Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 8

"Ini agak.."

Perempuan bersurai kuning itu sedikit merapikan bajunya, "kurasa ini harus ku setrika ulang.."

"Berapa kali kau harus merapikan bajumu? Itu sudah bagus Erin," ujar Akira. "Dan sejak kapan kau mulai memperhatikan penampilanmu.." Sanchie kebingungan, Akira pun ikut sadar saat mendengar kata-kata Sanchie.

"Masalahnya, disitu ada Tenn-san..." ujar Erin sambil merengut. Akira dan Sanchie pun terbelalak kaget, "ternyata karena itu," ucap mereka berdua dalam hati. "Ini sudah bagus sayang, tinggal pede nya aja," ujar Akira meyakinkan. "Sou sou!"

"Begitu kah..?"

"Sudahlah, kita sudah terlambat. Ayo berangkat!" teriak salah seorang laki-laki di balik pintu ruang ganti itu, "sabar, dan kau jangan mengintip!" teriak Sanchie.

"Body papan, ga doyan." Ray berbicara tanpa filter, yang membuat adiknya tertohok terjungkal jungkal.

"Sudah sudah, kita akan tambah terlambat kalau kalian berdua berdebat," ujar Akira. Mereka berdua pun langsung kembali tenang, dan mereka semua langsung keluar dan berangkat ke kediaman Kujo.

-: ✧ :-

"Permisi."

Surai merah itu sedikit menunduk, dan diikuti oleh beberapa orang lainnya.

"Erin-chan, kocchi!" ujar surai crimson sambil menepuk nepuk tempat kosong di sebelahnya.

Tentu saja Erin mau, tetapi tidak jadi setelah surai baby pink langsung menduduki tempat itu dan menatap sinis dirinya. Erin pun langsung mematung di tempat dan sedikit memaklumi sifatnya,

Toh dia brocon.

"Baiklah, kalau begitu aku duduk di sebelah Tenn-san saja," ujar Erin sambil tersenyum merekah, lalu duduk di sebelah Tenn.

Kapan lagi ye kan duduk disebelah mas krus /heh

"Tenn-san..? Sejak kapan?" tanya Gaku setengah kaget, "sejak kemarin, Tenn-san juga yang menyuruhku," ujar Erin blak-blakan. Tenn pun langsung cepat cepat menginjak kaki Erin agak ia tidak melanjutkan kata-kata nya lebih jauh, "aww! Apa-apaan?!" teriak Erin kesal, sambil memegang kakinya yang sakit karena injakan miliknya bukan yang main-main.

"Kau malu? Dasar tsundere," cibir Gaku. "Daripada kau? Ditolak dua kali dalam waktu kurang dari 5 menit, tidak ada malu." Tenn pun membalasnya, lalu tersenyum miring. Gaku yang mendengar itu langsung tertohok, sekaligus malu karena orang yang ia tembak hari itu berada disini sekarang.

"Dasar Yaotome, mau saja terpancing," ledek Yamato sambil menahan tawanya. Nagi, Tamaki, Torao dan Touma pun ikut mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nista," ucap Erin, Sanchie, dan Akira secara bersamaan. "Diam kalian trio roasting!" teriak Gaku kesal, kini wajahnya telah memerah padam.

"Sudah-sudah, kasihanilah kouhai ku yang manis ini," ujar Momo guna memberhentikan semua hujatan terhadap kouhai nya itu. Gaku pun berbinar-binar dan langsung menjadi aneh dalam sekejap, "Momo-san, kau yang terbaik!"

"Jangan sentuh momo dengan tangan kotormu, wahai anak nista," ujar Yuki sambil menepis tangan milik Gaku, yang membuat surai putih itu pundung untuk yang kesekian kalinya.

"Drama apa lagi ini.." Iori hanya bisa menatap prihatin sekaligus menghela nafas dan memegang kepalanya, terlihat bahwa surai raven ini sudah stress dengan kerandoman yang terjadi sekarang.

"Isumi-san, sebaiknya kau berhenti memotret atau aku akan menyita ponselmu!" ancam Minami dan Haruka pun langsung memberhentikan aksi potret memotret aib miliknya, lalu kembali duduk tenang.

"Permisi, apa aku mengganggu?"

Seketika semua orang yang berada di ruangan itu hening, setelah melihat sosok tidak asing berdiri di depan pintu ruangan yang mereka tempati sekarang.

"Kujo.."

"Kujo Takamasa.."

"Ada apa Kujo-san? Anda datang tiba-tiba sekali, " ujar Tenn. Takamasa pun masuk ke dalam ruangan itu, dan berjalan menuju Tenn. Erin sedikit menyengit ketika melihat Takamasa melirik nya sepersekian detik sebelum kembali melihat Tenn.

"Langsung saja, aku ingin berbicara dengan gadis ini," ujar Takamasa blak-blakan. Semua yang berada di ruangan tersebut terutama Tenn dan Erin langsung terbelalak kaget, "atas dasar apa kau ingin berbicara dengan adikku?" tanya Gaku sinis.

"Ini tidak ada hubungannya dengan dirimu, Yaotome Gaku." Kujo pun kembali melihat kearah Erin, "aku ingin bicara, ikut aku sebentar." Setelah perkataan Takamasa barusan, Erin pun mengikuti Takamasa keluar ruangan untuk berbicara empat mata.

"Aku.. Tidak bisa membiarkan Erin berbicara dengan Kujo-san sendiri," ujar Tenn lalu pergi mengikuti Takamasa dan Erin.

"Erin? Wah, apa ini," ujar Gaku kaget.

"Sepertinya.. Tenn lebih khawatir dan peka dari biasanya?" ujar Ryuu tidak yakin, tetapi yang lain mengangguk setuju. "Aku yakin bocah itu mulai luluh, aku pasti akan memenangkan taruhan itu!" ujar Gaku yakin.

"Ternyata taruhan ya.."

-: ✧ :-

"Jadi? Apa yang ingin anda bicarakan denganku?" tanya Erin sopan. Kujo pun tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaan Erin, "langsung saja, aku ingin kau menjauhi anakku Tenn."

Tentu saja Erin tidak terlalu kaget, dia sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh pria menyebalkan di depannya ini, "aku tidak mau, tentu kau sudah tau jawabanku."

"Kau--"

"Kujo-san, jika anda ingin berbicara tentang kemarin malam bicara lah denganku, tetapi jangan bawa-bawa Erin." Tenn pun langsung memotong kata-kata Takamasa, padahal biasanya Tenn tidak seperti itu dan sangat sopan terhadap ayah angkatnya.

"Erin, ya? Kau sudah mulai terpengaruh dengannya, Tenn. Aku tidak ingin pekerjaanmu terganggu oleh hal yang tidak penting seperti dirinya," ujar Takamasa langsung. Erin pun sedikit menyengit sebelum ia membalas perkataan Takamasa, "aku? Tidak penting? Bukankah sebaliknya?" ujar Erin sedikit kesal. Takamasa mengangkat salah satu alisnya saat mendengar perkataan Erin barusan, "apa maksudmu?"

"Jika kau tidak ada, Tenn-san dan Riku-san tidak akan berpisah, begitu pula dengan Tamaki-san dan Aya-chan."

"Meskipun niat awalmu baik, tetapi tetap saja terdapat udang di balik batu, apa aku salah?"

"Cita-cita agresifmu untuk menjadikan Tenn-san sebagai Zero itu tidak akan pernahh terwujud, karena Tenn-san bukanlah zero. Baik TRIGGER, IDOLiSH7, Re:vale ataupun ZOOL, tidak akan ada yang bisa menjadi Zero, karena mereka bukanlah Zero."

"Jika kau sangat ingin zero kembali, kenapa tidak kau cari saja si Zero itu sampai ketemu? Dan voila, kau bisa mendapatkan Zero yang kau mau tanpa menghancurkan hubungan orang lain," cakap Erin panjang lebar, dan sedikit menekankan nadanya pada bagian akhir.

"Tenn-san, tidak perlu khawatir. Aku bisa sendiri, lebih baik kau melanjutkan rapat bersama yang lain," lanjut Erin sambil mengacungkan jempol kepala Tenn. "S-Siapa juga yang khawatir dengan mu, jangan terlalu percaya diri. Baiklah, aku pergi dulu," ujar Tenn lalu pergi dari sana. "Tch.. Tsundere."

Setelah Tenn pergi, mereka pun melanjutkan perdebatan mereka, "kau siapa berani mengatur ku?" ujar Takamasa. "Aku? Siapa? Bukan siapa siapa, tapi hanyalah orang yang berusaha meluruskan otakmu yang sedikit miring," balas Erin. Entah kenapa Takamasa terlihat sedikit kesal, padahal sebelumnya sangat jarang terjadi.

"Dengar ya, Kujo Takamasa," ujar Erin dan Takamasa pun sedikit menyipitkan matanya.

"Aku, Chisaki Erin, tidak akan menjauhi Kujo Tenn. Sampai kapan pun tidak akan, kecuali kalau Tenn-san sendiri yang memintanya."

"Kalau kau mencintainya, kenapa kau ingin mengganggu pekerjaannya?" tanya Takamasa. "Aku tidak mengganggu--"

"Kau mengganggu," potong Takamasa. "Salah satu peraturan seorang idol adalah tidak berpacaran, kau sendiri tau itu kan?" lanjut Takamasa.

"Aku tau, dan aku tidak pernah menjalin hubungan dengan Tenn-san karena aku tau, itu akan mengganggu dirinya."

"Sebenarnya, dengan aku mendekati dan meminta waktu kepada Tenn-san sudah cukup mengganggunya sih.." batin Erin.

"Intinya, aku tidak akan menjauhi Tenn-san sampai aku benar-benar kalah, permisi." Setelah mengatakan itu, Erin pun langsung pergi dari sana.

"Kalah, ya?"






To be continued..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro