Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog

Sepasang kekasih itu bangkit dari duduknya saat swatamitas mulai menyapa di bagian ufuk barat langit kota Konya, bersamaan dengan habisnya  minuman kaleng yang tadi sempat menemani di antara romantisme teduh sore di bawah cakrawala Anatolia.

Sinar keemasan menerpa jalanan di antara rindangnya bunga tulip yang bermekaran manis di antara syahdu musim semi bulan April. Bahkan Cherry blossom pun tampak percaya diri menampakkan keindahannya di sepanjang jalan The City of Heart. Beberapa pedagang aksesoris di sudut jalanan Museum masih terlihat menjajakan barangnya dengan tertib.

Perempuan dengan overcoat abu-abu dilengkapi celana hitam panjang dan scraft slate itu melingkarkan tangan kanan di pinggang lelakinya, sedangkan sang suami mengalungkan tangannya di leher sang puan. Sesekali perempuan itu mengusap perutnya dengan tangan kiri, berusaha menciptakan kenyamanan dalam kandungannya.

"Kalau dia laki-laki akan kunamai Muhammad Sidqi Ar-Rumi," lirih laki-laki itu.

"Kalau perempuan?" tanya wanitanya.

"Belum tahu." Dia tersenyum.

Keduanya masih melangkah menikmati jalanan Konya yang selalu sepi dari kendara. Sunyi dari keramaian dan jauh dari hiruk pikuk yang biasa terjadi pada Istanbul atau Ankara. Pada gemintang yang mulai bermunculan menyapa kota sang sufi, seakan-akan Tuhan sengaja mendesain dunia ini hanya untuk mereka berdua. Mereka berdua yang hendak mencari-Nya melalui jalan cinta.

Hingga tak lama kemudian, keduanya sampai pada sebuah rumah makan yang didominasi warna cokelat tua. Di depannya terdapat deret-deret kursi hitam dan meja kayu tortilla yang saling berhadapan. Sedangkan di dalam bangunannya, gemerlap lampu kuning telah memberi penerangan pada pelanggan yang tak begitu padat.

Mereka berdua duduk di luar. Keduanya memesan Kofte, manti dan dua gelas ayran juga secangkir kopi, minuman favorit sang lelaki.

Sembari menunggu makanan datang, keduanya saling menatap jalanan, lalu sesekali menatap kakasih di depannya dengan perasaan yang masih tak dipercayakan.

Tak lama dari itu, seorang pramusaji datang membawa pinggan keemasan berisi pesanan. Setelah tertata di atas meja, pelayan itu pergi sedangkan kedua insan itu mulai menikmati hangatnya makanan di antara syahdu malam.

"Kamu suka Konya?" tanya lelaki yang nyaris berusia 23 tahun itu.

Perempuan di depannya mengangguk seraya tersenyum. "Aku suka Konya karena di sini tertanam jiwa Rumi. Aku suka Konya karena di sinilah awal pertama kali kita dipertemukan, aku suka Konya saat di sini ada engkau."

"Katanya Rumi, jangan cari pusaraku di bumi tetapi temukanlah di hati para pencinta." Dia menyesap kopi hangat dari cangkir cokelat berpadu gold, berusaha menciptakan kehangatan.

Sang perempuan menyesap ayran yang terdapat pada cangkir merah. Minuman berbuih yang terbuat dari campuran yoghurt, air dan garam itu berhasil menghasilkan kesegaran di antara lekatnya malam.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke depan sang perempuan. Ia megusap buih putih yang menempel pada bibir merah muda perempuannya. Lalu tangannya memegang pipi yang mulai memerah itu. "Berjanjilah untuk selalu bahagia seperti ini."

Perempuan itu memegang tangan lelakinya, lalu membawa turun dan menggenggamnya dia atas meja, erat. "Terima kasih telah menjawab seluruh kegundahanku, terima kasih telah menjawab kerancuanku terhadap Tuhan dengan jawaban menakjubkan dari Rumi, terima kasih telah menjawab keresahanku tentang sebuah ada yang kau nukil dari perkataan Rumi." Perempuan itu tersenyum manis.

"Andai saat itu kau lebih memilih tak peduli, barangkali malam ini aku tak akan pernah menyaksikan keindahamu," lanjut perempuan itu.

"Aku mencintaimu." Mereka berucap bersamaan. Tertawa lalu saling menggenggam dan enggan dilepaskan.

Andai Rumi tak pernah menuliskan sebuah prosa tentang jawaban yang menguraikan tentang sebuah fakta adanya Dzat maha cinta, barangkali cerita mereka berdua tak akan pernah pula tercipta. Andai Allah tak pernah menciptakan dia yang mencari-Nya melalui jalan cinta, barangkali Konya hanya akan menjadi kota biasa.

                                     ((Selesai))

Alhamdulillah akhirnya cerita ini usai dalam waktu 4 bulan :)

Sebenarnya saya masih punya jadwal apdet sekali lagi, nanti mau ada part tambahan nggak nih, gengs? Huhu ...

Dan sebelumnya terima kasih pada Dzat maha Cinta yang sudah memberikan ide cerita ini, memudahkan dalam menyelesaikan seluruh bab Filsafat Cinta ini.

Terima kasih pada swp_writingproject dan khusus-nya Kak windyharuno dan kakak swp Gen 1 dan 2 yang udah memberi kesempatan saya nulis di sini ... Jujur, saya tak pernah menyangka bahwa cerita saya yang kalian tahu remahan biskuit ini bisa lolos di SWP dan tentu menulis di platform ini bersyukur banget. Saya yang baru terjun di dunia literasi alhamdulillah mendapat kesempatan ini :)

Kemudian, aduh nggak tahu ini mau bilang apa, pokoknya terima kasih banyak pada kalian yang sudah membaca FC sampai tamat. Mengikuti dari prolog hingga epilog, tanpa kalian pembaca tersayang yang selalu support, sungguh pun cerita ini nggak ada apa-apanya. Sejujurnya saya nggak mau ngucapin selamat tinggal, tapi gimana lagi huhu ... kalau kalian kangen saya eaaaaaa bisa main di akun hallo_milkyway atau ke IG juga nggak papa banget di @hallo_milkyway ya ... barangkali nih barangkali aja ntar kapan-kapan si Nabil dan Ayas akan muncul lagi berperan sebagai orang tua yang baik untuk anak-anaknya ehehehe ...

Terima kasih untuk Kak Nabil Fuadi dan seorang Gus yang telah menginspirasi jalannya cerita ini :) Kalian luar biasa, panutan. Untuk pembaca yang suka tebak-tebak, "Kak ini Gus ini ya ..." "Kak ini Gus itu ya. Mirip banget." Jawabannya adalah .... bisa jadi iya, bisa jadi tidak huhu ...

Kapan-kapan kalau udah dapet izin buat bagi fotonya Kak Nabil, nanti insya Allah kukasih tahu di IG, ya 😁 Sekali lagi kukasih tahu, Kak Nabil ada asli. Ciri-cirinya sama. Semuanya nyaris sama. Eheheh ...

Terima kasih telah membaca Filsafat Cinta yang masih banyak banget kekurangan.
Terima kasih telah menemani Ayas dalam menghadapi banyaknya problematika,
Terima kasih telah menemani Nabil dalam ketenangannya,
Terima kasih telah menemani Silky, Fahmi dan semua tokoh-tokoh yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Ambil yang baik, buang yang buruk. Karena sesungguhnya bila kalian mendapatkan ilmu baru dari FC, sungguh itu murni dari Allah dan bila ada kesalahan tentu itu berasal dari saya sendiri.

Dan pesan dari saya untuk yang membaca, tanamkan cinta dan cinta, pada siapa pun. Bahkan pada yang membenci kita. Karena sesungguhnya Islam adalah agama cinta. Agama perdamaian. Cinta akan menuntaskan segala permasalahan, meskipun itu sulit.

Dan untuk terakhir kalinya, bolehkan sempatkan mengetik memberikan pesan dan kesan setelah membaca FC. Kritik dan saran untuk ke depannya sangat dibutuhkan. Boleh sampaikan di sini, dan boleh sampaikan di akunku bila berkenan ^^

Salam Sayang | hallo_milkyway ❤❤









Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro