Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

25 🍁 Welcome!

4 bulan kemudian

Jungkook sedang mendampingi Dahyun di rumah sakit, semalam ia tiba-tiba merasakan kontraksi yang hebat, saat di bawa ke dokter, dokter bilang Dahyun baru mengalami bukaan 3, jadi harus menunggu sampai bukaan akhir. Dan kini sampai pagi, Dahyun belum kunjung ingin melahirkan.

"Oppa sakit—" rintih Dahyun yang kini terbaring di ranjang rumah sakit sejak semalam. Jungkook terus memegangi tangan Dahyun yang mulai dingin karena berdebar. Lalu mengucapkan kata-kata semangat untuk istrinya itu. Perjuangan untuk melahirkan anaknya kini rasanya lebih berat daripada saat melahirkan Ahrin dulu. 

Dokter Hani kembali memeriksa keadaan Dahyun."Sudah bisa ini, kita siap-siap bersalin sekarang ya," ujar Dokter Hani membuat Dahyun lega sekaligus berdebar karena akan melalui proses persalinan yang katanya rasa sakitnya seperti 40 tulang rusuk yang di patahkan itu.

Dahyun sudah bersiap di ranjang bersalin, perlahan Dokter Hani memberi instruksi agar Dahyun mulai mengejan.

"Atur nafasnya ya, kita coba lagi." Dahyun mengejan sekuat tenaga, mengerahkan semua tenaganya agar cepat bertemu dengan anaknya. Dahyun sampai mencakar tangan Jungkook yang memeganginya, tapi Jungkook pun tidak peduli, walaupun tangannya perih, ia tahu bahwa Dahyun merasakan sakit yang lebih berkali-kali lipat darinya. Berjuang antara hidup dan mati.

Ponsel Jungkook tiba-tiba berbunyi berkali-kali, menandakan panggilan masuk. Tapi Jungkook tidak memedulikannya, yang terpenting kini Dahyun harus berhasil dalam persalinan nya.

"Ah sakit sekali hiks, Jungkook oppa kumohon angkatlah." Eunha sudah berusaha menghubungi Jungkook berkali-kali, tapi sedari tadi tak ada satupun panggilan nya yang diangkat. Eunha sudah tidak tahan lagi, ia tiba-tiba merasakan perutnya sangat mulas, tampaknya sebentar lagi Eunha juga mau melahirkan.

"Arghhh sakit oppaa!" Eunha menjerit kesakitan, kini rasa mulas nya semakin menggila,membuat Eunha menangis.

"Kau kemana oppa?! kenapa kau tak kunjung mengangkat panggilan ku?" Eunha bahkan tak kuat berdiri dari sofa tempatnya duduk untuk sekedar minta tolong pada tetangganya.

Sebuah nama terlintas dipikirannya, tanpa pikir panjang, ia segera menelepon kontak dengan nama 'mantan'

"Hallo? Yak buat apa kau menelepon ku?!?" seru Taehyung kesal.

Awalnya hanya suara tangis Eunha yang terdengar.

"Cih aneh sekali, ingin bicara apa?! Malah menangis," ejek Taehyung dengan sinis, ia sudah benar-benar malas berurusan lagi dengan wanita gila ini.

"Tolong aku—"

"Tidak bisa! Aku sibuk—"

"Jangan matikan dulu teleponnya Tae, kumohon aku sudah tak tahan lagi, sepertinya sebentar lagi aku akan melahirkan—"

"Lalu apa urusannya denganku hah?"

"Jungkook oppa tidak ada disini, aku di rumah sendirian, tak ada satupun yang bisa kumintai tolong, kumohon sekali inii saja Taehyung!" Eunha bahkan sampai menangis karena tak tahan, bahkan di keadaan seperti ini tak ada yang memedulikannya.

"Aish baiklah, tunggu sebentar, aku segera kesana, rumahmu masih sama dengan yang dulu kan?"

"Iya, gomawo tae"

Taaehyung segera mematikan sambungan teleponnya. Eunha sangat berharap semoga Taehyung tidak mengecewakan nya.

Suara tangisan bayi membuat semua orang di dalam ruangan tersebut bersyukur. Dahyun telah berhasil melahirkan bayi laki-laki nya dengan selamat. Jungkook mengecup kening Dahyun lembut.

"Gomawo telah berjuang melahirkan anak kita Dahyun-ah." Dahyun tersenyum lemas, tubuhnya yang awalnya terasa sangat sakit, rasa sakitnya hilang begitu saja saat mendengar tangis bayi laki-laki nya yang kini sudah hadir di dunia.

Dokter Hani meletakan bayi kecil itu di atas dada Dahyun, membuatnya bisa merasakan detak jantung bayi mungil itu.

Dahyun menangis terharu, begitupun dengan Jungkook.

"Mau kita beri nama apa oppa?" tanya Dahyun.

"Kau tidak ingin memberinya nama? Kan Ahrin sudah pemberian ku," tawar Jungkook.

Dahyun menggeleng, "Tidak oppa, kau saja," balas Dahyun sambil tersenyum.

"Eum kebetulan aku memang sudah menyiapkan nama, bagaimana kalau Jeon Jinkook?" tanya Jungkook

"Ah nama yang bagus, boleh oppa." Jungkook mengelus tubuh bayinya yang sangat kecil itu.

"Welcome! Jeon Jinkook!" seru Jungkook antusias.

"Oh iya oppa, tadi sepertinya aku mendengar ponselmu berbunyi terus, coba dicheck, manatau ada hal penting," ujar Dahyun.

"Oh iya sebentar." Jungkook mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu melihat puluhan panggilan dan pesan singkat dari Eunha.

Eunha: Oppa aku tak tahan lagi ingin melahirkan 

"Siapa yang menghubungimu oppa?" tanya Dahyun.

"Eunha, dia bilang dia mau melahirkan."

"Kau harus cepat menjemputnya oppa kasihan pasti ia sedang kesakitan sekarang," titah Dahyun, namun Jungkook malah menggeleng.

"Tidak ah, kurasa Eunha berbohong seperti waktu itu, semalam saat aku meninggalkannya ia masih sehat bugar, kata dokter kemungkinan melahirkannya minggu depan kok," elak Jungkook.

"Oppa tidak boleh berburuk sangka begitu, coba kau hubungi dia lagi," pinta Dahyun.

Entah mimpi apa ia semalam kini ia harus menemani sang mantan pacar melahirkan. Setelah di telepon olehnya pagi tadi, ia langsung melesat dari kantor menuju rumah Eunha, dan keadaan wanita itu sudah sangat kacau, bahkan air ketubannya juga sudah pecah.

Dan disinilah ia sekarang, mendampingi Eunha yang sedang mengejan, tangannya di cengkram kuat oleh eunha membuatnya mengumpat kesal, karena tangannya jadi perih.

Akhirnya suara bayi yang pecah membuat mereka bernafas lega. Eunha menangis karena terharu saat dokter meletakan anaknya di atas dadanya.

"Gomawo Tae sudah mau mengantarku kesini," ujar Eunha tulus.

"Ya tak apa-apa, senang bisa membantu, eum namun atas dasar apa kau meminta bantuanku?"

"Semenjak kau menghalangiku untuk bunuh diri saat itu, aku merasa hidup kembali, aku merasa mendapat harapan baru bahwa masih ada orang yang peduli padaku, kau benar-benar pria yang baik Taehyung," tutur Eunha tulus.

Ponsel Eunha diatas nakas berbunyi, membuat atensi 2 insan itu teralih ke arah nakas. Taehyung pun mengambil ponsel tersebut.

"Oh suamimu menelepon, kau ingin bicara?" tanya Taehyung.

"Kau saja, aku masih lemas," ujar Eunha.

Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung mengangkat telepon itu.

"Hallo?"

"Yak kau siapa?! Mana Eunha?!" seru Jungkook kaget.

"Istrimu baru saja melahirkan, anaknya laki-laki, aku hanya menolong nya saja," balas Taehyung cuek.

"Ah kau Taehyung?"

"Iya ini aku, kuharap kau segera kesini karena aku masih punya urusan yang lebih penting."

"Baiklah, tunggu secepatnya aku akan kesana, gomawo Taehyung."

"Bagaimana oppa?" tanya Dahyun setelah Jungkook mematikan sambungan teleponnya.

"Eunha sudah melahirkan."

Dahyun membelalakan matanya, "Wah jinjja oppa?  kau harus segera kesana!"

"Tak apa kau kutinggal?"

"Aish sudah, aku sudah tidak apa-apa, Eunha pasti lebih merasa kesulitan dari diriku," ujar Dahyun tulus.

Jungkook mengecup kening Dahyun, "Gomawo yeobo, aku pergi dulu ya." Jungkook terlihat sangat panik, ia langsung berlari begitu saja setelahnya.

"Eunha!" Jungkook berseru sambil membuka pintu ruangan Eunha. Ia langsung berlari dan menghampiri Eunha yang sedang mengelus anaknya yang berada di dadanya, sembari berbincang-bincang seru dengan Taehyung.

"Oppa akhirnya kau datang juga," ujar Eunha lirih.

Jungkook menangis, sungguh ia merasa gagal menjadi seorang suami, bisa-bisa nya ia membiarkan Eunha menunggunya terlalu lama, sampai akhirnya ia harus melahirkan anak pertama tanpa dirinya disisinya.

"Maafkan aku Eunha." sungguh Jungkook juga tidak tahu lagi bagaimana harus meminta maaf padanya.

"Iya tak apa oppa, aku paham keadaanmu, mianhe selalu merepotkan." Jungkook semakin merasa bersalah saat Eunha malah meminta maaf padanya. Baik Eunha maupun Jungkook sama-sama menangis, Taehyung yang berada di tengah-tengah mereka merasa aneh dan tidak enakan.

"Eum aku permisi pergi dari sini ya, aku ada urusan penting," ujar Taehyung undur diri.

"Ah begitu, gomawo Taehyung sudah mengantar Eunha kemari, mian sudah merepotkan." Jungkook sampai membungkukan badannya pada Taehyung.

"Kau ingin memberinya nama oppa?" tanya Eunha.

"Apa boleh?" tanya Jungkook.

"Tentu saja oppa."

"Eum bagaimana kalau Jeon Eunkook?" tanya Jungkook memastikan.

"Nama yang bagus oppa, baiklah kita pakai, selamat datang di dunia Jeon Eunkook!" seru Eunha senang sambil menciumi anaknya sayang. Begitupun dengan Jungkook ia ikut menciumi anaknya itu dan tertawa bahagia bersama Eunha.

'Semoga aku bisa tetap bertahan bersamamu oppa.'

Ngenes banget si eunha, moga kalian seneng yah 😆 ah pasti pada sebel gara-gara taehyung yg nemenin eunha lahiran 😂

T B C

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro