Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11. qurrotuaz

Pengalaman Menulisku

Menulis, bagiku adalah sebuah hobi yang sering aku lakukan disamping hobiku yang lain, yakni bermain alat musik. Tempat inilah dimana aku menuangkan coretan-coretan kecil pada buku khusus milikku lalu sering kali ku ketik ulang pada laptop legendaris ini.

Jujur, pengalaman menulisku belum banyak. Aku sendiri sudah mulai masuk ke dunia tulis menulis sejak berseragam putih-merah hingga kelas 9 SMP sekarang ini. Awalnya, aku hanya sering membaca buku-buku seri anak yang sering diterbikan oleh Mizan. Kalau tidak salah, itu buku-buku KKPK atau Kecil Kecil Punya Karya.

Dari situlah, aku jadi suka membaca dan otomatis rasa ingin menulis cerita pun muncul dalam diriku. Itu bermula ketika aku duduk di bangku kelas 4 SD. Aku sering membuat cerita-cerita fantasi yang dicampur dengan tokoh-tokoh yang dimainkan oleh sahabatku. Aku juga sering membuat cerita-cerita soal binatang-binatang peliharaanku dulu.

Aku ingat, judul cerpen pertama milikku yang diketik di laptop mendiang ayahku, yakni "4ever Friends Adventure". Cerita itu mengisahkan tentang perjalanan 4 orang sahabat yang berjanji setia hingga mereka semua ditempa kematiannya masing-masing. Jika aku ingat kembali lagi, cerita itu hampir tidak menyambung antara bagian satu dengan bagian lainnya. Ya mungkin, karena dulu aku hanya masih mengasal ketik saja dan yang penting khayalanku itu tertuang pada sebuah cerita, ya mungkin bisa jadi.

Menginjak kelas 5 SD, aku jadi sering membaca buku-buku yang berkata-kata dengan diksi yang berat. Buku-buku itu milik saudara perempuanku. Kadang, ketika aku tak paham dengan kalimatnya, aku sering bertanya pada Ibuku/saudara perempuanku itu. Dari situ aku mulai belajar kalimat-kalimat berdiksi. Walaupun saat itu, aku berpikir bahwa diksi adalah kata/kalimat yang bagus. Maka, dari situ aku sering menggunakan kata/kalimat yang menjadi indah saat dibaca.

Namun, perjalanan menulisku itu malah agak salah arah sedikit. Ketika belajar diksi, aku malah menjadi suka menulis kata/kalimat puitis. Hingga aku malah sering membuat puisi-puisi berdiksi tinggi jika dinilai pada umur orang yang membuatnya. Dari situ pula, sekolah memilihku untuk mengikuti lomba baca&tulis puisi dan akhirnya kudapatkan juara 3 walaupun masih tingkat kecamatan.

Setelah belajar diksi-diksi dan sempat pindah haluan menjadi pencipta puisi, akhirnya aku kembali membuat cerita-cerita fiksiku. Tidak hanya fantasi lagi, aku mulai membuat cerita ber-genre horror hingga roman. Dan kulanjutkan hingga kelas 6 SD.

Pada kelas 6 SD, aku sempat berhenti menulis karena sering dimarahi Ibu. Saking senangnya menulis cerita, aku overdosis mata. Maksudku, mataku menjadi rusak karena ke-asikan mengetik di laptop alm. Ayahku. Ibuku juga melarang untuk membuat cerita juga karena sebentar lagi aku menginjak ujian-ujian penting dan bersejarah dalam hidupku, yakni UN/US. Maka disitu, laptop tempat aku mengetikkan cerita itu dirampas untuk beberapa bulan.

Saat masuk kelas 7, di SMP Islam Kreatif Muhammadiyah Cianjur. Aku memberhentikan hobiku itu. Entah karena memang faktor mood-ku yang sering kali turun-naik, ataupun faktor lainnya seperti laptop alm. Ayahku rusak-rusakan. Namun, aku masih sering membaca novel-novel fiksi, sekalinya aku tidak membuat cerita maka aku membaca buku.

Menginjak ke kelas 8, aku kembali suka membuat cerita lagi. Hampir seluruh cerita-cerita yang aku buat itu ber-genre roman. Masa itu, masa sedang terjadinya pubertas maka itu pula memudahkanku membuat cerita-cerita roman. Di kelas 8 pula, aku mulai mengetahui aplikasi wattpad dari sahabatku, Annisa.

Aku belum men-download aplikasinya saat itu, tapi aku sering melihat-lihat handphone Annisa dan membaca cerita pada perpustakaannya. Disitu aku lebih tertarik untuk membuat cerita lagi. adanya aplikasi wattpad membuatku mudah untuk membaca sebuah karya tulis fiksi, daripada harus membeli novel yang terbilang mahal bagiku.

Bulan Oktober 2016, ayahku meninggal. Duka itupun aku tuangkan dalam sebuah tulisan. Aku membuat cerita-cerita yang berhubungan dengan keluarga dan kasih sayang. Aku lebih suka menulis saat itu, karena apabila aku curhat kepada teman dekatku pun, belum tentu mereka membantu keterpurukan-ku. Apabila aku curhat kepada anggota keluargaku, itu bukannya malah membuat mereka makin bersedih? Maka lebih baik kesedihan itu ku pendam dan agar tidak terlalu berat kupendam, aku tuangkan dalam sebuah karya tulisan.

Semenjak Ayah meninggal, laptop alm. Ayahku menjadi milikku. Wajar saja aku sering berdiam diri di kamar untuk membuat banyak cerita. Dunia tulis menulisku makin kuat, hingga aku menginjak kelas 9.

Di sekolahku, baru mulai ada kegiatan literasi yang efektif. Awalnya saat kelas 8 pun sudah ada, namun itu mungkin belum siap, jadi kupikir itu belum efektif. Kelas 9 aku mengajukan diri bersama beberapa teman sekelasku menjadi anggota literasi sekolah. Aku, Annisa, Naila, dan Azka yang menjadi anggota literasi hingga kini. Hingga Azka ditunjuk untuk menjadi ketua literasi di sekolahku.

Pengalaman menulisku tidak berhenti hingga situ, Azka sahabat dekatku dari kelas 7 itu mengajakku untuk masuk komunitas tulis. Aku diajak oleh Azka untuk masuk ke komunitas "Jendela Kata" saat itu. Aku coba memenuhi persyaratanku dan akhirnya memang aku pun diterima menjadi anggota Jendela Kata Community atau yang sering disingkat JK Community.

Semenjak aku masuk JK Community dan menjadi anggota literasi sekolah, aku lebih suka berdiam diri di perpustakaan sekolah. Pembina literasi sekolahku juga mengambil anak-anak suka menulis yang nantinya akan diikut-sertakan dalam lomba cerpen, aku pun dipilih bersama Azka dan beberapa anggota lainnya.

Cerita milikku yang dikirimkan oleh Bu Lia Muliawati (Pembina Literasi SMP Islam Kreatif Muhammadiyah Cianjur) itu berjudul "Javed & Sharna". Namun, aku sakit hati karena nyatanya ceritaku tidak menang di salahsatu event menulis di Jogjakarta. Namun, kujadikan pengalaman lomba menulis saja.

Kembali lagi ketika aku masuk JK Community, banyak gangguan saat menjalani hobiku di JK Community ini, dari mulai mood-ku yang lagi-lagi sering turun-naik ataupun larangan-larangan Ibuku yang mengharuskan aku lebih fokus pada ujian-ujian yang sebentar lagi akan datang.

Dan, memang benar ucapan Ibuku itu. Dari mulai Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester, Simulasi UNBK, dan kegiatan try-out dari luar sekolah yang diadakan oleh bimbel-ku itu semua bermunculan dengan sangan terjadwal. Kadang, setiap kali aku akan melanjutkan cerita wattpad-ku, aku sering dihadang dengan pemikiran-pemikiran "takut gagal UNBK". Entah mengapa pemikiran itu selalu ada.

Maka dari situ, sambil menulis aku juga sambil belajar. Kukondisikan harus bisa seimbang. Namun, godaan-godaang itu selalu datang lagi. Salah satunya seperti godaan untuk keluar JK Community atau yang lainnya. Dan yang paling berat, ketika melihat sahabatku sendiri (Azka) keluar dari JK Community dengan sebab akan persiapan ujian-ujian. Di situ aku juga bingung, haruskah aku berhenti di JK Community atau hanya hiatus saja.

Tapi, aku mempertahankan itu. Aku tidak ingin keluar-masuk komunitas kepenulisan seperti JK Community, ku-usahakan agar aku tetap membuat cerita hingga sekarang.

Menurutku, menulis tidak hanya hobi, ia adalah temanku untuk men-curhatkan isi hatiku ketika sedih maupun senang. Maka hingga sekarang, aku senang dengan menulis. Aku cinta terhadap karya tulisanku. Dan, ingin aku terus kembangkan hingga nanti aku menjadi tua.

Inilah, pengalaman menulisku. Tidak bisa disebut pengalaman sih, karena dunia tulis menulisku baru saja sebentar.

Oh iya, ngomong-ngomong selamat ulang tahun ya JK Community, diusia yang masih muda ini, aku harap JK Community selalu memberi motivasi terhadap anak-anak yang baru menginjakkan dirinya ke dunia tulis-menulis seperti-ku ini, dan selalu menjadi wadah terhadap penulis-penulis berbakat. Semoga Jendela Kata tidak tutup usia ya, selalu menjadi komunitas yang paling bagus diantara komunitas lainnya. Aminn..

Written by qurrotuaz

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro