02. Kejadian Absurd
(Gambar hanya iseng, nggak ada nyambungnya di cerita X9)
Sebelum membaca, pastikan:
-tidak ada siapa2 di sekitar anda (agar tak dianggap gila).
-siapkan mental.
-siapkan tissue (kalau anda penderita mimisan akut).
-nggak lagi makan.
-siapin no ambulans (biar ane nggak nanggung).
~happy reading~
.
.
.
.
.
"Nah, di sini kamarku." Kata Len sambil membuka sebuah pintu.
Dan wala....
Terlihatlah kamar yang serba kuning dan putih. Melambangkan pisang pastinya. Untungnya tak ada yang gambarnya pisang di kamar ini... kecuali salah satu kasurnya yang bed covernya bergambar pisang.
"Apa kau merasa terganggu?" Tanya Len sambil mengangkat kedua alisnya.
Weit! Aku kepergok ngeliatin kemarnya dari atas ampe bawah, dari pojok satu ampe pojok yang lainnya. Ngomong-ngomong ekspresinya....
KAWAEHHHH SUMPAH!!!!!
"Eh... nggak kok... aku sama sekali tak ada masalah." Kataku gugup.
"Baguslah..." katanya sambil menunduk dan tersenyum lega.
Ada yang bilang Len itu kawai-kawai b*ngs*t. Tapi aku bingung dimananya, tapi klo kawainya keliatan banget!
"Oh iya, kau ingin beristirahat atau ingin membersihkan diri?" Tanya Len.
"En..... aku rasa aku ingin beristirahat saja. Aku cukup kaget dengan apa yang terjadi." Kataku lesu.
"Kalau ada masalah, kah boleh cerita kepadaku. Bukannya membanggakan diri, tetapi aku bisa jadi pendengar yang baik." Kata Len sambil duduk di kasurnya lalu tersenyum tulus.
"Eh? Benarkah?" Tanyaku.
"Un!" Jawabnya sambil mengangguk dan tersenyum lebar.
Kawaiiiiii!!!!! Aku bisa tak tahan sekamar dengannya....
Entah apa yang aku pikirkan, aku berjalan mendekati Len dan mencubit pipinya.
Lembut! Empuk! Kayak adonan bakpao! Aku mencibutnya terus menerus karena senang dengan ke-empukkan pipi anak satu ini.
"A-a-a-ano... [Y/N]... apa yang kau lakukan?" Tanya Len dengan wajahnya yang sudah memerah.
"Ah maaf... pipimu empuk seperti adonan roti sih..." kataku sambil menjauhkan tanganku.
Kalau aku bilang kayak adonan bakpao dia tau nggak ya?
Aku melirik Len sejenak, ia menunduk dengan pipi yang memerah. DUOBEL KAWAEHHH!!!
"Oh iya Len, apa kau punya buku dengan kertas polos?" Tanyaku.
"Eh? Un... maaf, sepertinya aku tak punya. Tetapi sepertinya seingatku Gakupo-nii atau Kiyateru-nii pernah membeli buku gambar kebanyakan." Kata Len sambil berpikir.
"Oh baiklah, besok akan aku minta. Selamat tidur!" Kataku sambil meregangkan tanganku ke atas lalu menjatuhkan diri di atas kasur dan selanjutnya gelap.
.
.
.
Aku menerjap-nerjapkan mataku beberapa kali lalu melihat sekelilingku.
Oh, aku masih di kamar Len.
Aku duduk di kasurku. Aku sudah diselimuti dengan selimut pastinya. Aku melihat ke samping, kearah kasur Len. Ternyata Len sudah tidur. Di depan kasurnya ada lampu kecil yang menyala di atas meja.
Aku turun dari kasurku lalu memencet beberapa kali pipi Len yang kayak adonan itu. Aku masih menikmatinya = ̄ω ̄=
Sempat terlihat ia sedikit terganggu lalu membalikkan badannya ke sini. Baiklah... sepertinya aku harus menghentikan kegiatan itu...
Oh iya, aku belum tanya letak kamar mandi. Mungkin ini saatnya berkeliling. Aku melihat jam dinding kuning itu menunjukan hampir jam 12.
Wow lama juga tidurnya...
Aku bangkit dan berjalan keluar kamar Len. Di luar kamar Len pastinya sangat sunyi. Aku berharap tidak menimbulkan suara berisik. Aku melihat kiri dan kanan, ternyata di masing-masing pintu ada papan nama dengan bentuknya sendiri-sendiri. Dengan begini memudahkan aku mencari kamar mandi.
Aku melihat salah satu pintu dengan gaya ke-jepang-an.
Ah mungkin yang ini.
Saat aku buka... TERNYATA ADA MAZ-MAZ LAGI BUKA BAJU!!!! MASIH HANDUKAN LAGIII!!! KYAAAAAA!!!!!
Aku langsung berbalik dan memencet hidungku.
"Ma-maaf!" Seruku panik.
"Tak apa, itu sudah biasa kok." Kata maz wibawa 3, Gakupo yang kemungkinan ia lagi senyam-senyum.
"Kemungkinan di asrama ini sangat biasa, tetapi aku ini cewek!" Kataku agak kesal.
"Ah maaf-maaf... tunggu ya." Kata Gakupo.
Aku sempat menintip sedikit ke belakang. Skali-skali mencari kesempatan dalam kesempitan.
Aduh... badannya... six pack brooo!!
Seakan-akan ada bintang-bintang bersinar...#efeklebay
Aku merasakan ada yang keluar dari hidungku.
Eh dia liat sini!!!
Aku langsung berbalik sambil memencet hidungku lagi.
"Kau ini kenapa sih?"
"Aku rapopo maz..." kataku setengah sadar yang masih menikmati pemandangan tadi.
"En?"
"Abaikan saja ahahaha..." kataku sambil ketawa gaje sambil mengibas-ngibaskan tanganku di udara.
Akhirnya hening.
"Rambut maz Gakupo bagus ya... aku iri..." kataku tiba-tiba.
"Eh?"
"Yah... maz Gakupo bisa lihat sendirikan, rambutku berantakan banget. Nggak sekinclong maz Gakupo."
Tunggu?! Aku ngomong apa?! Kinclong?! Emangnya iklan shampoo?!
"AH! A...baik...-"
"Tapi menurutku rambutmu juga bagus kok." Kata maz Gakupo yang membuatku menoleh ke belakang.
"Eh..."
Maz Gakupo melihatku sambil tersenyum tulus. Aku menoleh ke depan lagi karena malu.
Aku sangat-sangat yakin wajahku memerah sekarang.
"Kau imut kalau lagi malu seperti itu." Kata maz Gakupo yang kemungkinan tersenyum lagi.
"Ano... itu... en... kapan maz Gakupo mau memakai baju? Apa tidak kedinginan?" Tanyaku sambil menunjuk ke belakang.
"En? ... [Y/N]-san, coba berbalik." Kata maz Gakupo kata-katanya sedikit dijeda beberapa detik di pertengahannya.
"Eh? Kenapa?" Tanyaku sedikit menoleh.
Saat aku menoleh ternyata maz Gakupo merentangkan tangannya sambil tersenyum lalu berkata "peluk?"
///////////
Aku bisa merasakan kepalaku meledak.
"Hei hei aku hanya bercanda..." kata maz Gakupo sambil mendekatiku yang terjatuh dalam posisi duduk.
Jatuhnya pelan sih... tapi kalau jatuh ke hati maz Gakupo boleh nggak ya?#ditabok.
"Ini bener maz Gakupokan?" Tanyaku.
"En, kenapa?"
"Bukan Rinto yang jadi maz Gakupokan?"
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Jangan-jangan maz Gakupo dan Rinto sama-sama mesum...." kataku alay dengan gaya sok nangis.
"Ah nggak-nggak, aku hanya bercanda kok."
"Benar?"
"Iya..."
Kruyuk kruyuk kruyuk.
BLUSH!
Aku bisa merasakan wajahku memanas lagi.
"Hahaha... iya ya, kaukan belum makan dari tadi."
Aku hanya mengangguk sambil menahan malu.
"Ah begini saja... kau kesini mau apa?"
"Ya mau mandilah!*agak keras* masak cuma mau...*ngelirik Gakupo, suara mulai pelan* ngeliatin badan maz Gakupo?..."
Maz Gakupo terkekeh pelan lalu mengacak rambut depanku.
Kenapa aku sampe bisa bilang kayak gitu ya? Apa aku kesurupan sinar maz Gakupo...?
"Ya sudah, kau mandi. Setelah itu temui aku di ruang makan. Akan aku siapkan snack tengah malam untukmu."
"Tengah malam? Sekarang sudah subuh." Kataku dengan polosnya.
"Baiklah... snack subuh. Ngomong-ngomong apa kau ada baju ganti?"
Aku menggeleng. "Bukankah maz Gakupo dan yang lainnya tau aku tak membawa apapun? Hanya yang aku pakai saja." Kataku polos.
"Bahkan pan-tsu?" Bisik seseorang di telingaku.
Karena tak berani teriak aku hanya kaget dan tak sangaja memeluk bagian atas (basa agak kasarnya dada six packnya itu loh... >/////<) Gakupo yang belum memakai kaus dan dia memang ada di depanku.
"Rinto! Kau mengagetkanku!" Seruku sambil menenangkan diri dan sedikit menjahi maz Gakupo.
"Hehehe... maaf... lagian apa yang kalain lakukan?" Tanya Rinto sinis.
"Hanya... berbicara...? Aku ingin memakai kamar mandi dan menunggu maz Gakupo memakai pakaiannya." Jelasku singkat.
"Apa benar?" Tanya Rinto serius.
Serem!
"Iya benar kok..." kata maz Gakupo sambil tersenyum.
Ih maz-maz satu ini masih aja bisa tersenyum pas ada yang mengarahkan tatapan marah.
"[Y/N]." Panggil Rinto serius.
"I-iya?"
"Kau jangan melirik pria lain." Kata Rinto sambil mengangkat daguku yang membuat aku dapat melihat tepat langsung ke matanya.
"Eh... eh... ke...-"
"Karena... kau adalah milikku seutuhnya." Bisik Rinto tepat di telingaku yang membuatku merinding dan MALUUU!!!
"A-ano... Rinto..."
"En?"
Aku langsung mendorongnya.
"Ada apa [Y/N]? Kau membenciku." Tanya Rinto dengan wajah sedih.
Entah mengapa wajahnya yang mau nangis malah kawaeeeeh bangeeeeet!!!!
"Bu-bu-bukan... hanya saja itu... a.."
"A?"
"A...ku belum..." karena malu aku menunjuk ke arah kamar mandi.
"Heeeh..." Rinto menunjukan senyum sinisnya.
Glek!
Perasaanku nggak enak.
Rinto memeluk bahuku dan masih memasang senyum sinisnya.
"Ayo kubantu membersihkan punggungmu." Kata Rinto berbisik pelan di telingaku yang membuatku merinding dan malu.
"Ada apa ini?" Tanya Gumiya yang tiba-tiba muncul.
"Eh Gumiya. Selamat malam. Ada apa?" Tanya Gakupo sambil tersenyum.
"Aku hanya ingin mengambil minum, lalu aku mendengar suara dari sini. Kalian bisa membuat semuanya bangun loh..." kata Gumiya.
"Ma-maaf..." kataku menyesal.
"Tak apa, pasti ulang kedua orang itu bukan? Jadi sebenarnya ada apa ini?" Tanya Gumiya yang wajahnya menunjukan *sudah sangat biasa*.
"Oh itu... aku tadi bangun lalu pergi ke kamar mandi dan tak sengaja melihat maz Gakupo yang baru selesai mandi. Setelah beberapa menit akhirnya Rinto datang." Ucapku menyingkat kemudian tadi.
"Hoooh... ya sudah Gakupi-nii dan Rinto keluar sekarang." Kata Gumiya datar.
"Baiklah..." kata maz Gakupo sambil berdiri.
"Buh... aku nggak mau... aku mau menggosokkan punggung [Y/N]." Kata Rinto sambil memelukku dan tersenyum sinis.
"Sudahlah Rinto."
"Huh Gumiya... bilang saja kau juga ingin bukan?" Tanya Rinto dengan wajah anehnya.
"A-a-a-a-ap-ap-apa... ak-ak-aku ti-tidak se-seperti it-itu!" Kata Gumiya salting.
Tsunderenya imut!!
Sambil memerah gitu!!
"Heeeh... benarkah??" Tanya Rinto jail.
Tiba-tiba Rinto meniup telingaku yang membuatku geli.
"Sudahlah Rinto, kau membuang waktu. Biarkan [Y/N] memakai kamar mandi dulu." Kata maz Gakupo sambil mengangkat Rinto seperti kucing.
"Buh... hai..." kata Rinto pasrah.
Aku bisa bernafas lega sekaligus kecewa.
Eh?!
Kenapa?
"[Y/N], kau masuk saja dulu. Nanti Gumiya akan menaruh handuk dan baju ganti untukmu. Lalu aku akan memberikan snack untukmu di dapur." Kata maz Gakupo sambil tersenyum dan masih membawa Rinto bagaikan kucing.
"Kenapa harus Gumiya? Aku juga bisa!" Kata Rinto tak setuju.
"Karena kalau kau pasti akan terjadi hal buruk." Kata Gumiya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Heh... kau juga bisa saja melakukan itu..." kata Rinto sambil tersenyum jail.
"Ak! A-aku tak akan melakuan... itu!" Kata Gumiya yang tsunderenya agak keluar.
"Puh..."
"[Y/N]?"
"En? Maaf... kalian lucu sekali. Entah mengapa aku iri. Hehe... aneh ya?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Eh?! Ti-tidak aneh kok!" Seru Gumiya.
"Benarkah? Syukurlah..." kataku sambil tersenyum lembut.
"En? Ada apa? Muka kalian merah semua. Apa kalian demam?" Tanyaku bingung.
"Tidak apa-apa kok!" Seru Rinto sambil menutupi pipinya dengan tangannya.
"I-iya...!"
"Huh? Maz Gakupo, kau yang paling merah. Apa kau benar2 demam?"
"Ah! Aku tidak apa-apa kok sungguh." Kata maz Gakupo sambil tersenyum.
"Benarkah? Aku kurang percaya." Kataku sambil mengkerutkan alis.
"Kenapa?"
"Maz Gakupo dari tadi belum pakai baju sampai sekarang." Kataku datar.
"Ah! Ini sudah bisa! Sungguh! Sudahlah, kau boleh mandi dulu." Kata maz Gakupo sambil mengangkat Rinto (lagi) dan Gumiya bak kucing (bukan bak isi kucing).
"Un... baiklah..." kataku sambil melihat kepergian mereka bertiga.
"Ngomong-ngomong kalau nempel seperti itu Akan dikira aneh-aneh loh... author!"
"Hueng! Ane ketauan...." kata sesuatu yang sebenernya author.
"Pastinya! Dari tadi kayak netesin liur gitu. Menjijikan..."
"Begini-begini ane lah yang buat nih cerita loh..." kata authornya sambil memasang muka kucing.
"Hantu aneh..."
"Betul akulah sang hantu penunggu asmara... eh salah, asrama ini... tunggu, bener nggak?"
"Terserah. Nggak cocok banget jadi hantu..."
"Kalu begitu aku adalah... Shugo charamu!" Seru authornya sok imut sambil berubah seukuran shugo chara.
"Nggak cocok." Kataku datar.
"Hueng!"
"Selain itu..."
"Ya?"
"Kenapa sikapku bisa jadi aneh gitu?!"
"Hm? Yang tiba2 ketawa setelah Gumiya dan Rinto adu mulut?"
"Benar."
"Yang tanyak aneh ya itu?"
"Benar."
"yang i...-"
"Iya iya yang itu!" Kataku kesal sambil meremas authornya.
"Maap-maap! Sesak! Toh juga baguskan skali-skali jadi cewek lebut."
"Aku sih eneg." Kataku datar sambil melepas authornya.
"*(;'ຶДຶ ')* serah deh... ane pergih dulu..."
"Tunggu! Mau kemana?!"
"Cerita ane yang lain... bye..."
Akhirnya dia pergi...
Ah sudahlah.. saatnya mandi.
.
.
.
.
Hello jangan bosen saya muncul2 gaje.
Hiah... selesai lebih cepat dari pada yang saya bayangkan... dan lebih panjang dari pada yang saya bayangkan ^^v.
Sebenarnya rencananya mau full 5 hari, akhirnya kepikiran ampe esok paginya (maksudnya pas sarapan bersama). Tapi beginilah jadinya...
Untuk mesra sama chara selanjutnya masih dipikirkan melalui voting. Gakupo aku masukan karena rambut panjangnya wkwkwkwk. Kalau Rinto karena ada 2 readers-chan yang milih dia. Kalau Gumiya... seru aja = ̄ω ̄=
Jadi... setelah sekamar ma Len, mau sama siapa nih? Votingnya di tutup setelah sekamar ma Len selesai.
Don't forget to voment.
-(06/04/2016)-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro