Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01

Warn! Sedikit ooc di tiap karakter!

Happy Reading

6 September

Sebuah ruangan studio dipenuhi oleh para staff dan bintang tamu, mereka sedang melakukan penyiaran sebuah acara televisi. Wajah para staff begitu serius melihat bintang tamu yang sedang bercengkrama dengan kamera di berbagai sisi, sedangkan bintang tamu sebanyak 7 orang dari dua grup berbeda tengah melontarkan kalimat sesuai naskah, tampak enjoy saat melakukannya.

"Hai'! Sudah saatnya kami berpisah dengan kalian."

Salah seorang dari mereka berujar demikian sembari tersenyum di depan kamera, rambut rose brown-nya sedikit disibakkan ke belakang lalu memberikan kerlipan mata sebagai fanservice andalannya. Fanservice itu membuat beberapa staff perempuan hampir menjerit histeris, mereka yang melihatnya menahan tertawa dan tetap melakukan sikap professional hingga akhir.

"Jangan rindu pada kami, nee ...."

"Sampai jumpa~!"

Seusai mengatakan hal itu, siaran acara mereka benar-benar berakhir. Riuh tepuk tangan mulai berdatangan, ketujuh idol berdiri lalu sedikit membungkuk ke arah para staff dan kembali berdiri tegap.

"Otsukaresama, minna!"

Mereka berseru dan dibalas seruan dari para staff, suara tepuk tangan masih terdengar hingga mulai menghilang seiring waktu. Para idol dari dua grup berbeda-TRIGGER dan ZOOL-mulai meninggalkan ruang studio menuju ruang istirahat masing-masing. Masing-masing dari mereka berbincang, melemparkan candaan, terkecuali pria berambut pink seperti bunga sakura. Ia tampak terdiam, wajahnya yang biasa datar kini menunjukkan ekspresi berpikir seolah-olah ada hal yang harus diselesaikan dengan baik. Bahkan auranya ikut berubah, membuat orang yang bersamanya merasakan perubahan tersebut.

"Tenn, ada apa?" tegur seorang pria berambut coklat membuat pemilik nama sedikit tersentak.

"Tidak ada." Tenn menjawab pertanyaan rekannya pelan, sembari mengalihkan tatapannya ke arah pria berparas ayu selayaknya gadis dan berhenti melangkah.

"Natsume Minami, bisa kita bicara sebentar?"

"Kau bahkan sedang berbicara dengannya, Tenn."

"Diam, Gaku."

Gaku sedikit mencebik sedangkan pria yang menegur Tenn hanya tertawa hambar, merasa sudah biasa dengan interaksi mereka.

"Tentu." Pria yang dipanggil 'Natsume Minami' menjawab sembari mengangguk kecil. "Mau di mana?" lanjutnya.

Tenn melirik ke sekitar sebelum menjawab pertanyaan Minami. "Di ruang kami," balas Tenn dibalas anggukan singkat lagi.

"Baiklah, Kujo-san."

"Apa yang ingin kaubicarakan?"

Tenn terdiam sejenak, kemeja putih polos dengan lengan baju sedikit digulung menjadi hal yang dilihat Minami. Iris dark pink menatap lawan bicara sedikit kebimbangan, namun tetap ditutupi dengan tatapan datar.

"Apa Nathalia masih di Oxford?"

Sebuah pertanyaan awal menjadi hal yang diucapkan olehnya.

"Masih, dan beberapa minggu lagi ia akan lulus." Minami menjawab pertanyaan tersebut sembari menebak apa yang akan dikatakan dan reaksi lawan bicaranya.

Tenn mengangguk paham, kembali terdiam seraya sedikit menunduk, kedua tangan saling bertaut di atas pangkuannya. Di dalam benaknya, haruskah ia menanyakan hal yang sudah ada di pikiran ke dia atau tidak? Minami yang melihatnya masih menebak, ditatap Tenn begitu intens sebelum senyuman samar muncul di wajah ayunya.

"Apa ada sesuatu di dalam dirimu, Kujo-san?" tanya Minami dengan senyuman samar masih terpatri. "Apa kau memikirkan gadis itu?" lanjutnya membuat Tenn menatap sengit.

"Tidak!" elaknya dengan wajah merona tipis.

"Fufufu ... kau berkata 'tidak' tetapi ekspresimu berkata 'iya'," ejek Minami menyebabkan Tenn semakin mengelak dan semburat tipis masih ada di sana. Sedangkan Minami semakin terkekeh pelan, merasa terhibur dengan respon yang diberikan oleh sahabat masa SMA Nathalia.

Tenn merasa malu di hadapan pria bermarga Natsume, dia benar-benar malu dan bingung, bagaimana bisa ekspresinya terbaca begitu jelas di hadapan dia? Apakah semua hal bisa dibaca dengannya ataukah hanya hal mengenai adiknya dan gadis asal Britania Raya?

Keheningan mulai melanda di ruangan khusus bintang tamu, lebih tepatnya ruangan khusus TRIGGER. Di ruangan itu hanya ada mereka berdua, sedangkan teman-teman lain berada di luar ruangan, menunggu mereka selesai berbincang. Mereka sama-sama terdiam, tidak ada yang memulai percakapan lagi. Kesunyian itu terjadi beberapa menit hingga Tenn kembali membuka mulut, menyuarakan pertanyaan yang sudah dipertimbangkan dengan baik.

"Natsume Minami, apa ... Nathalia sudah memiliki pacar atau tunangan?"

"Hm? Setahuku tidak," jawab Minami sembari menggeleng pelan membuat Tenn menghela napas lega.

"Kau menanyakan hal tersebut ... seakan ingin menyatakan perasaan ke Delle ...." Minami berpangku dagu, tatapan jail tersirat di matanya. "Benar bukan?" tanyanya menggoda.

Tenn yang mendengar hal itu hampir salah tingkah, semburat merah semakin hadir di wajah tampannya. Tebakan Minami tepat sasaran.

"Tidak!" belanya membuat Minami tertawa kecil.

Tenn berusaha menetralkan ekspresi dan detak jantungnya, menyembunyikan apa yang dirasakan sebenarnya di depan Minami. Rasa malu yang menggerogotinya, malu akan kebenaran yang diucapkan olehnya.

Sedangkan Minami masih mengalunkan tawa kecilnya, iris cream tua menatap penuh jenaka namun lembut bila dilihat. Merasa terhibur bisa menjaili center TRIGGER.

Ping!

Notifikasi pesan berdenting di ponsel Minami, sang pemilik menghentikan tawa, mengambil ponsel yang tersimpan di kantung celana. Membuka layar kunci dan pergi ke Rabbitchat, membaca pesan yang ditujukan untuknya dari seseorang.

"Hm?"

Gumam pelan dan sebelah alis terangkat sedikit sebagai responnya, mata cantiknya membaca pesan dengan cermat lalu jemari perlahan membalas pesan tersebut dengan lihai.

Tenn hanya menatap kegiatannya, menutup mulut dengan rapat dengan sesekali mata melirik ke arah lain.

"Na ... Kujo-san."

Tenn kembali menatap ke sang pemanggil, ekspresi bertanya terlukis di wajah meskipun samar.

"Kapan kau melamarnya?"

"Uhuk! Uhuk!"

Tenn merespon dengan batuk, begitu terkejut atas pertanyaan yang diberikan oleh pria bermarga Natsume.

"Apa maksudmu?" Tenn melontarkan pertanyaan tidak mengerti membuat Minami tersenyum kecil.

"Gadis yang kaucari akan datang kembali ke Tokyo, tinggal bersama keluargaku setelah kelulusannya." Minami memberi jawaban sembari menyimpan kembali ponsel ke dalam kantong celana. Satu tangan menopang dagu, menatap dalam lawan bicaranya. "Jadi, itu kesempatan yang bagus untukmu melamar ia, bukan?"

Tenn terdiam, memproses apa yang dikatakan oleh Minami. Beberapa waktu berlalu mengangguk pelan, menyetujui perkataannya.

"Kurasa begitu," gumamnya membuat Minami tersenyum.

"Jadi, kapan kau akan melamar dia?"

Minami melontarkan pertanyaan yang sama dan langsung ditanggapi olehnya. "Secepatnya," tutur Tenn dibalas anggukan kecil.

"Jangan terlalu lama melakukannya, nanti dia diambil orang lain sebelum kau."

Minami bangkit dari duduknya, melangkah pergi meninggalkan Tenn seorang diri di ruangan ini. Tenn termenung, menatap langit-langit ruangan sembari mengulas senyuman samar.

"Jangan terlalu lama ya ...."

To Be Continued!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro