Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#5

Aku menelan ludah susah payah. Aduh. Sepertinya aku perlu ritual buang sial di Jeju. Biasanya kalau di Jawa, orang-orang buang sial dengan melempar celana dalam ke lautan.

"A-anu...." Tenggorokanku rasanya kering kerontang. Cowok itu masih memandangku lekat. Bulu kudukku meremang.

Ting.

"Ah.... Halo. Kami petugas...."

Begitu pintu lift terbuka, aku segera berlari menepis pundak petugas yang berniat mengevakuasi kami. Tunggang langgang seperti kuda yang dipecut, mengabaikan reaksi cowok tadi.

Cukup jauh dari kantor Big Hit, aku berhenti untuk mengatur napas yang tersengal-sengal. Aku pastikan tak ada yang mengikutiku. Fiuh. Untung saja tak ada yang berlari mengejarku seperti mengejar maling. Kulanjutkan langkah kaki menuju halte terdekat untuk menghadiri kelas sambil berkali-kali mengomel merutuki kebodohanku.

*

"HAH?! LO GILA?!" Naina berteriak begitu mendengar ceritaku. Seisi kafetaria menoleh ke meja kami.

Aku mendekatkan telunjuk ke bibir, memintanya tetap tenang. Namun, cewek itu masih membekap mulut dengan mata memelotot tidak percaya.

"Anjir," lanjutnya. "Aaaaah kesel banget gue sama lo!" Ia malah memukul pundakku. "GUE KAN JUGA MAU DI-NOTICE OPPA GUE!"

"Eh bacot lo bisa dikontrol nggak, sih? Ini rahasia kita, lho. Gue lagi di ambang batas kehancuran! Gimana kalau gue beneran dilaporin ke polisi sama Big Hit?" Aku merengek membayangkan masuk bui dan akhirnya diusir dari kampus sebelum masa pertukaran mahasiswaku selesai.

Naina masih mupeng, entah membayangkan apa. Ia menempelkan punggung tangan ke pipi. "Gue mau juga ngerasain kejebak lift sama Taehyung." Ia lantas duduk tegak. "Eh. Gimana kalau lo menyerahkan diri ke Big Hit? Siapa tahu mereka mau pake jalur damai."

"Mata lo!" Aku mendorong dahinya. "Otak dipake dong sekali-kali. Udah jauh-jauh kuliah di Seoul masih aja bego."

Naina mengerucutkan bibir sambil mengusap-usap kepala. "Terus, rencana lo gimana?"

"Ah! Nggak tahu!" Aku mengacak-acak rambut frustrasi.

"Gelang lo mana?" Naina menarik tanganku.

Mataku membulat, menyadari kalau gelang tali dengan bandul koin Yunani tak ada di pergelangan tanganku.

"Waduh."

Aku mengingat-ingat di mana meletakkan gelang itu. Aku tak pernah melepaskannya, bahkan saat mandi, karena tahu aku sangat pelupa. Kalau jatuh di jalan sih nggak masalah.

Yang jadi masalah adalah... bagaimana kalau jatuh di kantor Big Hit?

*

Aku sudah menyiapkan mental kalau-kalau diserang oleh fans BTS yang militan. Tidak apa. Aku suka keributan.

Sampai jam delapan malam, baru beberapa orang yang membalas tweet itu. Kukira aku menjadi viral, ternyata masih tidak begitu signifikan hujatannya. Coba kalau diunggah Lambe Turah. Beuh... satu Indonesia langsung menghujat kali.

Ada pesan masuk. Mungkinkah aku mulai diserang sasaeng BTS?

Aku menyipitkan mata sekadar mencermati pesan itu. Jantungku mencelus begitu menyadari bahwa chat itu masuk dari nomor sama yang pernah kukirimi pesan nyasar. Lebih kaget lagi, ada foto gelangku yang dikirim.

ANJRIT.

******

YOOO IM BACK WITH THIS HALU STORY 🌝

FYI sebelum kalian tanya artinya. Terus translate yang dichat Yoongi: ini punyamu.

Absen dong yang baca 🌝

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro