Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29 🍁 It boy

Sudah siap membongkar siapa White? Let's cekidot wkwk jangan lupa komen-komen :)

"Hahaha tentu saja iya! Sungguh aku sudah sangat-sangat penasaran siapa orang dibalik White ini!" seru Dahyun setelah membaca surat yang diberi oleh White itu.

"Eommaa!" seru Ahrin yang baru saja pulang sekolah.

"Wah Ahrin sudah pulang, bagaimana sekolah hari ini?" tanya Dahyun seraya mencium pipi Ahrin yang menghampirinya.

"Hari ini lancar seperti biasanya," balas Ahrin sekenanya.

"Baguslah, anak eomma memang pintar!" Dahyun mengacak rambut Ahrin semangat, membuat sang anak memberengut.

"Eomma kenapa semangat sekali? Apa eomma sudah sembuh?"

Eh, Dahyun saja sampai bingung kenapa tenaganya tiba-tiba kembali begitu. Mungkin karena terlalu senang karena kiriman dari White.

"Iya eomma sudah sembuh! Ahrin senang?"

"Yeay akhirnya eomma sembuh! Nanti kita jalan-jalan lagi ya sama adek Jinkook!" pinta Ahrin semangat.

"Tentu, nanti sore mau? Kita ke taman?" tawar Dahyun membuat mata Ahrin berbinar.

"Mauu! Gomawo eomma!" Ahrin memeluk eomma nya dengan sayang.

Dahyun sedang asyik menemani Ahrin bermain di taman perumahannya, sembari mengenalkan Jinkook alam luar.

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi, sepertinya ada notifikasi baru.

"Wah email dari white77! Secepat ini ya dia memberi kepastian."

Dahyun bergegas membuka email tersebut.

Kutunggu kau di ruangan rawat mu  saat kau koma, aku menunggu di sana -white.

"Hah? Jinjja? Ini sekarang maksudnya?!?" Dahyun bergegas bersiap-siap pulang.

"Ahrin, kita pulang dulu ya! Eomma ada urusan penting" saking semangatnya ia langsung berlari-lari sambil menggandeng Ahrin dan menggendong Jinkook secara bersamaan.

"Aku harus naik apa? Ah taksi online saja lah!" setelah menitipkan Ahrin dan Jinkook pada Haemi Ahjumma, Dahyun segera memesan taksi online untuk pergi ke rumah sakit tempatnya di rawat beberapa tempo lalu.

Untungnya sebelum ke taman ia memang sudah berdandan, jadi penampilan nya sekarang tidak terlalu buruk. Sungguh Dahyun sudah sangat-sangat tidak sabar pergi kesana. Oh iya, tak lupa, ia juga memakai cincin pemberian white beberapa waktu lalu.

Rasanya perjalanan kini berjalan sangat cepat, sesampainya di rumah sakit, ia segera berlari menuju ruangan rawatnya beberapa waktu silam.

Dengan jatung yang berdetak kencang tak karuan, kini ia mulai membuka pintu ruangan itu dengan perlahan.

"Yak Park Jimin!" seru Dahyun saat melihat Jimin yang sedang sibuk menghias ruangan ini dengan beberapa kertas krep, balon, dan ucapan 'welcome'.

"Aaa kenapa secepat ini datangnya?!?" seru Jimin kesal karena dekorasi ruangannya belum selesai.

"Jadi selama ini kau white nya? Pantas saja, selalu kau yang mengantar kotak putih itu padaku! Aish Kenapa sampai sekarang aku tidak menaruh curiga sedikit pun padamu?!" Dahyun membombardir Jimin dengan pertanyaan nya, membuat Jimin gelagapan.

"Oppa bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Eunha saat Jungkook memasuki rumah mereka lalu menghempaskan tubuhnya begitu saja di sofa ruang tamu.

"Aish! Bajingan! Aku kena tipu oleh temanku itu! Ternyata dia hanya ingin mengambil uangku! Untung saja aku segera menyadarinya dan langsung pergi dari sana." Jungkook memijat pelipisnya bingung.

"Yasudah tak apa oppa, besok kau cari kerja lagi ya, aku yakin pasti dapat!" ujar Eunha menyemangati.

Jungkook mendengus kesal, "Aish baiklah! Aku lelah, apa ada air hangat? Aku ingin mandi." Eunha mengangguk mengiyakan, Jungkook pun bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Jelaskan sekarang juga Jimin! Kenapa kau tidak langsung memberitau ku saja?" sungguh Jimin semakin gelagapan, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Dahyun akan datang secepat ini.

"A--aku bukan white," cicit Jimin ketakutan.

"Yak masih mau mengelak? Kan dirimu sendiri yang menyuruh ku pergi kesini!" seru Dahyun kesal.

"Iyaa tapi bukan aku white nya!" seru Jimin yang mulai berani meninggikan suaranya.

"Lalu siapa?!" Dahyun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ini, manatau ia bersembunyi atau bagaimana.

"Dimana dia?!" teriakan Dahyun menggelegar.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan itu. Yang ternyata adalah...

"Yak Eunwoo oppa?!" yang Dahyun lihat adalah tetangganya dulu, sebelum pindah ke rumah nya sendiri.

Eunwoo hanya meringis menatap ke arah Dahyun dan juga Jimin.

"Sial! Arghh bagaimana ini?!" Eunha pun menghampiri Jungkook yang sedari tadi sudah mengumpat berkali-kali karena sesuatu di ponselnya.

"Kenapa kau marah-marah begitu oppa?" tanya Eunha yang kini sudah bergabung dengannya di atas kasur.

"Suga, petugas imigrasi yang waktu aku ceritakan, ia bilang, kalau sudah ada beberapa orang kepolisian yang mencari ku, aish secepat itu kah mereka menyadari kalau aku melakukan korupsi?" seru Jungkook kesal, padahal mereka baru saja sehari tinggal di Amerika, sudah banyak sekali cobaan yang menimpa mereka.

"Sungguh oppa? Tapi mereka belum tau kan kita ada di Amerika?" tanya Eunha.

"Untuk sementara ini belum, tapi kita harus tetap hati-hati kedepannya," tutur Jungkook.

'Entah kenapa perasaan ku tidak enak,' batin eunha.

"Eh maaf mengganggu kalian, aku kira ada apa berisik-berisik, kebetulan aku sedang lewat sini, ternyata kalian," ujar Eunwoo tidak enakan.

"Lah aku kira kau white nya," gerutu Dahyun, membuat Eunwoo mengerenyit.

"White apa lagi? Haha sudah aku mau lanjut kerja lagi," pamit Eunwoo yang kemudian menutup kembali pintu ruangan itu.

"Lah lalu siapa white nya?!" Dahyun benar-benar sudah bingung.

Tiba-tiba lampunya dimatikan, karena tirai nya di tutup, jadi tidak ada cahaya sama sekali. Seseorang keluar dari pintu toilet ruang inap tersebut, lalu Tiba-tiba ada yang memeluk Dahyun dari belakang.

"Aku white---"

Lampunya kembali di nyalakan, dan Jimin menembakan confetii pop yang membuat Dahyun kaget.

"Taehyung?!?" yang di sebut namanya hanya mesem-mesem saja.

"Iyaa selama ini aku adalah white," balas Taehyung sambil tersenyum senang.

"Yak aku yakin kau pasti berbohong!" seru Dahyun kesal.

"Kenapa? Kau tidak menaruh curiga sama sekali kepadaku, hem?" goda taehyung sembari menatap Dahyun yang kini ada di hadapannya.

"Tidak sama sekali! Aish kau benar-benar yak!" Dahyun memukuli lengan Taehyung kesal, sekaligus senang karena kini ia bisa bertemu oleh orang yang selalu mengiriminya kiriman itu.

"Kekeke harusnya kau menyadarinya, siapa lagi orang yang paling memahamimu selain aku?" tanya Taehyung.

"Yak lalu kau dapat foto pernikahan Jungkook dan Eunha dari siapa?" tanya Dahyun.

"Aku hadir di acara pernikahan nya."

"Apa?! Bagaimana bisa?"

"Aku tau, pesta yang diadakan mereka adalah pesta tertutup, sepertinya yang mengatur tamu undangan hanya Eunha, karena teman-teman yang diundang juga hanya teman-teman Eunha."

"Aku bisa diundang? Dia sengaja mengundangku karena ingin pamer pada mantan nya yaitu aku, kalau ia sudah memiliki suami, ia ingin terlihat lebih unggul daripada diriku, tapi bodohnya Eunha sepertinya lupa aku adalah sahabat dari istri suaminya, begitulah kalau sudah berambisi untuk sombong." penjelasan Taehyung benar-benar membuat Dahyun terdiam.

Ia benar-benar tak menyangka lelaki yang berada di hadapannya ini, adalah lelaki yang sama dengan yang selalu memberi surat-surat berisi pernyataan cinta, peringatan dan berbagai hal random lainnya.

"Lalu bagaimana Dahyun? Apa kau mau menerimaku?" tanya Taehyung tiba-tiba, membuat Dahyun gelagapan.

"Ah, apa maksudmu? Terima apa?" tanya Dahyun bingung.

"Itu bahkan kau sudah memakai cincin pemberian diriku," goda Taehyung sambil menaikan kedua alisnya.

"Apa kau mau menerimaku sebagai suamimu? Pendamping hidupmu sampai maut memisahkan?" tanya Taehyung sambil menggenggam kedua tangan Dahyun. Menatap nya intens meminta persetujuannya.

"Ah kurasa---" Dahyun menggantungkan ucapannya sambil memalingkan wajahnya dari pandangan Taehyung.

"Bagaimana Dahyun-ah?" tanya Taehyung harap-harap cemas.

"Aku tidak bisa," lanjut Dahyun sembari menunduk sedih, membuat genggaman tangan Taehyung melemah, rasanya segala usaha nya selama ini sia-sia, Dahyun memang akan selalu menganggap nya sebagai sahabat, tidak lebih.

"Tidak bisa untuk tidak menolak!" lanjut Dahyun dengan ekspresi ceria nya. Membuat Taehyung yang tadinya sudah berwajah sendu kembali segar lagi.

"Serius? Kau benar-benar menerimaku?!" Dahyun mengangguk antusias, sama antusiasnya dengan Taehyung yang kini memeluk erat sahabatnya itu.

"Gomawo Dahyun-ah," ujar Taehyung, mereka melepas pelukan mereka, kemudian Taehyung kembali menggenggam tangan Dahyun lagi.

"Aku berjanji akan membahagiakanmu, Ahrin bahkan Jinkook, aku tak akan menyia-nyiakan wanita baik seperti mu Dahyun-ah." seperti nya karena terlalu antusias, kini Taehyung mulai memiringkan wajahnya dan mendekatkan nya pada wajah Dahyun.

"Eits--tidak sekarang Tae," ujar Dahyun yang sudah menutupi bibir Taehyung dengan tangannya, membuat Taehyung memberengut.

"Yak kenapa tidak sekarang?! Kita bahkan sudah pernah melakukannya di kantor!" seru Taehyung kesal, yang membuat Jimin terbelalak kaget.

Dahyun memukul mulut Taehyung yang asal bicara seperti itu, "Hehe maaf Jimin, dia memang agak gila," ujar Dahyun pada Jimin yang terlihat sangat kaget.

"Gomawo Taehyung, aku akan mencoba untuk membuka hatiku untuk mu," tutur Dahyun sambil tersenyum bahagia.

Hiya hiyaa gimana rasanya baca chap ini? Kaget ga kalau white nya orang ituh 😂 kenapa sih kalian di chap sebelum nya pada ngira nya eunwoo?  Coba jelaskan 😌

Sebenernya aku udah kasih klue dari lama loh, itu gif kartu pemisah antar bagian. Aku ketik pake font card artinya kim tae hyung. Nih mau liat pas aku edit? Hihi


Pasti pada ga nyadar ya hihi

See you!

T B C

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro