Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

^6

Tian:
'Aku d basement.'

Setelah membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Fhatian, Belvina langsung membereskan kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanya sebelum menyatukannya di dalam sebuah map yang kemudian diletakkan di dalam laci kedua dari atas.

"Danti, kalau sudah selesai silakan pulang. Saya duluan, ada janji dengan Pak Fhatian." Berhenti sejenak di dekat meja kerja Danti, Belvina memberi instruksi.

Setelah Danti merespon, Belvina kembali melanjutkan langkah. Memasuki lift yang langsung terhubung dengan basement.

Terlihat Fhatian sedang duduk di balik kemudi sambil memainkan ponsel, ketika Belvina membuka pintu penumpang tepat di samping jok Fhatian. "Nggak pakai sopir lagi?" tanya Belvina sambil membuka tasnya. Mengambil ponsel.

Melirik sekilas ke arah Belvina yang penampilannya seperti hari-hari sebelumnya, Fhatian perlahan mulai menjalankan mobil. "Di luar jam kerja, nggak."

Kembali memasukkan ponsel ke dalam tas, Belvina menatap Fhatian dari samping. "Lah? Sejak kapan? Perasaan dulu nggak, deh."

"Sejak ... kita memutuskan untuk menyetujui perjodohan, maybe."

Setelahnya, suasana hening. Semenjak pertemuan keluarga malam hari itu, ada yang berubah dari hubungan persahabatan keduanya. Yang dulunya bisa berbicara dengan leluasa, kini ketika bertatap muka keheningan lebih dominan mengambil kendali. Bahkan, di antara keduanya seolah ada jarak 'tak kasat mata yang membentang. Sampai-sampai menciptakan keadaan canggung yang tidak pernah terjadi sebelum-sebelumnya.

Bersandar pada kepala jok, Belvina melempar pandang ke arah luar kaca jendela mobil. Menatap deretan toko dengan background gedung-gedung pencakar langit. Hembusan napas berat keluar dari bibirnya tanpa diminta. Seolah mengeluarkan sebuah beban yang telah lama dipendam.

"Are you okay?" tanya Fhatian sembari melirik Belvina sekilas, setelah mendengar perempuan itu mengembuskan kasar napasnya.

"Lo ngerasa ada yang beda-"

"'Aku-kamu', Bel ... bukan 'lo-gue'!" sela Fhatian memperingati.

Mendengus, Belvina mendelik kesal. "Iya-iya. Kenapa jadi banyak aturannya, sih?" dumel perempuan itu.

"Cuma satu itu aja, deh, perasaan."

"Au ah, gelap." Tepat setelah mengatakan itu, mobil Fhatian berhenti di area parkir sebuah kafe yang tidak asing bagi keduanya. Sebuah kafe yang menjadi favorit baik Belvina maupun Fhatian. Kapan pun memiliki waktu luang, keduanya akan makan di sini. Terlebih, kafe ini bukan dua puluh empat jam. Jadi, ketika tengah malam Belvina seketika merasa ingin makan makanan dari kafe ini, maka Fhatian sambil menggerutu akan menemaninya. Sesibuk, sengantuk apa pun laki-laki itu.

Turun dari mobil, Fhatian menyusul Belvina yang sudah berjalan masuk terlebih dahulu. Menempati meja yang juga menjadi favorit keduanya. Meja yang berada di paling pojok dekat dengan sebuah tangga menuju rooftop. Di sampingnya, sebuah jendela besar selalu menjadi tujuan netra Belvina. Perempuan itu akan menatap ke luar sana, melihat orang-orang berlalu-lalang. Melakukan berbagai aktivitas mereka.

"Kalau kamu keberatan, aku nggak bakal maksa lagi." Menarik kursi tepat di depan Belvina, Fhatian berujar. Ia juga tidak ingin egois dengan memaksakan kehendaknya. Tepatnya memaksa calon istrinya agar bisa memainkan peran dengan amat baik nantinya, setelah menikah yang tentu mau sering ataupun jarang akan tetap menjadi sorotan publik.

"Hm, iya." Hanya dua kata, dan untungnya Fhatian sudah lebih dari kata hapal dengan tabiat sahabat perempuannya satu itu. Mungkin, ada baiknya Belvina mengurangi sedikit dosis dari sifat dinginnya.

°°°°°BERSAMBUNG°°°°°

I'm backkkk!!!

Udah dapet feel antara Belvina dan Fhatian belum???

Spam komen dongg, boleh yaaaa ... ya ya yaaaa😋

Salam Kasih,
RosIta.

Kalimantan Barat, 21 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro