Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. rachmahwahyu

Perjalananku di Dunia Literasi

Sepertinya tidak ada hal menarik yang bisa saya ceritakan dalam perjalanan hidup saya sebagai seorang penulis. Saya hanya dua puluh satu kali ditolak. Saya juga mencoba melakukan self publish dan kurang laku. Kehidupan tulis menulis saya itu penuh dengan cerita ngenes saja.

Saya tertarik dengan dunia literasi sejak kelas empat SD. Naskah pertama yang saya tulis adalah hasil plagiat terhadap anime Cardcaptor Sakura. Saya tulis ulang cerita itu dengan plot yang sama persis, hanya saya ganti nama tokoh dan settingnya di sekitar rumah.

Setelah masuk SMP saya menyadari kesalahan saya tersebut dan bertobat. Akhirnya mencoba menulis hal-hal lainnya. Waktu itu sedang demam teenfiction. Salah satu novel teenfiction kala itu yang terkenal hingga akhirnya difilmkan adalah “Effel, I’m in love”. Kemudian Gramedia Pustaka Utama menggelar sebuah lomba menulis teenfiction di tahun 2004. Tahun itu Indonesia kebanjiran teenfiction berkualitas. Saya pun terkena imbasnya. Saya yang awalnya bergenre fantasi pindah ke teenfiction. Novel pertama saya, saya selesaikan bertepatan dengan kelulusan SMP. Akan tetapi saat ini saya merasa naskah tersebut tidak layak untuk dibaca.

Jaman SMA, saya menghasilkan cukup banyak cerpen dan mengirimnya ke majalah khusus cerpen bernama “Story”, tapi tidak satupun dimuat. Saya memiliki banyak ide menulis novel, tapi tak ada yang saya tulis sampai selesai. Rata-rata idenya cukup mainstream sih, seperti cewek cupu yang pacaran sama ketua OSIS.

Ketika duduk di bangku kuliah, saya tertarik dengan genre yang lebih dewasa dan mencoba menulis cerita romance. Ada dua naskah yang saya selesaikan kala itu. Salah satunya saya kirimkan ke lomba DKJ 2012 dan kalah. Ya-iyalah, DKJ itu mencari cerita bertema sosial yang berat saya malah mengirim percintaan mahasiswa yang menye-menye. Itu adalah pengalaman pertama saya mengikuti sebuah lomba.

Setelah lulus dari bangku kuliah, saya kembali menulis. Sejak kecil sebenarnya saya sudah menyukai naskah bergenre misteri. Saya adalah penggemar berat “Detective Conan” sejak kelas 4 SD. Sayangnya sekarang sudah mulai bosan karena komik itu nggak tamat-tamat. Dari Conan, ketika dewasa saya merambah ke literasi detektif yang lebih berat seperti Agatha Christie dan Sherlock Holmes. Kemudian saya berpikir kenapa saya nggak mencoba menulis cerita misteri saja ya? Akhirnya saya pun memutuskan untuk berganti genre. Saya melakukan riset gila-gilaan sehingga akhirnya berhasil menyelesaikan naskah misteri pertama saya, “Dilatasi Waktu”. Beberapa kali saya mengirimkan naskah tersebut ke berbagai penerbit namun ditolak.

Tahun 2012 sampai tahun 2015 saya menghasilkan banyak sekali naskah dan mengirimkannya ke berbagai penerbit. Kadang satu naskah saya kirimkan ke dua atau tiga penerbit sekaligus, tetapi tidak satupun diterima. Akhir tahun 2015 saya pertama kali menemukan aplikasi Wattpad dan saya mencoba mengupload naskah saya di sana. Yang membaca dan berkomentar hanya satu dua orang, tetapi sudah cukup membuat saya bahagia.

Tahun 2016 rasanya saya mendapatkan angin segar setelah memperoleh nominasi pada lomba menulis YALN (Young Adult Locality Novel) yang digelar oleh Penerbit Universalnikko. Akan tetapi saya tidak lolos pada fase selanjutnya.

Saat itulah saya baru mengenal apa yang disebut dengan Penerbit Indie dan self publishing. Saya begitu percaya diri bahwa novel saya yang mendapatkan nominasi dari lomba YALN tersebut akan mendapatkan banyak penggemar ketika diterbitkan. Akhirnya saya mengumpulkan modal dan mencoba self publishing. Namun ternyata, segalanya tak berjalan sesuai harapan, novel saya kurang laku. Sekarang kalau dipikir-pikir waktu itu saya terlalu nekad. Siapa sih saya? Hanya penulis yang tidak dikenal bahkan followers Wattpad tidak sampai 1K.

Karena kegalauan saya setelah ditolak belasan kali, saya mencoba mencurahkan hati saya melalui sebuah work di Wattpad saya yang berjudul “Saat Naskahmu Ditolak”. Beberapa orang tertarik membaca naskah saya tersebut. Melalui naskah itu, saya berkenalan dengan seorang teman yang mengajak saya bergabung dengan sebuah Grup Kepenulisan yang mirip dengan JK Community. Di sana saya mendapatkan banyak teman serta banyak ilmu yang membuat saya merasa semakin berkembang.

Setelah buku pertama yang saya terbitkan melalui self publishing gagal dipasarkan, saya masih ketagihan juga melakukan self publishing. Dengan tabungan yang tersisa, saya mencetak dua naskah saya yang lainnya. Tidak hanya itu saya juga belajar cara marketing dengan bekerja sambilan menjadi admin marketing di salah satu penerbit indie. Saya jadi tahu bagaimana proses menerbitkan suatu buku dari naskah mentah lalu proses editing, layouting, mendesain cover, sampai bagaimana cara mendirikan suatu penerbitan dan mengurus ISBN (International Serial Book Number).

Penerbit tempat saya bekerja mengalami cukup banyak krisis yang membuat saya tak dapat bertahan di dalamnya. Lalu seketika saya berpikir, kenapa saya tidak mendirikan penerbit saya sendiri saja? Saya pun resign dari penerbit bermasalah tersebut. Saya meminta bantuan Ayah untuk membuat akta di notaris. Lama prosesnya hanya satu hari saja, tahu-tahu saja, penerbit saya sudah berdiri. Saya memberinya nama “Pustaka Kendra”. Siapa Kendra? Dia adalah tokoh dari novel pertama yang saya terbitkan. Saya menyematkan namanya di sana untuk mengenang perjuangan saya dalam menerbitkan naskah tersebut.

Kini saya masih sering ditolak juga, tetapi saya tidak pernah menyerah. Saya percaya apa yang dikatakan JKT48, “Usaha keras itu tak akan mengkhianati.” Tentu saya juga pernah berpikir untuk berhenti beberapa kali. Akan tetapi jika itu saya lakukan, seluruh perjuangan saya selama ini akan menjadi sia-sia saja.

Salah seorang teman saya pernah menegur, “Bukannya kamu sudah punya penerbit sendiri? Kenapa masih ngejar mayor juga?” Hm … bagaimana ya? Melihat buku saya berjajar di rak buku Gramedia adalah cita-cita saya sejak kecil. Penerbit saya yang sekarang ini belum mampu mewujudkannya, jadi saya ingin mengambil jalan pintas dengan memasukkan naskah ke penerbit mayor. Lagi pula, ketika naskah kita bisa masuk meja editor penerbit mayor, kita seolah mendapatkan mengakuan bahwa naskah kita layak untuk diperjuangkan.

Akhir tahun 2017 ini, saya masih mengikuti satu lomba lagi yang diadakan salah satu penebir mayor. Doakan saya berhasil ya. Seandainya gagal, saya rasa, saya ingin berhenti dulu. Terus berlari-lari mengejar penerbit mayor itu ternyata cukup melelahkan. Jika saya terus ditolak, mungkin ada satu hal yang salah pada diri saya. Saya ingin fokus memperbaiki kesalahan tersebut.

Menulis naskah di Wattpad adalah suatu hiburan tersediri. Melihat naskah berada pada rank yang tinggi, mendapatkan votes dan komen adalah oasis bagi hidup saya yang gersang seperti di gurun pasir. Lagi pula bukankah sudah cukup banyak naskah yang berhasil diterbitkan oleh penerbit besar dari Wattpad ini? Siapa tahu saja, saya bisa merasakan hal yang serupa. Siapa tahu saja, nanti akan ada penerbit yang melirik naskah saya. Semoga.

By : rachmahwahyu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro