Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1:Pertemuan kala senja

Siluet sinar sang senja berhasil menghipnotis ku dalam sekejap. Sinar jingga yang khas, euforia senja yang bukan fatamorgana. Menyatu dalam waktu yang sementara. Sepatu jingga lusuh membawaku bertapak di atas pasir putih pantai kuta.

Pantai Kuta yang akan menjadi saksi bisu percakapan aku dengan senja, pantai ini juga menjadi saksi bisu pertemuan entah ke berapa sekian kali dengan senja.Kamera  yang dikalungkan di leher, tas ransel biru yang dikaitkan diatas pundak. Beberapa kali jepretan kamera mengambil sang jingga senja. Sang pengantar malam dari siang.

Satu kata yang hanya terlontar dari mulutku.
"Menabjubkan" memang nyatanya senja di pantai lebih berkesan.

Hantaman ombak yang menerpa,angin laut yang menyibak rambut panjang coklat alami.

Cekrek

Ku menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tak ada siapa pun disana. Ku memutar kepala 180•. Nampak seorang pria semampai yang tinggi, tengah memotret ku? Merasa tak terima, aku menghampiri pria tersebut.

"Mas? Bisa meminta izin dulu untuk memotret saya?" Dua pautan alis nya terpampang jelas.

"Saya memotret anda? Maaf, gadis seperti anda banyak di Jakarta. Lagian saya hanya ingin memotret spot disini." Malu sekali rasanya. Salah ku juga, terlalu nethink kepada pria dihadapanku.

"Apa?apa? Mas mulai berbicara soal fisik? Jika anda dibandingkan dengan bopak Castello lebih tampan dia dari pada anda. Soal spot, pantai Kuta tidak kehabisan posisi untuk mengambil spot yang menabjubkan, dasar amatir"yang aku katakan sangat dusta, pria itu tampan. Rambut rapi dan kulit putih.

"Anda menghina saya?" Pria itu mendekati.

"Tidak, perkataan saya sangat cocok untuk orang sombong seperti anda"  semrik yang tercetak di bibir manis nya semakin membuat ku kesal.

"Sombong? Bagaimana dengan anda yang mengatakan saya amatir heu?"

Hening, tak tau harus mengucapkan apalagi sekarang. Hal yang sepertinya tepat untuk aku lakukan adalah pergi dari sini.

"Saya kehilangan banyak moment senja karena kamu" telunjuk ini dengan spontan menunjuk di depan wajah tampan pria itu.

✨✨✨

Kuta adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia. Wilayah ini yang seluas 17,52 km² memiliki tempat wisata di Indonesia yang terkenal hingga ke manca negara, yaitu pantai Kuta, terutama bagi penggemar olahraga selancar. Selain itu, kawasan ini juga penuh dengan berbagai hotel berbintang, restoran, villa, mall.

Setelah insiden perdebatan dengan pria yang bahkan aku tidak tau siapa namanya. Aku lebih memilih mencari makanan, karena malam sudah datang setelah senja pulang. Sedangkan Perutku yang menggerutu meminta di isi.

Di pinggir pantai, sudah banyak pedagang bersaing menaruhkan nasib di balik dagangan yang ia jejakan. Banyak sekali jenis makanan baru di pulau dewata khususnya pantai Kuta ini.

Dari sekian banyak kuliner yang aku lihat, aku lebih memilih sate, di hari yang hendak malam ini di lengkapi dengan semilir angin malam, seperti nya akan nikmat jika di barengi dengan sate. Gourmate sate house sebuah lapak sederhana yang hampir dipenuhi pengunjung. Bau khas sate yang membuat siapa pun akan tertarik untuk mencoba sate ini, apalagi para turis yang pertama kali mencium harumnya kuliner asli Indonesia.

Berbeda dari sate yang lain, gourmate ini tidak hanya menyediakan sate ayam, maupun sate kambing melainkan banyak jenis sate, seperti sate kelinci, Sate lilit ikan, Sate kelinci, Sate lilit bebek, Sate udang, Sate cumi-cumi,Sate telur puyuh, Sate campur (lilit ikan, cumi dan udang) Sate campur (ayam, bebek, domba dan sapi).

✨✨✨

Malam semakin larut, setelah mencicipi sate lilit ikan, dan sate kelinci yang begitu asing di lidah. Akhirnya aku memutuskan untuk segera kembali ke penginapan yang lumayan jauh dari pantai Kuta.

Langkah ku sudah menembus perjalanan malam menuju penginapan,  setelah masuk gang ini, aku akan sampai menuju penginapan

Tapi, di ujung gang sana, tiba-tiba terlihat 3 orang pria berpenampilan urakan dengan tato di lengannya menghampiri ku. Pria itu kian dekat dan menjebak ku.

"Jegeg gati iluh e". (Hai, kamu cantik sekali)Ucap seorang pria berambut gondrong tinggi badan yang sejajar denganku.

"Maaf mas, saya dari Jakarta, belum begitu mengerti bahasa dari Bali"

"Ahahahaha" entah apa yang membuat mereka tertawa, apa ucapan ku begitu lawak?

"Hai cantik, kamu mau kemana" kali ini yang berucap adalah pria gemuk dengan tato bergambar singa di lengan bagian atas.

"Permisi mas, saya mau ke penginapan" ku eratkan tangan di tali tas yang menempel di punggung.

"Jangan terburu-buru lah, kita main main dulu sebentar" apa yang mereka maksud? Dan apa yang mereka lakukan? Seorang pria menyentuh dagu ku dengan sensual. Aku mencoba menghindar.

"Maaf mas, saya harus segera ke penginapan"

"Sudahlah kita bersama untuk beberapa waktu dulu" pria itu menyentuh pundak ku.

"Hei bang, tidak kah kamu malu? Dia wanita" suara bariton dari arah belakang yang sedikit nyaring membuat ku menoleh ke arah belakang. Aku sedikit terkejut dengan kehadiran pria yang sempat berdebat spot foto di pantai sore tadi.

"Cai Sira ia?"(kamu siapa nya)

"Saya pacar nya bang" sontak aku terkejut bukan kepalang, dengan seenaknya ia mengatakan aku pacarnya? Kurang ajar.

"Sudah lah, izinkan kami bermain dengan pacar mu, jika mau, kau ikut dengan kami"

"Tidak bang, saya masih menghormati wanita, apalagi dia pacar saya" dan kali ini, tangan pria itu mendekap pundak ku.

"Bacot!!" Kepalan tangan dari salah satu pria urakan itu mencoba untuk memukul wajah pria ini. Tapi tak ada satupun yang berhasil, ia hebat menghindar dari serangan pria brandalan ini.

Serangan pria yang menolong ku ini sangat tepat sasaran, ia menonjok wajah preman-preman itu hingga tubuh mereka tersungkur.
Tapi mereka tetap tak menyerah, mereka masih melontarkan pukulan demi pukulan kepada pria ini.
Tapi nihil, tak satupun dari mereka berhasil menyentuh wajah mulus pria itu.

Hingga akhirnya, ia menendang bagian perut para preman-preman yang menghadangku. Dan mereka pergi begitu saja tanpa meminta maaf padaku.

"Nama mu siapa?" Ucap pria tersebut seraya mengangkat tangan untuk berjabat.

"Jingga" aku membalas jabatan tangan. matanya membelalak menatap mata hazel miliku, hingga beberapa detik kami saling bertatapan.

"Bisa sebutkan nama lengkap mu?"

"Jingga evangeline" pria tersebut tersenyum. Tuhan, tolong aku, senyumnya begitu manis.

"Nama yang indah, seperti pemiliknya, kau tau arti dari nama mu?" Aku tertegun mendengar ucapannya. Sontak kepala ku menggeleng.

"Evangeline itu artinya pembawa kabar baik, sedangkan jingga, adalah warna ketenangan untuk melengkapi senja" aku tersenyum lebar mendengar ucapannya.

"Nama mu?" Tanpa di sadari, jabatan tangan kami belum terlepas.

"Nama saya senja, kalo nama lengkap Anatoly senja"

✨✨✨

Apa kau sadar? Itu adalah awal untuk cerita mereka.

Vote💙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro