28.MartinaDW
Sebuah Proses
Dari kakakku SMP, aku sudah mulai membaca buku karena dia selalu bawa buku hasil pinjaman perpustakaan di sekolahnya. Yang ku ingat semuanya fantasi, mungkin itu menjadi sebab mengapa aku suka sekali menulis cerita fantasi.
Dari situ aku yang mulai dijejali novel dengan kakakku mulai menyukai yang namanya menulis. Biasanya aku menulis cerita di buku tulis. Aku nggak berani lihat ceritaku di masa lampau karena takut. Takut dan ngeri sendiri kalau bayangin isi ceritaku kayak gimana waktu itu.
Di kelas 3 saat aku cacar, kakakku datang membawa buku novel Karya Soman Chainani berjudul the school for good and evil. Aku langsung baca blurb nya dan langsung tertarik. Selama cacar itu ku habiskan waktu buat baca buku Soman--dengan keadaan yang super panas.
Bahkan saking sukanya saat ulangan aku membawa novelnya alih-alih belajar buat ulangan nanti. Temanku yang tertarik juga ikutan baca---baca tulisan di dalam gambar yang ada di sana. Dan saat ulangan mereka malah kepikiran sophie dan agatha alih-alih mikirin jawaban ujian.
Desember 2015 aku sudah mengenal wattpad dan lagi-lagi karena kakakku. Saat kakak dan temannya sedang sibuk mengerjakan tugas, aku mengambil ponselnya dan melihat bacaan di sana. Aku baca satu chapter dari awal dan begitu selesai sampai akhir chapter aku diam.
"Mbak, ini gimana?" Aku kecil menyodorkan ponsel dan menunjuk bacaan tadi, tetapi dia diam saja dan aku juga nggak mau nganggu.
Hingga dia selesai, aku kembali bertanya. Kakakku menggeser ke bawah dan halaman selanjutnya ada. Aku langsung membacanya dengan senang hati, ku lihat judulnya dan ternyata itu teenfic. Judulnya adalah dear nathan. Buku pertama di wattpad yang ku baca.
Berhubung kakakku juga punya kesibukan lain dan nggak mungkin aku pakai ponsel dia buat baca terus. Dia mendownload wattpad untukku. Dan dari sanalah aku mengenal wattpad.
Awalnya hanya menjadi pembaca. Baca buku tanpa vote atau komen karena aku nggak tau kalau ada hal semacam itu di wattpad. Aku mengira komentar yang ada di samping kanan bacaan itu buat pertanda itu bagian mana. Aku juga nggak ngerti kenapa aku mikir ini waktu kecil.
Baru tahu ada vote dan caranya sewaktu lihat kakakku ngevote cerita loyth karya alulalyriss.
"Ohh, ada vote juga toh," kataku.
Akhirnya, aku yang polos selalu kasih vote ke cerita yang ku baca. Aku kecil suka waktu ngeklik bintang. Komen juga baru bisa di the lost memories karya kak prytha.
Pertama kali buka wattpad, di bawah kan ada gambar pensil. Aku langsung tahu itu buat nulis cerita, tetapi aku mikirnya nggak bisa ke simpan dulu jadi langsung terbit gitu aja.
Aku baru nulis April 2017. Karya pertama berjudul querns : the crown princess. Alurnya ancur parah. EBI juga pasti hancur samanya, jadi aku memutuskan untuk unpubliks. Sampai sekarang aku udah nggak lihat cerita itu lagi, bahkan sekadar untuk membacanya. Ceritanya masih tersimpan di draft ceritaku. Terkubur berasama draft ku yang lainnya.
8 bulan baru mulai menulis di wattpad. Sudah ada 3 cerita yang ku unpub, alasannya ya karena aku udah nggak tau lagi mau di bawa kemana. Ini memang salahku yang main nulis tanpa baca buku tips nulis dulu. Aku bahkan nggak buat outline saat nulis dulu. Jadinya ya alurnya melenceng dari perkiraan awal.
Selama menulis aku selalu mendapat masalah di bagian merangkai kata. Menulis narasi saja rasanya sulit bagiku, bahkan ceritaku kebanyakan dialog.
Sebenarnya nggak semua cerita. Ada beberapa cerita yang justru kebanyakan narasi atau justru seimbang. Aku mengira saat menulis cerita si 'a' yang narasinya lumanyan, aku sudah bisa merangkai kata, tetapi begitu aku balik ke cerita banyak dialog, semuanya kembali seperti semula.
Entah karena apa aku pun tidak tahu.
Setelah mengunpub quenrs, aku buat cerita baru yang berisikan 9/8 anak smp yang tersesat ke dunia fantasi karena salah satu teman mereka tidak sengaja memecahkan bola kristal. Cerita itu terbuat karena keinginanku pergi ke dunia fantasi bersama teman-temanku---ada doi juga.
Karena aku nggak bisa buat cover, maka aku pesan di request cover. Kak fanny yang buat dan dari sana aku sama dia semakin dekat. Itu kedua kalinya aku berteman dengan penghuni wattpad.
Seperti cerita pertama, another world kandas sudah dan berujung ku unpub lagi. Kesal karena beberapa kali unpub nggak jelas, akhirnya aku baca banyak tips nulis.
Saat baca, aku sadar banyak sekali yang kesalahan yang ku buat. Dari situ aku semakin memperbanyak baca tips nulis dan memperbanyak ilmu. Beberapa ada yang berhasil buat kepalaku pusing berat, bahkan sempat menyerah.
Tetapi, dukungan dari orang terdekatku datang. Itu membuat semangatku kembali muncul. Kali ini, aku baca Curhatan Hati Penulis Amatir. Katanya "tulis apa yang ingin kamu tulis, jika orang lain suka berarti itu bonus".
Aku selalu mengingat itu. Aku yang dulu melihat vote dan view sekarang bodo amat. Rank saja nggak peduli lagi mau di mana.
Di saat itu juga aku sadar bahwa selalu mengengkang diriku untuk bebas selama menulis. Aku menulis tidak bebas, pasti di sela-sela kegiatan ku itu aku selalu bertanya, "bagus nggak? Pembaca suka nggak ya? Aihh, jelek." Lalu ku buat chapter baru.
Selama menulis, aku nggak biarkan imajinasimu mengalir, selalu mengengkang mereka dengan bertanya respon pembaca. Jalan pemikiranku aneh. Aku sadar karena itu aku menahannya, tetapi itu justru tidak membuatku bahagia melainkan tertekan.
Kalau sudah kesal sendiri aku akan menulis sesuka hati, kali ini nggak memikirkan respon pembaca.
Aku menyesal sudah meremehkan menulis. Waktu aku masih di posisi menjadi pembaca, yang ku pikirkan hanyalah menulis apa yang ada di kepala dan mengutarakannya menjadi tulisan. Dan nyatanya lebih dari itu semua.
Menulis bukan hanya mengutarakan imajinasi ke dalam tulisan. Bukan sekadar membebaskan imajinasi liar yang ada di dalam kepala.
Menulis itu pakai perasaan. Kalau kamu menulis imajinasimu tanpa perasaan, maka apa yang kamu tulis tidak ada artinya.
Ini sama saja kamu menuliskan kisah cinta di SMA secara gamblang tanpa ada amanat sama sekali di dalamnya.
Perumpamaan yang aneh menurutku, tetapi bagiku masuk akal.
Waktu temanku nulis cerita terus dia bilang nulis itu nggak mudah, entah mengapa aku senang. Senang kalau nulis nggak dianggap gampang.
Teenfic yang ku kira gampang saja ternyata sulit banget buatnya. Ini bagiku, nggak tau kalau kalian.
Setiap penulis memiliki proses masing-masing. Sebelum mereka terkenal, mereka sama seperti kita. Pada dasarnya semua penulis adalah sama. Hanya saja tergantung dari keinginan dan kerja keras masing-masing penulis.
Aku sadar ceritaku masih jauh dari kata bagus, namun bukan berarti aku menyerah. Semakin aku melihat cerita penulis lain yang jauh kebih keren dan bagus, semangat ku bertambah berkobar.
Aku tidak iri kepada mereka yang sudah terbit bukunya atau pembaca dan vote yang banyak. Sebagai gantinya aku semakin termotivasi untuk semakin belajar dan belajar agar kemampuanku menjadi lebih baik.
Kalau aku belum bisa melakukannya hari ini, masih ada hari esok yang akan menanti. Mungkin bukan sekarang, tetapi suatu saat nanti, aku akan menerbitkan buku yang akan membuat orang tuaku bangga.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro