31. SugaRMJHP
Secuil kisah dari pengagum oppa Korea...
Jika ditanya kenapa bisa aku terjun ke dunia seni merangkai kata, aku akan menjawab sejak aku bisa membaca. Mungkin karena faktor pelajaran yang kubisa hanya Bahasa Indonesia kali ya? Dulu aku sangat lemah dalam mata pelajaran Matematika dan SAINS.
Semenjak aku duduk di bangku SD, bacaan sudah menjadi makanan sehari-hariku. Aku ini seorang nerd yang tak pintar bergaul. Bahkan dulu aku pernah mengalami kejadian memalukan karena keisenganku merangkai bait-bait puisi.
Saat itu aku masih kelas enam SD. Tahu istilah cinta monyet kan? Dulu aku mengalaminya. Aku nekat menulis sebuah surat disertai sebuah puisi untuk teman lelaki yang aku suka. Walaupun aku masih polos, sepolos cintaku pada oppa Korea, aku ini orangnya pemalu.
Cerobohnya, aku tak menyimpan baik-baik surat itu hingga sahabatkulah yang menemukannya. Jeka, sebut saja nama sahabatku begitu. Gadis berambut bak mie instan itu nekat membacakan surat itu di depan kelas.
Saat itu aku tak henti mengumpatinya dalam hati. Akibat kejahilannya, aku pun langsung mendapatkan penolakan mentah dari lelaki idamanku itu, belum lagi tawa membahana yang diciptakan oleh seluruh teman sekelasku. Aku sampai tak berani masuk beberapa hari karena masih menahan malu atas surat bodohku.
Si Jeka ini juga berulangkali meminta maaf padaku hingga seminggu lebih lamanya akhirnya aku memaafkannya.
Kejadian itu sekitar duabelas tahun yang lalu.
Aku malas sebenarnya mengingatnya! Tapi tak apalah, itu sebagai bahan pembelajaran kalau hobi menulis itu tak harus disalahgunakan untuk cinta.
Back to topic, kecintaanku pada menulis semakin berkembang saat aku duduk di bangku SMP. Aku senang melampiaskan isi hatiku dengan menulis puisi di sebuah buku diary, di tempatku dulu namanya 'binder'.
Saat itu ketika aku ada masalah, entah tentang pertemanan maupun percintaan, aku selalu menuangkan dalam bentuk tulisan. Ya ... curahan anak ABG, bahasanya masih amburadul. Dulu aku lebih banyak menulis cerita pendek dibanding cerita bersambung.
Kebanggaan pertamaku saat aku membantu temanku dalam menulis puisi yang akan diikutsertakan dalam lomba menulis puisi dalam Bahasa Jawa. Meski puisi itu diatasnamakan temanku, tapi saat itu aku cukup bahagia. Berkat kerja keras kami, puisi itu berhasil dicetak untuk materi pelajaran Bahasa Jawa tingkat SMA.
Jatuh bangun dalam dunia menulis untukku sendiri tak begitu dramatis seperti penulis-penulis besar yang karyanya sudah diakui dunia. Aku hanya penulis amatir yang mencoba mengeluarkan seluruh imajinasiku dalam bentuk kalimat.
Pernah saat itu aku membuat sebuah cerita bersambung ber-genre TeenFiction di akun Facebook. Saat itu aku hanya senang menuangkan semua khayalan aku tanpa memedulikan EBI.
Meski aku cinta menulis dari pertama kali bisa membaca, aku buta dalam hal ilmu kepenulisan.
Ceritaku itu (yang judulnya saja aku lupa) sangat tak layak dibaca. Isinya mengedepankan dialog daripada narasi. Dulu aku begitu percaya diri setiap memublikasikan karyaku di Facebook.
Hingga aku mengenal akun Instagram. Aku tergiur untuk mulai menyalurkan karyaku di sana saat followers-ku sudah ribuan, mengikuti jejak temanku di sana.
Billy's Diary merupakan judul cerita yang aku publish di Instagram. Kala itu tulisanku masih sangat berantakan. EBI, tanda baca, dantetek bengek-nya masih terlalu asing di otakku. Padahal saat itu aku sudah menginjak bangku SMA kelas sebelas. Saat itu aku tak berpikiran untuk belajar tentang ilmu menulis. Faktor utamanya kala itu adalah ketiadaannya sebuah gadget. Tahun 2010 angkatan kami, sosial media belum merebak seperti sekarang. Ponsel ter-elit saat itu hanya Blackberry. Itu pun hanya satu temanku yang memilikinya. Aku belum mempunyai benda elektronik saat itu. Jika ingin berselancar di dunia maya, aku harus menunggu jadwal mata pelajaran TIK. Miris.
Sekarang mata pelajaran itu masih ada kan?
Aku baru bisa memiliki ponsel pintar dan laptop ketika aku lulus SMA, saat aku berhasil mengumpulkan uang dengan usahaku sendiri.
Jaman semakin berkembang, aku pun sedikit demi sedikit makin berkembang. Berkat salah satu temanku yang memperkenalkan Wattpad padaku, duniaku semakin luas.
Aku bukan lagi penulis Instagram maupun Facebook. Julukan baruku saat itu berganti menjadi newbie.
Sekitar Juli 2015, lahirlah akun ini (SugaRMJHP). Aku sudah berganti nama akun sebanyak tiga kali. Pertama kali aku pakai namaku sendiri, tapi setelahnya kuganti lagi menjadi AlikaStories. Pada tahun itu, aku masih menjadi pembaca. Keberanianku untuk menulis mendadak meredup. Banyak karya-karya dengan viewers jutaan yang berjejer rapi di deretan what's hot.
Aku mah apa atuh, hanya akun telur yang tak punya followers satu pun.
Followers pertamaku pun hanya temanku sendiri.
Aku pun semakin minder saat mengingat fakta miris itu. Akhirnya berbulan-bulan aku hanya berselancar dari bacaan satu ke bacaan yang lain. Aku ingat bacaan yang paling ngena di hati itu judulnya 'Beating Heart ' dan 'Adenna dan Adrian'.
Berawal dari situlah, aku mulai berani memublikasikan cerita. Karya pertamaku di Wattpad ber-genre Fantasy, judulnya 'Penyihir Cinta Penakluk Hati'. Tulisanku dalam cerita itu masih amburadul karena aku lebih mengedepankan isi cerita dibanding kerapian tulisan.
Aku punya kebiasaan menghapus cerita di Wattpad, dan cerita Fantasy-ku itu juga kena imbas. 'Penyihir Cinta Penakluk Hati' akhirnya resmi lenyap dari dunia orange dan terganti oleh cerita TeenFiction berjudul 'Bahagia Versi Bisma', cerita itu bertahan mencapai ending, dan mendapat viewers lumayan.
Tapi lagi-lagi, aku menghapus cerita itu karena aku kurang nyaman dengan gaya kepenulisanku di sana. Aku pun memutuskan untuk merevisi total cerita itu. Padahal aku sudah memublikasikan sequel untuk ceritaku.
Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 21 April 2017 keberuntungan semakin berpihak padaku. Aku kembali merilis cerita baru berjudul 'Im Alone' di Wattpad sampai ending, totalnya 33 bagian. Alhamdullilah, respon pembaca sangat bagus. Satu per satu pembaca berdatangan dan memberiku dukungan. Sampai sekarang pun ceritanya masih nangkring di work-ku.
Melihat respon pembaca, aku pun kembali bersemangat memperbaiki diri. Aku mulai belajar tentang kepenulisan dengan membaca work yang memublikasikan ilmu tentang PUEBI dan sejenisnya. Walaupun tulisanku masih jauh dari kesempurnaan, tapi setidaknya tulisanku lebih baik dari sebelumnya.
***
Aku ini seorang pengagum oppa Korea sejak setahun lebih yang lalu. Kenal dunia Korea dari Twitter dan Youtube.
Kini bertambahlah bahan bacaanku. Aku mulai membaca cerita berlatar Korea setiap harinya. Awalnya aku masih sungkan untuk ikut memublikasikan Fanfiction. Selain karena kosakataku tentang Bahasa Korea sangat kurang, aku juga kurang percaya diri.
Setelah bertapa beberapa minggu, akhirnya lahirlah tiga karya Fanfiction; Menanti Senja, Hug Me, Breathe, dan Butterfly. Mungkin readers bisa mampir? Hehe, bercanda!
Setiap penulis memiliki keberuntungannya masing-masing. Mengalami penolakan naskah oleh penerbit berpuluh-puluh kali, mendapat cibiran sana-sini, mengorbankan waktu dan tenaga. Aku yakin semua itu membuahkan hasil.
Aku mungkin belum mengalami tahap itu, meskipun aku juga pernah mengalami dua kali penolakan saat mengajukan naskah. Dan itu menyakitkan!
Kunci utamanya percaya dan mau berusaha, maka kesuksesan akan menjeput kita.
Aku harap secuil kisahku ini bisa sedikit menginspirasi teman-teman penulis untuk mau berkembang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro