Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 4

"Erin, lihat!"

Gadis bersurai ungu itu menepuk kasar pundak temannya sambil menunjukkan brosur yang ia pegang, "apa?" tanya Erin sambil melirik ke arah brosur yang dipegang oleh Akira.

"Ini, festival musim dingin!" jawab Akira. Sesaat setelah Akira mengatakan itu, sosok manusia meresahkan langsung menerjang Erin dan Akira, kalau saja mereka berdua tidak siap siaga pasti akan langsung ambruk dengan estetok. g

"Festival musim dingin? Dimana? Ayo kita pergi!" teriaknya bersemangat, tetapi semangatnya langsung dipatahkan oleh kalimat Erin, "kan OSIS ada kegiatan, jangan ngarep."

"Doyan banget matahin semangat orang, heran." Sanchie pun langsung mendorong Erin menjauh darinya, "salahku apa.."

"Banyak." Akira dan Sanchie pun menjawab dengan kompak tanpa aba-aba, seakan itu memang unek-unek yang ingin mereka keluarkan dari lama.

"Iya deh si paling baik, paling suci bersih dan tanpa dosa," cibir Erin sambil memutar bola matanya. Sanchie dan Akira hanya bisa diam dan mendengarkan balasan dari temannya itu.

"Sudahlah, kembali ke topik ya," ujar Sanchie berusaha mengubah suasana garing di sekitar mereka. "Jadi? Mau pergi?" tanya Sanchie, Akira pun melirik ke arah Erin yang membuat Sanchie ikut melirik Erin.

"Aku?" ujar Erin sambil menunjuk dirinya sendiri, "kalau aku sih no besar." Akira dan Sanchie pun hanya menatap datar Erin sambil berbicara dalam batin, "sudah kuduga."

Tiba-tiba Sanchie mendapat ide, lalu ia pun membisikkan idenya kepada Akira, Erin yang melihat itu pun sedikit memiringkan kepalanya sambil menatap selidik kedua orang di depannya.

"Boleh juga idemu," ujar Akira. Sanchie pun mengacungkan jempolnya dan dibalas senyum lebar oleh Akira.

"Ne Erin," panggil Akira.

"Apa?" ujar Erin, tentunya masih dengan tatapan selidiknya terhadap kedua temannya itu. "Bagaimana kalau kau saja yang pergi?" tawar Akira, Erin pun menghela nafasnya "aku sudah bilang, aku tidak tertarik."

"Tidak tertarik atau karena ada acara? Tenang saja, OSIS kami yang tangani, kau pergi saja!" ujar Sanchie. "Kau berkata sedangkan aku sedang stress berat dan menyuruhku untuk refreshing.."

"Bukannya memang benar?" ujar Sanchie blak-blakan. Akira pun dengan cepat menjitak kepala Sanchie yang membuat gadis surai pink itu meringis kesakitan.

"Intinya kau pergi saja, sekalian ajak dia noh."

Erin mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, tanda ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Akira. "Itu loh, oknum 'T'."

Erin masih meng ngelek-ngelek sebelum menyadari siapa yang dimaksud oleh teman temannya itu, setelah nyadar jelas langsung berubah 180°

"Benar juga! Akan ku paksa manusia titisan setan berdarah es yang statusnya idol itu!" ujar Erin bersemangat, kedua temannya hanya bisa tersenyum prihatin untuk seseorang yang dimaksud oleh Erin, walaupun dia tidak ada disana tetap saja dihujat.

"Catet, Erin kalo suka sama orang pasti dihujat mati matian." Sanchie lalu mengambil buku note miliknya dan mencatat kata-kata yang Akira katakan barusan.

"H-Hey!"

-: ✧ :-


"Ada yang ingin ditanyakan?"

Semuanya diam, tanda tidak ada pertanyaan yang ingin diajukan oleh ketiga pria itu.

"Baiklah, aku anggap tidak ada," ujar perempuan-- manusia bersurai pink yang tidak diketahui gendernya tersebut. "Kalau begitu aku akan keluar, bisa tanyakan di Rabbichat jika ingin bertanya sesuatu," lanjutnya.

Hatchim!

Terdengar suara bersin dari surai pink yang sedang membaca jadwal miliknya, membuat Anesagi yang ingin keluar jadi memberhentikan langkahnya. "Tenn, kau tidak apa-apa?" tanya Ryuu khawatir. "Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Tenn.

"Daritadi kau bersin, apa kau sedang flu?" tanya Gaku dan dijawab oleh Tenn lagi, "aku menjaga kesehatan ku dengan baik, jadi aku tidak akan flu."

"Coret kata dengan baiknya, kau berbohong jika kata-kata itu masuk ke dalam kalimatmu yang barusan," pungkas Anesagi, kedua member lainnya pun mengangguk-angguk setuju.

Beberapa menit kemudian Anesagi pun keluar dari ruangan tersebut, yang menyisakan 3 pria tamvan nan kemren yang auranya koar-koar sampe terasa ke hatiku/g

Cringe, yes.

Emang manusia satu ini gabisa ngejokes, bisanya hanya ngebulol-in manusia berambut pink-- ralat, rambut merah.

Oke sekian, sekarang lanjut ke cerita.

"Ada apa, Tenn? Daritadi tatapanmu seperti ingin membunuh ponselmu.." Ryuu bergidik ngeri saat melihat Tenn yang meng-glare ponsel miliknya.

"Gaku, bisakah kau ajari manusia satu ini tata krama? Anak ini sangat amat tidak sopan," ujar Tenn sambil menunjuk kearah ponselnya.

"So fun? Kau ingin aku mengajarkan ponselmu arti dan grammar so fun?" Gaku berniat bermain main, tetapi dia malah mendapatkan glare dari Tenn, Gaku pun meneguk ludahnya dan Ryuu hanya bisa menghela nafas melihat tingkah center dan leadernya.

"Ternyata kau lebih bodoh dari yang kukira ya," ledek Tenn. "Apa?!"

"Sudah sudah!" Ryuu pun melerai kedua teman seperjuangannya itu, ya walaupun dia sudah terbiasa dengan ini sih.

"Ngomong ngomong, siapa yang kau minta diajari tara krama tadi?" tanya Ryuu berusaha mengalihkan topik agar menjadi lebih tenang, "adik sobaman ubanan ini," ujar Tenn sambil menunjuk ke arah Gaku, yang membuat perempatan tercipta di pelipis milik manusia ubanan itu.

"Souka.. Erin-chan, ya?" tebak Ryuu dan Tenn pun mengangguk pelan.

"Bisa-bisanya kau memberi nomormu padanya, padahal sebelumnya kau tidak mau berhubungan dengannya sama sekali, saat dia mengechat dirimu lewat sosial media juga kau langsung memblok nya kan?" ujar Gaku kaget.

"Apa ini tandanya kau mulai luluh?" tanya Gaku sekaligus meledek, karena manusia didepannya ini kan kulkas 200 pintu. "Sudah kubilang aku tidak akan dan tidak mungkin luluh dengan gadis agresif dan pemaksa seperti dia." Tenn berujar yakin, tetapi tatapan Gaku seperti tidak percaya dengan centernya itu.

"Sampai kau benar-benar jatuh cinta, aku akan meledekmu habis habisan." Gaku sedikit kesal, tetapi wajah Tenn terlihat tidak terlalu peduli karena kepercayaan dirinya.

"Sudahlah, aku mau keluar dulu," ujar Tenn. "Kemana?" tanya Ryuu.

"Keluar, dengan gadis aneh itu."

"BWAHAHAHA, KAU BENAR BENAR KENA PELETNYA!" Gaku tertawa terbahak-bahak setelah Tenn mengatakan akan keluar dengan Erin, sedangkan Ryuu dan Tenn hanya bisa saling memandang satu sama lain karena mereka bingung, "apa itu pelet?"

"Yang untuk memberi makan ikan?" tebak Ryuu. "Jadi apa salahnya dengan terkena pelet? Itu kan hanya makanan ikan," lanjut Ryuu.

"Pelet itu semacam.. Ah sudahlah, intinya begitu," jawab Gaku seadanya. "Lebih baik kau langsung pergi, tidak baik membuat Erin menunggu lama, bisa-bisa kau diterkam nanti."

"Aku juga tidak tahu dia mau ngapain sih, festivalnya juga besok," ujar Tenn. "Lalu? Kenapa kau masih ingin keluar?"

"Nanti bisa bisa aku diterkam," jawab Tenn sambil tersenyum meledek. "Sialan kau," kesal Gaku.

"Sudahlah, aku pergi dulu, ittekimasu."

"Itterashai."













To be continued..

Hallow, kembali lagi dengan saya author gaje yang ga tau maunya apa, yak aku kembali dengan chapter 4 yang isinya kegajean anak-anak bandai + oc oc dan anak tiriku /heh

Maafkan saiya kalau ada typo, sekali lagi saya hanya manusia biasa, pastinya pernah buat salah, ga mungkin perpek. y

Oleh sekian dulu, sampai jumpa di chap 5, bubayy~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro