Chapter 2
"Sekian penjelasan dari saya, apakah ada yang ingin ditanyakan?"
Terlihat beberapa orang mengacungkan tangannya, berniat untuk bertanya karena topik yang dibicarakan kali ini bisa dibilang menarik.
Bagaimana tidak? Kali ini pembahasannya adalah tentang datangnya 4 idol ternama ke sekolah mereka, dan beberapa membernya juga berada di sekolah mereka.
"Mengesalkan... Kenapa mereka harus datang ke sekolah?" bisik Erin kepada sahabatnya yang berada disebelahnya, "mana aku tahu, itu kan urusannya mereka, kau tanya saja pada sahabatmu itu," balas temannya.
"Erin."
"A-ah iya, ada apa?" tanya Erin yang langsung sigap setelah dipanggil, "aku ingin mengambil beberapa dokumen, tolong kau jawab pertanyaan mereka ya, dan Akira juga."
"Baiklah," jawab Erin dan Akira.
"Pasti dia hanya beralasan agar bisa pergi, toh kalau dia beneran niat untuk menjelaskan dia pasti akan menyuruh kau selaku sekretaris atau diriku selaku wakil untuk mengambil dokumennya," umpat Erin tetapi masih bisa terdengar oleh Akira. "Sudahlah, Erin."
"Dia bahkan bisa menyuruh Sanchie yang sedang berada di ruangan tata usaha kalau dia mau!" lanjut Erin.
"Haah.. Berhenti mengumpat dan lakukan tugas mu," tegur Akira. "Cih.." decih Erin.
"Baiklah, jadi siapa yang mau bertanya?" ujar Erin kepada seluruh anak OSIS yang berada di depannya, mereka yang pertanyaannya belum terjawab tadi pun mengacungkan tangannya. "Baiklah, kita buat giliran," lanjut Erin, tentu saja niatnya itu untuk mempermudah.
"Dimulai dari paling belakang."
-: ✧ :-
"Sumpah?!"
"Ya.." Erin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, agak merasa kesal karena diberi tugas untuk menyebarkan info ke seluruh anak kelas 3 karena pasti dia harus menjawab satu persatu pertanyaan mereka dan itu menyebalkan.
Menyebalkan bagi seorang Chisaki Erin.
"IDOLiSH7.."
"TRIGGER.."
"Re:vale.."
"ZOOL.."
"Oh ayolah, bukan saatnya mengagumi hal yang tidak jelas, kalau mau bertanya bertanyalah sekarang dasar kakak kelas aneh," umpat Erin dalam batinnya. Entah ada apa dengan mood Erin hari ini, karena biasanya dia mah ok ok aja.
Dasar moodyan.
"Sekali lagi, ada pertanyaan?" tanya Erin untuk kesekian kalinya, "sepertinya.. Tidak ada?" jawab ketua kelas mereka sambil melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada yang ingin bertanya.
"Baiklah kalau begitu, saya izin ke kelas lain ya pak." Setelah mendapat anggukan dari wali kelas mereka, Erin pun mengulum senyum sebentar lalu keluar dari kelas itu.
"Sekarang tinggal kelas ini." Erin pun mengetuk pintu kelas tersebut, "permisi," ujar Erin lalu masuk kesana.
"Ericchi? Kenapa dia disini?" tanya Tamaki yang melihat Erin masuk ke dalam kelasnya. "Mana aku tau, mungkin saja menyampaikan pengumuman?" tebak Haruka, tumben otaknya jalan. /digebug
"A-- Ray-san?!" kaget Erin saat melihat ketua OSIS nya berada disini, karena tadi ia mengatakan kalau dia mau ke ruang tata usaha, tapi ternyata dia malah kembali ke kelasnya. "E-Erin?! A-aku bisa--"
"Dasar.. Padahal bilangnya ke tata usaha, tapi larinya malah kesini," cibir Erin yang membuat siswa disana menahan tawanya.
"Bener kan, ternyata cuman alasan." Erin mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya orang seperti dia menjadi ketua OSIS.
"Jadi apa tujuanmu kemari? Hanya untuk mencariku?" goda Ray yang langsung dibalas oleh Erin, "huh? Tentu tidak, aku sedang menjalankan tugasku selaku wakil, tidak seperti ketua OSIS kita yang tidak mau ambil pusing dan hanya tau beres," sindirnya yang membuat perempatan tercipta di pelipis ketua OSIS itu.
"Lihat saja kau nanti," batin Ray kesal.
"Chisaki, biarkan ketua OSIS tidak berguna kita yang memberitahukan infonya, kau sukup menyimak saja," ujar wali kelasnya yang berada di sebelah Erin. "Pfft-- baik pak." Erin hanya bisa menahan tawa dan Ray hanya bisa menahan malunya sekarang.
Erin pun memberikan proposal yang sudah disusunnya kepada Ray, lalu Ray pun menjelaskan tentang pembahasan di rapat OSIS tadi yang berakhir seperti suasana kelas sebelah yaitu heboh, dan karena ketiga orang yang dibicarakan ada disini tentu saja semuanya mulai bertanya kepada mereka.
"Kalian benar-benar akan datang ke sekolah?"
"Pertanyaan bodoh apa.. Jelas jelas mereka sudah disekolah," batin Erin sambil menghela nafasnya pelan.
"Psst, hei." Erin yang merasa terpanggil melirik ke sebelahnya, dan mendapati Ray yang sedang memanggilnya, "hm?"
"Kau yakin tentang ini? Serius liburnya 1 minggu? Jadi waktu pengerjaannya 1 minggu dong?!" protes Ray tak terima, "salah sendiri kabur ditengah rapat, jadinya aku yang berwenang mengatur kan? Lagian lebih cepat lebih baik," bisik Erin kepada Ray, "sialan, balik balik juga aku yang mengatur, kau sengaja?!" kesal Ray.
"Kalau aku bilang iya bagaimana?" jawab Erin to the point, "Kau..!"
Belum sempat Ray mengeluarkan amarahnya, tiba-tiba ada sosok yang membuka pintu kelas yang membuat Ray dan Erin beserta murid lain kembali tenang.
"Ray-san..? Kau disini? Bukan ke tata usaha?" ujar Akira kebingungan, "sudah ku bilang dia hanya kabur." Erin pun mengatakannya secara blak-blakan kepada Akira sambil memutar bola matanya, "jadi kau beneran kabur?" ujar Akira sambil menyipitkan matanya.
"Parah.. Bagaimana orang sepertimu bisa menjadi ketua OSIS?" ujar seseorang yang berada di belakang Akira, tidak lain dan tidak bukan itu adalah temannya yang lain, Sanchie.
"Sanchie, kau juga?!" teriak Ray, sekarang dia sedang dalam posisi tersudut.
"Jangan begitu Sanchie, kasihan kakak nistamu ini, jadi terlihat tambah nista deh," ledek Erin sambil memasang raut wajah penuh ledekan kearah Ray. "Punya adek laknat mah memang susah," pungkas Ray yang membuat perempatan tercipta di pelipis Sanchie, "Apa katamu?!"
"Tolong jangan membuat gaduh karena sekarang sedang kelas, beritahu saja tujuan kalian kemari lalu pergilah." Wali kelas mereka pun membuat mereka berempat diam tanpa berkutik, "jadi.. Kita diusir, nih?" bisik Akira kepada Sanchie dan Erin.
"Rin, masa kita diusir seperti ini sih? Setidaknya tidak dengan cara memalukan lah, epik dikit!" bisik Sanchie kepada Erin, "kenapa kau malah menyesatkan anak orang?!" kesal Akira, "Erin kan memang sudah sesat." Sanchi pun menjawab dengan blak-blakan, "gapapa sih, setidaknya masih ketolongan. Daripada kau? Sudah tidak tertolong," balas Erin santai yang membuat Sanchie emosi tetapi ia tahan, karena dirinya tau kalau Erin terus-terusan dilawan dirinya sendiri yang bakalan skakmat.
Memang susah.
"Jadi ceritanya bapak ngusir kita nih?" tanya Erin kepada guru itu, "tidak mengusir, tetapi kalau kalian kesini hanya untuk membuat gaduh lebih baik kalian pergi saja," balasnya.
"Bapak mah.. Tidak ramah bintang satu!" teriak Sanchie yang membuat semuanya kaget dengan ucapan Sanchie barusan, "tanggung Sanchie, daripada bintang satu mending gausah dikasih bintang sekalian," timpal Erin lalu Akira pun menutup mulut mereka berdua, "kalian gila?! Diam saja lalu kita pergi!" ujar Akira sambil menggeret Erin dan Sanchie keluar kelas.
"Iori, helep--"
"Kasian yang di geret, redho ya Rin," ledek Iori. "What?!" teriak [Name] tak terima, tapi apalah daya karena Erin telah di geret oleh Akira dan tidak bisa lepas lagi.
"Sialan.. Lihat saja kau nanti dasar ISTJ tsundere brocon tingkat akut!"
"Hah?!"
To be continued..
Gimana chap 2 nya? Gaje lagi? Ya maaf ya aku juga masih awam disini TvT
Makasih yang udah baca, maafin juga kalo banyak typo karena aku juga manusia, pasti banyak salahnya /y
Kalau berkenan juga bolehlah teken bintang di pojok kiri itu, gratis kok hehehe :v
Okeh sekian dari aku, sampai jumpa di chapter 3, see you reader tercintah~
/digeplak
- Chisaki Erin
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro