tak kukenali kerumahku? "

(Name) menepuk dahinya dengan gemas berulang kali. Kembali meruntuki otak lemot miliknya yang hanya bisa cepat memproses data perintah memasang manik dari Haruto tapi lama dalam menyadari kebodohannya sendiri.

Ia melirik laki-laki yang tergeletak diteras rumahnya. Helaan napas dikeluarkannya. Uap tipis keluar dari mulutnya, tanda udara diluar semakin mendingin. (Name) bergidik, merasa sedikit kedinginan.

"Ya sudahlah. Anggap saja membantu orang lain, saat ini akan kubawa saja kedalam. "

(Name) memegang sebelah tangan laki-laki yang masih enak mendengkur tanpa merasa terganggu sedikitpun. Kerutan muncul didahi perempuan berambut (hair color) itu,(Name) menoleh kekiri dan kekanan.

Sepi, tetangganya tak menampakkan diri. Mungkin berada didalam rumah sambil menikmati teh hangat karena fonomena aneh yang baru saja terjadi.

(Name) meneguk ludah pelan, tak apa kan' dia menyeret laki-laki ini sekarang? Sekarang ia dalam situasi terdesak, lagipula mumpung tak ada yang melihat tindakan kekerasan yang sebentar lagi akan ia lakukan.

Sekarang (Fullname) bak penjahat yang akan melancarkan aksi kejahatannya.

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro