Jadi penulis tuh ....

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, and selamat malam. Silahkan tentukan sendiri waktunya saat kalian baca ini.

Yah, jadi, di sini gue mau dongeng masa masa gue selama di dunia jingga ini. Dunia di mana gue bisa jadi diri gue sendiri, and dunia di mana gue nemuin sebuah hobi baru, yang jauh dari bayangan gue selama ini.

Di sini gue ngerasa hidup, benar benar hidup. Bermain dengan tokoh, mengekspresikan jiwa, dan yah, membuat alur yang kita inginkan.

Jujur, gue bukan orang yang pinter ngelawak, bukan orang yang pinter bergaul, dan jujur kata orang gue pendiem, sangking kupernya gue kali yak.

Gue cuma gadis rumahan, kagak punya gebetan *eh curhat, dan yah gue cuma gadis pemimpi. Gue juga bukan orang yang pinter dalam membuka percakapan dengan lawan jenis yang berbeda, gue bukan penggila kepopuleran, dan gue juga bukan cewek yang gampang nunjukin ekspresinya.

Gue, ya diri gue. Cewek yang terlalu berharap dengan imajinasinya, yang berharap hal itu menjadi kenyataan. Biasanya sih gue nuangin ekspresi dan imajinasi gue dalam gambaran yang gue buat, karena menggambar membuat gue lebih hidup. Coretan, aksiran, lengkungan, dan warnanya, membuat gue ngerasa hidup di dalamnya. Kayak ada hal magic yang bikin gue terhipnotis, sungguh, bisa dikatakan luar biasa.

Dan bagaimana gue ngenal wattpad?

Mungkin itu yang kalian pikirkan dari tadi. Ok, gue selesaikan basa basi gue yang di atas, dan langsung memulai ke intinya.

Gue kenal wattpad cukup ringkas, kagak ada yang menarik. Hanya bermula dari satu temen cewek SD gue, yang ngajak gue baca cerita di handponenya. Dan habis baca tuh cerita, beberapa hari berikutnya tuh aplikasi wattpad udah nangkring manis di hp gue.

Pertama main, gue baca cerita mermaid and vampir. Kenapa?

Karena gue gadis fantasy, suka hal yang berbau fantasy and magic.

Tak perlu berlama lama menjelaskan pertama kali gue kenal wattpad, karena di situ gak ada yang menarik. Karena hal menariknya ada di perjuangan.

Hah, perjuangan?

Yup. Perjuangan di saat lo nulis cerita untuk pertama kalinya di hidup lo, perjuangan di mana lo mendapatkan satu followers di dunia jingga ini, dan di mana tekat lo untuk mempublikasikan cerita lo ke publik tanpa pikir panjang tentang EBI, ataupun yang lainnya.

Jujur. Gue dulu juga gitu, nekat kagak mikir apa apa dulu, masa bodo bagi gue waktu itu. Dan setelah beberapa hari, gue lihat kagak ada yang baca, vote aja kagak. Dan akhirnya gue unpub dan baca sendiri tuh cerita.

Pada bulan Desember, entah gue lupa tahunnya. Akhirnya, gue berani mempublikasikan cerita gue. Di waktu itu, gue bener bener kebayang terus. Beberapa kalimat terlintas di benak gue, dari apakah cerita gue dibaca banyak orang?, terus kalau pada komen jelek gimana?, pokoknya begitulah.

Tak lama, komen komen membanjiri cerita fantasy pertama gue, dari segi EBI, dan sebagainya. Gue kagak sedih, gue malah bersemangat, karena mereka meninggalkan komen komen yang berharga bagi gue. Gue berterima kasih, mungkin tanpa mereka, gue mah apa atuh.

Dan yah, hari-hari berikutnya di dunia jingga ini, gue ngerasa nemunian percikan percikan semangat gue. Jujur gue orangnya mageran, pegang gadget aja cuma lihat timeline yang isinya mewek and galau galauan semua. Sejak gue kenal aplikasi ini, rasanya gue nemuin hobi baru, jauh dari bayangan gue. Dulu, gue kagak suka baca, dan kagak suka nulis. Tapi kali ini beda, semua seakan sinar. Kata kata itu mulai memudar, menghilang, dan tak meninggalkan apapun. Kata kata itu kini sudah tak ada artinya, karena kini semuanya berdeda.

Jauh berbeda dari sebelumnya. Semangat itu membara, berkobar dalam jiwa, menepis rasa malas, yang kian lama kian mengganggu. Kini bagi gue, aplikasi ini sangat berharga. Saat kau membuat orang lain bahagia dengan ceritamu, lalu apa yang lo rasakan. Bahagia? Senang? Berbunga bunga? Senyam senyum sendiri? Yup, itu semua yang gue rasakan selama ini. Gue bahagia membuat orang lain bahagia, karena itu sebagian dari impian gue.

Lalu apa kata orang mengenai hobi baru gue?

Yah, bagi orang tua gue, mereka cukup senang karena putrinya berhasil menemukan satu hobi barunya. Dan bagi sepupu dan sahabat gue dari kecil mereka juga senang, mereka penyemangat gue. Mereka yang selalu menyemangati kobaran semangat dalam diri gue, yang berteriak di belakang gue untuk tidak menyerah, melangkah maju, walaupun kadang setiap langkahnya terasa begitu berat.

Lalu bagaimana dengan temen yang kagak deket sama gue? Anggap aja kenal tapi bukan temen.

Yah, mereka bilang, percuma lo jadi penulis, gaji gak seberapa, gajinya gak gede. Jujur gue cukup tertohok. Apalagi ucapannya saat gue beritahu cita-cita gue yang pengen jadi komikus atau jadi penulis terkenal, dia bilang juga percuma, gaji gak besar, gak bisa kaya. Hello? Lo pikir dunia ini cuma duit aja yang lo pikirin. Jujur gue sakit hati, gimana enggak. Saat lo udah berjuang demi ngeraih cita-cita lo, yang lo impikan dari kecil, orang lain yang kagak terlalu kenal sama lo, ngerendahin cita cita lo yang gajinya gak seberapa.

Dan yah, dia banding bandingin cita cita nya dia sama gue. Bodo amat, gue kagak peduli sama cita citanya. Dia bilang, cita citanya jadi pengusaha atau apa gitulah yang gajinya besar, nyindir nyindir gue yang katanya dia, gajinya gak seberapa.

Gue akui mungkin yang dia katakan ada benernya. Tapi jujur, sebenarnya bukan itu tujuan gue selama ini. Tujuan gue, mungkin cuma satu, buat orang bahagia dengan karya gue. Entah itu gambaran, atau cerita yang gue buat, intinya gue berharap mereka bahagia dengan kehadiran karya karya gue. Entah itu hanya secuil, ataupun seluruhnya. Gue cuma ingin orang lain bahagia, karena begitu, hidup dan apa yang gue lakuin gak sia sia. Mungkin, suatu saat nanti, bile gue gak ada, mereka bisa inget gue, bisa ingat, bahwa gue adalah orang yang membuat cerita ataupun gambar itu.

Dengan ini gue sampaikan trima kasih, untuk waktu yang kalian tuangkan untuk melihat atau membaca karya gue. Gue udah seneng, bila kalian seneng. Karena kalian semangat gue, dari lubuk hati terdalam gue ucapakan terimakasih.

Dengan ini gue akhiri. Jika terkesan lebay atau tidak nyambung, maka biarkanlah. Karena cuma ini yang ada dipikiran gue, saat menulis kata kata ini. Hidup penuh drama, penuh dusta, dan penuh pengkhianatan. Sama halnya dengan cerita yang kau tuliskan.

Sekian tetima kasih.

Written by ipapoo