11🍁Open My Eyes
"Eh—oppa." Eunha meringis saat melihat Jungkook yang berkacak pinggang sambil menatapnya kesal di ruang tunggu rumah sakit yang sempat ia tinggalkan tadi.
"Kau habis dari mana? Aku mencarimu tau! Aku takut kau hilang atau diculik dan semacamnya!" omel Jungkook, namun yang diomeli malah tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha aduh oppa kau lucu sekali sih, aku habis dari kamar mandi sebentar kau sudah kelabakan begitu, bagaimana kalau aku diculik sungguhan ya?" Eunha terkekeh, Jungkook memberengutkan mulutnya kesal, ia yang awalnya berdiri langsung mencari tempat duduk, diikuti Eunha. Saat Jungkook sudah duduk, Eunha juga ikut duduk disebelahnya dan melingkarkan tangannya pada lengan kekar Jungkook.
"Ish oppa jangan marah, ayo kita makan tteokboki dan corndognya!"
Eunha mengguncang-guncang lengan Jungkook gemas, sembari menampilkan ekspresi sok imutnya.
Jungkook tersenyum,"Aish tampaknya aku memang tidak bisa marah kepadamu—" Eunha bersorak kegirangan.
"Yeay oppa! Ayo kita makan sekarang!"
Jungkook tersenyum dan mengacak rambut Eunha gemas,"Baiklah ayo kita makan bersama."
"Gomawo oppa!" Eunha tersenyum manis, Jungkook balas tersenyum kemudian ia membukakan bungkusan yang dipegangnya.
"Pasien nomor 8, atas nama Jung Eunha."
Eunha memberengut kecewa,"Aish oppa, aku bahkan belum memakan ini, padahal sudah lapar." Jungkook tersenyum.
"Baiklah kita periksakan dulu saja ya!" Eunha dan Jungkook pun masuk ke ruangan periksa.
"Aku sangat senang calon bayi kita sehat," ujar Jungkook, kini ia dan Eunha sudah berada di dalam mobil di tempat parkir, bersiap untuk kembali ke rumah.
"Syukurlah oppa, aku juga sangat senang, aku tidak sabar deh menanti kelahirannya."Eunha mengelus perutnya sayang, entah sejak ia mengandung, ia jadi lebih sering memegang perutnya, mungkin itu adalah salah satu cara untuk merasakan kehadiran anaknya.
"Eh itu Dahyun kan? Tapi dengan siapa dia?" ujar Jungkook saat melihat seorang wanita dan pria yang berjalan menuju rumah sakit.
"Aish sudah jelas-jelas wajahnya saja tidak kelihatan, ia membelakangi kita oppa! ish bahkan disaat bersamaku kau masih saja mengingat Dahyun!" gerutunya, Jungkook mengelus rambut Eunha.
"Tidak begitu Eunha-ya, mian jika sudah menyakitimu—aku hanya merasa penasaran saja."
Eunha mengangguk mengerti."Baiklah oppa, tapi jangan kau ulangi lagi ya," ujarnya.
Jungkook mengangguk mantap,"Tentu, aku tidak akan mengecewakan mu lagi, mian Eunha-ya." Eunha mengangguk memaafkan, lalu Jungkook menjalankan mobilnya dan keluar dari tempat parkir rumah sakit, dan tidak menghiraukan apa yang barusan ia lihat.
Dahyun mengerenyit saat melihat mobil yang baru saja akan keluar dari tempat parkir.
"Eh sebentar-sebentar, itu seperti mobil Jungkook oppa." Dahyun terus menyipitkan matanya, berusaha untuk melihat plat nomor nya.
"Aish terlalu jauh, aku tidak bisa melihatnya, Jimin-ssi, apa kau bisa melihatnya?" tanya Dahyun tiba-tiba.
"Maaf tapi, aku juga tidak bisa melihatnya," balas Jimin.
"Hah yasudahlah, lagian yang punya mobil seperti itu kan banyak, yuk masuk, jangan-jangan aku sudah dipanggil dari tadi haha." Jimin tersenyum lebar, lalu mereka memasuki rumah sakit itu.
"Kalau boleh tau ini anak keberapa ya bu?" tanya dokter hani setelah selesai memeriksa Dahyun, kini mereka sedang berkonsultasi sebentar sebelum pulang.
"Anak kedua dok," balas Dahyun senang.
"Wah kalau begitu sudah berpengalaman ya baik ibu dan suaminya." Dokter Hani tersenyum, Jimin membelalakan matanya, lagi-lagi ia dikira suami dari Dahyun, jadi ada sedikit penyesalan di hatinya karena menawarkan bantuan untuk mengantar bosnya itu.
Melihat perubahan wajah Jimin yang terlihat tidak nyaman, Dahyun pun menyahuti ucapan dokter hani.
"Eumm tapi lelaki ini bukan suami ku dok, tadi aku muntah-muntah di kantor dan dia hanya mengantar saja."
Dokter Hani terkekeh, "Aish baiklah, siapa nama suamimu? Kami perlu datanya," tanya Dokter Hani.
"Jeon Jungkook."
"Baiklah, tuan Jeon Jungkook ya, eh—" Dokter Hani mengerenyit.
"Sepertinya pasien sebelumnya juga ada yang nama suaminya Jeon Jungkook," ujar Dokter Hani ragu.
"Ah benar begitu dok?" tanya Dahyun kaget.
"Entahlah mungkin kebetulan saja ya," balas dokter hani. Entah kenapa perasaan Dahyun jadi tidak enak karena tadi ia sempat melihat mobil yang mirip dengan mobil Jungkook di tempat parkir rumah sakit.
Jungkook kembali berkutat di depan laptopnya, melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi. Tiba-tiba ponselnya berbunyi berkali-kali.
"Aish mengganggu saja." karena kesal, ia pun membuka ponselnya, ternyata ada pesan dari nomor tak dikenal, saat di buka, isinya foto-foto Dahyun dan Jimin yang sedang berjalan berdua dan makan bersama, lalu ada pesan tertulis nya.
'Kau lihat? Istrimu semangat sekali bekerja, haha tentu saja! karena saat bekerja adalah kesempatan nya untuk berkencan dengan sekretaris nya Park Jimin, seperti di foto-foto itu!'
Jungkook meremas ponselnya kesal.
"Cih apa-apaan ini! Oh jadi begitu ya Dahyun, sampai kupaksa untuk beristirahat di rumah saja tidak mau! Ternyata—arrggh sialan!" seru Jungkook marah.
"Kali ini aku tidak akan mentolelirnya lagi, mau Dahyun menangis, biarkan saja, Taehyung tak akan melihatnya," ujarnya kesal.
"Eomma appa kapan datang," keluh Ahrin yang sudah berkali-kali menguap karena mengantuk.
"Sepertinya appa sedang sibuk," balas Dahyun sedih, bahkan pesannya yang menyuruh Jungkook agar tidak menjemput nya hanya dibaca saja, tidak dibalas.
"Eum Ahrin sudah mengantuk? Mau ke kamar?" Ahrin mengangguk, lalu menggandeng tangan Dahyun dan pergi ke kamar.
Ahrin mengelus perut eommanya yang berbaring di sebelah nya,"Hai adek! yang sabar ya nunggu appa pulang, kalau kak Ahrin udah ngantuk nih gakuat lagi, selamat tidur!" Ahrin mengecupi perut eomma nya dengan sayang berkali-kali, lalu membaringkan tubuhnya dan menatap eomma di hadapannya.
"Selamat tidur juga eomma!" seru nya sebelum memejamkan matanya, Dahyun mengecup kening Ahrin kemudian mengelus rambut nya sampai Ahrin benar-benar tertidur pulas.
Gebrakan pintu membuatnya senang, suaminya telah datang, ia bergegas mengambil amplop hasil pemeriksaannya dan berjalan ke ruang tamu untuk menghampiri Jungkook.
"Oppa kau sibuk sekali ya tumben pulang nya malam, Mandi dulu ya oppa, aku sudah menyiapkan air hangat," ucapnya dengan raut wajah sangat bahagia berbanding terbalik dengan Jungkook yang melengos melewatinya begitu saja dengan wajah datar. Padahal Dahyun berharap Jungkook akan menanyakan penyebab raut bahagianya.
"Ka..aau kenapa oppa?" tanya Dahyun sambil mengikuti langkah Jungkook menuju kamar mereka. Jungkook tidak menjawab pertanyaan Dahyun.
"Oppa aku salah apa kenapa kau seperti ini?" tanya Dahyun dengan suara bergetar.
"Masih bertanya? Ck pikir saja sendiri," balasnya tak peduli.
"Aku tidak tau oppa jika tidak kau jelaskan."
"Aku tau setahun ini kau berkencan kan dengan sekretaris mu itu!? Ck makanya kau tampak semangat sekali bekerja," ujar Jungkook kasar, Dahyun benar-benar kaget atas dasar apa suaminya menuduhnya seperti itu.
"Apa maksudmu oppa? Kenapa tiba-tiba?"
"Hari ini kau jalan-jalan dengannya kan? Makan bersama? Kencan seperti sepasang kekasih," tuduhnya.
Dahyun membelalakan matanya."Tidak begitu oppa! Aku tadi—"
"Sudah aku tak mau dengar penjelasanmu lagi, sudah jelas-jelas ada buktinya," potong Jungkook.
"Bu..bukti? Bukti seperti apa oppa?"
Jungkook merogoh sakunya, lalu menunjukan foto-foto yang dikirim oleh nomor tak di kenal itu.
"Sudah jelas sekali kan?" Dahyun membelalakan matanya kaget.
"Heol apa maksudnya itu! Itu omong kosong oppa, aku memang makan bersama dengan nya—"
"Ck sudah aku lelah berdebat, aku ingin istirahat! Sepertinya jika terus di rumah aku tidak bisa istirahat!" Jungkook berjalan keluar rumahnya, Dahyun terus mengejar Jungkook sampai Jungkook memasuki mobilnya.
Dahyun mengetuk-ngetuk jendela mobilnya "Oppa! Aku mohon kita bisa selesaikan baik-baik kan?" Jungkook tidak peduli dan tetap menjalankan mobilnya, membuat lutut dahyun bersentuhan dengan tanah.
Air mata Dahyun meluncur begitu saja, ia meremas amplop di tangannya dan terus terisak tanpa suara, takut mengundang bisik-bisik tetangga nantinya jika ada yang melihat.
"Kenapa kau mudah sekali berburuk sangka padaku? Padahal aku sudah berusaha mengenyahkan segala pikiran burukku tentangmu, bahkan aku sudah melakukan segalanya agar kau senang."
"Jika inti dari sebuah hubungan adalah kepercayaan, apa kita sudah kehilangan intinya itu? Kenapa kau sulit sekali mempertahankan kepercayaan mu padaku oppa." Dahyun menutup wajah nya dengan kedua tangannya. Ia mengusap wajahnya kasar lalu menggeram kesal.
"Aish kim dahyun kenapa kau lemah sekali hah?!" omelnya pada diri sendiri.
"Baiklah Jungkook, aku akan ikuti permainanmu, mulai sekarang aku akan kembali mencari-cari kesalahanmu lagi, dan membuktikan apakah foto kiriman white setahun lalu itu benar atau tidak!" Dahyun berucap mantap, ia memutuskan untuk membuka matanya lagi dan tidak akan mengalah dari Jungkook.
Makasih yang udah baca, komen-komen yuk boleh lah 😁
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro