Karung-Karung*
Tumpah ruah membasahi setiap sisi kulit
Bau hangus memoar dari kulit hitam
Sebab kau sering bergaul dengan mentari
Karung-karung
Seperti anak, kau gendong
Meniti mereka perlahan hingga tiba di seberang
Kau merindu senja
Untuk menyeruput nikmat bersama keluarga
Tapi tak kunjung kau sapa anak dan ibunya
Masih kau bergeming pada karung-karung tuanmu
Karung-karung
Karena karung, nafas keluargamu lega
Namun lehermu yang remuk tak kau tengok
Karena karung, sarjana anakmu yang jejaka
Sayang, bahumu telah reyot
Engsel-engsel tubuhmu aus
Kulitmu berantakan
Dan karena karung, kau pergi
Mewariskan anak dan ibunya sebuah cerita
Tentang pahlawan dengan karung di pundaknya
Makassar, 17 November 2017
Di sebuah kesepian perpustakaan
Oleh Ianuar416
*puisi ini ditulis oleh Arkadus Ianuar Guntur. Ia adalah seorang remaja yang sampai saat ini sedang mencari jati dirinya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro