Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

^7

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, ketika Belvina terpaksa turun dari mobilnya demi melihat apa yang salah dengan mesin kuda besi itu, sehingga tiba-tiba mogok di tempat yang benar-benar sepi. Wajahnya ditekuk. Kesal dengan diri sendiri. Tadi, sebelum turun ia sudah berniat menghubungi bawahannya yang biasa menangani mobilnya atau mungkin sekadar minta dijemput oleh siapa pun yang sudi menjemputnya. Sayang, baterai ponselnya habis. Kesialan yang beruntun, powerbank yang biasa berada di dashboard ternyata tertinggal di kantor. Hal itu berhasil membuat bibirnya mengeluarkan umpatan sebagai ungkapan kekesalan di hati.

Dengan bermodalkan senter kecil, Belvina mencoba menilik apa yang salah dengan mesin kuda besinya. Bulan ini memang dia belum membawa kuda besi tersebut ke bengkel untuk diservis. Kesibukan menjadi alasannya. Pekerjaan yang selalu menumpuk, membuat Belvina lupa pada suatu hal yang lumayan penting itu.

Jika ibu atau ayahnya tahu perihal ini, bisa dipastikan kedua orangtua itu akan mengomelinya habis-habisan. Lagi-lagi karena sifat keras kepala Belvina yang selalu menentang untuk diberi sopir. Menurutnya, ia bisa sendiri. Dan sekarang ia sadar, ia tidak bisa sendiri.

Mengembuskan napas kasar, Belvina menutup kap mobil sebelum bersandar lemas kemudian. Sia-sia. Dia benar-benar buta akan mesin. Mungkin, mempelajari mesin ketika waktu luang kelak bukan hal yang buruk. Setidaknya, ia tidak perlu khawatir jika hal serupa seperti sekarang terulang kembali.

Menatap sekitarnya yang sepi, membuat harapan Belvina yang ingin meminta tolong pupus seketika. Wajar saja sepi, waktu sudah lumayan cukup larut. Pasti orang-orang lebih memilih beristirahat setelah nyaris seharian berkutat dengan aktivitas masing-masing daripada berkeliaran di luar. Pun sebenarnya Belvina ingin hal itu juga. Ia ingin istirahat. Tubuhnya benar-benar sudah lelah. Namun apa mau dikata, nasib baik sedang tidak berpihak kepadanya.

Tubuh Belvina berdiri tegak, ketika sebuah motor berhenti tepat di depannya. Seorang laki-laki turun setelah melepas helm full face dan meletakkannya di motor. Berjalan menghampiri Belvina yang menatapnya dengan intens. Waspada, jika ternyata laki-laki itu memiliki niat jahat terhadapnya.

"Mobilnya kenapa, Mbak?" tanya laki-laki itu seraya menatap mobil Belvina sekilas, sebelum menatap si pemilik kuda besi tersebut.

"Nggak apa-apa," jawab Belvina dengan tetap menatap orang di depannya dengan lekat.

Dalam remangnya cahaya, bisa dilihat kening laki-laki di depan Belvina itu mengernyit dengan sebelah alis yang dinaikkan. "Apanya yang nggak apa-apa?" tanya laki-laki itu kemudian. "Jangan takut, saya bukan orang jahat, kok." Seolah bisa membaca pikiran Belvina, laki-laki itu mengulurkan tangan. "Nama saya Aaron Faith, Mbak bisa panggil saya Aaron."

Cukup lama Belvina menatap tangan yang terulur ke arahnya itu, sebelum dengan ragu-ragu menyambutnya. "Belvina," ucapnya menyebutkan nama secara singkat. Lantas, menarik cepat tangannya. Membuat laki-laki bernama Aaron itu tersenyum geli.

"Mau saya coba periksa?" Aaron menunjuk mobil Belvina sembari bertanya.

"Nggak usah. Ini-"

"Nggak baik menolak kebaikan orang, Mbak." Belum selesai Belvina menyahut, Aaron sudah menyelanya terlebih dahulu.

Laki-laki itu kemudian tanpa permisi membuka kap mobil Belvina. Mulai memeriksa, apa yang salah dari mobil tersebut.

Belvina sendiri hanya berdiri diam di samping mobil. Memperhatikan laki-laki asing yang kini tengah mengotak-atik mobilnya. Ia hanya berharap, jika Aaron benar-benar orang baik. Jarang sekali Belvina bisa memberikan kepercayaan terhadap orang asing. Dan Aaron, termasuk yang tidak mendapatkan kepercayaan itu. Sayangnya, laki-laki itu terlalu keras kepala dan pemaksa. Tanpa izin merampas kepercayaan Belvina. Sebelum ini, tidak ada yang seberani Aaron. Mungkin karena itu, Belvina terdiam di tempatnya. Entah karena menahan kesal atau apa.

Beberapa menit kemudian, Aaron nampak menepuk-nepuk telapak tangannya yang sedikit kotor. Berdiri tegak, ia menoleh ke arah Belvina yang masih setia berdiri di tempatnya. "Coba nyalain!" titahnya yang langsung Belvina turuti.

Berhasil. Mesin mobil Belvina menyala. Senyum perempuan itu tanpa bisa dicegah merekah tipis. Hanya seulas senyuman tipis yang kembali pudar, ketika ia turun dari mobil. Menghampiri Aaron yang tengah menutup kap mobil. "Terima kasih atas bantuannya," ucap Belvina tulus.

Aaron tersenyum. "Santai. Sesama manusia emang harus saling membantu, 'kan?" sahut laki-laki itu. "Lain kali, mempelajari tentang mesin nggak ada salahnya, kok. Sekalipun lo perempuan. Karena hal yang kayak begini, nggak bisa diprediksi. Iya, 'kan?"

Belvina tersenyum samar mendengar penuturan Aaron. "Sekali lagi terima kasih. Saya duluan." Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, Belvina pamit. Pulang dengan debaran kecil di dada. Entah karena rasa takut atau apa, ia sendiri tidak bisa menjabarkannya.

°°°°°BERSAMBUNG°°°°°

Haiii readers,......

How your day?

Kira-kira, si Aaron ini pemeran utama atau cuma figuran, ya???

Ada yg bisa menebak?
Silakan jawab di kolom komentarrr

Salam Kasih,
RosIta.

Kalimantan Barat, 22 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro