30 🍁Real happines
Dahyun sudah siap memakai gaun pengantin nya, ia benar-benar tak menyangka akan mengalami hal ini lagi untuk yang kedua kalinya. Entahlah ia sesungguhnya merasa sedikit aneh harus menikah dengan sahabatnya sendiri.
Taehyung yang baru selesai dirias menghampiri ruangan rias Dahyun. Oh iya, acara ini diadakan Gedung mewah yang sudah di siapkan oleh Taehyung.
Dahyun menatap pantulan wajahnya di cermin di hadapannya. Ia tersenyum puas karena hasil make up kali ini sangat bagus, terlihat natural namun tetap membuat nya cantik.
"Dahyun-ah," panggil Taehyung dari belakang nya. Dahyun menoleh, lalu tersenyum manis, kelewat manis malah. Membuat Taehyung meleleh saat itu juga.
"Bagaimana penampilan ku oppa?" tanya Dahyun, pipi Taehyung memerah, aish baru dipanggil oppa saja sudah begitu.
"Ah sangat cantik!" puji nya.
"Gomawo oppa, kau juga tampan," puji balik Dahyun.
"Yak kenapa kau mudah sekali mengubah panggilan mu padaku?" tanya Taehyung kesal, namun dalam lubuk hatinya, ia malu sampai ke ubun-ubun.
"Haha sudah sepantasnya aku memanggil calon suamiku dengan panggilan oppa, tak usah merasa aneh begitu lah," goda Dahyun sambil terkekeh geli.
"Tidak apa-apa, aku suka itu, gomawo Dahyun-ah, sudah membuka hati mu untukku," tutur Taehyung.
Dahyun hanya tersenyum menanggapi ucapan Taehyung itu.
"Eum apa kau gugup?" tanya Taehyung sembari menggenggam tangan Dahyun yang terasa dingin di tangannya.
"Eum--sedikit," ujarnya.
"Tak apa, diriku pun sama, apalagi ini yang pertama untukku," balas Taehyung.
Taehyung menghela nafasnya sebentar, "Ayo kita selesaikan!" ajak Taehyung.
"Pengantin wanita, masuk." Dahyun pun masuk, dituntun oleh appa nya ke arah Taehyung yang sudah menunggu. lalu appa Dahyun tersenyum bangga ke arah Taehyung, kemudian menyerahkan anaknya untuk digandeng oleh Taehyung, mereka pun berjalan bersama menuju tempat pengucapan sumpah.
'Aku pasti akan membuka hatiku untukmu dengan mudah, cinta pertama ku,' batin Dahyun. Ia jadi ingat pertama kali bisa jatuh cinta pada lelaki di hadapannya ini.
Tepat saat lelaki ini mengulurkan tangannya untuk berkenalan di JHS, disitulah Dahyun merasakan hal yang berbeda. Jantungnya bergemuruh kencang, orang-orang bilang, itu namanya cinta, tapi dulu Dahyun terlalu lugu untuk memahami itu.
Dan yang tak ia sangka, semakin hari ia semakin dekat dengan lelaki yang kerap kali ia panggil Tetet. Hingga gemuruh pada jantung nya berganti dengan perasaan nyaman dan rasa terlindungi, dan terbitlah sebutan 'sahabat'.
Orang-orang bilang, tidak ada persahabatan lawan jenis tanpa ada perasaan cinta yang tumbuh. Dan hal itu benar-benar dirasakan seorang Kim Taehyung. Ia terlalu pengecut untuk mengakui perasaannya pada sahabat nya itu, takut kehilangan katanya.
Namun kehidupan yang sudah digariskan oleh tuhan tak pernah salah, semua nya pasti akan mendapat yang terbaik. Termasuk Taehyung dan Dahyun yang dapat bersatu dengan cinta pertamanya.
"Mempelai pria, apa anda bersumpah untuk mencintai mempelai wanita seumur hidupmu?"
"Ya saya bersumpah selama nya akan mencintai mempelai wanita," balas Taehyung lantang dan sungguh-sungguh.
"Mempelai wanita, apa kau bersumpah untuk mencintai mempelai pria seumur hidupmu?"
"Ya saya bersumpah akan mencintai mempelai pria sampai maut memisahkan," balas Dahyun dengan yakin.
"Baiklah, mempelai pria dan wanita dipersilakan untuk berciuman sebagai tanda sumpah kalian."
Dahyun dan Taehyung mulai berpandangan, dengan wajah yang sumringah satu sama lain. Taehyung menarik pinggang Dahyun degan lembut, kemudian saling tatap dengan istrinya itu.
"Kau perlu tau kalau aku sangat-sangat mencintaimu, Selamat kau telah mendapat margamu kembali, Kim Dahyun," tutur Taehyung sembari tersenyum, Dahyun jadi terkekeh, ia baru menyadari kalau akhirnya marga nya akan berubah kembali menjadi Kim.
"Aku juga sangat-sangat memcintaimu oppa, Kim Taehyung." setelahnya, kedua bilah bibir itu menyatu, saling memagut dengan lembut dan penuh perasaan cinta,yang disambut oleh tepuk tangan dan sorakan riuh dari pengunjung yang hadir dan menyaksikan prosesi sakral ini.
"Aish oppa bagaimana sih?! Sudah 10 bulan disini dan kau masih belum mendapat pekerjaan juga?" betak Eunha kesal, sungguh kini kesabaran nya sudah habis, ia tak habis pikir dengan suami nya. Padahal kalau memang sudah susah cari kerja di perusahaan setidaknya kerja paruh waktu saja di kafe, setidak nya mereka ada pemasukan.
Dan dengan bodohnya, Jungkook malah ingin membangun perusahaan nya sendiri dengan uang hasil korupsi nya. Namun ia bahkan selalu gagal sebelum memulai, entah kenapa ia selalu ditipu oleh orang yang ingin mengajaknya kerja sama.
"Kau sabar sedikit Eunha! Aku juga sedang berusaha!" bentak Jungkook yang semakin pening.
"Sampai kapan lagi aku harus bersabar oppa?!" bentak Eunha balik, membuat Jungkook berdecak kesal kemudian pergi meninggalkan rumahnya.
"Huh yasudah, pergi saja sana pergi!" seru Eunha kesal.
Ia pun memutuskan untuk menelepon pacar diam-diamnya. "hallo bill, can you come here please?"
"Wah selamat sajangnim," ujar Jimin sembari menyalami kedua bos nya itu.
"Haha gomawo Jimin sudah menjadi perantara hubungan kita," tutur Taehyung tulus.
"Haha sama-sama, sudah tugasku, eum perkenalkan, ini myoui mina, dia--calon istriku, kita akan menikah sebulan lagi," ujar Jimin memperkenalkan wanita di sebelahnya, membuat Taehyung dan Dahyun memelekan matanya kaget.
"Apa?! Secepat itu?" Jimin dan Mina tersenyum senang.
"Eum tunggu-tunggu, seperti nya aku pernah melihatmu, ah--kau peserta rapat di Jepang waktu itu ya?" tebak Dahyun, membuat Mina mengangguk.
"Eum dia belum terlalu pandai bahasa korea, kita sama-sama masih saling memahami satu sama lain, iya kan?" tanya Jimin pada wanita di sampingnya, membuat Mina lagi-lagi mengangguk.
"Ahaha akhirnya Jimin kita sudah dewasa! Selamat akhirnya kau juga menemukan kebahagiaanmu!" seru Taehyung senang, mereka kemudian berfoto, mengabadikan momen berharga ini yang akan terkenang selamanya.
Jungkook pulang ke rumah nya dengan perasaan kalut, rasanya ia ingin segera tidur agar tidak memikirkan apa-apa lagi. Namun hal yang ia lihat saat sampai di rumahnya sama sekali tidak bisa membuatnya tidur tenang. Eunha istrinya sedang berduaan di ruang TV dengan seorang bule.
"Yak Eunha! Berani-berani nya kau membawa lelaki lain!" seru Jungkook marah, namun Eunha dan lelaki itu malah terlihat tak peduli, bahkan kini mereka mulai berciuman di hadapan Jungkook.
"Yak menjijikan!" sungguh Jungkook benar-benar sudah tidak tahan tinggal disini, seharian rasanya seperti berada di dalam neraka. Ia pergi ke dalam kamar, mencari keberadaan Eunkook.
Saat ditemukan, anak itu benar-benar sudah dekil, sepertinya eommanya benar-benar lepas tanggung jawab atas anaknya itu.
"Sial! Bodoh kau Jungkook!" Jungkook mengumpat pada dirinya sendiri.
Ia baru menyadari kenapa ia bisa sebodoh itu. Ia membuka ponselnya, iseng melihat profil sns istrinya, eum atau mantan istrinya?
"Mwo?! Dahyun menikah dengan Taehyung?" Jungkook menscrool layar ponselnya, melihat foto-foto yang diunggah oleh Dahyun. Perlahan ia tersenyum, walau dalam lubuk hatinya terpatri rasa menyesal dan menyesakkan.
'Syukurlah kau bahagia, meski bukan dengan ku lagi.' Jungkook mematikan ponselnya. Lalu membaringkan dirinya di kasur.
Pikirannya menerawang jauh, puluhan kata andai menggema di pikirannya, andai dulu ia tidak bertemu Eunha, andai dulu ia tidak berselingkuh, andai dulu ia menggunakan kesempatan yang Dahyun beri dengan sebaik-baiknya, bukannya kabur seperti ini.
Tanpa terasa air mata penyesalan mengalir begitu saja. Ia perlahan menarik Eunkook ke dalam pelukannya.
"Andai aku tidak melakukan semua hal bodoh ini, pasti aku akan hidup bahagia dengan Dahyun, Ahrin dan Jinkook," sesalnya.
Taehyung dan Dahyun sedang asyik bermain dengan Jinkook di kamar mereka. Jinkook sudah berusia satu setengah tahun, kini ia sudah bisa berjalan, dan mengoceh tak jelas sedikit-sedikit.
"Jinkook mengantuk?" tanya Dahyun saat melihat anaknya itu mulai menguap.
"Kita tidur ya!" Dahyun mengangkat Jinkook di gendongannya, lalu meletakannya di box bayi nya. Lalu menyelimuti nya, dan tak lama bayi itu pun tertidur.
"Anak kecil memang menggemaskan ya," tutur Taehyung yang ikut bergabung di sebelah Dahyun, melihat keadaan Jinkook yang mulai terlelap.
"Kau benar, huwaa ah rasanya aku tak ingin ia cepat-cepat besar," keluh Dahyun.
"Kau juga harus membuat yang seperti itu denganku," ucap Taehyung ambigu, sambil menatap Dahyun dengan alis yang di naik turunkan.
"A--apa maksudmu oppa?" tanya Dahyun gelagapan.
Taehyung menarik pinggang Dahyun, agar istrinya itu mengahadapnya, lalu menatapnya intens.
"Apa kau tidak ingin membuat adik Jinkook?"goda Taehyung. Perkataan nya barusan sontak membuat Dahyun memukul dada Taehyung yang berada di hadapannya.
"Dasar mesum!"
"Ah ayolaah--" pinta taehyung dengan wajah imutnya, kini Taehyung menunjukan sisi manjanya kepada Dahyun.
Dahyun terkekeh, kemudian mendaratkan kecupan di bibir Taehyung.
"Eum--baiklah" Taehyung tersenyum lebar, lalu langsung melumat bibir Dahyun lembut, yang langsung dibalas oleh Dahyun.
Malam ini, mereka sama-sama merasakan kebahagiaan yang membuncah, saling merasakan sentuhan yang membuat mereka serasa seperti melayang. Meski ini bukan yang pertama kalinya mereka melakukan ini, tapi rasanya selalu menakjubkan bagi mereka.
"Semoga yang kali ini berhasil ya," ucap Taehyung sembari mengecup kening Dahyun lama.
Hiya hiya pasti pd belum puas ya karmanya belum hwhw. C
Tuh jiminnya aku udah bahagiakan wkwk
T B C
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro