24 🍁 greatest gift
Wajib play mulmed! 😆
Meski kehamilannya sudah memasuki bulan ke 5, Dahyun masih saja berani pergi ke Jepang untuk proyek kerjasama perusahaan nya dengan salah satu perusahaan di Jepang. Ia sengaja memalsukan surat keterangan dokter bahwa kehamilannya masih berusia 3 bulan, agar bisa menaiki pesawat. Tapi sebenarnya jika dilihat-lihat kehamilan Dahyun memang terlihat seperti masih berusia 3 bulan, karena tubuhnya yang kecil.
Tadinya Dahyun sudah berniat untuk berangkat dengan Taehyung, karena bagaimanapun juga yang membangun perusahaan itu sejak awal kan mereka berdua, ini adalah proyek lintas negara pertama mereka, tapi sayangnya di tanggal segitu, Taehyung sudah memiliki jadwal lain yang tidak bisa ditinggalkan, jadilah Dahyun membawa Jungkook selaku wakilnya dan sekretaris nya Park Jimin untuk pergi ke Jepang.
Sejauh ini acara berlangsung lancar. Dahyun benar-benar bersemangat, bahkan di sore hari begini, ia masih aktif berdiskusi, Jungkook juga ikut berbicara sesekali, tapi tidak sesering Dahyun, sedangkan Jimin fokus menulis hal-hal penting yang dibahas di rapat tersebut.
Akhirnya acara ini resmi ditutup, membuat mereka bisa bernafas lega.
Sekarang adalah waktunya jamuan makan malam, namun tamu utama hari ini malah menghilang begitu saja.
"Yak Jungkook kita mau kemana? Kita harus menghadiri acara jamuan makan malam itu," omel Dahyun saat Jungkook yang sedari tadi menarik tangannya untuk pergi keluar gedung ini.
"Sudah ada jimin kan? Lagian acaranya juga tidak wajib diikuti," jawabnya dengan senyum usilnya.
"Setidaknya kita harus menghargai pihak perusahaan ini karena sudah memberi kita jamuan makan malam!" seru Dahyun kesal.
"Kau yakin tidak ingin menghabiskan malam akhir tahun ini di luar?" tanya Jungkook.
Dahyun melipat kedua tangannya didepan dadanya dan menggeleng kuat-kuat, "Tidak!"
"Yakin? Apa kau tak rindu berjalan-jalan berdua begini?" tanya Jungkook lagi sambil tersenyum jahil dan menaik turunkan kedua alisnya.
"Yak shirreo oppa!" Dahyun mengangkat tangannya ingin memukul Jungkook, namun tangannya segera di tangkap oleh Jungkook, dan ia langsung menarik Dahyun agar mendekat ke arah nya dan mencuri kecupan sekilas di bibir Dahyun.
Jungkook tersenyum lebar melihat pipi Dahyun yang langsung memerah.
"Yak oppa!" Dahyun berseru kesal, Jungkook yang memang berniat menjahili Dahyun malah berlari, membuat mereka saling kejar-kejaran di jalanan Jepang malam hari ini.
Hingga akhirnya mereka kelelahan sendiri dan memberhentikan langkahnya di depan restoran sushi.
"Apa kau ingin makan disini?" tanya Jungkook pada Dahyun yang masih terengah-engah karena kelelahan berlari, padahal jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung tadi, namun namanya ibu hamil jadi mudah lelah.
"Ya oppa, kita mampir saja disini, aku juga sudah lelah."
Akhirnya Jungkook dan Dahyun memasuki restoran itu dan memesan beberapa makanan untuk makan malam mereka.
Jimin celingukan mencari Jungkook dan Dahyun, bagaimanapun hanya mereka bertiga orang korea yang hadir disitu, dan kini Jimin ditinggal sendirian, ia benar-benar bingung harus bagaimana, karena tak bisa berbahasa Jepang, ia jadi tidak bisa berkomunikasi dengan orang-orang di acara jamuan makan malam ini.
Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri Jimin.
"Kau terlihat bingung, pasti karena kau tidak bisa berbahasa jepang kan?" tanya wanita itu dengan bahasa inggris, membuat jimin mengangguk.
"Oh syukurlah walau begitu kau masih paham bahasa inggris, perkenalkan aku Myoui Mina," ujar nya sambil mengulurkan tangannya.
"Setelah ini kita kemana oppa?" tanya Dahyun sesaat setelah puas berjalan-jalan bersama Jungkook.
"Kita kembali ke hotel saja ya? Kau juga pasti sudah lelah." Dahyun yang memang sudah lelah hanya mengangguk saja. Mereka pun berjalan menuju hotel yang mereka pesan yang memang tidak terlalu jauh dari restoran tempatnya makan tadi.
Pukul setengah 12 malam, ya selama itu mereka berjalan-jalan, kalau sudah berdua rasanya suka lupa waktu. Jimin juga sepertinya sudah kembali ke hotel. Jalanan ini sangat ramai, tentu saja karena malam ini adalah malam pergantian tahun baru, semua orang terlihat memadati jalanan untuk menjelajahi street food atau menunggu perayaan tahun baru yang akan diselenggarakan tengah malam nanti.
Mereka saling bergandengan tangan selama perjalanan pulang ke hotel, Jungkook asyik bernyanyi selama perjalanan, ia menyanyikan lagu 10.000 hours yang baru-baru ini sering ia dengar. Liriknya membuat Dahyun tersentuh, apalagi Jungkook yang menyanyikannya.
"I'd spend ten thousand hours and ten thousand more."
"Oh, if that's what it takes to learn that sweet heart of yours."
"And I might never get there, but I'm gonna try."
"If it's ten thousand hours or the rest of my life."
"I'm gonna love you." Jungkook menatap Dahyun intens setelah menyelesaikan nyanyiannya. Dahyun mengeratkan genggamannya pada tangan Jungkook.
"Suaramu bagus sekali oppa, Sering-sering lah bernyanyi untukku," pinta Dahyun sambil bergelayut manja di lengan Jungkook.
"Gomawo, suaraku memang bagus Dahyun-ah, apa kau baru menyadarinya?" tanya Jungkook, Dahyun mengangguk.
"Ayo nyanyi lagi oppa!" pinta Dahyun, akhirnya Jungkook pun mulai bernyanyi lagi, kini Dahyun juga ikut bernyanyi, berduet bersama Jungkook.
'Ah hari ini rasanya sangat-sangat membahagiakan! Semoga kebahagian ini akan terus berlanjut sampai 10.000 jam kedepan bahkan 10.000 jam kedepannya lagi,' batin Dahyun.
"Wah kenapa kamar kita dihias seperti kamar pengantin baru begini oppa?!" tanya Dahyun antusias saat membuka pintu kamar hotel yang dipesan oleh Jungkook. Di sekeliling kasurnya terdapat lilin beraroma menenangkan, lalu kelopak mawar berhamburan di atas kasur membentuk simbol hati.
"Kejutan untukmu sayang," goda Jungkook, membuat Dahyun menutup mulutnya tak percaya, sungguh Dahyun sampai terharu, tapi sampai sekarang ia masih bingung apa tujuan Jungkook melakukan ini.
"Ah iya mari kita ke balkon! Sebentar lagi tahun akan berganti, pasti banyak kembang api yang dinyalakan!" Jungkook pun menggandeng tangan Dahyun, mengajaknya menuju balkon.
Dahyun terperangah kagum melihat keindahan kota tokyo dari ketinggian 10 lantai ini.
"Indah sekali oppa," ujar Dahyun, Jungkook memeluk Dahyun dari belakang, guna menghangatkan tubuh mereka satu sama lain yang sama-sama kedinginan karena terpapar angin malam.
"Tapi menurutku kau yang paling indah," goda Jungkook yang kini sedang mengendus-ngendus leher Dahyun, menghirup aroma favoritnya.
Biasanya Dahyun akan marah jika digoda seperti itu oleh Jungkook, namun kini ia hanya tersenyum senang, entah kenapa malam ini ia sangat bahagia.
Dahyun menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Jungkook dengan binar bahagianya. Jungkook balas tersenyum, kemudian mendekatkan wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibir Dahyun.
Dahyun dengan senang hati menerimanya dan membalasnya, bahkan kini ia membalikan tubuhnya agar menghadap Jungkook dan melingkarkan tangannya di leher Jungkook, Jungkook juga semakin mengeratkan pelukannya.
Ciuman kali ini tidak seliar biasanya, malah terkesan lembut, dan tidak menuntut. Keduanya benar-benar saling melampiaskan rasa sayangnya dan memberi kehangatan dalam ciuman ini.
Hingga kembang api tahun baru mengudara mereka pun melepas tautannya, Dahyun bersorak antusias melihat keindahan langit malam di tahun baru ini. Jungkook tersenyum seraya memeluk Dahyun dari belakang.
"Selamat hari pernikahan kita yang ke 9 Dahyun-ah," ujar Jungkook lembut, sambil mengecup pucuk kepala Dahyun.
Dahyun sempat terdiam mencerna ucapan Jungkook barusan.
"Jadi semua yang malam ini kita lakukan itu karena itu oppa?" tanya Dahyun sambil menoleh ke arah Jungkook di belakangnya. Jungkook mengangguk mengiyakan.
"Kau suka?" Dahyun mengangguk senang, bahkan matanya sudah berkaca-kaca karena terharu.
Dahyun langsung berbalik dan balas memeluk Jungkook erat, "Gomawo oppa! Aish bisa-bisa nya aku melupakan nya!" rutuknya pada diri sendiri.
Jungkook terkekeh kemudian semakin mengeratkan kungkungannya pada Dahyun, "Tak apa, aku paham kau terlalu semangat mempersiapkan rapat hari ini sampai melupakannya." Dahyun menangis terharu, ia semakin membenamkan kepalanya di dada bidang Jungkook.
"Huwaa oppa aku merasa bersalah padamu karena melupakan aniversary pernikahan kita, kau ingin hadiah apa dari ku oppa?" tanya Dahyun.
"Tak perlu hadiah apa-apa, aku juga sudah merasa sangat beruntung memiliki mu disisiku," tutur Jungkook sembari mengelus rambut Dahyun dengan sayang.
"Kaulah hadiah yang terbaik bagiku," lanjut Jungkook dengan tulus. Dahyun masih setia memeluk Jungkook dengan erat.
"—eum tapi kalau kau menawarkan, aku ingin—"
"Ingin apa oppa?" tanya Dahyun sambil mendongak menatap Jungkook.
"Ingin 'mengunjugi jagoan kita' —boleh kan?" tanya Jungkook sambil menaikan kedua alisnya usil. Oh iya saat pemeriksaan kehamilannya kemarin sebelum berangkat ke sini, dokter mengatakan bahwa anak dalam kandungannya berjenis kelamin laki-laki.
"Yak oppa! Aku kan—mmphh—" terlambat. Dahyun belum sempat protes, bibirnya kembali di bungkam oleh ciuman hangat Jungkook.
Kalau begini jadinya Dahyun jadi menyesal menawarkan hadiah untuk Jungkook. Tapi tidak apa-apa sih karena sebenarnya Dahyun juga menginginkannya. Entah lah, semakin hari rasanya ia semakin dibuat jatuh hati pada Jungkook.
Jungkook melepas tautan mereka, menatap Dahyun sambil menaikan sebelah alisnya.
"Baiklah kalau kau ingin hadiah itu dari ku—dengan senang hati." Dahyun kembali memagut bibir Jungkook, membuat Jungkook tersenyum di sela-sela ciumannya, perlahan ia membawa dahyun kedalam kamar, dan melanjutkan kegiatan memabukan mereka.
Eunha menatap nanar langit malam tahun baru yang sangat meriah ini. Rasanya suasanya di sekitarnya meriah, tapi hatinya sangat sepi. Harusnya ini tahun ke 2 ia merayakan tahun baru bersama Jungkook, tapi suaminya itu malah pergi ke Jepang bersama istri pertama nya.
Eunha terus berjalan menelusuri danau yang kini dipadati pengunjung.
Ia terus berjalan hingga sampai di titik yang sepi. Ia menatap danau dalam dihadapannya. Rasanya ia ingin segera menceburkan dirinya, tenggelam lalu mati, setelahnya hanyut dan ditemukan orang-orang.
Awalnya Eunha ragu, tapi lama-lama ia semakin yakin untuk melakukan itu.
Eunha pun merentangkan tangannya bersiap untuk terjun ke dalam danau.
"Selamat tinggal dunia, hidupku rasanya tidak berarti tanpa Jungkook oppa."
Tepat saat tubuh Eunha sebentar lagi terhuyung dan jatuh ke dalam danau, satu tangan lelaki berhasil menangkap nya dari belakang, membuatnya tak jadi jatuh.
"Jangan melakukan hal bodoh seperti itu Eunha-ya!"
Gimana chap ini? suka ngga?
Semoga suka ya 😁 aku si baper sendiri gitu pas ngetik 😆 gatau kalian yang baca gimana 😳😕
Pasti greget ya kenapa ga nyebur aja si tu si eunha nya 😑
Thanks yang udah setia baca sampe sini hihi, aku mau bilang kalau aku up cerita ini setiap jam 12 siang! Jadi stay tune terus ya 😎
T B C
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro