19. MiracleZa
IBU DAN DUNIA KECILKU
Ini adalah kisah remaja yang belum memasuki usia legalnya.
Hai salam kenal... Namaku Khalila namun dunia 'orange' lebih mengenalku sebagai MiracleZa.
Sedari kecil buku sudah menjadi 'mainan' yang wajib ada walau aku belum bisa membaca. Kecintaan mama pada buku coba di tularkan padaku dengan memberiku buku religi bergambar yang penuh warna dengan anak kecil berhijab dan kucing lucunya.
Kurasa aku langsung jatuh cinta pada 'buku'pertamaku' karna aku dan dia tak pernah terpisahkan kemanapun pergi.
Mama itu pendongeng yang luar biasa,.bercerita dengan cara unik dan mudah di mengerti.
Aku merekam semua yang kudengar dan lihat hingga pada akhirnya 'aku kecil' lah yang gantian mendongen mama.
Hingga kini buku tersebut masih ada dan di wariskan pada adik bungsuku yang masih balita.
Kesukaanku pada buku terus berlanjut ke level yang lebih tinggi. Saat memasuki Sekolah dasar aku mulai melirik komik Jepang atau dikenal Manga.
Untuk memenuhi hasrat membaca, aku rela menyisihkan uang jajan demi mengoleksi manga favoritku seperti Attack of Titan, Kurobas, Noragami dan banyak lagi.
Seiring waktu saat beranjak remaja buku yang di penuhi rangkaian kata mulai menarik perhatianku.
Harry Potter karya JK. Rowling, Lord of the Rings nya J. R. R. Tolkien, karya-karya Tere Liye dan Teenlit menjadi santapan waktu luangku.
Ada sensasi yang berbeda antara membaca buku bergambar dengan menikmati ribuan kata yang merangkai sebuah kisah.
Di manga, semua sudah tergambar jelas apa yang ingin disampaikan penulisnya.
Lain halnya dengan novel.
Ajaib rasanya saat pikiran kita mulai berimajinasi dengan apa yang kita baca, menggambarkan suasana yang terdeskripsi dengan apik ataupun membayangkan tokoh yang kubaca.
'Wow setampan apa ya si erik dengan tinggi 180cm, rambut ombak, hidung mancung dan bibir sexy? Apa dia setampan William F. Milly?'
Terkadang aku juga melukiskan apa yang di gambarkan si penulis dalam anganku, membayangkan indahnya hamparan hijau kebun teh dan aroma khas yang menyeruak menyapa dua insan yang sedang jatuh cinta.
Yang paling sering terjadi keluarnya airmata ini karna ikut merasakan kesakitan dan kehancuran si tokoh utama.
Semua imajinasi ini kadang menjadi bumerang buatku saat novel yang kubaca difilmkan.
Aku harus menelan kekecewaan karena yang kubaca dan angankan tak sesuai ekspetasi.
Dan sebagai imbasnya akan ada diskusi panjang antara aku dan mama untuk sekedar melampiaskan ketidakpuasanku.
Entah karena ingin memberiku kegiatan baru atau bisa saja lelah hayati dengan 'omelanku' , mama memberi solusi yang banyak merubah hidup seorang Khalila.
'Coba deh nulis dan jadi sutradara untuk ceritamu.'
Saran mama seperti sebuah tantangan buatku.
Hmm benar juga ya.
Dengan menulis aku bisa menciptakan duniaku sendiri.
Mulailah semua khayalan aku tuangkan dalam tulisan, membuat plot, latar, kejadian klimaks dan ending yang kuimpikan.
Aku terbiasa menulis dalam bahasa baku dan itu semua kupraktekkan di semua ceritaku.
Di awal menulis aku masih sering terpengaruh gaya penulis favoritku dan itu berlangsung lama hingga aku bisa menemukan style menulisku sendiri yaitu implisit, bermain kata untuk hal sederhana sekalipun dan majas.
Kurasa ketidakmampuanku menyampaikan isi hati secara terbuka membentuk karakter menulisku.
Mama dan aku lebih sering menghabiskan akhir pekan di perpustakaan daerah untuk memanfaatkan fasilitas baca dan pinjam buku gratis daripada jalan ke mall.
Kami berbagi cerita dan kadang membahas isinya.
Banyaknya buku yang kubaca banyak membantu diksiku.
Dua tahun lalu virus Kpop mulai menginfeksiku.
Sebenarnya Korean wave bukan hal baru untukku.
Drama Korea, KPop sudah familiar di telinga dan penglihatanku.
Mama tersayang selain mencintai buku juga menyukai brondong tampan Korea. Sering aku menjadi saksi romantisme drama korea yang memabukkan mama dan bisa dipastikan beliau yang tercinta akan mempraktekkan apa yang dilihatnya pada papa.
Virus Kpop benar-benar menjangkitiku dan itu mempengaruhi ceritaku.
Yang awalnya semua tokoh adalah khayalanku semata kini berganti oppa Korea.
Tak terasa dua tahun sudah menulis jadi bagian hidupku. Walau semua 'story' hanya dinikmati oleh mama sebagai penggemar setiaku, aku sudah merasa cukup bahagia. Komentar dan kritik membangun mama membuatku terpacu untuk menulis lebih baik lagi. Tak pernah ada kata puas untuk belajar.
Mama bagiku seperti 'rambu' yang membimbingku mencari jalan yang benar.
Nasehat dan masukannya sangat mengena.
Menulislah dengan Cinta dan tulus.
Ingat selalu ada tanggung jawab besar atas apa yang kau tulis.
Selalu anggap pembacamu itu pintar, jadi berikan kisah yang real, masuk akal dan tidak membodohi pembacamu.
Buat tulisan di mana pembacamu bisa mengambil hal positif dari apa yang kau tulis.
Walau fiksi buatlah kisah yang masuk akal.
Jangan malas riset mencari kebenaran.
Dan semua nasehat mama bukan hanya angin lalu bagiku namun kuterapkan dalam tulisanku.
Ada sebuah kisahku di mana si tokoh utama menderita kelainan jantung.
Tantangan bagiku untuk menghadirkan kisah yang real dengan minimnya pengetahuan medisku.
Buku, googling, riset di beberapa sumber hingga bertanya langsung pada penderita jantung untuk mendapat penggambaran rasa sakit saat serangan aku lakukan.
Walau tidak sempurna setidaknya mendekati kebenaran.dan aku bias bernapas lega.
Agustus 2016 aku mulai mengenal Wattpad dan memberanikan diri mempublish ceritaku.
Ada sebuah kisah yang tak perlu kuungkapkan di sini. Sebuah luka yang sempat membuatku terpuruk. Ada rasa sakit yang tak kan pernah sembuh namun hal ini menjadi penguat hidupku
Love all Trust a few.
Untuk mama, tiada habis rasa terima kasihku padamu karena selalu ada di sisi ku dan menjadi malaikat penolong.
Di saat yang lain di pusingkan dengan silent reader dan vote, jujur aku tak pernah memikirkannya.
Semua kembali ke diri kita untuk memaknai tujuan kita menulis.
Bagiku menulis adalah dunia kecilku. Dunia dimana aku bisa menuangkan semua khayalku menjadi sebuah karya. Dunia di mana aku menjadi Pencipta untuk cerita dan semua tokoh yang kubuat.
Menulis bagiku seperti kebutuhan manusia akan makan dan minum juga seperti suplemen untuk imajinasiku.
Aku akan tetap menulis walau tak ada satupun yang membaca.
Namun tak di pungkiri ada kebahagian tersendiri saat ceritaku mendapat apresiasi pembaca.
Cinta mereka pada storyku menjadi support yang memacuku untuk terus belajar dan berkarya.
Wah sudah panjang ya curhatku.
Baiklah kini saatnya penutup.
Mama dan dunia kecilku adalah hal terindah yang kumiliki.
Jangan pernah merasa tidak bisa.
Jangan menyerah sebelum mencoba.
Yakinlah kita mampu.
Tidak ada satupun manusia terlahir langsung berjalan.
Ada banyak proses yang harus di lalui untuk itu dari tengkurap, duduk dan merangkak.
Untuk teman seperjuangan yang suka bermimpi sepertiku, Ayo tuangkan khayalmu dalam tulisan.
Buatlah dunia-dunia kecil lebih banyak lagi.
Mari kita belajar bersama pantang menyerah karena Karena kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
Salam Cinta
MiracleZa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro