Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[20] Laser Ngegas

Itu yang ada di perut Laser apaan?:v

👓

Aku dan kamu bagaikan lampion dan langit. Setinggi apapun kamu, sejauh apapun kamu, aku akan tetap berusaha menggapaimu.

Ketika cahayaku sudah mulai menyala karena cinta, aku akan terbang menghampirimu, mengukur, seberapa jauh jarak antara kita.

Apabila terlalu jauh untuk kurengkuh, bukannya aku mau menyerah, tapi akan ku buktikan bahwa semua hal yang mustahil bisa menjadi nyata karena cinta.

Kalo aku udah bilang cinta, maka itu sungguh cinta.
Cinta bukan membuatku berani untuk mengungkapkan dan memperjuangkannya. Tapi kamulah yang membuatku berani untuk memperjuangkan cinta.

❤Laser

👓

Hari ini SMA New Star sudah menjadi lautan manusia. Biasanya hanya ada beberapa siswa yang terlihat di sekitar sekolah. Lain halnya dengan hari ini. Sejauh mata memandang, baik di koridor, lapangan, kantin. Semuanya penuh dengan manusia. Ada siswa asli dari SMA New Star, ada yang dari SMA Pelita, ada juga dari SMA lain yang diundang sekolah untuk menonton turnamen persahabatan ini. Beberapa siswa asli NS memasang wajah sumringah dengan cengiran puas karena terbebas dari jeratan pelajaran.

Banyak kegiatan yang dilombakan dalam turnamen persahabatan ini. Ada futsal, basket, voli, catur, tenis meja, dan atletik. Namun yang ditandingkan hari ini hanya futsal.

Masing-masing sekolah pasti mempunyai jagoan masing-masing. Begitu juga dengan NS dan Pelita. Yang membuat keadaan semakin panas, selain skill mereka, wajah tampan bak malaikat dari setiap pemain futsal, khususnya sang kapten, berhasil membius para penonton.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Para pemain sudah berada dalam formasinya masing-masing. Semua bangku juga terisi penuh. Turnamen persahabatan antara NS dan Pelita yang ketiga kalinya ini, lebih hiruk pikuk daripada sebelumnya.

Tangan Natusa ditarik sedemikian antusias oleh Lusi. Dengan sangat terpaksa ia harus ikut duduk di antara penonton futsal yang sangat ramai. Kupingnya hampir berdengung ketika cewek fanatik di sampingnya terus-menerus meneriaki nama Laser.

"Gila! Mereka ganteng-ganteng banget!" sepertinya Lusi sudah mulai tertular cewek-cewek histeris dengan wajah mupeng. Pandangannya tak luput meski satu detik dari deretan pemain futsal dari Pelita yang mengenakan jersey berwarna hijau.

"Sa! Liat deh, Laser keren banget!" Lusi menarik tangan Natusa yang matanya jelalatan melihat fans fanatik Laser. Apa dia juga harus kayak mereka?

Lusi masih terhipnotis dengan pemandangan yang elok itu sehingga berhenti menggubris Natusa. Ia men-zoom bola matanya agar bisa fokus kepada pemain-pemain kebanggaan milik NS yang memakai jersey berwarna biru dongker. "Aduh, Sa! Apaan tuh di tengah lapangan silau banget!"

Natusa ikut menyipitkan mata. Ketika silau-silau yang dimaksud Lusi berhasil memasuki indera penglihatannya, Natusa langsung tertawa ngakak. "Itu Bonong, bego!" Pandangannya berpindah pada Laser yang tampak tidak fokus, tampak seperti mencari-cari seseorang di barisan penonton. Natusa melihatnya ditegur oleh wasit karena pertandingan akan segera dimulai.

"Woy biasa aja, nggak usah sampe ngiler gitu liatnya!" cibir Lusi membuat Natusa mendengus pelan. Lusi juga ilernya sampai tumpah-tumpah, tapi Natusa diem aja nggak sewot.

Pertandingan dimulai. Natusa dan Lusi kompak menonton dengan serius jalannya pertandingan. Rasa haus, lapar, dan gerah mulai tak terasa lagi, terkalahkan oleh pesona bintang yang sedang menggiring bola.

Natusa membenarkan ucapan Lusi yang mengatakan bahwa mereka yang ada di lapangan, semuanya ganteng. Walaupun Bonong gantengnya tertutupi jidat.

Natusa melongo selebar-lebarnya melihat Laser yang begitu gagahnya menendang bola dengan jarak yang lumayan jauh dari gawang lawan. Tidak hanya sampai di situ, Bonong dan Anas bekerja sama untuk mengumpan bola kepada Laser lagi dan untuk yang pertama kalinya, GOL!

Gol tak terduga karena bola lambung pelan Laser, diremehkan oleh kiper lawan. Pluit wasit menjerit ketika bola masuk gawang. Kiper lawan masih kebingungan ketika salah satu kawan memukul kepalanya keras sambil mengumpat.

Natusa yang ada di barisan penonton dibuat berjingkat kaget karena teriakan kencang suporter NS. Tatapannya menatap Laser dengan senyum setipis kertas. Bahkan Lusi yang ada di sampingnya tidak akan sadar jika Natusa sedang tersenyum.

Tak terasa pertandingan berlalu dengan cepat. Kali ini pluit panjang menandakan pertandingan telah usai. Dua babak telah berlalu dan NS unggul 1 poin dibandingkan Pelita. Semuanya berkat Laser yang memasang strategi dadakan dalam lapangan. Ingin rasanya Natusa memberi Laser tepukan yang gemuruh, namun tentu saja Natusa tidak akan melakukannya.

Laser, Bonong, dan Anas ber-highfive ria dengan rekan-rekannya juga dengan tim Pelita setelah mendapat kemenangan. Mereka menepi sebentar di pinggir lapangan dan beristirahat.

Sorak sorai terdengar menggema ketika mereka kembali berdiri di tengah lapangan untuk penyerahan piagam dan piala untuk pemenang. Para komentator di dekat juri terus-menerus melontarkan kata spontan yang memuji NS dan memberi kalimat motivasi untuk Pelita.

Mata-mata di samping Natusa terbuka lebar mengagumi indahnya panorama di depan mata. Bagaimana tidak? Para cowok keren itu berjejer di tengah lapangan.

"AAAA........SAYANGGGGG."

"AAAAAAA....AAAAAAAAAA."

"IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII."

"UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU."

"EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE."

"OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO."

Tak lama dewan juri menapakkan kakinya di lapangan untuk memberikan piala. Bahkan ada salah satu juri yang masih terlihat sangat muda dan menawan, berhasil membuat Lusi dan Natusa salah fokus.

Dia maju ke depan dan berdiri di tengah-tengah para pemenang sambil memegang TOA di depan mulutnya. "Selamat siang semuanya. Turnamen persahabatan futsal ini pemenangnya ada sang tuan rumah, SMA NEW STAR!!!"

Sorakan demi sorakan bersemangat terdengar di setiap penjuru lapangan, membuat suasana berjalan ricuh dan gembira menjadi satu.

Natusa menyipitkan mata ketika melihat Laser berbicara dengan juri muda menawan itu sebelum TOA di tangan juri itu berpindah tangan pada Laser.

"HALO SEMUANYA." Laser menyapa suporter dengan senyum menawan terpampang jelas di wajahnya. Bahkan dari jarak jauh seperti ini Natusa masih bisa melihat betapa lebar senyum itu. Cepat-cepat Natusa menggelengkan kepala

"KYAAAAAAAAAAA"

"PACAR GUE TUH YANG NGOMONG!!"

"LASEEEERRRR."

"Sebelumnya gue mau ngucapin terima kasih buat semua yang udah dukung dengan antusias. Dan lagi, kemenangan ini buat seseorang yang spesial banget buat gue walaupun dia baru aja hadir mengisi hari-hari gue menjadi lebih ... apa ya? Lebih seru pokoknya, deh." Laser mengatakannya sambil tersenyum geli ketika membayangkan wajah Natusa saat mendengar ucapannya barusan. Ia yakin Natusa pasti memutar kedua bola matanya muak.

"Yahh Laser punya pacar?"

"Pupus sudah harapan yang gue bangun tinggi-tinggi buat akang Laser."

Mata Laser jelalatan kemana-mana ketika berkata, "Gue nggak tau sekarang dia lagi ada di sebelah mana, tapi gue yakin dia pasti nonton. Kemenangan ini buat lo, Nat. Jadi, kalo lo udah cinta sama gue bilang, ya. Jangan diem aja. Kan gue jadi nungguin."

Teman-teman Laser di lapangan segera merecoki ucapan Laser barusan. Bahkan Anas menonyor kepalanya gemas. Bonong? Jangan ditanyakan lagi. Dia hanya diam saja sedari tadi. Entah apa yang dipikirkannya, tapi Bonong terus diam saja menatap Laser yang terus berbicara.

Pipi Natusa memerah. Ketika Lusi berusaha mengalihkan pandangan untuk melihat wajahnya, ia langsung melengos dan berbalik pergi dari sana. Ia menyibak banyak fans fanatik Laser sampai suara Laser yang begitu keras kembali memasuki indera pendengarannya. "Nah. Sekarang gue tau lo ada dimana, Nat! LO YANG DI SANA!" Laser menunjuk Natusa yang punggungnya menghadap lapangan. Natusa langsung berhenti. Punggungnya serasa ditusuk ribuan jarum ketika banyak pasang mata melihat dia. "Natusa Kirala! Aku pengen mereka semua tau kalo aku udah jatuh cinta sama kamu!"

Mengabaikan teriakan Laser yang membuat hatinya meronta-ronta, Natusa lanjut berjalan menjauhi lapangan yang mendadak jadi tempat paling horor yang pernah Natusa datangi. Besok-besok, kalau Laser jadi pusat perhatian di antara jutaan manusia, Natusa tidak akan pernah menghampirinya lagi walaupun Lusi memaksa.

"Suka kan lo sama Laser!" Tuding Lusi saat melihat merah padam wajah Natusa. Bahkan tangan Natusa memegangi jantungnya. Sudah bisa Lusi tebak jika Natusa pasti berebar-debar akibat perlakuan Laser yang menurutnya sangat gentle. Kalau ada cowok semanis Laser suka sama dia, tanpa babibu Lusi pasti bakalan terima.

Lusi mencebikkan bibir ketika melihat Natusa diam saja. Entah bagaimana cara Laser membuat Natusa berdebar seperti ini, tapi Lusi senang Natusa sudah berhasil lepas dari pesona Arjun.

Natusa melihat ke depan. Ada Siren yang tadinya berjalan santai, tiba-tiba terdiam ketika melihat Natusa berdiri di hadapannya. Senyum canggung terpampang jelas di wajahnya.

Melihat itu, Natusa tersenyum miring berniat untuk membuat Siren kesal. Ia menyapa, "hai, Tiren." Natusa segera berlalu, melewati Siren yang senyumnya menjadi lebih kaku.

Siren tertawa kesal. Dia bilang apa tadi? Tiren? Mati kemaren maksudnya? Siren menggelengkan kepala, menahan marah. Pantes aja Kak Arjun nggak mau sama dia!

^^^

A/n :
Hai semuanyaa^^
Sebelumnya maaf banget part ini datengnya telat^^
Happy reading yaa^^
Minta doanya buat UN aku^^

Mau gabung di GC? Cek chapter 14 yaa^^

Buat kalian yang lagi ujian semangat ya{} Laser doain kok^
Bonong juga^
Natusa juga^
Arjun juga^

Kalo ada yang kalian pengenin dari Laser, Arjun, Bonong, dan Natusa, apa yang kalian pengen??

$Laser

$Natusa

$Bonong

$Arjun

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro