17. nurfika0705
Kedatangan Literasi
(By. Nurfika)
Dulu, tepatnya dua setengah tahun yang lalu. Aku adalah manusia bodoh yang pernah menyia-nyiakan waktu. Waktu tidak pernah kuanggap penting! Karena bagiku waktu ya waktu, hanyalah sebuah perjalanan hidup yang harus dilewati begitu saja tanpa harus berfikir tentangnya.
Jika waktu adalah uang bagi mereka maka bagiku itu hanyalah sampah yang harus dibuang dan dilalui begitu saja.
Dimana kalian ingin mengejar mimpi disitu aku berleha-leha, karena bagiku kesuksesan hanya milik mereka yang kaya. Tidak kaya maka tidak ada kemungkinan untuk sukses, seperti keadaan keuangan orangtuaku yang pas-pasan. Cukup untuk makan dan sekolah. Tidak ada Shopping tiap bulannya.
Tahun 2015 dimana aku masih mengenakan pakaian putih abu-abu. Kata mereka SMA adalah masa yang tidak akan mampu terlupakan. Ya! Benar! Jika mengingat masa itu maka semua kesalahan yang pernah aku lakukan bertumpah ruah. Kalian tahu? ditahun itu aku memutuskan berhenti dari dunia pelajarku, tepatnya saat duduk dikelas XI-IPS.
Awalnya aku senang, dengan begitu aku bisa bebas dari segala aturan yang ada di sekolah maupun di rumah yang selalu saja menuntut ketenangan hidupku.
Bukan uang permasalahan utama aku berhenti. Memang saat itu aku tinggal di rumah tante, tapi bukan berarti tidak tahan tinggal di rumah orang dan uang menjadi kendala. Namun, semua memang kehendakku. Jika aku sudah memiliki kemauan, maka dari itu semua harus terturuti temasuk memutuskan pendidikan sendiri!
Takut, iya aku takut ketika berusaha berbicara empat mata pada tante, membicarakan kalau aku ingin berhenti sekolah. Kemudian dari itu rasanya aku ingin merutuki pikiran dan mulut ini. Tapi, aku lega terbebas dari segala pekerjaan sekolah setelah itu. Meski aku mendapatkan kemarahan Tante dan Om.
Semenjak kejadian itu semua seperti mendiamkanku, membiarkan apa mauku sebenarnya. Saat kuputuskan pulang ke rumah orangtua. Namun, tak jauh beda, disana singa jantan dan singa betina telah siap menerkamku. Maafkan, bukan maksud menjuluki orangtua sendiri seperti itu. Tapi, memang saat itu mereka bagaikan singa lapar.
Seperti yang sudah kubilang waktu ya waktu. Lalui dan lalui saja, tanpa harus memikirkan tentangnya.
Seiring berjalannya waktu aku sadar akan sesuatu hal. Aku bosan! Benar-benar bosan! Hidupku seakan tidak punya arah dan tujuan. Aku iri melihat mereka diluar sana bisa tertawa bersama teman, bisa bersenang-senang, kumpul bareng. Tidak sepertiku yang hanya tidur, makan, membersikan rumah. Layaknya seperti ibu rumah tangga. Ahaha, aku bahkan sempat menertawakan diriku sendiri. Lucu bukan?
Rasa menyesal akhirnya tiba, yang dulunya tidak pernah diyakini hal tersebut datang, meski sudah dikatakan tante berulang kali saat kemarahan terjadi, dan saat inilah semua yang tidak kupercayai menghampiri. Rasanya ingin meraung sejadi-jadinya, aku benci hidup yang tidak ada artinya seperti itu. AKU BENCI! aku ingin kembali sekolah. Tapi, terlambat sudah.
Semua yang terjadi tidak akan dapat diputar kembali tidak seperti jam dinding yang dapat diubah kapanpun. Waktu, berjalan kedepan meninggalkan segala peristiwa di belakangnya. Yang lalu biarlah berlalu yang harus di lakukan ke depannya adalah memperbaiki.
Waktu demi waktu kujalani. Hidupku tidak lagi layaknya manusia, ponsel menjadi teman sehari-hari dan sebuah Novel menjadi dunia baru.
Saat di luar sana teman-teman asik berkumpul menceritakan segala hal yang mereka alami, tidak seperti orang yang mengetik ini. Dia memiliki dunianya sendiri, temannya hanyalah orang-orang yang tidak di kenali. Hidupnya benar-benar hampa.
Pada tahun 2016, dimana awal duniaku mulai kembali. Kembali memiliki teman dunia nyata, kembali merasakan bagaimana rasanya tertawa, bagaimana rasanya bercerita bersama teman. Teryata Allah masih sayang, masih menginginkan aku berbaur.
Setelah mendapat kabar dari Tante. Aku diminta kembali ke daerah dimana dulu pernah memakai seragam, tapi sayang bukan untuk sekolah, melainkan untuk bekerja. Bekerja di sebuah tempat makan yang menjual berbagai makanan khas Palembang. Seperti; pempek, tekwan, dan model.
Awalnya aku dibuat bimbang, selain karena tidak biasa atau juga malu yang pastinya menjadi masalah kenapa ingin menolak. Namun, karena mengingat bahwasannya apa yang harus dimalukan? Toh, aku tidak maling apa lagi minta-minta. Setidaknya aku bisa bersosialisasi kembali. Itu yang aku inginkan.
Semua yang dilakukan ini setidaknya bisa menebus kesalahan yang pernah dilakukan meski tidak sebanding.
Lambat laun aku benar-benar kembali menjadi diriku sendiri. Menjadi Nurfika yang tidak bisa diam, menjadi Nurfika yang jail seperti biasa semenjak bertemu Tina dan Dini. Seorang kasir Indomart di depan tempatku berjualan makanan khas Palembang.
Hari-hari mulai tidak sepi lagi. Candaan selalu saja kami lakukan disaat mereka memiliki waktu senggang main ketempatku.
Ada satu kabar yang menggembirakan saat aku mulai melupakan. Seorang pamanku yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, memintaku untuk mengikuti Paket C. Yang itu artinya aku bisa mendapatkan Ijasah SMA dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Senang? Tentu.
Selama bekerja sembari menunggu tanggal ujian aku jalani begitu saja. Berharap waktu yang ditunggu segera tiba.
Kebosanan kembali melanda, ketika Dini dan Tina memiliki dunianya sendiri. Aku seperti manusia terabaikan.
Mengingat sudah lama tidak membaca novel, yang dulunya menjadi dunia dikala semua merasa tak peduli, aku kembali kedunia itu.
Karena toko buku cukup jauh dari tempat, aku hanya membeli novel di Indomart. Tersusun beberapa novel di rak buku. Setelah membaca blur beberapa novel, aku putuskan untuk membeli novel senandung stawberry karya Delisa Novarina.
Disinilah bermulanya dunia baru datang menyapa. Dimulai dari membaca Novel tersebut. Aku berkeinginan menjadi penulis seperti Kak Delisa. Entah pikiran itu datang dari mana, aku lupa detailnya.
Aku nge-add akun Kak Del yang tertera di caver belakang, dan berharap Sang penulis mengkonfirmasi. Akunnya di privat membuatku tidak optimis jika akunku di addnya. Segala pikiran apapun tentang penulis itu berlayar asik dikepalaku. Mana ada seorang penulis sembarang menerima pertemanan. Mana mungkin! tuturku pada diri sendiri saat itu.
Aku mencoba berusaha bagaimana agar akunku dapat dikonfirnya. Ide liar muncul dikepalaku, sebelumnya aku sangat tidak suka jika ada orang meminta pertemanan dengan cara mengirim pesan di inbox apalagi tidak kenal. Maka hal tidak disuka itu pun aku lakukan. Dunia seakan tidak pernah berpihak padaku. Namun, itulah cara Allah menyadarkanku dari kesombongan yang tidak berharga. Dulu aku seperti itu pada seseorang yang nekad kirim pesan hanya demi dikonfirmasi, namun yang kulakukan mengabaykannya. Ketika aku melakukannya berharap semua tidak berimbas balik padaku saat itu.
"Assalamualaikum, Kak Del."
...
"Kak, Del konfir dong."
...
"Kak Del penulis novel senandung starawberry kan?"
...
"Konfir dong ..."
Tidak ada balasan, kecewa? tentu. Aku hanya dapat menyimpulkan, mungkin penulis ini sombong atau malah tidak sudi berteman pada orang yang tidak dikenal. Segala kemungkinan terus terpikirkan dikepalaku.
Kelang beberapa waktu aku tidak lagi memikirkan Delisa Novarina sang penulis sombong, Dia sombong! Camkan itu!
Mulai dari itu aku mencoba mencari penulis lainnya untuk ditanya tentang banyak hal bagaimana cara bisa masuk dunia literasi. Novanka Raja sasaran berikutnya penulis novel Sempurna. Aku nge-Add akunya, tidak memakan hari aku di konfirmasi. "Woww." ucapku berbinar, sebegitu mudahnya kah menerima pertemanan? "Aaaaaa, akunku dikonfirmasi penulis!" Saking senangnya dikonfirmasi oleh Pak Novanka aku jerit-jerit kegirangan di kamar, tapi tidak sampai lompat-lompat. Hanya saja, senyum itu rasanya tidak bisa aku lepas dari ekspresi wajah. Segera aku kirim pesan padanya saat itu juga.
"Assalamualaikum, Pak Novanka. Perkenalkan saya Nurfika. Terimakasih banget buat konfirmasinya."
Beberapa jam kemudian
"Waalaikumsallam, sama-sama."
Namun percakapan bersama Pak Novanka Raja tidaklah berjalan baik, apa yang ku inginkan tidak aku dapatkan padanya dan juga aku tidak bisa bertanya banyak hal padanya karena mungkin dia pria, jadi aku sedikit tidak enak hati jika terus menginboxnya terus menerus. Takut jika istri Pak Novanka nantinya salah paham. Demi menghindari hal tersebut aku mencoba tidak lagi menginbox, mencoba mencari penulis perempuan saja agar lebih enak mengobrolnya.
Allah memang tidak suka pada manusia yang sering menjudge orang seenaknya. Maka dari itu Allah timpakan aku pada penyesalan kembali ketika Kak Delisa mengkonfirmasi pesanku dan nge-Add akunku. Seharusnya aku senang namun apa? aku bahkan jadi tidak enak hati pada Kak Delisa. Seharusnya aku selalu berfikir positif pada orang, sehingga tidak seperti itulah hal yang aku rasakan. Menyesal telah mengatakan Kak Delisa sombong. Ternyata dia penulis yang ramah.
"Hay, Fika sudah aku konfirmasi ya, maaf pesannya baru aku lihat. Soalnya masuk pesan spam."
Demi apa aku ingin merutuki pikiranku dikala itu. Kak Delisa itu baik., mau berbagi pula.
Dimulai saat itu aku jadi sering bersosialisasi dengan Kak Del, ternyata asik. Aku banyak tau tentang penerbit indi dan mayor padanya. Penerbit yang pertama kali aku kenal adalah Loka Media sebuah penerbitan indi baru yang didirikan oleh Kak Devika temannya Kak Delisa.
Kak Delisa bercerita waktu itu, tentang Kak Dev. Yang katanya, mereka sering saling meminjamkan kaset film-film korea gitu. Kalo tidak salah.
Kata Kak Delisa kalau mau mengawali dunia literasi coba ikutan even-even yang diadakan oleh Penerbit Loka Media. Benar saja, aku benar-benar ikutan. Saat itu sedang ada even menulis puisi, kirim puisinya di kolom komentar. Pemenang Yang terpilih mendapatkan sebuah novel.
Ternyata dan ternyata banyak sekali yang ikutan even itu, ada ratusan. Tapi aku tetap optimis untuk ikutan, kata Kak Delisa kalah tidak apa yang penting mencoba.
Dari hal itu aku baru menyadari begitu banyak manusia berkeinginan menjadi penulis. Dari profil mereka dapat kulihat bahwa sebagian dari mereka ada yang sudah menjadi penulis, mereka memajang karyanya di profil. Langsung saja aku Add sebagian dari orang-orang di sana. Dari sinilah bermulai kenapa beranda facebookku berisi tulisan-tulisan tentang penulisan, dan banyak gambar novel bertebaran di beranda.
Ternyata mendalami ilmu menulis tidaklah semudah menjentikkan jari. Apalagi berkeinginan menerbitkan buku atau novel, bukan hari yang dimakan namun bulan dan tahun. Melelahkan, kebosanan mulai merasuki kembali. Ternyata selain keras kepala akupun merupakan orang yang suka mengeluh. Jangan tiru!
Namun pada nyatanya kelelahan tidaklah menghentikanku untuk terus berlanjut, meski aku berjalan pelan dengan segala argumen didalam jiwa. Tetap saja aku mengikuti even diberbagai Penerbit Indi yang mulai aku kenal, sepertinya disaat inilah dunia tulisku mulai berkembang.
Ingatkan? waktu itu aku pernah mengikuti even Penerbit Loka Media, sudah pasti dinyatakan kalah. Bukan karena puisiku jelek, akan tetapi mungkin jurinya kurang suka. Itu saja. Aku tidak suka pada orang-orang yang mengatakan tulisannya jelek. Karena, menurutku tulisan itu tidak ada yang jelek. Yang ada hanya tulisan kurang tepat atau kurang menjiwai, sehingga membuat orang tidak suka akan tulisan tersebut.
Semakin berjalannya waktu aku mulai menikmati perjalan dunia baruku, yaitu mengejar mimpi menjadi penulis. Meski sering kali aku merasakan ingin berhenti.
Ternyata benar, kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil. Beberapa kali puisiku masuk kontributor yang artinya puisi itu di bukukan, meski tidak menjadi pemenang setidaknya namaku dan puisiku nangkring di atas kertas bersama yang lainnya.
Hidupku seakan tidak sepi lagi setelah masuk dunia literasi, banyak teman penulis yang siap djak ngobrol dan candaan. Ponsel pun seakan tidak lepas lagi, tidak jarang juga aku tertawa bersama ponsel. Eh, maksudnya menertawakan isi balasan chat teman-teman grup whatsApp.
Ada satu Grup yang terus aku pantengin. Tapi sayang, aku lupa apa nama grupnya, yang pasti disana aku menjadi admin II. Tidak habis pikir bagaimana bisa jadi admin dikala tulisan berantakan. Mungkin, karena aku orangnya aktif jadi terpilih. Namun akhirnya ku putuskan keluar dari grup ketika merasa anggota didalam sana tidak benar-benar serius belajar. Padahal aku semangat empat lima menerima materi dan menjadi mentor dalam grup.
***
"Wattpad?" tanyaku ke Kak Lili disebuah akun BBM
"Iya, aku nulis di sana," jawab Kak Lili.
"Nanti aku mau download, nanti ajarin ya Kak!"
...
Kak Liliana Tan, seorang penulis sukses di wattpad. Dari Kak Lili lah awal mula aku mengenal dunia oranye tersebut.
Dunia tulisku sepertinya makin berkembang lagi ketika memasuki aplikasi ini. Banyak hal yang dipelajari disana. Sebelumnya tidak bisa menulis cerita panjang dan kini mampu, menurutku semua berkat hasil bacaan tiap hari. Karena di wattpad membaca gratis, maka dari itu wawasan bertambah. Yang tadinya hanya membaca dua novel dalam sebulan, kini dua novel plus cerita wattpad. Aku baru yakin jika membaca itu menambah ide dalam menulis. Makin banyak membaca maka semakin banyak pula tulisan, dan berkembang menjadi lebih baik lagi.
EBI, jangan tanya tentang ini. Meski sudah cukup lama masuk dunia literasi, tetap saja tidak paham akan hal itu.
Allah Maha baik, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Lagi dan lagi pertolongan darinya datang mengahampiri. Ditemukannya aku dengan Grup JKcomunity lewat wattpad, sebuah grup yang meminta anggotanya aktif. Dari grup inilah aku banyak belajar EBI, tata cara penulisan dan banyak lagi. Selain menerima ilmu dari sana namun juga mendapatkan banyak teman.
Nindya Chitra sebagai Owner grup, para admin maupun anggota. Terimakasih telah berbagi ilmu di dalam grup tersebut. Terimakasih berkat itu tulisanku benar-benar berkembang dan wordku di wattpad mulai banyak pembaca yang sebelumnya hampir tidak ada.
Teman-teman grup pun disana saling berbagi dan juga saling bersosialisasi. Senang kenal mereka, mereka semua adalah keluarga baruku.
Semoga JKcomunity terus berkembang dan semakin banyak dikenal orang, dan semoga semua anggota grup dapat menelurkan novel-novel keren dan berkualitas.
Ada satu hal yang ingin aku sampaikan pada tulisan ini, sebelum benar-benar menulis kalimat terakhir pada lembar. 'Perjalanan menulisku masih panjang, saat ini belum ada apa-apanya, dan aku yakin kerja keras tidak akan pernah menghiananti hasil. Butuh waktu dan proses menuju sukses.
Aku mengakhiri tulisan ini bukan berarti dunia tulisku berhenti sampai sini, kedepannya nanti masih banyak lagi cerita tentang perjalanan bagaimana aku mencapai atau sebaliknya. Jangan berhenti, aku harus mencapai.
Sebelumnya 'Happy Birsday Jendela Kata Comunity' sukses selalu.
Mohon maaf jika banyak kata yang kurang berkenan, semoga tulisan ini bermanfaat. Wasallamualaikum wr.wb.
By Nurfika0705
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro