Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Yessaaa06

DIMULAI DENGAN PAKSAAN BERUJUNG DENGAN NIAT

Seorang gadis remaja lari-lari kecil ketika sudah didekat rumahnya. Ia meletakan sepatu, lalu memasuki rumah sambil mengucap salam.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam," jawab perempuan paruh baya yang kira-kira berumur 37 tahun.
"Mah,mamah masak apa?" tanya gadis itu.
"Liat aja sana kemeja makan," jawab wanita paruh baya itu.
Yeu dikirain bakal bilang " makan dulu sana ada makanan spesial tuh!" tak sesuai ekspektasi. Batin gadis itu.
Gadis yang dimaksud yakni aku.
Aku Yessa! Biasa dipanggil Yess, Yezz, Kakyess, Yessbhel, Sa, Gobel, Esa, Eca. Terserah kalian mau manggil apa. Umurku gak ada yang tahu, karena umurku telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tapi, aku hidup di dunia sudah 13 tahun.
"Mamah, mamah masak apaan?" tanyaku untuk kesekian kalinya lagi, lagi, dan lagi.
" Dibilang liat aja ke meja makan! Tinggal makan doang daritadi nanya mulu. Biasanya aja kal-"
"Iya iya mah," potongku cepat. Kenyang duluan dapat jawaban gini mulu. Mamah juga bosen kali ya jawabnya? Haha yaudahlah mending makan.

***

Setelah makan, mamah menyuruhku untuk membereskan lemari buku.
Ketika aku sedang merapikan lemari buku, mataku tertuju pada sebuah map yang berisi piagam. Aku buru-buru merapikan buku-buku, lalu mengambil map itu. Aku melihat satu persatu piagam apa saja yang telah kudapat. Tiba-tiba mataku tertuju pada piagam menang juara menulis. Itu aku mendapatkannya ketika kelas 5 SD. Pikiranku melayang ketiga tahun yang lalu.

***

Tiga tahun yang lalu.
Setelah aku sholat Dzuhur berjamaah di mushola Sekolah, tiba-tiba guru Bahasa Indonesia menghampiri temanku.
"Ni, Ni kamu mau yah ikut lomba cerpen disekolah X?" tanya guruku.
"Eh... Eh.. Bun, duh gimana ya Bun-" jawab temanku.
Iya, Bunda. Disekolah kami guru perempuan dipanggil "BUNDA" sedangkan guru laki-laki dipanggil "YANDA"
"Eh, itu lombanya sama siapa tuh? Aduh... Bunda lupa lagi namanya. Siapa ya? Oh iya Yessa!" kata guruku.
"Panggilin dong Yessa nya!" sambung guruku.
"Ini Bun anaknya," kata temanku sambil mendorong tubuhku.
Aku disitu hanya diam membeku, merinding. Yaiyalah, gimana gak kayak gitu coba? Orang aku pertama kali ikut lomba ngewakilin sekolah. Udah gitu disuruh lomba bikin cerpen. Mana bisa aku? Bingung antara mau bilang iya, atau gak.
"Ya?Mau ya Yess? Yaudah mau"
Kata guruku.
Padahal aku belum menjawab pertanyaannya. Yaudahlah ikut aja, siapa tau dapat temen baru.

***

"Teteh!Teh? Teteh?" teriakan mamah membuyarkan lamunanku.
"Iya mah," kataku menyahut.
" Anterin duit arisan gih! Nih uangnya," kata mamah.
"Hmmph"

***

Diperjalanan mengantarkan uang arisan, aku melanjutkan lamunanku yang tadi terpotong.
" Yess, kita mau nulis apaan?" kata partner menulisku.
"Gatau, aku aja gak ngerti. Udah tau nilai Bahasa Indonesia aku 80, nanya tuh ke rangking satu!" jawabku.
Temanku terus saja mengoceh, aku cuekin. Iya, bodo amat ahahah. Bingung ini aku mau nulis apaan woee!!
Hingga bel pulang sekolah, aku masih saja memikirkan mau nulis apaan. Aku berusaha melupakannya dengan bercanda diperjalanan bersama teman-teman satu jemputan. Hingga sampai dirumah. Aku buru-buru turun, tidak lupa mengucapkan terimakasih ke Abang tukang jemputan lalu lari masuk ke rumah.
"Assalamualaikum," kataku.
Baru juga duduk udah disemprot.
"Kamu ngapain lomba cerpen?" tanya mamah.
"Disuruh" jawabku singkat.
"Emang kamu bisa?" tanya mamah lagi.
"Bisa kali, ntar diajarin" jawabku santai.
Aku segera mandi lalu makan.
"Neng, kalau jalan lihat-lihat dong!" omel bapak-bapak yang sedang mengendarai motor berhasil membuat lamunanku buyar.
"Eh, iya maaf pak!" kataku.
Aku memutuskan untuk melanjutkan lamunanku nanti dikamar. Takut keserempet kayak tadi.
Aku berjalan dengan fokus, saking fokusnya aku tersandung batu. Oke, kali ini aku jalan biasa saja namun fokus. Aku berjalan santai, saking santainya rumah yang akan aku datangi terlewat. Aku memutar badan dan berjalan menghampiri rumah tersebut.
"Assalamualaikum!" kataku sambil mengetuk pintu pagar.
"Waalaikum salam" jawab seseorang sambil membuka pintu pagarnya.
"Ini, mamah bayar uang arisan!" kataku.
"Ouh, iya neng! Makasih ya! Mampir dulu sini, minum dulu atuh makan dulu! Sini, Tante baru selesai masak!" kata tante-tante tersebut. Mantep banget, cuman nganter duit arisan doang sampai segitunya. Terima gak ya? Jangan deh, ngerepotin ntar malu-maluin.
"Gak usah Tante, aku langsung pulang aja!" Aku menolak dengan sopan.
"Ouh yaudah, nitip salam buat mamah yaaa!"
"Iya, Assalamualaikum!" kataku sambil mencium punggung tangan Tante itu.
"Waalaikum salam!"
Aku pulang dengan berjalan lunglai. Tanpa sadar, aku melamun lagi.
Setelah aku mandi lalu makan, aku belajar.
"Teh, mamah mau kerumahnya Rifky! Mau ikut gak?" kata mamah.
"Enggak! Mau ngerjain Pr!" jawabku.
"Oh yaudah!" kata mamah.
Sebenarnya, bukan ngerjain pr. Tapi, bikin cerpen buat lomba. Bingung asli! Ini gimana bikinnya? Sempet pengen nangis tapi nanti kertasnya basah, terus sobek. Itu kertas folio satu-satunya masalahnya.
Bingung mau nulis apaan. Baru nulis satu huruf hapus lagi, udah dapat satu kalimat, hapus lagi. Udah dapat satu paragraf, hapus lagi. Sampai azan magrib mau dikumandangkan belum juga selesai.
Aku segera mengambil air wudhu lalu sholat. Setelah sholat, aku berniat untuk melanjutkan tugas itu. Tapi, mamah tiba-tiba memanggilku.
"Teh, teteh! Sini duduk!" kata mamah sambil menyuruhku untuk duduk disampingnya.
Aku menghampiri mamah.
"Kamu beneran mau ikut lomba cerpen? Kenapa gak ikut lomba yang ada sains, matematika, sama Bahasa Inggris aja?"
Aku hanya membeku.
"Gak. Nulis cerpen aja!" kataku.
Jujur, aku malas yang namanya berhubungan dengan matematika. Kalau Bahasa Inggris sih gak apa-apa. Ini? Ada matematika nya wooii.
"Kenapa? Emang kamu bisa?" tanya mamah lagi.
" Iya bisa" kataku datar.
Dug.
Ya, lagi-lagi kesandung batu. Lamunanku buyar lagi. Oke lah. Nanti aja dikamar ngelamunnya.

***

Dikamar, aku melanjutkan lamunanku.
Pagi itu, aku tiba-tiba dipanggil guru suruh kekantor. Ya, gimana ya? Yang gak pernah kekantor jadi dipanggil gini kan deg-degan.
"Yessa?Gimana udah bikin cerpennya?" tanya guruku.
"Eee udah Bun," jawabku.
"Mana bunda mau lihat," kata guruku.
"Saya malu bunda," kataku sambil menunduk.
"Terus bunda nilainya gimana dong Yess?" tanya guruku.
"Eeee yaudah tapi nanti ya Bun jam istirahat pertama," kataku.
"Iya, bilang juga ke temen kamu ya," kata guruku.
Aku mengangguk lalu pergi.
Tling
Pesan dari group membuyarkan lamunanku. Akhirnya, data selulernya aku matikan.
Lanjut ngelamun lagi.
"Yessa, ini udah bagus! Cuman tulisan kamu rapiin lagi ya! Soalnya, kerapian tulisan dinilai!" kata guruku.
Tuh kan. Udahlah gak bakalan dapat juara ini mah. Tulisan udah jelek begini. Aku makin bingung.

***

Sampai dihari H, aku deg-degan. Udah ada sih ide, tapi sekarang berganti alih sama tulisan. Kalau bagus, nulisnya lama, ngabisin waktu. Kalau cepet, malah jelek. Serba salah.
Waktu lomba dimulai, aku mencoba menulis dengan rapi. Ya, untung saja ini nulisnya pakai pensil. Jadi, bisa dihapus.
Aku tak mau melihat tulisanku sendiri. Kenapa? Jelek tulisannya.
Niatnya, mau nunggu sampai pengumuman. Tapi, temanku meminta agar lebih cepat pulang. Yaudah, mamah akhirnya ngebujuk buat pulang.
***

"Ngapain sih mah mantengin HP mulu?" tanyaku.
"Ini, liat bunda kamu. Kan eksis mulu di Facebook! Siapa tau ada pengumuman kamu menang!" kata mamahku.
"Yeuh, tadi aja bilang jangan ngarep. Dibilang gak bisa. Sekarang aja mantengin begitu!" kataku.
Mamah tak menjawab.
"Teh, teh, kamu menang nih juara 2!" kata mamah sambil ngasih tau chat messenger-nya. Ouh, lagi chatingan toh.
Aku bingung, mau senang atau girang. Akhirnya aku cuman menjawab "oh"
Yaudah bodo amat.
Keesokan harinya, waktu masuk sekolah....
"Aseekkk asek, ada yang menang ahoy!" temanku nyanyi-nyanyi gak jelas padahal masih pagi.
"Assalamualaikum!" Kataku.
"Waalaikum salam!" Jawab temanku.
"Yess, kamu menang ya? Selamat ya... Selamat!" kata teman-temanku.
"Eh, iya iya " jawabku dengan wajah polos.

***

Bruk
Suara buku jatuh. Yaelah, ngusik orang lagi ngelamun aja sih. Aku mengambil buku itu lalu meletakkan kembali ditempatnya.
Aku penasaran sama isi group chat yang tadi membuyarkan lamunanku.
Aku buka aplikasi berwarna hijau bernama WatsApp.
Ouh, dari Brigascout. Ouh, dari irmas. Ouh, dari Jk. Hah? JK? Mataku langsung membulat tapi masih minimalis. Aku buka pesan apa saja di group JK. Ternyata, ouh ternyata. Event ultah toh. Hah!? Event ultah? Gimana nih belom nulis lagi. Mana disuruh nulis pengalaman menulis. Oh iya, yang tadi ngelamunin apaan ya? Pengalaman menulis bukan? Yaudah itu aja.

***

Kutulis pengalaman menulis ku.
Setelah pernah menang lomba, aku sempat berhenti menulis saat kelas 6 SD. Gara-gara mau USBD. Kelas 7 baru mau berani. Nyoba-nyoba, nulis di wattpad. Sampai pernah disuruh lomba FLS2N. Tapi gak menang. Disitu pula aku berhenti menulis lagi.
Sempat dilarang sama orang tua. Tapi, aku berusaha meyakinkan. Sempat di judge sama teman. Tapi, sahabatku menutup telingaku. Sampai akhirnya aku berani buat menulis. Ya, walau tulisanku tak bagus. Aku masih belajar.
Semoga saja, ditahun yang akan datang aku bisa lebih baik dari ini.

***

SELESAI.
YEY!
Aku kirim ke email JK. Lalu, aku tidur.

****

Written by yessaaa06

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro