Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[2] Hot News

A/n : Haiii^^ Komentar dan Vote kalian sangat berharga bagiku{}
Yoklah komen sebanyak-banyaknya siapa tau diundi jadi pemenang:v

^^

Pertemuan adalah awal dari rasa penasaran

👓

"Eh, nama lo siapa?" Laser menanyai cewek yang duduk di sampingnya sambil mengarahkan pandangannya terus ke arah Natusa yang duduk membelakanginya.

Cewek itu menatap Laser tidak percaya sebelum menunjuk dirinya sendiri sambil bertanya, "Gue?" Dari sekian banyak meja kantin yang masih belum dihuni, mengapa Laser, kapten tim futsal yang digandrungi banyak cewek itu duduk di sampingnya dan menanyai siapa namanya? Cewek itu senyam-senyum sendiri. Rejeki nomplok, rejeki nomplok!

"Nama gue Aliyah." Laser mengangguk paham. "Kalo nama dia siapa?" Laser menunjuk Natusa yang bahunya semakin lama semakin merosot.

Aliyah menatap Laser datar. Ternyata tujuan awal Laser tanya namanya adalah Natusa. Nggak pa-pa, deh. Itung-itung ngobrol sama cogan. "Oh, dia. Masa lo nggak kenal? Namanya Natusa. Anak kelas XI IPA 5." Aliyah menjawab dengan heran.

Natusa, ya? Penasaran banget gue sama Natusa. Atas dasar apa dia ngatain gue kutukan? Dikira gue Malin Kundang apa! Seenak udel ngatain gue yang ganteng gini. Apa jangan-jangan wajah gue emang mirip sama kutukan, ya?

Laser bergidik sendiri. Masa wajahnya mirip sama kutukan? Emang wajah-wajah kutukan itu kayak gimana? Semacam bakteri? Atau jangan-jangan .... semacam wajahnya?

"Eh, lo punya kaca nggak?" Laser bertanya lagi pada Aliyah yang masih setia senyum-senyum menatap Laser. "Ada. Bentar," Aliyah mengambilkan kaca dari saku rok, kemudian memberikannya pada Laser.

Laser melihat pantulan dirinya. Orang ganteng gini. Nggak ada tampang kutukan sama sekali. Laser bertanya lagi pada Aliyah, "gue ganteng, ya?"

Aliyah mengangguk cepat membuat Laser lega. Berarti yang bermasalah bukan wajah gue, tapi ucapan Natusa!

"Emang Natusa terkenal banget di sini?" Laser bertanya sambil menatap Natusa menerawang. Kalo Natusa terkenal, kenapa dia nggak kenal sama sekali? Bahkan adegan pohon beringin itu baru awal pertemuannya.

"Masa sih lo nggak kenal? Dia itu cewek yang dicap galak kedua setelah Bu Martil, guru bahasa Inggris kita."

"Gue saranin, lo jangan suka sama dia. Percuma. Bakalan ditolak. Dia kan sukanya sama Arjun." Aliyah mengatakannya sambil menatap Laser cemburu. Tidak rela jika Laser menyukai Natusa.

I see. Pantesan waktu itu dia sebut nama Jun-Jun. Okelah, Laser akui. Waktu itu dia lagi gabut, bosen mau ngapa-ngapain. Jadi ya ketika melihat Natusa yang kocak, rasa jailnya tumbuh sampai tidak bisa dia tahan lagi. Sebenarnya dia tahu surat cinta itu bukan buat dia.

Seperti saat ini, ide untuk membalas dendam karena telah dikatai kutukan, tiba-tiba muncul di kepala Laser. Ia tersenyum miring sambil menjawab ucapan Aliyah, "Gue? Suka sama Natusa?" Laser bersandar pada kursi sebelum mengatakan, "Kebalik kali. Dia yang nembak gue kemaren."

Hening sejenak sebelum Aliyah memekik kaget. "HAH? SERIUS LO?"

Pekikan Aliyah membuat seisi kantin terdiam. Seluruh pasang mata menatapnya, termasuk Natusa dan Lusi.

Aliyah berdiri sambil menunjuk Natusa, "GUYS. NATUSA ABIS NEMBAK LASER! LASER BILANG SENDIRI KE GUE!"

JEDYARRRRR!!


Seisi kantin langsung heboh membicarakannya. Laser tersenyum kemenangan menatap Natusa yang masih terpaku kaget. Pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar terdengar di telinga Natusa seperti suara radio rusak. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak jauh dari kata 'bukannya Natusa sukanya sama Arjun? Kok dia jadiannya sama Laser? Jadi Natusa sekarang pacaran sama Laser? Terus waktu Natusa ngejar-ngejar Arjun itu apa? Nggak suka sama Arjun, tapi kok ngejar-ngejar sih?'

"BOHONG! APA YANG DIA OMONGIN ITU BOHONG!!" Teriakan Natusa membuat seisi kantin kembali terdiam. "LO!" Natusa menunjuk Laser, "JAGA UCAPAN LO! JANGAN FITNAH! Gue nggak nembak lo!"
Laser menaikkan alis sambil menatap Natusa menantang, "Yaudah, deh. Anggep aja lo nggak pernah nembak gue." Laser mengatakannya dengan santai.

"Jelasin ke semuanya, kalo yang lo ucapin itu nggak bener!" Natusa berucap dengan nada menuntut sambil menatap Laser muak.

Arjun yang baru saja menapakkan kaki di lantai kantin, membuat semua pasang mata beralih menatapnya. Yang ditatap balik menatap mereka bingung sambil menghentikan langkah. Ada apa? Ia melihat Natusa yang berdiri seorang diri di tengah-tengah kantin yang hening ini, menatapnya kaget bercampur gelisah.

"Nah! Yang diomongin dateng juga. Jun, Natusa abis nembak Laser. Gimana pendapat lo?" Natusa melotot pada sang pemilik suara. Ketua tim jurnalis sekolah, Fairsya, tersenyum polos membalas pelototan tajam itu.

👓


GOSIP TERBARU SMA NEW STAR


NATUSA KIRALA, siswi yang saat ini menduduki kelas XI IPA 5, menjadi murid terpopuler kali ini.
Dia yang dulunya selalu mengejar ARJUNA ARDOWIJAYA, siswa kelas XI IPA 1, digosipkan telah menyatakan cintanya pada LASER AFKARIO, siswa kelas XI IPA 3 yang notabenenya adalah ketua tim futsal.

Ada apa sebenarnya? Apakah Natusa dan Laser sudah lama dekat? Tapi mengapa tidak ada yang mengetahuinya? Apakah Natusa hanya mencari pelampiasan cintanya yang kian lama masih tidak mendapat balasan dari Arjun?

90% murid SMA NEW STAR yang kami wawancarai menebak bahwa Natusa hanya mencari pelampiasan saja. Dan Laser-lah yang menjadi targetnya.

EKA LUSIANA, teman dekat Natusa yang telah kami wawancarai mengatakan, "Ini cuma salah paham! Natusa nggak pernah nembak Laser. Begitupun sebaliknya. Mereka bahkan nggak saling kenal dengan baik. Kenapa lo-lo semua percaya sama Laser? Kalian seharusnya liat dari dua sisi. Jangan cuma salah satu sisi!"

Natusa belum bisa kami temui karena Lusi selalu menghalangi kami.
Arjun juga telah kami datangi, tetapi tidak mengatakan apa-apa selain mengusir kami sambil marah-marah.
Laser masih belum bisa kami temukan di seluruh penjuru sekolah.

Apapun yang terjadi, dengan siapapun Natusa bersama, semoga bahagia. Ya walaupun kami tidak menyangka Natusa berakhir di pelukan orang yang tidak pernah kami bayangkan.

Tim Jurnalis,


FAIRSYA


👓

Hutan berkabut putih, penuh pepohonan besar dan terlihat menyeramkan.
Jalanan yang sepi dan berkabut, tidak terlihat satupun orang di sini.
Natusa menatap bingung sekelilingnya dan melangkah maju, berusaha mengenali tempatnya berada.

Dengan gaun panjang selutut warna hitam, Natusa berdiri di tengah persimpangan jalan yang sepi dan diterangi oleh sedikit sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah daunan lebat.

Hawa dingin terasa di kakinya yang tidak mengenakan alas kaki membuatnya semakin merinding. "Ini gue dimana sih? Apa ini mimpi?" Ujar Natusa bingung. Di saat Natusa semakin kebingungan,

Drap... Drap... Srett... Drap... Srett...

Suara langkah kaki dan gesekan benda dengan tanah, mengarah ke posisi Natusa berada.
Natusa semakin merinding, kakinya bergetar, dan dia langsung bersembunyi di belakang salah satu pohon besar.

"AAAA!!" Seorang cowok berbadan tinggi kurus berlari ketakutan dengan penampilan berantakan. Kakinya terlihat sudah lecet karena tidak mengenakan alas kaki juga. Dia terlihat seperti dikejar oleh sesuatu yang mengerikan.

Loh, itu siapa?
Natusa menimang. Daripada dia sendirian dan ketakutan di sini, mending Natusa ikutin cowok asing itu!

"WOI! L-LO KENAPA?!" Panggil Natusa mengejar cowok yang berlari ketakutan. Ia yang tidak melihat ataupun mendengar Natusa, terus berlari terpontang-panting mengabaikan kaki yang membengkak keunguan.

Melihat kaki itu, Natusa mulai merasakan sakit di kakinya sendiri, tetapi ia tidak peduli. Takut-takut sosok yang mengejar cowok itu malah balik melihat dan menangkapnya.

Dari arah depan, muncul sosok laki-laki yang tinggi besar, mengenakan jubah hitam, bermata abu-abu suram, menyeret cangkul yang penuh dengan lumpur.

Natusa terkejut melihatnya. Dengan susah payah, ia berhasil bersembunyi di balik pohon lagi.

Sosok mengerikan itu mengangkat cangkul dan mengarahkannya tepat ke atas kepala cowok yang tadi terjatuh. "AWAS!!!" Natusa berteriak refleks. Melihat sosok itu mengalihkan pandangan pada Natusa, cowok itu langsung berguling, bangun, dan berlari meninggalkan Natusa sendiri. "LARI!!" Cowok itu berteriak, mengingatkan Natusa tanpa mau menolongnya.

Natusa menoleh pelan-pelan, melihat sosok itu menatapnya tajam. Tudung yang menutupi wajahnya menambang kesan mengerikan. "Si-siapa lo?" Natusa bertanya dengan suara bergetar. Sosok itu terus berjalan perlahan-lahan kearahnya, membuatnya mundur pelan-pelan. Kaki Natusa bergetar, sudah tidak terasa lagi. "Stop! Jangan deket-deket!"

Natusa semakin lama semakin mundur. Sosok berjubah itu kembali mengangkat cangkul yang dibawanya, dan berlari ke arah Natusa dengan kencang.

Natusa panik, ia berbalik dan melangkahkan kaki ke arah kanan. "Berhenti." Suara rendah, dan mengerikan membuatnya semakin kencang berlari. Ia dipacu oleh rasa takut sekarang.

"WOY."

Natusa memiringkan kepala mendengar suara itu. Suara cowok yang berhasil buat dia menjadi cewek terpopuler di sekolah dalam waktu 1 jam saja.

Natusa menolehkan kepala ke belakang sambil tetap berlari. Ia tidak tahu jika di bawahnya ada sebuah lubang besar, yang siap menelannya dalam sekali lahap.

Ia terjatuh, ke dalam lubang tanpa dasar itu.

"AAA!" Natusa terbangun kaget dan berkeringat.

Ia melihat kondisi kamarnya yang masih normal-normal saja. Cuma mimpi! Tapi terasa nyata. Kakinya ... juga terasa sakit. "Apa ini?" Natusa mengelap kakinya yang sedikit kotor. "Ini ... lumpur?" Dada Natusa seakan mencelos.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro